"Dunia Yang Jauh Darimu Selamanya: Kisah Cinta yang Tak Terjangkau" adalah sebuah novel komedi romantis yang mengisahkan tentang Laksmi dan Jaka, dua pengacara hebat yang pada awalnya adalah mantan suami istri. Laksmi dikenal sebagai pengacara brilian yang selalu berhasil memenangkan kasus-kasusnya, sementara Jaka juga tidak kalah kompeten dan terampil dalam profesinya. Kedua karakter ini bekerja di firma hukum yang sama, namun setelah perceraian mereka, mereka berusaha untuk menjaga jarak dan seolah-olah tidak saling mengenal. Namun, nasib mempertemukan mereka kembali saat mereka harus bekerja sama menangani sebuah kasus besar tentang sengketa lahan. Meskipun awalnya hubungan mereka dipenuhi dengan pertengkaran dan ketegangan, mereka tidak bisa menghindari untuk kembali bersama dalam kerja sama profesional. Lambat laun, kolaborasi mereka membangkitkan kembali kenangan-kenangan bahagia masa lalu, dan cinta di antara mereka tumbuh kembali. Namun, seperti kehidupan nyata, perjalanan cinta mereka tidaklah mulus. Mereka harus menghadapi banyak rintangan dan konflik, baik dari dalam maupun luar hubungan mereka. Meskipun mereka memutuskan untuk kembali menjalin cinta, akhir cerita ini menunjukkan bahwa tidak semua kisah cinta memiliki akhir yang manis seperti dongeng, tetapi tetap penuh dengan kebijaksanaan dan pertumbuhan pribadi. Novel ini menawarkan kombinasi antara humor dalam situasi-situasi yang konyol dan romansa yang penuh dengan kejutan, sambil mengeksplorasi dinamika hubungan antara dua orang yang pernah saling mencintai.
View MoreLaksmi duduk di ujung sofa berwarna krem di ruang tamu mereka yang terpencil di pinggiran kota. Dia menatap layar laptopnya dengan intensitas yang jarang terlihat oleh Jaka dalam beberapa bulan terakhir ini. Perasaan tegang dan berat merayapi hatinya, membuatnya sulit untuk bernapas. Dia tahu hari ini adalah hari yang dia tidak ingin alami.
Beberapa tahun lalu, ketika mereka menikah, segalanya terasa begitu cerah. Laksmi dan Jaka adalah pasangan yang serasi. Mereka bertemu di kampus saat keduanya sedang mengejar mimpi mereka menjadi pengacara. Cinta mereka tumbuh di tengah-tengah belajar hukum, diwarnai dengan mimpi-mimpi masa depan yang penuh harapan.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam hidup, mimpi itu tidak selalu berlangsung selamanya.
Flashback
Kampus hukum pagi itu ramai dengan mahasiswa yang terburu-buru menuju kelas mereka. Di lorong yang sibuk itu, dua orang muda berdiri berdampingan: Laksmi dengan rambut hitam panjangnya yang terikat rapi ke belakang, dan Jaka dengan senyum cerahnya yang selalu menarik perhatian.
"Mau ikut ke perpustakaan setelah kelas?" Jaka menawarkan sambil menyesap kopi dari gelas plastiknya.
Laksmi mengangguk, senyumnya merekah. "Tentu, ada beberapa kasus yang perlu saya teliti untuk tugas kita minggu depan."
Mereka berjalan bersama di bawah sinar matahari pagi yang hangat, berbicara tentang studi kasus yang mereka hadapi dan berbagi ambisi mereka untuk masa depan. Di antara buku-buku hukum dan catatan-catatan yang kusut, cinta mereka berkembang, diperkuat oleh keberhasilan mereka dalam karier dan komitmen mereka pada impian bersama.
Kembali ke Saat Ini
Laksmi menatap layar laptopnya tanpa melihat apa pun. Dia merasakan getaran telepon genggamnya di saku. Dengan napas berat, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama "Jaka" di layar. Sejenak, dia terdiam, ragu untuk menjawab. Akhirnya, dengan hati yang berat, dia menggeser layar dan menjawab panggilan itu.
"Halo," kata Laksmi dengan suara yang agak gemetar.
"Halo, Laksmi," jawab Jaka di ujung telepon dengan suara yang lebih tenang dari biasanya. "Bisakah kita bicara? Ada beberapa hal yang perlu kita bahas."
Laksmi menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Tentu, Jaka. Kapan kamu bisa?"
"Mungkin sekarang? Di kantor," kata Jaka, suaranya terdengar tegang.
"Baiklah," jawab Laksmi, meskipun hatinya berdebar keras. "Aku akan segera ke sana."
Mereka menutup telepon dengan cepat. Laksmi merasa berat melangkah ke arah lemari untuk mengambil jaketnya. Dia memandang sekeliling rumah mereka yang penuh dengan kenangan: foto pernikahan mereka di meja samping, buku-buku hukum yang tertata rapi di rak buku, dan lukisan-lukisan yang mereka beli bersama selama liburan di dinding. Semua itu tiba-tiba terasa seperti cerita dari masa lalu yang mulai pudar.
Flashback
Pada hari pernikahan mereka, Laksmi berdiri di altar dengan gaun putihnya yang cantik, tersenyum ceria saat Jaka mengambil tangannya dengan penuh kehangatan. Mereka berjanji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan yang akan datang, tanpa memikirkan apa pun yang bisa menghalangi mereka.
Pesta pernikahan mereka penuh dengan tawa dan kebahagiaan, keluarga dan teman-teman mereka merayakan cinta mereka yang baru ditemukan dengan semangat yang tinggi. Semua tampak begitu mudah, begitu alami.
Kembali ke Saat Ini
Laksmi mengunci pintu rumah mereka dan melangkah ke mobilnya. Dia mengemudi dengan otomatis, pikirannya melayang-layang di antara ingatan masa lalu dan kenyataan yang sedang dihadapinya. Sesaat, dia merasa seolah-olah dia sedang bermimpi buruk yang tidak bisa dia hindari.
Saat mobilnya memasuki parkiran kantor, hatinya semakin berat. Dia tahu, di balik pintu-pintu kaca itu, hidup mereka akan berubah. Entah menjadi lebih baik atau lebih buruk, dia tidak yakin. Tetapi satu hal yang pasti, saat ini adalah saat untuk menghadapinya.
Laksmi memasuki ruang tunggu kantor dengan perasaan cemas yang menggelayutinya. Dia melihat Jaka dari kejauhan, berdiri di depan jendela dengan punggung tegak, menatap keluar dengan pandangan yang jauh.
"Jaka," panggil Laksmi dengan suara yang lembut saat dia mendekat.
Jaka berbalik, senyumnya terlihat pucat dan terpaksa. "Laksmi," katanya, suaranya rendah. "Terima kasih sudah datang."
Laksmi mengangguk, mencoba menahan air matanya yang hampir menetes. Mereka berdua duduk di sofa yang berseberangan, memandang satu sama lain dengan ekspresi yang penuh ketidakpastian.
"Apa yang ingin kamu bicarakan, Jaka?" tanya Laksmi, mencoba menenangkan diri.
Jaka menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kita harus bicara tentang masa depan kita, Laksmi," ujarnya perlahan, tetapi dengan tegas. "Aku tidak yakin lagi tentang kita."
Laksmi merasa hatinya hancur. Dia mencoba menahannya tetapi air mata akhirnya meluncur di pipinya.
"Mungkin ini waktu yang tepat bagi kita untuk berpisah," lanjut Jaka dengan suara yang penuh kesedihan. "Kita berdua perlu mencari kebahagiaan kita masing-masing."
Laksmi menutup mata sejenak, mencoba menangkap napasnya. Ini adalah saat yang dia takuti, tetapi dia tahu itu akan datang. Mereka tidak lagi saling melengkapi seperti dulu.
"Maafkan aku, Laksmi," ucap Jaka dengan suara yang rapuh. "Aku mencintaimu, tetapi kita tidak bisa terus seperti ini."
Laksmi membuka mata dan menatap Jaka dengan penuh rasa sakit di hatinya. Dia tahu kata-kata itu benar, meskipun itu membuatnya terluka lebih dalam.
Kedua mereka terdiam dalam keheningan yang penuh arti, merasakan beratnya keputusan yang mereka ambil. Ini adalah akhir dari satu bab dalam hidup mereka, meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Flashback
Di hari mereka mengucapkan janji pernikahan mereka, matahari terbenam dengan hangat di ufuk barat, memberikan tanda akan awal yang baru bagi Laksmi dan Jaka. Mereka berjalan bergandengan tangan di antara barisan cahaya yang memancar dari kehidupan yang mereka bangun bersama.
"Dunia ini terasa begitu indah ketika aku bersamamu," kata Jaka dengan suara yang penuh keyakinan.
Laksmi tersenyum, melihat ke arah masa depan yang cerah yang terbentang di hadapannya. "Kita akan melewati segala hal bersama, Jaka. Kita adalah satu tim."
Kembali ke Saat Ini
Di ruang tunggu kantor yang sunyi itu, Laksmi dan Jaka akhirnya berdiri untuk mengucapkan selamat tinggal pada apa yang mereka sebut sebagai cinta mereka yang tak terjangkau. Mereka tidak lagi pasangan yang berjalan beriringan, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka akan selalu membawa satu sama lain dalam hati mereka.
"Dunia ini terasa begitu jauh darimu," pikir Laksmi, menatap punggung Jaka yang semakin menjauh saat dia meninggalkan ruangan itu.
Akhir Prolog
Di antara kilasan masa lalu yang penuh cinta dan kenyataan yang pahit, Laksmi dan Jaka memulai babak baru dalam hidup mereka. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi mereka berdua sadar bahwa ini adalah awal dari perjalanan yang tak terduga.
Pertandingan sepakbola selalu menjadi acara yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, tak terkecuali bagi Laksmi dan Jaka. Di tengah jadwal kerja yang padat, mereka berdua memutuskan untuk meluangkan waktu dan menonton pertandingan sepakbola bersama, meski dengan perasaan campur aduk. Pertandingan ini bukan hanya soal tim favorit yang bertanding, tetapi juga tentang bagaimana mereka bisa menikmati waktu bersama di luar lingkungan kerja.Stadion yang penuh sesak dengan para penggemar menciptakan atmosfer yang meriah dan bersemangat. Suara sorak-sorai, teriakan, dan nyanyian dari para suporter menggema di seluruh arena. Laksmi dan Jaka tiba di stadion dengan langkah penuh semangat, mengenakan atribut tim favorit mereka. Laksmi mengenakan syal berwarna biru, sementara Jaka dengan kaos merah menyala, menunjukkan dukungan mereka untuk tim yang berbeda."Mungkin kita seharusnya tidak duduk bersebelahan," canda Jaka, melihat perbedaan warna syal dan kaos mereka.Laksmi tersenyum tipis. "Oh, j
Hari itu cerah, sinar matahari menembus dedaunan dan menciptakan bayangan-bayangan indah di halaman rumah besar tempat reuni keluarga diadakan. Laksmi dan Jaka tiba bersamaan, meski tidak direncanakan. Mereka berdua datang atas undangan klien mereka, Pak Agus, yang telah menangani kasus hukumnya bersama-sama.Reuni keluarga Pak Agus adalah acara besar. Banyak tamu yang hadir, dari kerabat dekat hingga keluarga jauh yang sudah lama tidak bertemu. Meja-meja panjang dihiasi dengan makanan lezat, tenda-tenda putih berdiri megah di sudut halaman, dan suara musik yang lembut mengalun, menciptakan suasana yang hangat dan akrab.Laksmi dan Jaka bertemu di pintu masuk, keduanya tampak rapi dengan pakaian semi-formal. Laksmi mengenakan gaun berwarna biru muda, sementara Jaka tampil gagah dengan kemeja putih dan celana panjang hitam. Mereka saling tersenyum dan menyapa dengan canggung."Selamat datang, Laksmi, Jaka," kata Pak Agus dengan ramah sambil menjabat tangan mereka. "Terima kasih sudah d
Pesta perpisahan diadakan di ruang pertemuan besar firma hukum, sebuah ruang yang sering dipakai untuk rapat besar atau acara penting. Namun, kali ini suasananya berbeda. Ruang yang biasanya serius dan penuh tekanan kini didekorasi dengan balon, bunga, dan hiasan yang meriah. Semua orang mengenakan pakaian yang rapi dan suasana penuh dengan tawa serta percakapan hangat.Laksmi berdiri di dekat meja minuman, mengenakan gaun elegan berwarna merah marun. Ia memegang gelas jus di tangannya, sambil memperhatikan keramaian di sekelilingnya. Malam itu terasa istimewa, bukan hanya karena perpisahan untuk salah satu anggota tim senior, tetapi juga karena suasana yang penuh dengan kenangan dan harapan.Jaka mendekatinya, membawa dua gelas anggur. "Ini untukmu," katanya sambil menyerahkan salah satu gelas kepada Laksmi."Terima kasih," jawab Laksmi dengan senyum lembut. "Malam ini benar-benar mengingatkan kita pada banyak hal, ya?""Benar," kata Jaka sambil menatap sekeliling ruangan. "Banyak ke
Hari itu adalah hari yang istimewa di kantor firma hukum tempat Laksmi dan Jaka bekerja. Seluruh kantor terasa lebih hidup, dengan hiasan balon dan pita yang menghiasi ruang kerja. Beberapa kolega terlihat sibuk mengatur meja-meja dengan kue, minuman, dan hadiah yang tertata rapi. Semua orang tampak bersemangat, karena mereka merencanakan sebuah kejutan besar untuk Laksmi yang berulang tahun hari ini.Pagi itu, Laksmi datang ke kantor seperti biasa, tanpa mengetahui apa yang sedang direncanakan untuknya. Ia mengenakan gaun biru sederhana dan senyum ramah yang selalu ia bawa. Jaka, yang sudah mengetahui rencana kejutan tersebut, berpura-pura tidak tahu apa-apa dan menyambut Laksmi dengan senyum hangat di pintu masuk."Selamat pagi, Laksmi," sapa Jaka sambil menahan tawa. "Siap untuk hari yang penuh dengan tumpukan dokumen?"Laksmi tertawa kecil. "Selalu siap, Jaka. Kamu sendiri bagaimana?""Oh, aku? Aku merasa hari ini akan menjadi hari yang menarik," jawab Jaka dengan nada misterius.
Matahari bersinar cerah di langit biru saat Laksmi dan Jaka berdiri di depan kantor firma hukum mereka, menunggu jemputan untuk perjalanan liburan yang telah lama mereka rencanakan. Setelah berbulan-bulan tenggelam dalam tumpukan pekerjaan dan tekanan kasus-kasus hukum yang rumit, mereka akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti dan melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk kota.Mobil yang dikemudikan oleh sopir pribadi tiba, dan mereka memasukkan koper-koper mereka ke dalam bagasi. Dengan hati yang ringan dan senyum yang tak terelakkan, mereka melangkah masuk ke dalam mobil dan duduk berdampingan di kursi belakang. Perjalanan mereka dimulai dengan obrolan ringan dan tawa yang mengisi suasana, membuat mereka merasa seperti kembali ke masa-masa awal hubungan mereka."Sudah lama sekali kita tidak bepergian bersama," kata Laksmi sambil melihat keluar jendela, mengagumi pemandangan yang berubah dari gedung-gedung tinggi menjadi perbukitan hijau.Jaka mengangguk setuju. "Benar. Kita terlalu
Di sebuah kantor hukum yang sibuk di pusat kota, terdapat sebuah ruang tunggu kecil yang sering kali terabaikan oleh kebisingan lalu lintas pekerjaan sehari-hari. Di pagi yang cerah itu, suasana tenang di ruang tunggu terganggu dengan kedatangan Laksmi, seorang pengacara muda yang terkenal dengan kecerdasan dan dedikasinya dalam menangani kasus-kasus hukum yang rumit. Dengan langkah ringan, dia memasuki ruang tunggu dan duduk di salah satu sudut, menata berkas-berkas klien yang perlu dia tinjau.Sementara itu, dari ujung koridor, langkah-langkah mantap terdengar semakin dekat. Itu adalah Jaka, seorang pengacara berpengalaman yang dihormati atas keahlian dan keberaniannya dalam ruang sidang. Pikirannya dipenuhi dengan strategi-strategi hukum untuk kasus terbaru yang sedang dia tangani. Saat dia memasuki ruang tunggu, dia tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya, fokus pada ponselnya yang berdering tanpa henti.Mata mereka bertemu secara kebetulan di tengah ruang tunggu yang sunyi. Itu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments