Setelah Menonton Video

Setelah Menonton Video

last updateLast Updated : 2025-04-18
By:  Diganti MawaddahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
79Chapters
10.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Gara-gara menonton video dewasa yang dikirimkan temanku sore itu, pembantuku yang menjadi pelampiasan. Padahal, minggu depan aku akan melangsungkan pernikahan.

View More

Chapter 1

1. Calon Pengantin

Gara-gara temanku mengirimkan Video Dewasa, pembantuku yang menjadi pel4mpiasan. Padahal minggu depan aku akan menikah.

"Halo, Bro."

"Iya, kenapa?"

"Lagi di mana? di rumah?"

"Iya, gue di rumah. Payah banget nyokap gue, masa gue bener-bener dipingit." Terdengar suara Heru tertawa.

"Gak papa, Vid, nurut aja apa kata nyokap lu. Di rumah juga pasti rame orang'kan, lo gak bakalan kesepian."

"Tahu nih, lagi pada keluar. Rumah sepi. Si Mbak doang adanya. Kenapa, tumben lu nelpon? Sabtu nanti lu jangan lupa jadi bridesman gue."

"Iya, siap. Makanya ini, gue ada kirimin video ke HP lu, coba buka dan lu pelajari ha ha ha... lu kan mau jadi manten. Oke!"

Baru mau menyanggah, panggilan dari Heru sudah terputus. Aku langsung menekan pesan video yang dikirim oleh Heru lima menit yang lalu. Video apa, sih?

Aku mendelik saat gambar pertama adalah wanita berpakaian begitu terbuka sedang berada di dapur. Lalu... dan seterusnya... jakunku naik turun melihat adegan demi adegan. Keringat sebesar biji ketumbar bermunculan di kening dan juga punggung. Bajuku basah, padahal AC di kamar menyala. Detak jantungku juga sangat cepat. Aku benar-benar gelisah dan menyesal karena sudah melihat yang seharusnya jangan aku lihat.

Tok! Tok!

"Mas David, saya Sri. Mau anterin makan." Aku terlonjak kaget.

"Masuk." Fokusku masih pada ponsel. Suara pintu memang terdengar terbuka, tetapi aku sama sekali tidak menoleh ke arah Sri.

"Mas David, makannya saya taruh meja,

jusnya juga. Apa ada yang lain?" aku bisa gila jika semua yang menyesakkan ini tidak dituntaskan. Sri berdiri di depanku sambil memegang nampan. Seperti biasa, ia selalu menggunakan baju kebesaran dan selalu berpakaian sopan di rumahku. Usianya lebih tua dua tahun dariku. Sejenak aku menekan tombol jeda pada video.

"Mbak Sri bisa bantu bereskan lemari saya? Pakaian saya tolong disusun agar nanti pakaian istri saya bisa muat di lemari."

"Oh, baik, Mas." Sri menaruh nampannya di atas meja kerjaku. Lalu ia mulai mengerjakan apa yang aku perintahkan. Aku kembali menekan tombol play dan aku lupa jika suara dari video itu tidak aku silent. Sri seperti ingin menoleh ke arahku, tapi ia ragu.

Sri bukan gadis lagi. Dia sudah punya suami, apa... aku berjalan ke arah pintu kamar, lalu menguncinya. Sri menoleh ke arahku dengan tatapan bingung.

"Mas, k-kenapa p-pintunya dikunci?"

***

"Mbak Sri, i-ini sudah terjadi. Maafkan saya ya. Oh, iya, ini ada sedikit untuk Mbak Sri kirim ke kampung." Aku mengambil sembarangan uang dari dalam tasku. Mungkin ada sekitar tiga ju-ta di sana. Aku tidak ingat persis. Uangnya aku ambil semua dan aku berikan pada ART mamaku itu. Mbak Sri masih diam sambil merapikan bajunya.

Aku tidak tahu harus berkata apa lagi dan melakukan apa karena menjadi salah tingkah sendiri akibat kelakuanku. Kedua kaki pun ikut gemetar. Ini pengalaman pertamaku sebagai pria.

Ia bergerak turun dari ranjangku. Tidak lupa nampan yang tadi di atas meja kerjaku. Uang yang aku sodorkan padanya, sama sekali tidak ia lirik. Mbak Sri keluar begitu saja dari kamarku dengan jalan sedikit kepayahan. Apa yang terjadi dengan Mbak Sri? Kenapa jalannya susah? Perasaan yang di video tadi gak papa perempuannya.

Apa yang sudah aku lakukan? Aku sampai menepuk pipi ini cukup keras untuk memastikan aku tidak sedang bermimpi. Sakit sekali, ternyata aku tidak mimpi. Keperjaka4n yang aku pertahankan dan ingin aku berikan pada istriku kelak, kini harus rela aku berikan pada ART yang sudah bersuami pula dan itu semua karena hasutan s3tan.

***

Hari pernikahan yang dinantikan pun semakin dekat. Sesekali aku mencuri pandang jika Mbak Sri mondar-mandir disuruh ini dan itu oleh mamaku. Wanita itu biasa saja. Sepertinya sama sekali tidak mengingat apa yang sudah kami lakukan waktu itu. Lebih tepatnya aku yang memaksa. Sri sempat marah, tetapi karena aku paksa dan aku ancam, Sri akhirnya menurut.

"Ke mana, Sri?"

"Lagi masuk angin kayaknya. Dari pagi muntah-muntah."

"Kecapean kayaknya yang semalam habis acara pengajian. Tapi udah Mama suruh minum obat."

"Ya udah, Ma, gak usah diganggu dulu. Sri orang yang paling capek di rumah ini karena dia sendiri yang kerjakan." Aku mendengar percakapan antara mama, papa, dan juga tante Erin; adik dari mama yang sejak semalam menginap di rumahku. Pantas saja hari ini aku tidak melihat mbak Sri, rupanya lagi sakit.

Calon Istri

Sayang, aku gak bisa tidur nih. Kamu lagi apa?

Aku membaca pesan dari Mayang; wanita yang besok akan menjadi istriku. Seorang wanita cerdas yang berprofesi sebagai dokter anak.

Sama, Yank, aku juga gak bisa tidur. Rasanya pengen langsung besok pagi aja he he he... tapi kamu jangan capek-capek ya, usahakan tidur aja walau harus dipaksa.

Aku terus berkirim pesan pada Mayang hingga akhirnya aku tertidur. Pagi hari, semua sibuk dengan acara pernikahan. Tim MUA yang merias ku sudah datang sejak jam empat subuh. Jam tujuh pagi, semua sudah rapi dan langsung berangkat.

Pengantinku cantik sekali. Mayang menggunakan kebaya putih dengan siger khas Sunda yang dipakai sangat pas di kepalanya. Ekor baju kebaya itu nampak manis dan indah terlihat di mata saat Mayang berjalan mendekat ke arahku.

Ijab qabul baru saja aku lafadzkan, setelah itu barulah Mayang menghampiriku dengan didampingi oleh dua bridesmaid yang aku tahu, keduanya adalah teman dokternya Mayang.

Aku senang sekali karena berhasil mempersunting Mayang setelah sejak SMA kami berpacaran.

"Kamu cantik sekali, Sayang."

"Makasih, Sayang." Aku mengecup punggung tangan istriku.

Kami menerima ucapan selamat dan doa dari tamu silih berganti. Acara akad dilaksanakan di Masjid At-tin Taman Mini. Dilanjut dengan acara resepsi yang berada masih di kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Kami pun akan langsung pergi berbulan madu ke Bali di malam hari setelah urusan pernikahan selesai. Mayang mendapatkan sponsor pernikahan dari salah satu petinggi rumah sakit tempat Mayang bertugas.

"Kalau capek, kita cancel tiket aja. Biar besok perginya," kataku saat melihat Mayang kelelahan. Istriku itu, masih menerima konsultasi pasien, padahal sudah cuti dari rumah sakit.

"Jangan, Sayang, biar capeknya sekalian tuntas, Yank. Kita langsung aja." Aku mengangguk. Kami makan di ruang ganti karena pakaian harus segera dibawa lagi oleh tim salon menyewakan pakaian pernikahan kami.

"Lagian kalau cape, sekarang udah ada suami yang mijitin aku," kata Mayang sambil mengusap pipiku dengan lembut.

"Siap, Sayang. Jangankan mijit, yang lain juga aku siap." Kami berdua tertawa cekikikan.

"Jadi kalian langsung ke bandara?" tanya mama mertua yang tiba-tiba menghampiri kami.

"Iya, Ma, biar sekalian capeknya," jawab Mayang.

"Syukurlah kalau begitu. Besok baru istirahat ya, David. Itu juga kalau bisa," sahut papa mertua yang ikutan nimbrung.

"Pa, nanti minta tolong Robi anter Mbak Sri ke dokter aja. Makin parah katanya sakitnya." Aku langsung merasa tidak enak hati mendengar Mbak Sri sakit.

"Sakit apa pembantunya, Mbak?" tanya mama mertua pada mamaku.

"Muntah-muntah."

"Hamil kali. Sri ada suaminya'kan?" Perutku langsung terasa mulas. Syukurlah kalau mbak Sri hamil, berarti anak suaminya.

"Hamil gimana, wong suaminya udah lama meninggal. Sri itu janda, Mbak Nin. Malah denger-denger, suaminya meninggal persis setelah ijab qabul. Jadi Sri itu masing ting ting!"

"Apa, mbak Sri janda ting-ting?

Aku merasa pandanganku menggelap.

Bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
edwartz27
lumayan. Meski tdk panjang & simpel, tapi ceritanya tdk membosankan utk dibaca. tdk ada paragrap basa basi.
2025-04-19 12:27:52
2
79 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status