Share

48. Tangisan Pecah

Aku tidak mampu menahan tangis. Harapanku tidak terkabul, karena Drey beringsut duduk di sampingku sambil memandangiku. Aku bisa melihat sorot matanya tersirat kekhawatiran yang luar biasa.

“Katakan kepadaku. Mengapa kamu menangis, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanya Drey dengan sangat lembut. Dia membelai pipiku, menghapus air mataku yang sudah mengalir turun membasahi kedua pipiku. “Katakan kepadaku, aku mohon, Ryn.”

Bukannya menjawab, aku malah menangis pilu. Bahuku naik turun diiringi tangis yang sudah pecah. Seakan tidak mampu menahan beban yang aku tanggung.

Drey membawa tubuhku yang bergetar hebat ke dalam dekapan, direngkuh tubuhku dengan erat. Aku menangis dalam dekapannya. Bukannya mengurangi rasa sakit yang aku rasakan, melainkan pelukan itu menambah kesedihan yanga aku rasakan.

“Ayo ceritakan, apa yang terjadi denganmu?” tanya Drey mengusap puncuk kepalaku. 

Aku tidak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status