Celine tiba-tiba terbangun dan menatap ke arah langit-langit kamar. "Dimana aku?" Pandangan mata Celine langsung saling tatap dengan Tina yang terus menjaga Celine di samping ranjang."Pasien sudah bangun. Kita harus memberitahu Dokter Mark," kata Tina kepada suaminya, Darto, yang duduk di dekat jendela."Dokter Mark belum pulang. Aku tidak tahu dia kemana," jawab Darto."Kalian siapa dan aku dimana?" tanya Celine.Ingatan terakhir yang Celine miliki adalah dia sedang berada di lintasan balap dan dia sempat mendengar suara Jason yang menyemangatinya dari pinggir lintasan.Pada saat itu, Celine masih ingat kalau dia masuk finish pertama dibandingkan dengan pembalap dari Rusia tapi kemudian dia melihat sesuatu yang mengagetkan di depan sana ketika dia melihat sebuah mobil sudah melaju ke arahnya.Itulah yang diingat oleh Celine karena memang seorang pasien yang mengalami mati suri, bisa saja rohnya melanglang buana. Rohnya bisa kemana-mana dan dia bisa melihat banyak hal tapi saat dia t
"Kamu tidak akan bisa kemana-mana, Celine." terdengar suara Mark di belakang Celine.Celine yang telah melihat kekejaman Mark tadi, tidak mau pasrah begitu saja.Celine mencoba memukul sekuat tenaga ke arah belakang tapi tangannya berhasil ditangkap Mark.Tangan Mark itu berdarah dari darah Tina dan suaminya, kini tangan itu berhasil menangkap tangan Celine.Sesudah itu, dengan tangan yang satu, Mark menunjukkan pisau yang penuh darah ke arah Celine. "Aku akan menusukmu kalau kamu tidak mau menurut padaku."Celine melihat wajah Mark dengan ketakutan yang amat sangat. Karena wajah itu, bukan lagi wajah Mark yang dulu dia kenal tapi sudah berubah menjadi wajah menakutkan yang tidak dikenal Celine."Kalau kamu mau hidup, ikut ke kamarku dan layani aku dengan tubuhmu. Hahaha," Mark menyeringai menyeramkan.Nyali Celine benar-benar habis saat pisau berlumuran darah ini telah berada di dekatnya. Karena itu, Celine cuma bisa pasrah saat Mark mulai menariknya menuju kamar.Mark menyeringai se
Saat Celine berteriak, Jason tahu kalau ada sesuatu yang terjadi di belakangnya, karena itu, Jason langsung melakukan sesuatu.Dengan gerakan refleks, Jason langsung menjatuhkan tubuhnya ke depan, setelah itu, dia langsung bergulingan ke arah kanan sehingga tikaman yang dilakukan dengan sekuat tenaga oleh Mark tidak berhasil mengenai sasarannya.Setelah itu, Jason melakukan jurus taekwondo yang sangat dikuasainya. Tangan kirinya bertumpu ke tanah sementara kakinya naik ke atas untuk melakukan tendangan melingkar ke arah atas.Tangan kirinya yang bertumpu di tanah itu, sempat dia angkat sedikit kemudian dia melakukan lontaran ke arah atas.Semua gerakan itu dilakukan Jason dengan tempo yang sangat cepat sehingga Mark yang berusaha untuk mengejar Jason, kalah cepat dengan tendangan yang dilakukan Jason yang langsung mengenai wajah Mark itu.Wajah Mark yang sudah berdarah itu kembali terkena sebuah tendangan keras dari Jason.Jason berdiri dan kembali melakukan sebuah tendangan keras ke
"Benarkah?" tanya Celine."Ya. Sudah terlalu lama kita terpisah, oleh fitnah orang-orang. Kini saatnya kita bersatu untuk selamanya. Kita bertiga. Kamu, aku dan Bryan," tegas Jason."Aku suka banget.""Aku juga. Setelah kita terombang-ambing oleh orang-orang yang menjahati kita, hingga kita terpisah, ini saatnya bagi kita untuk bersama.""I like it. Please ... jangan berhenti. Aku ingin mendengar semuanya. Aku ingin mendengar janjimu, penyesalanmu atau apapun itu, yang jelas, jangan berhenti. Aku ingin mendengarnya." pinta Celine yang menutup matanya sambil terus bersandar di lengan Jason."Kamu ingin mendengarnya dari mana?""Dari awal. Dari perjumpaan kita yang pertama. Aku ingin mendengar perasaanmu pada saat itu. Aku lupa, kamu pernah cerita atau tidak, yang jelas, kalau sudah pernah, aku ingin mendengarnya lagi. Please.""Baiklah." Jason sengaja mengemudikan mobil tidak terlalu cepat. Angannya kembali ke masa 6 tahun yang lalu, saat dia pertama kali bertemu dengan Celine."Saat i
Celine tidak langsung menjawab dia cuma terdiam."Tapi apa maksud kamu tadi?" tanya Jason semakin penasaran. Karena sikap Celine yang berdiam diri ini malah semakin membuat dia semakin penasaran."Masalahnya, aku tidak tahu apa yang terjadi denganku saat aku dalam keadaan koma dan berada di tangan Mark. Karena dia bisa saja melakukan sesuatu kepadaku. Itulah yang aku takutkan," kata Celine sedih."Oh, itu. Kalaupun dia sempat memperkosamu, maka itu bukan salahmu. Kamu kan sedang berada dalam keadaan tidak berdaya tapi kupikir dia tidak melakukannya.""Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Celine."Karena mungkin dia akan menunggu sampai kamu sadar. Firasatku sih mengatakan seperti itu.""Mudah-mudahan begitu, Jason, karena aku tidak mau sampai mengandung anak dari orang sejahat Mark itu. Hiy." Celine bergidik saat dia teringat akan kejamnya Mark saat menikam dua orang di kamar tempat Celine sadar dari koma."Aku percaya itu tidak akan terjadi. Itu rumah sakitnya. Aku akan memeriksakan kep
Jason segera menggendong Bryan dan terus berteriak kencang serta berlari menuju ke depan.Mobil yang menculik Celine itu segera bergegas pergi dengan Celine berhasil mereka tangkap.Untung saja mobilnya Anto berada tepat di belakang mereka sehingga Jason langsung masuk ke dalam mobil Anto bersama Bryan dan menyuruh Anto untuk mengejar mobil di depan sana.Mobil di depan itu terus melaju meninggalkan Kompleks rumah sakit. Anto terus mengejar mobil itu sambil berteriak-teriak kencang berharap para pengendara motor ikut-ikutan mengejar mobil di depan.Anto berteriak mengatakan pada orang-orang kalau mobil di depan adalah mobil penculik sehingga mulai banyak motor yang mengikuti mobilnya Jason ini untuk mengejar mobil Alphard di depan sana.Jason mengenali para penculik itu karena mereka adalah Nixon dan orang-orangnya, mafia dari Taiwan yang sebelumnya berusaha menculik Nania.Jason tahu kalau mereka telah salah mengenali orang. Kemungkinan besar karena mereka tidak bisa menemukan Nanya,
"Sabar, Den Jason. Dengan kecepatan setinggi ini, Den Jason tidak akan mungkin bisa pindah ke mobil depan itu. Yang penting kita bisa terus mengikuti mereka, Den Jason," kata Anto yang sangat khawatir saat melihat Jason sempat membuka kaca jendela dan berancang-ancang untuk keluar dari mobil saat mobil masih dalam kecepatan tinggi seperti ini."Tapi bagaimana kalau mereka lolos?""Mereka tidak akan lolos, Dengan Jason. Den Jason harus sabar, apalagi Dengan Jason kan sudah menelpon polisi dan itu berarti sebentar lagi polisi akan berdatangan untuk mengejar mobil itu, den.""Baiklah." Jason terpaksa harus sabar karena dia tahu resikonya sangat besar kalau melompat dari mobil dengan kecepatan setinggi ini karena saat ini kedua mobil sudah berada di jalan tol.Mobil di depan terus melaju ke arah bandara soekarno-hatta dan ini berarti Celine akan dibawa naik pesawat kemungkinan menuju ke arah Taiwan, itulah perkiraan Jason.Jason tidak bisa melakukan lebih, karena itu, dia cuma bisa menelp
Jason dikejar dari belakang oleh para penjaga di pintu bandara. Semen beberapa petugas di dalam bandara, kini berusaha menghadang Jason. Ada 3 orang yang saat ini berusaha menahan Jason.Tapi, Jason tidak ingin buruannya terlepas, dia tidak ingin kehilangan Celine lagi, karena itu, dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa mengatasi hadangan ini.Jason melakukan gerakan sliding tikel, seperti yang biasa dilakukan oleh pemain bola di atas lapangan rumput untuk menjatuhkan lawan atau untuk mencuri bola dari lawan.Tubuh Jason meluncur deras saat dia sudah berada dekat dengan 3 orang penghadangnya sehingga Jason malah bisa masuk di antara kaki salah seorang penjaga yang berusaha menghadangnya.Dengan gerakan meluncur yang dilakukan Jason dengan tiba-tiba itu, membuat kocar-kacir 3 orang yang berusaha menghadangnya dan juga dengan gerakan ini, dia berhasil menjauh dari tiga penghadangnya dan juga dari para penjaga yang berlarian mengejarnya dari arah belakang.Setelah itu, Jason kembal
Di VillaWindy mencuci sayuran yang telah dibelinya. Hari ini, dia akan membuat hidangan khasnya, daging sapi madu.Dia juga membeli beberapa jamur liar untuk dimasak menjadi tumis dengan daging. Jamur liar ini sangat lezat, dan dia yakin Kevin belum pernah mencobanya.Dia menyibukkan diri di dapur. Pertama, dia membilas daging sapi dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian, dia mencampurkan bumbu anggur madu di dalamnya.Dia memasukkan gula putih ke dalam panci panas untuk membuat cairan rebusan. Kemudian, ia menumis perut sapi berkualitas tinggi, dan menambahkan gula, kayu manis, dan rempah-rempah lainnya.Daging sapi dimasak hingga berwarna cokelat keemasan dan kemudian direbus. Tak lama kemudian, seluruh dapur dipenuhi dengan aroma yang kaya rasa.Banyak pelayan di ruang tamu diam-diam mengeluarkan air liur. Baunya terlalu enak. Mereka tidak menyangka masakan Windy begitu lezat!Setelah dua jam bekerja, Windy membawa hidangan ke meja. Daging sapi madu berwarna mera
Windy meminta nomor telepon Kevin kepada kepala pelayan dan bersiap-siap untuk meneleponnya.Dia belum menelepon, tapi jantungnya sudah berdebar-debar. Insiden Anita telah meninggalkan kesan yang mendalam baginya.Apakah dia telah menyinggung perasaannya kali ini?**Kevin mengakhiri konferensi video kerja dan bersandar di kursinya, menunggu telepon dari Windy.Lima menit telah berlalu, tetapi dia tidak menelepon. Sepertinya Windy akan memberontak!Dia berdiri dari kursi dan keluar dengan ekspresi gelap. Kepala pelayan membawakannya sebuah mantel, dan dia memakainya dan berjalan ke pintu.Windy menelpon.Kevin tidak segera mengangkatnya. Tapi, ketika dia masuk ke dalam mobil di luar rumah, dia dengan tergesa-gesa menjawab panggilan itu. "Ada apa?"Jantung Windy berdegup kencang saat mendengar suara dingin Kevin ini."Begini, Tuan Sutanto. Kerabat saya sakit dan tidak ada yang merawatnya. Itu sebabnya saya meninggalkan pekerjaan saya. Saya harap Anda bisa mengerti. Saya berjanji tidak
Keesokan harinya, suasana hati Windy sedang baik. Kemarin, dia telah mengungkapkan kepada para wartawan bahwa Lisa Sutedja telah menjalani kehidupan pribadi yang memalukan di sekolah menengah.Dia akhirnya melampiaskan kemarahannya. Meskipun masih jauh dari cukup, dia merasa jauh lebih baik.Di dapur, dia dengan cermat menyiapkan makan siang untuk Kevin dengan memasak beberapa hidangan sederhana.Dia tidak ingin memperlihatkan kemampuan kulinernya yang sebenarnya. Keahliannya hanya diperuntukkan bagi bayi-bayinya. Dia tidak ingin Kevin suka akan masakannyaWindy membuat satu porsi tumis tahu dan daun bawang, satu porsi kubis, tumis daging dengan jamur kuping kayu, satu porsi sup iga babi melon musim dingin, dan satu porsi sup ikan.Kevin kembali pada sore hari dan melihat meja hidangan. Ekspresinya jelas terkejut.Windy pun menjelaskan dengan tulus. "Saya tidak pandai memasak, dan saya hanya tahu cara memasak hidangan ini. Kemampuan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan Kak Siska."W
"Ibu, besok sekolah akan merekam video promosi. Guru mengatakan bahwa saya harus mengenakan setelan jas." Julian sangat percaya diri untuk syuting besok karena dia suka bermain piano dan berbakat. Ibunya akan bangga padanya."Kamu luar biasa, Sayang! Ayo kita beli sekarang!"Windy dengan senang hati membawa ketiga anaknya itu keluar. Besok adalah penampilan pertama Julian di depan kamera. Sebagai ibunya, ia harus memastikan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan baik."Ibu, akan ada kompetisi antara anak-anak dari beberapa sekolah yang berbeda. Pemenangnya akan ditentukan melalui voting."Julian menyampaikan perkataan gurunya kepada ibunya. Sang guru berkata bahwa ia bisa mengajak keluarga dan teman-temannya untuk ikut memilih, namun ia hanya memiliki Ibu dan Ayah. Ayahnya sedang berada di luar negeri, jadi dia berharap Ibu akan memilihnya, meskipun hanya satu suara."Oke, Ibu pasti akan memilihmu. Anakku pasti yang terbaik."Dengan dorongan dari ibunya, Julian merasa sangat percaya
Kevin kehilangan apa yang tadi dia lihat. Dia terus melangkah maju sambil celingukan.'Dimana dia? Apakah mirip atau karena aku terlalu memikirkan dia? Ugh.' Kevin cuma bisa ngomel dalam hati karena dia tidak lagi menemukan apa yang dia cari.'Aku yakin itu Windy. Aku sempat melihatnya dan dia langsung menunduk. Huh! Kemana dia?'Sekelompok orang mengikuti Kevin, suara sepatu mereka mulai terdengar oleh Kevin."Presiden, ide saya adalah mengadakan kompetisi 'Ibu Super' untuk meningkatkan popularitas mal dan mendongkrak penjualan. Bagaimana menurut Anda?"Kevin berkata, "Lakukan apa yang Anda inginkan. Saya hanya menginginkan hasil."Eksekutif itu merasa lega."Ini pasti akan menjadi acara yang meriah. Hadiahnya akan berupa produk dari supermarket, dan acara utamanya adalah kompetisi memasak!"**Windy menemani anak-anaknya selama dua hari sebelum kembali bekerja di rumahnya Kevin.Dia ingin membawa anaknya jalan-jalan namun, hujan terus turun selama beberapa hari terakhir. Dia hanya b
Windy merasa bersalah. Dia tidak sengaja menerobos masuk. Dia hanya menguping karena penasaran dan tidak sadar kalau pintu kamar tidak terkunci."Kepala pelayan Doni meminta saya untuk mengantarkan air minum untuk tuan muda. Saya tidak sengaja masuk ke dalam."Kepala pelayan bertanya pada Kevin. "Tuan Muda, siapa di antara mereka yang membuatmu marah?"Kevin membuka tirai untuk membiarkan cahaya dari lampu-lampu di taman masuk ke kamar ini. Dia menatap dingin segelas jus di atas meja."Kirimkan jus itu untuk diuji. Saya ingin segera tahu hasilnya."Dia yakin. Ketika Anita membawa jus, Anita memiliki tatapan licik di matanya. Ditambah dengan perilakunya selanjutnya, pasti ada sesuatu yang ditambahkan di minumannya.Namun, Anita tidak tahu bahwa dia tidak suka minum minuman seperti ini. Dia hanya suka minum air putih. Karena itu, dia tidak meminumnya dan menunggu kedatangan air putih yang dia minta.Doni segera mengambil jus itu dan menyerahkannya kepada orang di sampingnya untuk diuji.
Anita tahu itu adalah kelemahannya. Dia memelototi Windy dan mengancam. "Hmph, tunggu saja. Kamu akan keluar dari sini besok!"Dengan wajah yang penuh dengan kebencian, Anita pergi."Kalau begitu kita akan bicara saat kamu benar-benar bisa mewujudkannya!" Windy tidak takut padanya.Pada malam hariWindy bekerja lembur lagi. Dia telah berkomunikasi dengan kepala pengasuh, yang setuju untuk menjaga anak-anak selama beberapa jam ketika dia sibuk, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang.Kevin Sutanto pulang dari kantor pada pukul 7, terlihat jelas kelelahannya. Bisnis keluarga Sutanto sangat luas, sehingga otomatis dia jadi sangat sibuk setiap hari.Di ruang makan yang besar, para pelayan berdiri berjajar. Kevin makan sendirian. Makanannya mewah, tapi dia tidak makan banyak. Beberapa hidangan mahal hanya dicicipi sekali, sementara yang lain hanya sekedar menjadi pemanis. Atau jadi dekorasi meja saja.Windy menghela nafas ketika dia melihat kurangnya nafsu makannya sang tuan muda.Bayinya
Malam hari, di ApartemenSetelah hari yang melelahkan, Windy membawa pulang ketiga anaknya. Dia telah menghabiskan sepanjang hari dalam ketakutan, tapi Kevin masih belum memecatnya.Sekarang ini, dia merasa puas karena ketiga bayinya masih berada di sisinya."Sayang, Ibu akan membuatkan kalian makanan yang enak hari ini! Ayo kita makan paha ayam dan membuat kue!""Itu bagus sekali, Ibu!""Ibu, kamu luar biasa!"Ketiga anak itu dengan gembira mengelilinginya.Windy pergi ke dapur dan menggunakan oven yang baru dibelinya untuk memanggang makanan tambahan untuk bayi-bayinya.Dalam waktu kurang dari satu jam, Windy telah selesai memasak makanan dan memanggang kue.Keluarga itu berkumpul di sekitar meja kecil.Mengenakan gaun putri, Julia menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya. Matanya yang besar dan hitam berbinar-binar saat dia menelan air liurnya.Dia sangat ingin makan, tapi ibunya mengatakan bahwa dia hanya bisa makan jika seluruh keluarga berkumpul."Kakak, sudah waktunya makan
Kevin sempat terdiam. Sekilas sempat melirik akan pemandangan panas itu. Tapi kemudian dia berkata dingin, "tidak tertarik.""Baiklah." Bess pergi dengan memendam kekecewaan.**Di VillaAnita melihat bahwa Windy tidak diusir dan menanyai soal ini kepada Doni."Kepala Pelayan Doni, apakah Windy menyuap Anda? Dia melakukan kesalahan, jadi mengapa dia masih di sini?"Di aula yang megah, kepala pelayan meminta pelayan lain untuk pergi dan berbalik untuk menjelaskan kepada Anita."Nona Anita, ini adalah perintah Tuan Muda. Tidak ada yang bisa untuk tidak mematuhinya."Anita menjadi pucat. "Kevin yang mengatakannya sendiri? Maksudmu dia mempertahankan Windy? Bagaimana itu mungkin?"Dia tidak percaya. Dia menolak untuk mempercayai sepatah kata pun kata-kata dari Doni. Dia telah berada di sini begitu lama sebelum Windy, jadi dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan Kevin.Tapi mengapa Kevin menyukai Windy, dan tidak menyukai dia?Ekspresi kepala pelayan Doni menjadi leb