Share

TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN
TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN
Author: Bunga teratai

Bab 1 Salah Masuk

last update Last Updated: 2025-09-15 23:30:29

Axel keluar dari mobil mewahnya dan dengan gagahnya masuk dalam sebuah klub malam diikuti oleh asisten pribadinya dari belakang.

Ini merupakan hal yang biasa baginya, saat ia sudah mulai jenuh dengan semua kesibukannya sebagai seorang pimpinan perusahaan terbesar di kota tersebut.

Dengan menyilangkan kakinya, ia duduk di sofa ruang VIP, sambil menikmati minuman memabukkan dan suara musik DJ yang memecah keheningan klub malam tersebut.

Seorang wanita malam telah datang menghampirinya dan mencoba menggodanya.

Namun nampaknya Axel kurang nyaman dengan kehadiran wanita tersebut. hingga ia menyuruh asisten pribadinya agar membawanya jauh-jauh dari dirinya.

“David, singkirkan wanita ini dariku!” titah Axel yang sedikit sedikit menggeser duduknya.

David pun mengangguk. “Baik, Tuan.”

David beranjak dari duduknya dan sedikit menarik tangan wanita itu dengan perasaan heran, karena biasanya tuanya itu senang bermain-main dengan wanita malam.

Mau tidak mau wanita itupun mengikuti David menjauh dari Axel.

“Malam ini jangan mengganggu Tuan Axel, kalau kamu nggak mau kena amukannya!” ucap David memperingatkan.

“Baik, Tuan," jawab wanita itu dengan menunduk, kemudian bergegas meninggalkan tempat tersebut.

Setelah memastikan jika wanita malam itu tidak lagi terlihat, David pun bergegas kembali ke menghampiri Axel dan menemani tuannya yang tengah minum, tapi ia tidak boleh ikut mabuk supaya bisa tetap menjaganya.

Axel memicingkan matanya, saat melihat seorang gadis muda tidak jauh dari tempatnya duduk, tengah asyik ngobrol bersama dengan tiga gadis lainnya yang usianya mungkin sama dengan gadis tersebut.

Ia menarik nafasnya berusaha tidak tergoda dengan gadis tersebut dan fokus pada minuman yang dipegangnya.

Gadis yang dari tadi menarik perhatian Axel itu tidak lain adalah Giselle dan teman-temannya yang telah menghabiskan malam minggunya di tempat tersebut.

Meskipun usia Giselle baru 18 tahun dan belum memenuhi syarat masuk tempat itu, tapi karena adanya uang, maka dengan mudahnya masuk tanpa ada yang menghalanginya, begitu pula dengan teman-temannya.

Malam semakin larut, Gisella dan Kiara sudah mabuk berat. Kedua temanya juga sudah pulang dan meninggalkan mereka berdua.

“Gis, kita pulang yuk,” ajak Kiara, yang telah beranjak dari duduknya dengan sempoyongan.

“Ayo." Giselle juga beranjak dari duduknya.

Mereka berdua berjalan dengan sempoyongan menuju parkiran mobil, sambil ngoceh dan entah apa yang dibahas, sesekali mereka berdua juga tertawa.

Di parkiran, Kiara masuk dalam mobilnya dan duduk di balik setir kemudi, sedangkan Giselle masih berada di luar.

“Gis, buruan naik!” titah Kiara, yang meletakkan kepalanya di atas setir kemudi mobilnya.

“Iya-iya, tunggu sebentar. Bawel!” sahut Giselle dengan sempoyongan, sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing, akibat kebanyakan meneguk minuman memabukkan

Dalam keadaan mabuk berat, Giselle justru membuka pintu mobil di sebelahnya, tanpa menyadari jika itu bukanlah mobil Kiara, melainkan mobil orang lain.

Tentu saja pria yang duduk santai di kursi penumpang, yang tidak lain adalah Axel itu terkejut dengan adanya Giselle yang tiba-tiba saja duduk disampingnya.

“Kamu!” pekik Axel, yang tidak sepenuhnya mabuk sehingga bisa mengenali Giselle.

“Ki, cepat jalan kepalaku pusing nih,” ucap Giselle, sambil menepuk-nepuk bahu Axel yang dikira adalah Kiara.

David yang duduk di depan telah menoleh memandang kebelakang. ia juga terkejut mendapati seorang gadis duduk disamping tuannya.

“Tuan, siapa gadis itu dan kenapa ada dimobil kita?" tanya David heran.

“Aku gak tau, kayaknya dia salah mobil!” jawab Axel, yang telah menatap lekat Giselle.

“Bukankah gadis ini yang ada di ruang VIP tadi ya?” tanya David.

“Hemmm...."

“Astaga, kemana teman-temannya? Kenapa meninggalkan dia sendirian?” tanya David, heran.

“Sudahlah, percuma kita cari teman-temannya. Sekarang ayo kita pulang aja. Kepalaku pusing banget.” Axel menyandarkan kepala di sandaran kursi mobilnya dan membiarkan bahunya dipakai Giselle begitu saja berada disampingnya.

“Apa? Anda mau membawa dia pulang?” David sangat terkejut dengan keputusan Axel barusan.

Ia bisa bayangkan bagaimana ngamuknya istri Axel kalau sampai membawa seorang wanita pulang ke rumah.

“Bawa dia ke apartemen!” titah Axel.

David bernafas lega setelah Axel menyebut apartemen dan David pun segera menyuruh sopirnya menjalankan mobilnya.

Dalam perjalanan, Giselle muntah-muntah dan itu mengenai jas yang dipakai oleh Axel.

“OMG!” kesal Axel, yang menatap tajam Giselle.

Ia segera melepaskan jas yang dipakainya dengan jijik dan memberikannya pada David. “Buang jas itu!”

“Baik, Tuan.” David mengambilnya dan meletakkan di bawahnya, kemudian kembali duduk santai dengan pandangan lurus ke depan.

Mobil yang ditumpangi mereka melaju dengan kencang memecah keheningan malam yang semakin larut, menuju sebuah apartemen milik Axel. Sesampainya di sana, Axel menyuruh David membopong Giselle, karena sudah tertidur pulas.

Axel melangkah menuju unit apartemen miliknya diikuti David yang berjalan di belakangnya, sambil membopong Giselle.

“Kamu tidurkan saja dia di kamar!” titah Axel, sambil membuka pintu kamarnya.

“Baik, Tuan.”

Davit masuk dalam kamar dan dengan pelan menidurkan Giselle di ranjang yang begitu luas dan mewah milik Axel, karena apartemen itu hanya ada satu tempat tidur.

“Tuan, apa malam ini Anda tidak pulang?” tanya David, setelah selesai menyelimuti Giselle.

“Tidak."

“Tapi Nyonya pasti menunggu kepulangan Anda." David mencoba mengingat Axel.

“Nanti aku telepon dia, kalau ada pekerjaan dadakan yang nggak bisa di tunda," jawab Axel, yang duduk di samping Giselle, sambil melepaskan sepatunya.

“Baik, Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu lagi sebelum saya pulang?” tanya David sebelum meninggal kamar.

“Tidak ada dan jangan bilang siapa-siapa kalau ada dia disini!” jawab Axel, mengingatkan David agar tidak bocor pada istrinya.

“Siap, Tuan. Saya permisi," pamit David.

Axel hanya mengangguk dan dengan cepat David meninggalkan kamar apartemen tersebut.

Setelah kepergian David, Axel meletakkan sepatunya di tempatnya, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi istrinya agar tidak menunggunya pulang.

Kini ia duduk di sofa dekat ranjang, sambil mengamati Giselle yang terlelap dalam tidurnya.

“Aku nggak tau kenapa dari pertama kali aku melihatnya dia begitu menarik perhatianku. Ada apa denganku? Apa mungkin aku sudah mulai jenuh dengan keadaan yang gini-gini aja?” gumam Axel dengan tatapan tak lepas dari Giselle.

bahkan pria berusia 35 tahun itu kini membayangkan pernikahannya bersama istrinya yang sudah berjalan kurang lebih tiga belas tahun dan belum juga memiliki keturunan.

Beruntung semua keluarganya tidak menuntutnya segera memiliki anak sehingga ia dan istrinya tidak merasa terbebani dengan semua itu.

Namun ada kalanya ia juga menginginkan seorang anak yang menyambutnya bersama istrinya, saat ia pulang bekerja.

Meskipun tidak memiliki keturunan, tapi Axel tidak ingin periksa ke dokter. Ia takut kecewa jika dirinya sendirilah yang mandul. Ia mengusap wajahnya kasar berusaha menyingkirkan semua bayangan tentang rumah tangganya bersama Alina dan fokus pada Giselle.

“Dia cantik, berkulit putih dan bersih, bodinya juga menarik. Bahkan barang-barang yang dipakai semuanya bermerek dan mahal. aku yakin dia pasti buka dari kalangan menengah kebawah?” gumam Axel, yang mengamati Giselle.

Axel melangkah menghampirinya dan duduk disampingnya. Tatapan matanya terus tertuju pada Giselle, bahkan dengan lembut telah membelai pipinya memakai punggung jari telunjuknya, seraya tersenyum penuh arti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN    Bab 5. Pernyataan Cinta

    Kiara duduk di atas ranjang, memandang Giselle dengan sangat serius dan penuh rasa penasaran. Ia sudah tidak sabar ingin mengetahui cerita tentang kebersamaan sahabatnya dengan Axel tadi. “Gimana tadi? Ayo dong cerita sama aku, tentang kebersamaanmu sama om-om itu. Terus kalian pergi kemana aja? Apa dia mau tanggung jawab tentang kejadian malam itu atau tidak?” Sederek pertanyaan telah keluar dari bibir Kiara. “Huh, kebiasaan banget sih, coba kalau tanya itu satu-satu!” kesal Giselle, yang diberondong dengan sejumlah pertanyaan oleh Kiara. “Oke, kalian tadi pergi kemana?” tanya Kiara dengan gaya kemayu. “Cuma makan di restoran dan nggak kemana-mana," jawab Giselle, sambil senyum-senyum. “Terus dia ngomong apa? Apa dia mau tanggung jawab atas apa yang dilakukannya?” tanya Kiara, yang begitu kepo-nya. “Aku belum sempat ngebahas soal itu, otak ku tiba-tiba ngeblank, saat dia mengatakan cinta dan dia bilang suka sama aku, sejak pertama kali lihat aku di klub malam kemarin,"

  • TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN    Bab 4. Kembali Bertemu

    Di kantor, Axel begitu sibuk dengan pekerjaannya, tapi tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya telah diketuk dari luar. Tok, tok, tok. “Masuk!” titah Axel, tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya. Pintu terbuka dan tampaklah David masuk dan duduk dihadapan Axel tanpa disuruh terlebih dahulu. “Ada apa?” tanya Axel, yang sudah menghentikan pekerjaan. “Saya sudah mendapatkan semua informasi tentang gadis remaja yang Anda inginkan.” “Siapa dia?” tanya Axel, penuh rasa penasaran. “Namanya Giselle Anastasia, usia 18 tahun, masih sekolah SMA kelas lll, kedua orang tuanya pengusaha sukses, tapi mereka bercerai dan dia kadang tinggal di rumah ibunya, tapi sering di rumah ayahnya …..” David menceritakan semua tentang Giselle secara detail. “Jadi dia belum punya kekasih?” tanya Axel, setelah mendapatkan penjelasan dari David. “Belum.” “Oke, kalau begitu mulai hari ini aku akan mendekatinya.” Axel begitu antusias, saat mengetahui dirinya memiliki peluang besar untuk mendapa

  • TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN    Bab 3. Aku Menginginkannya

    Axel baru saja tiba di rumah, dilihat istrinya sudah menyambutnya dengan wajah dilipat, hanya karena semalaman dirinya tidak pulang. “Sayang, kenapa wajahmu kelihatan kesal gitu? Apa kamu nggak suka suamimu pulang?” tanya Axel, yang tersenyum mentoel hidung istrinya. “Suka, tapi aku kesal. Masa malam Minggu juga kamu ada pekerjaan, terus kapan ada waktu buat aku?” protes Alina, masih dengan wajah dilipat. “Maaf, ini memang diluar dugaanku. Tadinya aku habis keluar bareng David mau langsung pulang dan malam mingguan bareng kamu, tapi malah ada kerjaan mendadak. Aku janji seharian ini waktuku hanya buat kamu.” Axel sebisa mungkin memberikan alasan yang masuk akal, supaya Alina tidak marah dan cemburu mengetahui dirinya bersama wanita lain. “Tau ah, aku kesel sama kamu, Mas!” Alina melangkah meninggalkan Axel begitu saja, menuju kamar pribadinya. Axel menarik nafasnya dan membuangnya kasar, kemudian ia mengejar Alina. Dalam kamar ia memeluk istrinya dari belakang. “Maaf, lai

  • TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN    Bab 2. Ternoda

    Silaunya sinar matahari pagi yang menerobos masuk melalui kaca jendela kamar, membuat Giselle pelan-pelan mulai membuka matanya. Ia menggeliat dan belum menyadari dimana dirinya berada. Ia duduk bersandar di kepala ranjang, sambil menguap merasakan ngantuk dan kepala yang masih terasa sakit akibat kebanyakan minuman memabukkan semalam. “Ah, sepertinya semalam aku kebanyakan minum, sampai pusingnya belum juga hilang," keluh Giselle, yang memijat keningnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar yang tidak ada siapapun kecuali dirinya. Ia baru sadar kalau kamar itu bukanlah kamarnya, ataupun kamar sahabatnya. “Astaga, ini kamar siapa? Kalau Kiara bawa aku pulang ke rumahnya, ini bukan kamar dia?” Giselle kebingungan hingga turun dari tempat tidurnya dan mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi Kiara dan tidak lama kemudian panggilannya pun telah diangkat. “Halo," jawab Kiara dari seberang telepon sana. "Ki. Kamu dimana?” tanya Giselle, tanpa basa-basi. “A

  • TERJEBAK CINTA DALAM KEBOHONGAN    Bab 1 Salah Masuk

    Axel keluar dari mobil mewahnya dan dengan gagahnya masuk dalam sebuah klub malam diikuti oleh asisten pribadinya dari belakang. Ini merupakan hal yang biasa baginya, saat ia sudah mulai jenuh dengan semua kesibukannya sebagai seorang pimpinan perusahaan terbesar di kota tersebut. Dengan menyilangkan kakinya, ia duduk di sofa ruang VIP, sambil menikmati minuman memabukkan dan suara musik DJ yang memecah keheningan klub malam tersebut. Seorang wanita malam telah datang menghampirinya dan mencoba menggodanya. Namun nampaknya Axel kurang nyaman dengan kehadiran wanita tersebut. hingga ia menyuruh asisten pribadinya agar membawanya jauh-jauh dari dirinya. “David, singkirkan wanita ini dariku!” titah Axel yang sedikit sedikit menggeser duduknya. David pun mengangguk. “Baik, Tuan.” David beranjak dari duduknya dan sedikit menarik tangan wanita itu dengan perasaan heran, karena biasanya tuanya itu senang bermain-main dengan wanita malam. Mau tidak mau wanita itupun mengikuti D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status