Share

Part 14 Hanya Dia Yang Bisa Menolongku

"Kenapa Paman menatapku seperti itu? Seperti kurang pekerjaan."

Bu Rini mengusap bahu menantunya pelan. "Nak, jangan ngomong begitu ya, Sayang," ucap wanita paruh baya berparas ayu itu dengan hati-hati.

Amelia melirik sekilas pada ibu mertuanya dan menanggapi dengan senyum sinis. "Ibu nggak usah ikut campur!" jawabnya asal.

"Amelia, astaghfirullah," kata Inno menekan suaranya dengan rahang mengeras. Laki-laki itu mendesah frustasi dengan kedua tangan terkepal erat.

Mungkin jika yang berbicara kasar itu bukan seorang perempuan atau istrinya, Inno pasti sudah mendaratkan pukulan ke mulut orang tersebut.

Sementara Pak Hendri yang duduk di lengan sofa, masih berusaha menenangkan puteranya. Kemudian pria itu berucap lirih, "Sabar No, yang berbicara seperti itu bukan istrimu. Kalau kamu kehilangan kendali, nggak akan merubah apa pun. Kecuali menyakitinya."

"Iya Ayah," jawab Inno dengan tatapan mata masih melekat pada Amelia.

"Kamu bisa diam nggak, Marvinno? Berisik tahu, nggak? Mendengar u
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status