Gavin dengan kasar menekan bahu Prisha ke dinding. "Kamu penghalang hubungan saya dan ibumu! Kamulah yang membuatnya menderita! Apa kamu belum sadar?" Sepasang mata indah Prisha berair. Rasa bersalah yang besar terkumpul di hatinya. Terbayang air mata ibunya saat memaksa dirinya patuh. Prisha ingin menjerit atas ketidakadilan yang menimpanya. "Jangan berani-berani melakukan kekerasan terhadap saya! Om marah, saya lebih marah! Pernikahan ini menghancurkan hidup saya!" "Diam!" bentak Gavin. "Aku membencimu sebesar aku mencintai ibumu!" "Bukan mauku menggantikannya." "Kamu hanya bonekaku!" **** Prisha mendadak dipaksa menggantikan ibunya-Nalini--untuk menikah dengan Dokter Gavin Devandra, CEO Devandra Hospital. Padahal, tadinya Gavin bakal jadi ayah tirinya. Prisha pun menjadi sasaran kebencian Gavin, sebab dianggap sebagai penyebab terhalangnya cinta Gavin dan Nalini seumur hidup. Prisha pun berontak dengan caranya sendiri. Ia merayu sang dokter agar jatuh cinta padanya, untuk kemudian dicampakkan. Sayang sekali, ancaman lain menghadang saat ia hampir mencapai tujuan. Berhasilkah Prisha lepas dari jeratan intrik yang membelit dirinya dan Gavin?
View MoreTatkala Salman menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Ariana, Dokter Farid dan Dokter Adinda terbelalak tak percaya dan nyaris kehilangan kata-kata.“Bukankah papanya sudah merestui? Mengapa Ariana malah menolak?” Dokter Farid tak habis pikir. “Kamu dulu emang sangat keterlaluan. Aku kasian sekali pada Ariana. Ia sampai berusaha hijrah agar jadi calon istri shalihah yang engkau mau. Terlepas dari niatnya yang kurang tepat, gadis itu gigih sekali. Sepertinya sekarang ia sudah lebih matang dan dewasa.” Dokter Adinda mengungkapkan pandangannya. “Sepuluh tahun menyukaiku, apakah waktu satu tahun sudah cukup baginya untuk melupakanku?” Salman tak rela dilupakan begitu saja. Sebelah hatinya masih berharap Ariana berubah pikiran.Saat itu, malam minggu. Mereka bertiga duduk bersama di beranda rumah Dokter Farid sambil menikmati teh panas dan beberapa camilan. Malam itu sejuk, tapi Salman merasa kedinginan. Saat menceritakan isi dialog terakhirnya dengan Ariana, kenangan demi kenangan be
“Aku membutuhkan saranmu,” ungkap Ariana pada Prisha, setelah menceritakan serunya pengalaman bekerja di medan konflik sebagai relawan medis. pada Prisha. Prisha baru saja menidurkan bayinya dalam ranjang mungil berpagar. Ia memandang Ariana dengan serius.“Pak Dokter bilang, Akak kelihatan galau.”“Kalian udah punya bayi, kamu masih memanggil Gavin pak dokter?” Ariana mengernyit.Prisha mengedikkan bahu. “Udah kebiasaan. Susah ngubahnya.”“Terserahlah.” Ariana mengganjur napas. “Oke, Kak Ariana mau curhat atau minta saran apa?”“Kamu tau, aku awam soal cinta.”Prisha mengangguk. Ia teringat semua curhatan Ariana, saat ia masih dibimbing sepupu Gavin itu di rumah sakit. Ariana semakin terbuka ketika mendampingi Prisha dirawat inap gara-gara percobaan pembunuhan waktu itu.“Dokter Salman akhirnya meminangku.”“Alhamdulillaah ....” Prisha tersenyum lebar. Ia bersiap mengucap selamat dan memberi pelukan hangat, tapi urung tatkala menemukan wajah mendung Ariana.“Tapi kurasa ... aku tak
Teriknya matahari di langit ibukota metropolis, terasa menyengat di kulit putih Ariana. Peluh membanjiri pelipisnya. Leher dan sebagian baju atasnya pun sudah dibasahi keringat.Ia menanti bus di pinggir jalan raya besar. Sesungguhnya, bisa saja ia memanggil taksi lewat aplikasi online. Namun, Ariana memilih menunggu bus, karena ingin menikmati perjalanan seperti orang kebanyakan, demi melatih kesederhanaan jiwa.Dokter spesialis anak yang cantik dan berkulit halus lembut itu dulu terbiasa naik turun mobil mewah ber-AC. Tak pernah merasakan gerahnya sengatan sinar matahari.Semenjak keluarganya bangkrut, ia terpaksa membiasakan diri menunggu atau berlarian mengejar bus. Menahan ekstremnya hawa daerah konflik. Gersang dan berangin panas di siang hari, dingin membekukan di malam hari. Kulitnya tak terawat seperti dulu. Kini kulitnya kering dan kusam. Tapi Ariana tak peduli. Setelah setahun menjauh dari Salman, Ariana akhirnya sadar ada yang lebih berharga daripada penampilan fisik dan
“Ari, kau tau, kita bangkrut. Rumah terjual. Kita tak punya rumah lagi,” ungkap mama Ariana saat putrinya datang ke ruang ICCU. Saat itu, Danan masih tidur pulas di ruangan observasi ICCU. Ariana dan sang mama duduk di bangku khusus pendamping, tak jauh dari tempat tidur pasien.“Aku akan mencarikan kontrakan yang harganya terjangkau, Ma.”Lidya—sang mama—menggeleng, lesu. “Mama tak sanggup tinggal di rumah biasa. Paling tidak, standarnya sama dengan rumah di pulau terpencil itu.”“Rumah setara itu di kota besar, biaya sewanya bisa jutaan per bulan, Ma.” Bahu Ariana terkulai. Diam-diam ia kecewa terhadap mamanya yang tetap sulit menurunkan gaya hidup walau telah jatuh miskin. “Tabunganku tinggal separoh, Ma. Lima puluh persennya habis buat bayar gaji nahkoda dan anak buah kapal yang membantuku pulang. Sisanya hanya cukup ngontrak rumah sederhana selama satu tahun. Kalau mau rumah mewah, paling-paling cuma buat 1 bulan.”“Sebenarnya Pak Zed menarik papamu kembali memimpin industri fa
“Dok, saya sudah berjanji untuk tak menoleh ke belakang lagi. Masih ingat perpisahan kita setahun lalu? Saya berkata bahwa jika Anda tetap menolak, maka saya akan berhenti.” Nada suara Ariana tetap rendah dan lembut.Salman berdiri gamang. Tak menyangka kalau Ariana berkomitmen pada kalimat perpisahan tersebut.“Aku tak bisa menerimanya. Kamu rela menderita bertahun-tahun menerima sikap dinginku. Kamu bahkan jadi relawan medis untuk mengobati hatimu. Ari, izinkan aku—““Nggak perlu merasa bersalah, Dok.” Ariana menggeleng. “Itu adalah pilihan saya di masa lalu. Dan saat ini, juga pilihan saya untuk ... berhenti. Saya tidak ragu, hidup saya bakal sempurna di sisi calon imam sehebat Anda. Tapi saya telah melihat banyak hal di luar sana ....”“Apakah Zakki yang mengubahmu? Aku baca berita, kamu terjebak dengannya di pulau kosong. Siapa tau ....”Paras Ariana memerah. Mata indahnya berkilat gusar. “Serendah itu Anda menilai saya? Oh, I see. Mungkin karena dulu saya tak segan-segan mengej
Sang dokter lalu mengucap salam dan mengetuk pintu. “Assalamualaykum.”Terdengar suara halus merdu menyahut salam dari dalam kamar. “Wa alaykumussalam. Siapa?”“Aku ... Salman. Apakah kamu lupa suaraku?”Ariana yang berada di dalam kamar, tertegun sejenak. Ariana bukannya tidak hapal suara lemah lembut sang dokter, tapi ia hanya tak percaya kalau itu betul-betul Salman. Selama sepuluh tahun, selalu dirinya yang mencari Salman. Selalu dirinya yang menelepon, mengirim chat, mencari-cari kesempatan untuk berjumpa. Dan Ariana kebal menghadapi sikap sepi dokter itu. Salman selalu menganggapnya tidak ada.Bodohnya, Ariana malah bertambah penasaran dan gigih mencari perhatian dokter itu. Sampai-sampai Gavin yang biasanya cuek urusan romansa, menegurnya.“Ari, kamu itu dokter spesialis anak yang jenius. Bahkan sudah fellowship bedah anak di rumah sakit internasional negeri tetangga. Kamu dan Salman itu setara. Jangan rendahkan dirimu!”Namun, Ariana bebal. Walaupun keahlian medisnya di atas
“Kalian hanya memikirkan prestise. Tapi citra yang kalian bangga-banggakan justru hancur bukan karena Joanna atau ibunya!” desis Ariana, gusar. Kecewa sekali ia mendapati karakter keji papa mamanya. “Dan gimanapun juga, Joan itu ponakan Mama! Kenapa Mama sampai hati menyiksanya?”“Apanya yang menyiksa?” Mama Ariana melotot. “Aku selalu memberikan apa yang ia butuhkan. Demi mendiang adikku. Tapi tiap kali melihatnya, aku ingat kejahatan ibunya!”Ariana mengembuskan napas, frustrasi. “Kalian harus minta maaf pada Joanna. Atau aku pergi lagi ke wilayah konflik dan tak sudi kembali!”Sang mama terkejut. “Ari! Sudah cukup setahun kamu pergi! Selama itu kami selalu gelisah memikirkanmu. Jangan tinggalkan kami lagi!” “Penuhi syarat dariku.” Ariana menatap datar. Akhirnya sang mama menyerah dan berjanji akan mengunjungi Joanna di rumah sakit jiwa begitu papa Ariana sehat.“Ada kabar yang menggembirakan dari Pak Zed. Tak hanya berjanji membersihkan nama baik keluarga kita dan menarik papam
Tak lama kemudian, mobil meluncur ke halaman DIMS yang luas. Zakki turun. Ia memasuki gerbang depan rumah sakit tanpa hambatan, padahal jam besuk sudah lama berlalu. Semua orang mengenal Zakki, mantan CEO DIMS Hospital, sehingga tak ada penjaga keamanan yang berani menghalangi.Zakki menjenguk ayahnya di ICU. Ternyata sang ayah telah tertidur lelap. Tadinya pemuda itu ingin menjaga ayahnya sambil rebahan di ruang istirahat khusus keluarga pasien. Namun, langkahnya malah berbelok menuju ruangan lain.***Sudah larut malam, tapi Ariana tak kunjung terpicing. Tragedi ombak tinggi bergulung-gulung menghempas sekoci, terbayang-bayang di benaknya. Baru ia sadar, rasa panik memikirkan kondisi kritis papanya, membuatnya lupa memperhitungkan keselamatan seluruh awak kapal. Padahal Zakki dan semua orang telah mengingatkannya.Walau mereka semua selamat, tetap saja Ariana menyesal.Betapa impulsif dirinya. Setelah sembuh dari gejala demam tinggi, Ariana bertekad akan mencari kapten kapal serta
Zakki berdeham canggung sambil bergegas meraih tisu untuk membersihkan cipratan kopi ke bajunya.“Nggak. Aku hanya ngantuk,” sahutnya, menutupi suasana hati yang memburuk drastis.Seorang ART lelaki datang tergopoh-gopoh, lalu membersihkan pecahan beling di lantai. Nenek Diana mendengkus,”Karena Zakki masa bodoh, Sean udah punya pacar, maka Roni kesayanganku yang akan kunikahkan dengan Ariana. Ayah Ariana memohon dengan sangat pada kami, agar mencarikan jodoh terbaik untuk putrinya.” Diana tidak berbohong. Saat ia dan Zed membesuk Danan pascaoperasi, lelaki itu menangis saking berterima kasih. Danan berjanji akan menjauhi semua intrik dan tak ingin terlibat dengan siapa pun lagi. Andai tak dihalangi selang dan kabel-kabel yang terhubung ke peranti medis, Danan mungkin akan berlutut di depan Zed dan Diana.Zed dan Diana semenjak hijrah, telah menjadi orang yang murah hati. Mereka mengampuni Danan dan memberi kesempatan kedua untuk kembali ke Healthy Light. Zed juga bersedia membantu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.