Share

Ancaman

Author: Rimbun Cahaya
last update Last Updated: 2023-10-18 14:29:25

Empat jam sebelumnya. 

Belum tuntas Prisha berdoa selepas salat Subuh, suara ketukan di pintu terdengar bertalu-talu. Gegas gadis berusia 22 tahun itu bangkit dan membuka pintu. 

Hari itu adalah hari istimewa yang sangat dinanti-nanti ibunya. Mereka pasti bakal sibuk. Para tetangga di desa sudah sejak kemarin gotong royong membantu masak-memasak dan persiapan lainnya. Konon, pernikahan pertama ibunya berlangsung siri dan tak dihadiri Sarah, neneknya. Itulah sebabnya, di pernikahan kedua ibunya kali ini, meski digelar sederhana, neneknya tetap ingin menyiapkan walimah terbaik. 

Jadi Prisha pikir, wajar jika pagi-pagi pintu kamarnya sudah digedor. Mungkin Nenek butuh bantuan. Mungkin—

“Prisha!” Nalini menghambur masuk, lalu memeluk putrinya sambil menangis sampai terguguk. 

“Mami, kok, nangis? Duh, sabar, sabar ....” Prisha mengelus-elus punggung ibunya. “Mami gugup, ya?” Gadis itu tersenyum kecil. Ia teringat beberapa kawan sekampungnya yang menikah di usia muda. Menjelang akad nikah, persis ibunya sekarang. Ternyata, gugup sebelum nikah tidak hanya dialami gadis muda. Pikirnya. 

Bayangan seorang pemuda ber-snelli dan berkacamata, berkelebat di benaknya. Prisha tersipu sendiri, teringat khitbah Dokter Salman yang belum dijawabnya.

Tangis Nalini yang kian menghebat, membuat Prisha heran sekaligus cemas. Instingnya sebagai seorang mahasiswi kedokteran, mengisyaratkan ada yang tidak beres. 

“Mami, ada apa? Jangan cemas. Mami, kan, udah yakin kalau Om Gavin lelaki baik?” Prisha menatap penuh selidik. “Prisha bakal melabraknya kalau dia—“

“Dia baik, Prisha .... Sangat baik.” Nalini menggerung. “Mamilah yang nggak baik ....”

“Astagfirullah, Mam. Kenapa tiba-tiba minder? Ini pasti waswis. Mami nggak ninggalin salat, kan? Mami udah janji ama Om Gavin, untuk tobat dan rajin salat.” Prisha menggenggam tangan ibunya, menyalurkan ketenangan.

“Laki-laki baik ... pasti dapat yang baik. Mami ... bukan orang baik. Mami nggak pantas sama Om Gavin ....” Tersendat-sendat suara Nalini, kentara sekali berjuang mengendalikan tangis.

“Lho?” Bola mata kehijauan yang sangat cantik milik Prisha, berputar bingung, sekaligus geli. “Mami aneh. Nggak seperti yang Prisha kenal. Bukannya Mami selalu pede?”

Nalini merenggangkan pelukan, lalu menatap putrinya sungguh-sungguh. Air matanya masih mengalir dan suaranya parau ketika berkata, “Sha, kamu beneran sayang Mami, kan?”

“Tentu saja, Mami ....”

“Meskipun Mami jarang ngurus kamu? Bahkan pernah ninggalin kamu waktu masih kecil selama bertahun-tahun?” 

Prisha menghela napas dalam sebelum menghapus air mata ibunya. Dibalasnya tatapan ibunya yang masih terlihat ayu dan awet muda di usia 38 tahun itu. “Past is the past. Masa lalu biarlah berlalu. Prisha sayang Mami. Sayaang banget,” ungkapnya tulus. 

Rasa haru campur nelangsa menyeruak di dada. Sesak. Ingat hari-hari sepi tanpa seorang ibu di sisi. Ibunya pergi bekerja ke luar negeri saat dirinya berusia 6 tahun. Baru datang menjenguk 12 tahun kemudian, setelah Prisha lulus pondok pesantren. Betapa ia rindu ibunya. Prisha rela melakukan apa pun asalkan ibunya kembali dan betah menetap di sisinya.

“Kalo sayang, kamu mau nggak menuhin keinginan Mami?” Terdengar getir pertanyaan Nalini, memutus lamunan Prisha.

“Apa, sih, yang nggak buat Mami?” kata Prisha setengah bercanda. “Sini, Prisha bantuin dandan. Kamar pengantin udah siap, kan? Mami mau disuapin makan? Mami tenang aja. Prisha siap sedia bantuin Mami, asal Mami bahagia.” 

“Sumpah?” Nalini mengangkat jari kelingking. 

Prisha memperhatikan mata bengkak dan hidung ibunya yang kemerahan. Rasa iba yang tajam menusuk hatinya. Ada apa dengan Mami? Belum pernah Mami menangis separah ini.

“Prisha?”

“Eh, i-iya, sumpah!” Prisha tergeragap, lalu gegas mengaitkan kelingkingnya ke jari Nalini.

Dengan ekspresi runtuh, Nalini berkata, “Tolong gantikan Mami sebagai pengantin.”

Prisha melongo. Merasa salah dengar, dikucek-kuceknya telinga sendiri. “Menggantikan, maksudnya gimana? Mami becanda, ih! Jangan pedulikan kata orang, Mam. Yang penting, Om Gavin cinta mati ama Mami.”

“Mami serius. Menikahlah dengan Om Gavin!” Suara Nalini tegas, meski diselingi isak tertahan. 

“Mami kayaknya kena gangguan kecemasan. Istigfar, Mam. Akad nikah tinggal 3 jam lagi. Ayo, kita siap-siap ....” Prisha beranjak berdiri. 

“Prisha! Mami tidak gila! Mami sadar sesadar-sadarnya! Kamu mau kualat sama Mami?”

Sang dara terbelalak dan refleks mencium tangan ibunya. “Justru Prisha takut kualat, makanya pengen Mami mikir jernih .... Om Gavin itu calon papi Prisha. Mami sadar, dong! Ini nggak masuk akal!”

“Mami mikirin ini sampai susah tidur berhari-hari, Sha. Nggak mudah buat Mami. Tolong, Sha .... Bantu Mami,” ratap Nalini. “Orang tua Om Gavin nggak menyukai Mami. Kamu inget waktu mama Om Gavin ke rumah Mami? Kamu ada di rumah, nganterin minum. Mama Om Gavin lebih menyukaimu. Jadi yang dilamar itu kamu.” 

Prisha terkesiap, tapi tetap sulit percaya. Impossible. Mami wanita yang gigih dan percaya diri. Serta tipe egois. Tidak mungkin menyerah begitu saja. Mami kayaknya stres, nih. “Kenapa Mami baru bilang sekarang?” Ia bertanya, setengah cuek.

“Karena Om Gavin nggak tau.” Nalini mengeringkan hidungnya dengan ujung rok. “Kalian sama-sama nggak tau. Tadinya Mami mau mencoba mempertahankan Om Gavin. Tapi mamanya Om Gavin mengancam akan memenjarakan Mami kalo gak kontan melunasi utang. Uang Mami gak cukup.”

“Utang?” Sepasang mata indah Prisha melebar. 

Nalini mengangguk, sedih. “Sebenarnya Mami nggak nyangka kalo mama Om Gavin itu Bu Karina. Mami punya utang besar sama Bu Karina dan suaminya. Buat biaya kuliah kamu di kedokteran .... Kata Bu Karina, kalo Mami nolak dan nggak sanggup lunasin utang itu, rumah bakal disita dan Mami dipenjara. Mami nggak sanggup, Sha.”  

Prisha terbelalak tak percaya. “Harusnya Mami ngadu ke Om Gavin, dong!” protesnya, gusar. “Biar Om Gavin perjuangin Mami!”

“Bu Karina ngancam mau bunuh Mami kalo Om Gavin dikasi tau!”

***rimbuncahaya***

Otak Prisha tiba-tiba blank. Tiga detik kemudian, matanya menyala. “Nggak, Mam. Ini salah. Sha kudu ngasih tau Om!”

“Jangan, Sha!” jerit Nalini sambil merampas ponsel yang tahu-tahu sudah ada di tangan Prisha. “Kamu nggak sayang Mami? Kamu mau Mami mati atau masuk penjara?”

“Mami, kalo Om Gavin benar-benar cinta, dia pasti melindungi Mami!” Prisha ngotot, hendak merebut ponsel. Namun, Nalini menyembunyikan benda itu ke balik punggungnya. 

“Mami emang gak pernah ngurus kamu!” pekik Nalini, frustrasi. “Tapi Mami susah payah cari uang, semenjak dicampakkan papimu sampai rela jual diri, demi siapa? Demi kamu!” Wanita cantik itu menuding lurus-lurus tepat ke hidung mancung putrinya. “Kamu bisa sekolah di sekolah terbaik. Makan minum cukup. Hidup tenang bersama nenek. Mami pontang-panting kerja banting tulang, supaya kamu nggak bodoh kayak Mami! Cukup Mami yang ngelakoni kerjaan yang dipandang hina ini. Dari dulu Mami pengen berhenti dari profesi itu. Tapi Mami bisa apa?” Nalini kembali terisak. “Kamu bilang sayang Mami. Udah bersumpah mau nurutin Mami. Tapi Mami minta bantuan sekecil ini aja, kamu gak bisa.”

“Mamiii ....” Pecah akhirnya tangis Prisha. “Pernikahan soal serius Mami. Ini perkara besar. Nggak bisa dianggap main-main atau semacam nikah kontrak kayak di novel-novel platform. Lagian Prisha bakal dilamar Dokter Salman ....”

“Mami pengen tobat. Keinginan Mami tobat, jauh lebih gede daripada keinginan menikahi Om Gavin,” ungkap Nalini sambil menekan dada yang nyeri karena harus berbohong di depan putrinya. "Kamu juga udah lama pengen Mami stop, kan? Jadi patuhlah. Setelah kamu nikah, utang Mami lunas. Mami bakal berdagang kecil-kecilan. Nggak berat lagi mikir biaya kuliahmu karena ada Om Gavin yang nanggung—“

“MAMI!!” jerit Prisha histeris. “Ini nggak benar! Mami ngorbanin Sha!”

“Salah! Justru Mami yang berkorban buatmu! Yang paling sakit di sini Mami, Sha!” Nalini menunjuk dada, sambil nanar menatap putrinya. “Coba pikirkan perasaan Mami ....”

Karam seketika lidah Prisha bersama kebuntuan kinerja otaknya. 

Beberapa saat kemudian, tukang rias pengantin datang. Nenek Sarah tercengang ketika melihat yang didandani sebagai pengantin bukan putrinya, melainkan cucunya. Ia menggeleng pelan saat Nalini menjelaskan sambil tersedu-sedu. Sungguh tidak masuk akal, pikirnya. Namun, nenek itu memilih diam. Takdir Tuhan, pasti yang terbaik.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Rasa yang Sama

    Tadinya, Ariana kaget sekaligus malu. Namun, begitu mendengar pertanyaan Gavin, ia jadi ilfeel sekaligus merasa lucu. Akhirnya, gadis itu tertawa lirih dengan pipi bersemu. “Belum apa-apa udah di-warning ngasi jawaban yang nggak mengecewakan. Yaudah, aku, sih, terserah Papa dan Mama aja.”Danan dan Lidya saling menatap, lalu mengangguk serempak. Senyum lebar mereka mengembang. Bahagia. Diam-diam, mereka mencuri pandang ke arah Zed dan Diana, penuh rasa terima kasih. Lidya lantas memeluk putrinya, seraya mengungkapkan persetujuannya. Sementara Reno, wajahnya sontak berseri-seri, dipenuhi aura kelegaan dan kebahagiaan. Batinnya berbisik gemuruh. ‘Papa, aku telah memenuhi persyaratan darimu, meminang Ariana untuk Zakki. Aku berjanji akan menjauhkan diri dari Healthy Light dan mendorong Zakki menjadi pria yang lebih baik.’***“Aku baru tau, kalo kamu pemalu.” Ariana berdecak kesal di malam pengantin. Usai akad nikah dan resepsi besar-besaran yang diadakan Zed Devandra di mansion, ia d

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Mana Aku Berani?

    “Roni, kamu lebih pantas jadi adikku. Aku menyukaimu sebagai kakak.” Ariana kembali tertawa ringan. Wajahnya secerah musim semi.Harapan Roni yang sudah melambung seperti balon terbang, mendadak kempes dan jatuh.“Ah, sayang sekali.” Diana menatap cucu bungsunya yang kekanak-kanakan itu dengan lembut. “Padahal tadinya Nenek mau menjodohkan Roni dengan Ari. Tapi Ari menganggap adik. Tenanglah. Nenek memiliki beberapa calon yang bisa kaupilih. Atau kau punya calon sendiri? Kalo calonmu baik, kami akan menyetujuinya.”Roni menggeleng. Wajahnya masam. “Cewek-cewek di luar sana, hanya memandang status dan hartaku saja. Aku nggak kenal cewek lain sebaik Prisha atau Kak Ari. Aku pasrah aja ama pilihan Nenek.”Diana bertepuk tangan. “Bagus!”“Gimana denganmu, Zakki?” Pertanyaan Zed beralih ke Zakki.Yang ditanya hanya membisu. Gavin sebal sekali. Ditepuknya bahu Zakki cukup keras. “Apalagi yang kau tunggu?” Reno menarik napas panjang menyaksikan sikap diam putranya. Tentu ia mengerti kenap

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Aku Menyukaimu

    “Sepulang dari berhaji, kami ingin lebih fokus beribadah. Usia aku dan nenek kalian semakin senja. Banyak hal yang kami sesali. Kini waktunya untuk memperbaiki segalanya. Kami tak ingin masalah orang tua kalian terulang pada kalian, para cucu.” Zed menyampaikan rangkaian nasihat kepada cucu-cucu lelakinya. Pada intinya, ia tak ingin mereka manja dan membuat masalah seperti dulu. Zed berharap mereka semakin matang dan lebih memperhatikan keluarga. Tak lupa ia menyemangati empat cucu lelakinya agar menyusul hijrah.“Aku bersyukur memiliki cucu menantu sebaik Prisha. Bersamanya, Gavin jadi lebih lunak dan penurut.” Diana menyampaikan isi hatinya setelah Zed menuntaskan wejangannya. Gavin menekan ketidakpuasan di hatinya ketika mendengar kalimat “lebih lunak dan penurut”. Apakah nenek dulu menganggapnya keras dan liar serupa hewan buas? Betapa berlebihan. “Bukan Sha yang mengubah Pak Dokter, Nek. Dia berubah karena keinginannya sendiri,” sahut Prisha, rendah hati. “Seiring kebersamaan

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Kenapa Bukan Kamu Saja?

    “Kalo baik-baik saja, kenapa Kakak harus susah payah mencegahku? Kakak nggak mau Dokter Salman tersakiti, kan? Kakak masih ingin menjaga perasaannya ....”“Aku tidak peduli perasaannya!” Ariana setengah berteriak. Beberapa kerabat sontak menoleh ke arahnya.Tiba-tiba Sean dan Roni datang dan bergabung ke meja Zakki. “Perasaan siapa, Kak?” tanya Roni, polos. “Kenapa kalian datang ke sini?” bentak Ariana. Mendadak ia dongkol dan uring-uringan tidak jelas. “Aku mau ngobrol serius dengan Zakki!” “Kak Ari, mumpung ada Kak Zakki di sini, aku juga perlu bicara serius denganmu.” Roni memperlihatkan ekspresi seperti awan mendung yang siap menurunkan hujan.“Betul.” Sean mengangguk kuat. “Roni siap jadi lelaki dewasa. Sesuai arahan Kak Zakki. Biar Kak Zakki jadi saksi.”Zakki menatap kedua adik sepupunya itu sambil tersenyum masam.Roni mengepal tinju, menguatkan tekad. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membusungkan dadanya. “Kak Ariana, izinkan aku meminangmu. Maaf jika terkesan tiba-tiba

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Enggan

    Suasana hati Zakki memburuk drastis tatkala menyaksikan Ariana dikelilingi para sepupu lelakinya. Tadinya ia ingin mendekati Ariana untuk menanyakan apa yang ingin dibahas Ariana dalam chat-nya. Namun, gadis itu sepertinya lupa. Ariana malah kelihatan asyik mengobrol dengan empat sepupu gantengnya.Zakki memutuskan melemparkan masalah itu ke belakang kepala. Toh, yang punya kepentingan adalah Ariana, bukan dirinya.Bukannya kesal, Zakki malah sedikit berterima kasih dalam hati ketika Gavin menyuruhnya memperbaiki laporan analisis keuangan dengan kata “segera”. Dalam situasi normal, ia akan tersinggung berat, sebab disuruh mengecek laporan di luar jam kerja. Parahnya lagi, dalam acara keluarga. Gavin sungguh keterlaluan. Namun, Zakki kali ini mengabaikannya agar pikirannya teralihkan dari pemandangan yang tidak menyenangkan.Sayang sekali, meski berusaha keras meneliti laporan, tetap saja ia gagal fokus. Ia tidak ingin mencuri-curi pandang ke arah gadis berkerudung pink yang sedang ter

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Menggemaskan

    “Ariana, mundurlah ... Jangan ikut campur,” desis Danu pada putrinya.“Tidak, Papa. Mereka berlebihan. Apakah mereka lupa kalau Om Reno adalah putra Kakek Zed? Dan Zakki adalah cucu langsung beliau? Mereka betul-betul tidak memandang muka Kakek Zed dan Nenek Diana!” Ariana berkata dengan nada mencela.Seluruh kerabat terperangah, sebelum memasang ekspresi marah dan merasa terhina.“Cukup!” Tiba-tiba Kakek Zed berseru, mencegah perdebatan meruncing. “Ariana benar. Aku dan istriku memang pernah marah pada putra-putra kami. Namun, mereka telah mendapatkan hukuman masing-masing. Anak-anakku sudah menyadari kesalahan dan menyesalinya. Kami menerima permohonan maaf mereka. Jadi, sejelek-jeleknya, tolong hentikan semua komentar miring itu. Mereka adalah putra-putraku. Yang tetap mewarisi hartaku, meski tak berhak lagi menjalankan bisnis keluarga.Acara makan malam hari ini, sebenarnya bertujuan untuk bersilaturrahmi dan memulihkan kembali hubungan kekeluargaan yang retak. Danu dan Reno sudah

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Terpana

    Meskipun demikian, sifat kejam dan pendendamnya tidak mudah hilang begitu saja. Mantan istri dan kedua putrinya, bukan hanya meninggalkannya di saat terpuruk, tapi juga ikut melempari batu saat ia jatuh ke lubang kesengsaraan. Lebih parah lagi, baru empat bulan bercerai, Rani menikah lagi. Usut punya usut, sang istri sudah lama berselingkuh. Reno paham, dirinya jarang memperhatikan keluarga. Ia bukan orang baik. Tapi setidaknya, Rani, Anjani, dan Anggraini menikmati kemewahan nyaris tanpa batas saat Reno masih jaya-jayanya. Reno tak pernah menelantarkan mereka. Rani dan dua putrinya—kalaupun tak sudi balas budi—paling tidak jangan ikut menginjaknya. Tak dinyana, mereka kejam. Dan saat itu, saat situasi berbalik, dua putrinya ingin memanjat lagi. Melihat ekspresi murka Reno, Zakki khawatir Reno drop lagi. Kondisi fisik sang papa pascatransplantasi hepar belum stabil. Akhirnya ia bangkit, lalu menarik kedua adiknya menjauh.“Enyah!” perintahnya, dingin. Tatapannya tajam.“Kakak—“ Anj

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Murah Hati

    Waktu berlalu dengan cepat. Hari sabtu pun tiba.Mansion Zed Devandra malam itu terlihat lebih ramai dari biasanya. Belasan pelayan hilir mudik mengantarkan hidangan dan menatanya di meja-meja bundar yang tersusun di ruangan luas. Terakhir mansion Zed Devandra meriah adalah saat perayaan akbar akikah cucu buyut pertama Devandra, enam bulan yang lalu. Setelah berbulan-bulan agak sepi, bangunan besar itu kembali semarak. Zed mengundang seluruh keluarga besarnya ke acara makan malam tersebut. Tujuannya dalam rangka syukuran atas sembuhnya Reno. Diam-diam, tetua keluarga itu juga menyiapkan kejutan lain.Keluarga besan juga datang beserta putra-putri masing-masing. Tentu saja mereka tak akan melewatkan kesempatan berhadir di forum eksklusif tersebut. Jarang-jarang Zed Devandra mengadakan acara makan bersama keluarga besar yang melibatkan besan, di luar momen hari besar seperti hari raya. Acara tersebut bakal mereka manfaatkan untuk menjalin hubungan lebih dekat yang berpengaruh pada ke

  • TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU   Pengalaman Pertama

    Terlepas dari perbuatan jeleknya di masa lalu, Gavin agak kasihan pada Zakki. Tapi ia juga tak berdaya mengendalikan kakek neneknya yang pilih kasih. Tekanan keluarga Atmaja pada Zakki juga lebih karena merasa malu melihat Zakki tak bisa dibanggakan di tengah keluarga Devandra.“Adik saya sudah berubah,” kata Gavin, berusaha meredakan kejengkelan Robi. Nada suaranya tenang. “Dia jenius bisnis yang bakal diproyeksikan sebagai pengganti saya.”Kilat keterkejutan yang tajam melintas di mata Zakki. Ia memandang kakak sepupunya dengan sorot tak percaya. Tapi dengan cepat ia berpikir, Gavin pasti hanya ingin menjaga harga dirinya, mengingat mereka kini “bersekutu”. Dua detik berikutnya, tatapannya kembali jatuh ke gelas bening berisi air mineral. Ekspresinya kembali datar.Robi Atmaja tercengang. Lalu, suara tawanya berkumandang. Mengandung ejekan. “Pecundang ini? Jadi pengganti CEO Healthy Light? Apa kalian meremehkan pengkhianatannya? Anak ini sudah mencoreng nama baik dua keluarga!”“Pa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status