Home / Young Adult / TO GET HER / 71. Kepahitan Ayah Marcello

Share

71. Kepahitan Ayah Marcello

last update Last Updated: 2025-11-26 22:34:56

Chapter 71

Kepahitan Ayah Marcello

Pagi Natal terasa sunyi, misa pagi diadakan di Basilica Menor di dalam kastel. Langit-langitnya menjulang tinggi dengan lukisan fresco para malaikat, sementara cahaya pagi menembus kaca patri berwarna safir.

Raja Spanyol berdiri di depan altar, jubahnya berwarna putih gading bertepi emas, memantulkan cahaya lilin yang bergetar lembut. Di tangannya menggenggam rosario tua yang diwariskan turun-temurun dari leluhur kerajaan, suaranya berat tapi tenang memenuhi seluruh ruangan.

Di depannya anggota keluarga berdiri, tetapi susunan tempat mereka berdiri tidak kaku. Mereka bisa memilih di mana saja mereka ingin berdiri karena di sana mereka benar-benar menerapkan kekeluargaan, melupakan sejenak hierarki keluarga dan protokol kerajaan. Meskipun begitu, bukan berarti mereka meninggalkan etika kebangsawanan mereka. Ratu tetap berada di urutan paling depan sementara putra-putri mereka berada di bangku urutan nomor dua disusul anggota keluarga yang lain.

“Tuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TO GET HER   90. Bertemu Marcello Lagi

    Chapter 90Bertemu Marcello Lagi“Bisakah aku menjadi vocal consultants lagi besok?” tanya Aneesa seraya memasuki ruang kerja Dayana. Dayana yang duduk di balik meja kerjanya dan menggunakan kacamata mengalihkan fokusnya dari layar MacBook di depannya sembari mengerutkan alisnya. “Besok studio sudah penuh, tidak ada jadwal penyanyi baru,” sahutnya. Aneesa merengut sembari menarik kursi di depan meja Dayana lalu duduk. “Beri aku pekerjaan untuk besok, please.” Dayana menghela napasnya dan melepas kacamatanya, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Bagaimana dengan berolahraga ringan? Aku bisa mencarikan pelatih yoga sementara, menggantikan pelatihmu yang masih berlibur.” Aneesa menggeleng dengan cepat. “Aku tidak ingin berada di rumahku!” Dayana meletakkan satu sikunya ke atas meja lalu bertopang dagu. “Bisakah kau bermain cantik?” “Aku hanya ingin mengisi waktu, aku bosan di rumahku!” elak Aneesa. Dayana tersenyum sebari mengedikkan alisnya. “Caramu menghindar terlalu ekstrem, Lyndi

  • TO GET HER   89. Tidak Akan Menyerah

    Chapter 89Tidak Akan Menyerah“Ini benar-benar pemandangan langka,” ucap Narnia yang masih mengenakan gaun pesta sembari berjongkok di depan sofa ruang keluarga rumahnya. Sementara Barron yang berbaring di atas sofa membuka sebelah matanya. “Jam berapa ini?” tanyanya lalu memijat sebelah pelipisnya dengan lembut.“Jam tujuh pagi,” kata Narnia, alisnya berkerut dalam karena dalam sepanjang hidupnya belum pernah Barron pagi-pagi sekali berada di rumahnya, berbaring di sofa ruang keluarga, “aku tidak tahu apa yang membuatmu melarikan diri ke sini. Tapi, aku yakin bukan sesuatu yang baik, aku turut prihatin.” Barron duduk dengan malas, wajahnya lusuh sementara Narnia berdiri sembari terus menatap Barron yang terlihat tidak bersemangat.“Semalam kau mabuk?” tanya Narnia. Barron menghela napasnya. “Hanya minum sedikit tadi malam.” “Habis merayakan tahun baru bersama kekasih barumu itu? Kenapa tidak menginap di tempatnya?” tanya Narnia dengan nada sinis. Barron menarik napas dengan lem

  • TO GET HER   88. Bersaing Dengannya

    Chapter 88Bersaing dengannyaAneesa meletakkan ponselnya ke atas meja rias, ribuan pertanyaan memenuhi benaknya. Berita tentangnya masih hangat menjadi perbincangan dan sekarang berita tentang Marcello muncul ke publik: Marcello terlihat menikmati kopi bersama seorang wanita di sebuah cafe di Barcelona. Biasanya berita apa pun yang sedang menjadi topik hangat akan tergeser dengan kemunculan Marcello bersama wanita, sepertinya publik memang lebih tertarik dengan skandal asmara si berandalan itu dibanding dengan dirinya. Sebelumnya Aneesa tidak memikirkannya, tetapi kali ini tidak bisa mengabaikan perasaannya yang dongkol—bahkan ingin mencabik-cabik Marcello untuk meluapkan kejengkelannya. Juga kecemburuan yang sulit dikendalikan karena menduga gadis itu adalah gadis incaran Marcello.Namanya Alba Serrat, putri sahabat ibu Marcello dan Aneesa mengenalnya meskipun mereka tidak pernah akrab—hanya beberapa kali bertemu saat mereka remaja dan dikenalkan oleh Marcello. Aneesa semakin yaki

  • TO GET HER   87. Teman Lama

    Chapter 87Teman LamaTiga puluh satu Desember, udara musim dingin menusuk tulang. Angin berembus melewati kap mobil membuat kaca depan diselimuti uap putih tipis, jalanan di pinggiran Barcelona lengang—hanya sesekali mobil lewat mendahului supercar yang dikemudikan Marcello dengan kecepatan sedang.Ia baru saja mengantarkan Max ke bandara Aerodromo untuk kembali ke Madrid, Max harus mengikuti misa pagi tahun baru yang selalu diadakan di istana. Meskipun sebenarnya kegiatan tersebut bersifat pribadi di kediaman kerajaan, tetapi sebagai calon penerus takhta kerajaan Max harus menghadirinya sebagai bagian dari disiplin.Suasana di mobil sangat hening, tidak ada suara musik atau suara penyiar radio sementara pikiran Marcello tertuju pada Aneesa. Ia sudah berulang kali menepis bayangan gadis itu, tetapi sepertinya Aneesa telah terlalu lama menjadi bagian dari ingatannya membuat Marcello cukup kesal apalagi setiap mengingat hubungan Aneesa dan Barron. Tiba-tiba ponsel Marcello berdering,

  • TO GET HER   86. Benar-benar Jatuh Cinta

    Chapter 86Benar-benar Jatuh CintaNarnia memegangi gelas berisi wiski, tatapannya tertuju pada lampu-lampu di luar jendela. Garis pantai Carbon Baech tampak berkilau oleh lampu-lampu malam, cahaya kuning dari lampu malam rumah-rumah mewah yang berjajar di tepi pantai, dan lampu dermaga yang berpendar lembut dari kejauhan seolah menciptakan suasana eksklusif.Tempat tinggal Agnes berada di Malibu, gedungnya kecil tetapi ultra eksklusif yang hanya ada delapan unit dan seluruhnya memiliki akses privat elevator. Dari tempat itu terdengar ombak yang terkadang samar tetapi jendela kaca dengan peredam suara menjaga kemewahan tetap tenang.“Kau benar-benar membiarkan Barron bersamanya?” tanya Narnia dengan nada sangat dingin. Agnes tersenyum lembut dan dengan tenang menatap ruang keluarga yang setiap detailnya dipikirkan dengan sangat teliti. Sofa besar berwarna ocean white dengan deretan bantal berwarna biru laut dan pasir, meja kopi dari driftwood premium dengan kaca tebal, jendela floor-

  • TO GET HER   85. Tekad Aneesa

    Chapter 85Tekad AneesaAneesa baru saja meninggalkan mobilnya dan memasuki rumahnya melalui pintu penghubung garasi dan ruang belakang, ia mendapati Lyndi berdiri di ambang pintu ruang keluarga membuat Aneesa tidak mampu menahan rasa bahagia dan ia pun berlari ke arah Lyndi.“Aku tidak sedang bermimpi, kan?” tanya Aneesa seraya menatap Lyndi seolah tidak percaya dengan penglihatannya. Lyndi tersenyum. “Kebetulan aku menghubungi Jessie dan dia bilang kau sudah kembali ke sini. Kenapa tidak memberitahuku?” Faktanya Marcello-lah yang memberitahunya—sekaligus memintanya menyusul Aneesa ke Los Angeles. Tetapi, bukan Marcello namanya jika tidak membuat sandiwara dengan sangat halus.“Aku tidak ingin mengganggu waktu liburmu,” ucap Aneesa. Sebenarnya Lyndi masih ingin berada di Madrid bersama keponakan-keponakannya yang menggemaskan dan menikmati hari-hari yang santai bersama orang tuanya di rumah mereka, tetapi imbalan dari Marcello jumlahnya terlalu besar untuk diabaikan. “Aku khawati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status