Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 7 Bayangan Maut: Konflik dan Intrik dalam Kota

Share

Bab 7 Bayangan Maut: Konflik dan Intrik dalam Kota

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-07 08:49:25

Ketika Roni mendapat kabar bahwa Zaki sudah mulai membaik, dia dan rekannya segera meluncur ke rumah sakit dengan harapan mendapatkan informasi kunci yang dapat membuka kebenaran di balik serangkaian peristiwa misterius.*

**Roni:** "Kita harus segera berbicara dengan Zaki. Mungkin dia memiliki informasi yang dapat membantu kita mengungkap kebenaran."

**Rekan Roni:** *(berpikir)* "Aku perlu berhati-hati agar Roni tidak mengetahui bahwa aku adalah mata mata dari geng harimau besar. Informasi ini bisa membuka tabir konflik yang lebih dalam."

*Setibanya di rumah sakit, Roni dan rekannya disambut oleh suasana yang tenang dan lampu yang redup di lorong-lorongnya. Mereka mendekati ruangan Zaki dengan hati-hati.*

**Roni:** "Hati-hati, kita tidak tahu apa yang telah terjadi sejak terakhir kali kita melihat Zaki. Pastikan kita siap untuk segala kemungkinan."

*Pintu ruangan Zaki terbuka, dan mereka melihat Zaki yang duduk di ranjang, wajahnya masih pucat, tetapi tatapannya kini lebih tajam.*

**Roni:** "Zaki, apa yang sebenarnya terjadi? Kami butuh jawaban. Siapa yang menyerangmu dan apa kaitannya dengan konflik antara geng rifal, geng gelang hitam, dan geng lainnya?"

*Zaki menatap Roni dengan ekspresi serius, seakan mempertimbangkan seberapa banyak informasi yang dapat dia bagikan. Namun, rekannya yang merupakan mata mata dari geng harimau besar memutuskan untuk tetap merahasiakan pengetahuannya, menghindari potensi kekacauan yang lebih besar.*

Zaki: "Roni, saya menghargai upaya pihak berwajib dalam menyelidiki masalah ini. Namun, saya memiliki prinsip bahwa saya akan menyelesaikan masalah ini sendiri, tanpa campur tangan siapapun."

Roni: "Zaki, situasinya semakin rumit, dan kami di sini untuk membantu. Mungkin ada informasi yang bisa membuka tabir konflik ini."

Zaki: "Saya tahu kalian ingin membantu, Roni. Tetapi ini adalah urusan pribadi saya. Saya akan menyelesaikannya dengan cara saya sendiri."

Rekannya mencoba ikut campur.

Rekan Roni: "Zaki, mungkin dengan bekerja sama, kita bisa menemukan solusi yang lebih baik. Ini bukan hanya tentang Anda, tapi juga tentang keamanan kota ini."

Zaki: "Saya punya tanggung jawab atas tindakan saya, dan saya tidak ingin melibatkan orang lain dalam masalah ini. Terima kasih atas perhatiannya, tapi biarkan saya menangani ini sendiri."

Roni: "Zaki, kami memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab. Ketika kami sedang menyelidiki, ada pemuda yang tiba-tiba ditembak, dan kemarin ada dua orang yang mencoba membunuhmu di rumah sakit. Apa hubungannya dengan konflik ini? Tolong jelaskan, Zaki."

Zaki: "Roni, saya tidak mengetahui tentang penembakan pemuda itu, dan saya masih kebingungan siapa dua orang yang mencoba membunuh saya. Saya tidak mengenal keduanya."

Rekan Roni: "Zaki, apakah ini terkait dengan geng rifal, geng gelang hitam, atau geng lainnya? Kami butuh jawaban untuk mengatasi situasi ini."

Zaki: "Saya sendiri masih mencari jawaban, teman. Saya tidak memiliki hubungan dengan penembakan itu atau dengan dua orang yang masuk ke rumah sakit. Semuanya semakin rumit, dan saya ingin menyelesaikan ini dengan cara yang benar."

Roni: "Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini jika kita tidak memiliki informasi tentang musuh yang sebenarnya?"

Zaki: "Itu yang sedang saya cari tahu, Roni. Tapi, tolong jangan campur tangan lebih lanjut. Ini adalah urusan saya, dan saya akan menyelesaikannya sendiri."

**Roni:** "Lalu bagaimana kamu bisa berada di halaman rumah sakit ini, dan kedua orang itu sudah tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan tepat di dekat kamu, Zaki? Tolong jelaskan dan jangan berbohong."

*Saat itu, Zaki langsung menjelaskan dengan tenang, menatap mata Roni tanpa keraguan.*

**Zaki:** "Kedua orang itu datang untuk membunuh saya. Saya melihat ancaman mereka, dan terjadi sedikit keributan. Saya tidak punya pilihan selain membela diri, dan hasilnya, saya harus mengakhiri nyawa keduanya untuk menyelamatkan diri saya."

*Roni dan rekannya mendengarkan penjelasan Zaki dengan serius, mencoba mencerna fakta bahwa Zaki terlibat dalam insiden itu untuk membela diri. Suasana semakin tegang, dan misteri di seputar konflik semakin rumit.*

**Roni:** *(berpikir dalam hati)* "Bagaimana mungkin dengan kondisi masih lemah dan terluka, tapi Zaki bisa melakukan perlawanan dan melumpuhkan dua orang tersebut. Dan cara membunuh Zaki ini, merupakan cara yang mempunyai keahlian khusus."

*Walaupun Roni terdiam, namun tatapannya menunjukkan keraguan yang mendalam. Mungkin ada lebih banyak lagi di balik kemampuan Zaki yang belum terungkap.*

**Rekan Roni:** "Zaki, kami percaya bahwa kau membela diri, tapi situasinya sangat aneh. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana mereka bisa begitu mudah mendekatimu?"

**Zaki:** "Saya tidak tahu apa motif sebenarnya. Mereka mungkin sudah mengawasi saya sejak awal. Tentang kemampuan saya, itu adalah hasil dari pelatihan lama yang telah saya lakukan. Saya tidak suka membahasnya lebih lanjut."

*Roni dan rekannya tetap merasa ada rahasia yang disembunyikan, tetapi untuk saat ini, jawaban Zaki hanya menambah lapisan misteri dalam konflik yang semakin kompleks.*

**Roni:** "Zaki, penjelasanmu masih belum meyakinkan. Kamu menyembunyikan sesuatu. Dengan tindakanmu sendiri, berarti kamu ada kaitannya atas semua yang terjadi. Sebagai pihak berwajib, saya tidak akan membiarkan kamu bertindak sendiri. Itu tidak dibenarkan."

*Wajah Roni menunjukkan ketegasan dan tekad untuk mengungkap kebenaran di balik semua kejadian ini. Dia merasa bahwa Zaki mungkin memiliki peran yang lebih besar dari yang terlihat, dan sebagai penegak hukum, Roni bertekad untuk membawa keadilan.*

**Rekan Roni:** "Zaki, kami di sini untuk membantu dan menjaga keamanan kota. Jika ada sesuatu yang kamu tahu, sampaikan pada kami. Kita bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini."

*Zaki hanya menatap Roni dengan ekspresi yang sulit dibaca, seolah-olah merenungkan apakah dia akan membagikan lebih banyak informasi atau tetap mempertahankan rahasia yang dimilikinya.*

*Roni menatap Zaki dengan serius, menyadari bahwa di dalam diri Zaki terdapat dendam dan ambisi yang mungkin menjadi pemicu peristiwa ini.*

**Roni:** "Zaki, apa yang tidak kamu katakan? Ada sesuatu yang lebih besar, bukan? Sampaikan kepada kami, kita bisa membantu."

*Zaki tetap terdiam, tetapi di matanya terpancar tekad yang kuat. Dia merahasiakan rencananya, tidak ingin melibatkan pihak berwajib dalam ambisi pribadinya.*

**Rekan Roni:** "Zaki, kita di sini untuk mencari kebenaran dan menegakkan keadilan. Jika ada masalah yang perlu dipecahkan, beri tahu kami. Bersama-sama kita bisa menyelesaikan ini."

*Zaki hanya menatap tajam, dan di balik tatapannya tersembunyi rencana pembalasan dendam yang mungkin akan mengguncangkan kota itu.*

**Roni:** "Zaki, kami menyadari kamu sedang dalam kondisi yang sulit. Kami memberikan kesempatan padamu untuk memulihkan kondisimu agar sehat kembali. Tetapi, kamu akan tetap berada di bawah pengawasan kami. Kita perlu menjaga keamanan kota dan menyelesaikan masalah ini bersama-sama."

*Zaki melihat Roni dengan ekspresi campuran. Meskipun dia mungkin tidak setuju, tetapi dia menyadari bahwa situasinya yang rumit membutuhkan penanganan yang lebih bijak.*

**Zaki:** "Saya akan mempertimbangkannya, Roni. Namun, saya tetap akan menyelesaikan ini sendiri."

*Roni dan rekannya meninggalkan ruangan, meninggalkan Zaki dengan pertimbangan yang sulit. Di balik tirai misteri, konflik di kota tersebut semakin dalam dan penuh ketidakpastian.*

*Dalam waktu istirahat, Danil yang merupakan rekan roni, memutuskan untuk mengambil langkah lebih lanjut. Dia menghubungi ketua gengster Harimau Terbang, memberitahukan tentang situasi Zaki, dan kekhawatiran atas ketidakjujuran Zaki tentang identitasnya dan hubungannya dengan gengster.*

**Danil:** "Ketua, saya ingin melaporkan bahwa Zaki tidak berterus terang tentang siapa dirinya sebenarnya dan hubungannya dengan gengster. Dia menyembunyikan informasi penting dari kita. Meskipun itu mungkin bermanfaat untuk saat ini, tapi saya khawatir Zaki akan menggunakan kesempatan ini untuk melakukan pembalasan terhadap geng rival, dan itu akan menjadi sangat mudah baginya."

*Suara Ketua dari sisi telepon terdengar tenang namun tegas.*

**Ketua:** "Danil, kita harus tetap waspada terhadap Zaki. Meskipun dia tidak jujur, tapi kita tidak boleh meremehkannya. Dia memiliki potensi besar untuk menjadi ancaman bagi gengster lain. Kita akan perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi situasi ini."

*Danil mengangguk setuju, menyadari pentingnya tetap waspada terhadap Zaki dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.*

*Keesokan harinya, saat Danil akan kembali bertugas sebagai anggota polisi, dia mendapat telepon dari Alex, ketua dari Gang Harimau Terbang. Alex memiliki rencana untuk mengeliminasi Zaki dan meminta bantuan Danil untuk menciptakan situasi yang lebih leluasa di rumah sakit.*

**Alex:** "Danil, saya punya pekerjaan untukmu. Saya akan memerintahkan pembunuh bayaran terbaik untuk mengakhiri Zaki. Bayarannya akan menjadi yang tertinggi yang pernah mereka dapatkan. Saya butuh kamu untuk membuat situasi di rumah sakit lebih leluasa bagi mereka."

*Danil terdiam sejenak, menyadari betapa seriusnya situasi ini.*

**Danil:** "Alex, saya mengerti permintaanmu. Tapi saya harus berhati-hati. Saya tidak bisa terlihat terlalu mencurigakan."

**Alex:** "Tidak masalah, Danil. Hanya pastikan bahwa semua berjalan lancar. Saya akan menunggu kabar darimu."

*Danil menutup telepon dengan perasaan campuran antara ketegangan dan kekhawatiran. Dia tahu bahwa dia harus memilih antara kewajibannya sebagai anggota polisi dan keterikatannya dengan gengster Harimau Terbang.*

*lalu Alex berusaha menghubungi beberapa pembunuh terbaiknya untuk melaksanakan misi membunuh Zaki di rumah sakit, dengan menawarkan bayaran yang tinggi. Namun, dia mendapat kejutan ketika beberapa dari mereka menolak tawaran tersebut.*

**Alex:** "Halo, saya punya pekerjaan penting untukmu. Bayarannya sangat menggiurkan. Kamu hanya perlu menyelesaikan satu tugas."

**Pembunuh:** "Maaf, Pak Alex. Kami tidak bisa menerima tawaran itu."

**Alex:** "Kenapa? Apa masalahnya?"

**Pembunuh:** "Targetnya adalah Zaki, bukan? Maaf, Pak, tapi Zaki itu seperti bayangan maut bagi kami. Kami takut untuk melibatkan diri dalam urusan dengan dia. Kami tidak mau mengambil risiko yang besar."

*Alex terdiam, merasakan kekecewaan yang mendalam. Dia menyadari bahwa Zaki memang memiliki reputasi yang menakutkan bahkan di kalangan pembunuh bayaran terbaik.*

**Alex:** "Baiklah, saya mengerti. Terima kasih atas waktu dan pertimbangannya."

*Alex menutup telepon dengan perasaan frustasi. Dia menyadari bahwa untuk menghadapi Zaki, dia harus memutar otak dan mencari cara yang lebih cerdas dan tidak terduga.*

*Namun saat itu, Alex mendapat telepon dari salah satu pembunuh yang akhirnya menerima tawaran tersebut, meskipun dengan hati-hati.*

**Alex:** "Halo, saya mendengar Anda menerima tawaran. Bagaimana perasaanmu?"

**Pembunuh:** "Saya harus berhati-hati, Pak Alex. Tapi bayaran yang Anda tawarkan sangat menggiurkan. Saya akan menyelesaikan tugas ini dengan profesionalisme."

**Alex:** "Bagus. Pastikan untuk melakukan pekerjaanmu dengan cepat dan tanpa kesalahan. Zaki adalah target yang berbahaya."

**Pembunuh:** "Saya mengerti. Saya akan bergerak secepat mungkin, dan saya akan berkomunikasi dengan mata mata anda, mengenai rencananya."

*Setelah menutup telepon, Alex merasa lega bahwa akhirnya ada seseorang yang mau menerima tawaran itu. Namun, dia juga menyadari bahwa risiko yang dihadapi pembunuh itu sangat besar. Dia berharap semuanya berjalan sesuai rencana.*

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status