Share

Bab 5. Terkejut

Author: Aries grils
last update Last Updated: 2023-01-24 15:58:52

"Maaf, ada perlu apa kamu ingin bertemu?" tanya Kanaya tanpa basa-basi, membuat Rey yang tadinya sibuk dengan ponsel-nya menatap kearaha Kanaya, sejenak Rey terpesona melihat Kanaya, meskipun berpenampilan biyasa saja tanpa make-up, dan rambut yang dicepol asal, Kanaya tetap terlihat cantik, Kanaya terlihat berbeda dengan wanita yang selama ini Rey temui.

Kanaya memperhatikan Rey, yang menatap dirinya tanpa berkedip, membuat Kanaya merasa tidak nyaman, "Tidak usah memandang saya seperti itu, anda tidak pernah melihat wanita cantik ya?" ujar Kanaya ketus.

Ucapan Kanaya sontak membuat Rey segera tersadar dari lamunannya, dan mempersilahakan Kanaya untuk duduk, "silahkan duduk."

"Tidak usah, saya buru-buru, langsung keintinya saja," saut Kanaya ketus.

"Ya sudah kalau tidak mau duduk, yang penting saya sudah mempersilahkan, jangan sampai nanti kamu bilang, seperti tempo hari, jika abdi negara bisa nya hanya menyakiti perempuan," sindir Rey.

Kanaya yang mendengar hal itu, mengerucut kan bibirnya, lalu menarik kursi untuk duduk, "jadi,! Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Kanaya kemudian

"kita pesan minum dulu," timpal Rey

Mulut Kanaya menganga mendengar ucapan Rey, jauh-jauh Kanaya datang, dan membuang waktu santainya yang berharga. Kanaya pikir Rey akan membicarakan perihal ganti rugi mobilnya, "Maaf, jika kamu meminta saya kesini hanya untuk minum, saya tidak ada waktu." ucap Kanaya, lalu berdiri hendak meninggalkan Rey.

Belum sempat Kanaya, berdiri dari duduknya, Rey meletakan beberapa lembar kertas diatas meja, membuat Kanaya keheranan, "Apa maksud nya ini?" tanya Kanaya, heranan.

"Silah kan dilihat," ucap Rey, santai.

Kanaya mengambil kertas itu, dan membaca nya, betapa terkejutnya Kanaya, melihat tagihan dari bengekel, dengan nominal hampir tiga puluh juta. Kanaya menatap Rey, "Lalu, apa hubungan semua ini dengan Saya," ucap Kanaya, pura-pura tidak mengerti.

"Ayolah, Kamu jangan pura-pura bodoh, bukankah waktu itu kamu meminta saya bertanggung jawab, dengan kerusakan mobilmu, jadi sekarang saya akan memberikan ganti rugi, dan kamu juga harus mengganti rugi kerusakan mobil saya." ujar Rey, penuh ketegasan.

Kanaya syok mendengar ucapan Rey, Kanaya begitu kesal, dia merasa telah dobodohi, jika tau begini, Kanaya lebih baik tidak menyetujui ajakan Rey untuk bertemu, "apa-apaan ini,! anda ingin memeras saya?"ucap Kanaya penuh emosi

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau bertanggung jawab, saya akan melaporkan Insiden ini kekantor Polisi, saya sudah memiliki bukti dari rekaman CCTV yang berada di mobil saya, kamu tidak bisa menyala, karena memang semua ini kesalahan kamu,! kamu berbelok tapi tidak menyalakan lampu SEN," saut Rey santai.

Kanaya yang Mendengar hal itu, sontak menarik nafas dalam, jika sampai laki-laki yang berada didepannya melaporkan kejadian ini, sudah pasti Kanaya yang bersalah, karena memang semua ini karna kelalaiannya. Kanaya yang masih dalam suasana hati belum stabil dan malas berdebat, mengiyakan permintaan Rey, "Ya sudah, Mana nomor Rekeningmu, saya akan mentransfer biyaya perbaikan mobilmu, bukan karena saya merasa bersalah, Anggaplah saya bersedekah!"

Mendengar hal itu Rey mengerutkan kening, ucapan Kanaya membuat Rey merasa direndahkan,"Kamu pikir saya tidak mampu membetulkan mobil saya sendiri, Bukankah sudah jelas, kamu yang bersalah! Mengapa jadi seolah saya yang bersalah," Saut Rey kesal.

Kanaya yang malas meladi Rey, hanya diam tak merespon, lalu tak lama Kanaya berucap kembali "Sudahlah tidak usah basa-basi, saya tidak ada waktu untuk berdebat dengan kamu, sekarang Mana nomor rekening mu, saya harus pergi."

"Sudah tidak usah, Anggaplah saya bersedekah dengan wanita menyedihkan sepertimu, mengendarai mobil tidak mematuhi rambu lalu lintas, hobi menangis! dasar wanita barbar," sindir Rey.

Mendengar sindiran Rey, sontak membuat Kanaya naik pitam, dia menggebrak meja dan berdiri dari duduknya, "Eh jangan mentang-mentang kamu Abdi Negara! saya takut ya, Kamu pikir saya tidak mampu mengganti biyaya kerusakan mobil kamu? bahkan untuk membeli mobilmu pun saya mampu ," teriak Kanaya.

Rey menatap sekeliling, melihat sudah banyak orang menatap mereka penuh tanya, Rey meletakkan uang di atas meja, dan segera menarik Kanaya keluar, "Bisa tidak, kalau bicara itu pelan-pelan jangan berteriak, kamu itu wanita tapi seperti wanita jadi-jadian, harus kamu tahu, ini bukan dihutan!" seru Rey, setelah mereka berada di luar.

"Itu sih urusan saya, mau saya wanita jadi-jadian mau saya seperti orang hutan, atau apalah, itu tidak ada urusannya dengan kamu, jika kamu tidak memiliki hal penting lagi, maka Biarkan saya pergi," ucap Kanaya, lalu melangkah pergi menuju mobilnya dan meninggalkan Rey, yang masih terpaku menatap dirinya .

"Dasar wanita barbar" grutu Rei, sembari memandang mobil Kanaya yang berlalu pergi dari hadapannya.

Di dalam mobil Kanaya menggerutu kesal, dasar Abdi Negara, dimana-mana memang menyebalkan, sudah tidak mau bertanggung jawab," belum Hilang Rasa kesel Kanaya, ponselnya berdering menampilkan nama sang Mama disana, Kanaya menggeser tombol hijau di layar ponselnya, ('Halo Ma)' sapa Kanaya.

"Halo Nay, Kamu sudah di mana? Jangan pulang malam-malam ya! malam ini Tante Sarah, Om Adit serta Rey akan datang ke rumah," ucap Mama Amy, membuat Kanaya semakin kesal, karena kembali mendengar nama Ray, laki-laki yang begitu mengesalkan dan menyebalkan untuknya.

"Kenapa Mama nggak bilang dari tadi sih? dadakan begini lagi!" ucap Kanya penuh kekesalan.

"Tadi Mama ingin memberitahu kamu, hanya saja Mama lupa," ujar Mama Amy.

Kanaya mendesis mendengar ucapan mamanya, "Lagi pula kebetulan hari ini Rey masih cuti, jadi Tante Sarah memutuskan malam ini untuk datang kerumah kita," tambah Mama Amy.

"Ya sudah deh, Naya segera pulang," Saut Kanaya, lalu memutuskan sambungan telepon itu, Kanaya menggerutu, dia begitu kesal, mendengar nama Rey, semoga saja Rey yang dimaksud Mamanya, bukan Rey yang sama, yang tadi ditemuinya, jika saja hal itu sampai benar terjadi, Kanaya, tidak akan pernah menerima Perjodohan ini, dia tidak akan pernah Sudi, jika harus menjalin hubungan kembali dengan orang yang berprofesi sebagai Abdi Negara.

Pukul 08.00 malam keluarga Rey telah tiba di kediaman Mahardika, Papa amar dan mama Amy menyambut keluarga Rey, hangat. di sana sudah ada Anita dan suaminya.

Mereka pun dipersilahkan masuk kedalam rumah tersebut, baru saja Rey masuk, dia sudah disuguhi figura foto keluarga yang cukup besar, difoto tersebut terdiri dari empat orang di mana terdapat Om Amar, Tante Amy, Kak Anita dan satu orang lagi, yang baru tadi siang bertemu dengan dirinya. Rey menatap figura foto itu, dia berharap jika wanita yang ada didalam foto itu bukanlah wanita yang sama, yang tadi siang bertemu dirinya.

"Oh ya Jeng Amy, perempuan difoto itu Kanaya ya?" tanya Mama Sarah, yang seolah mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan putranya.

"Ah iya, itu Kanaya, Tunggu sebentar ya Sebentar lagi dia turun." jawab Mama Amy. Rey menahan gemuruh didadanya, Rey merasa menyesal, karna tidak mengetahui nama wanita bar-bar yang tadi siang ditemuinya.

Kanaya berjalan turun, didampingi sang kakak. Rey menatap kearah Kanaya dengan raut wajah terkejut. Sampai dibawah, Kanaya menyapa om Adit dan juga tante Sarah, lalu Kanaya duduk ditengah-tengah orang tua nya, Kanaya belum sadar, jika ada Rey yang menatap dirinya dengang raut muka syok, "wah, cantik nya calon mantu ku," puji Mama Sarah.

"Tante bisa aja," ujar Kanaya singkat, Kanaya sebetulnya malas berbasa-basi, jika Kanaya tahu malam ini om Adit dan tante Sarah akan datang kerumahanya, sudah pasti Kanaya tidak akan mengajukan cuti lagi.

"Oh ya Nay, perkenalkan, ini Reynaldi, putra semata wayang kami," ucap Tante Sarah, Kanaya menatap kearah Rey, betepa terkejutnya Kanaya, tenyata dugaan nya selama ini benar, laki-laki yang bernama Rey itu, laki-laki yang sama, dengan yang Kanaya temui.

Setelah makan malam, Kanaya dan Rey meminta izin, untuk berbicara diluar. "gila, mimpi apa saya, harus dijodohkan dengan Abdi Negara yang menyebalkan seperti kamu," ujar Kanaya, setelah mereka berada ditaman rumahnya.

"Kamu kira, saya juga mau! dijodohkan dengan wanita bar-bar seperti kamu, kalau saya tau, wanita yang akan dijodohkan dengan saya itu kamu, sudah pasti saya akan menolak," timpal Rey, dengan raut wajah dingin.

"Hei, kamu jangan kepedan ya, saya menerima perjodohan ini, itu karena orang tua saya!, jadi sekarang lebih baik, kita batal kan perjodohan ini," ujar Kanaya.

"Ya sudah, sekarang silahkan masuk kedalam, dan katakan kepada mereka, jika kamu ingin membatalkan perjodohan ini, karna saya tidak bisa, saya tidak mungkin membuat papa saya masuk rumah sakit, jadi, silahkan kamu masuk kedalam," ucap Rey santai dengan wajah datarnya.

Kanaya yang sudah dalam keadaan kesal, berdiri dihadapan Rey, "Baik, saya akan masuk kedalam, dan membatalkan perjodohan ini."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Murni Zainuddin i
oh , bang Reynaldi dn Naya seperti tom Jery
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 120. Maha Baik Tuhan..

    Ceklek.. Pintu ruangan VVIP itu terbuka, terlihat Sarah dan Amy serta seorang bayi mungil dalam dekapannya. Kedua wanita itu menyorot ke atas ranjang, dimana Rey tengah bersandar menatap kedatangan mereka. Sesaat mereka terdiam, benar-benar tidak tahu jika ternyata Rey sudah membuka matanya. Sudut bibir Kanaya terangkat, membentuk lengkungan indah. Dia memang sengaja tidak memberi tahu keluarganya, membiarkan ini sebagai sebuah kejutan. Wanita itu bangkit menghampiri Mama dan Ibu mertuanya, lantas mengambil alih bayi yang Amy gendong. "Kenapa pada diem disini?" Ucapan kanaya menyadarkan dua wanita paruh baya itu dari lamunan mereka, bola mata keduanya berkaca-kaca, memandang penuh haru pada Rey yang juga sedang menatap kearah mereka dengan tetesan air mata."Rey, kamu sudah sadar nak?" Sarah berjalan cepat menghampiri putranya, saat dalam perjalanan dia sempat bertanya-tanya mengapa Rey sudah di pindahkan ke ruang VVIP. Ada harapan jika putranya sudah sadar, namun dia tidak terlal

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 119. Tangis Haru..

    Disela-sela kesibukan nya menjadi seorang ibu, Kanaya tidak pernah absen mengurus suaminya. Tiga hari sudah berlalu, kondisi Rey pun sudah membaik. Namun sayang pria itu masih belum membuka matanya.Dokter menyatakan jika Rey mengalami patah tulang kaki dan retak bahu sebelah kanan, serta dadanya yang memar akbitan terjatuh dari ketinggian. Jika mendengar penjelasan Rio, bahwa parasut yang berkembang setelah terjadi ledakan hanya milik Rey dan Deri. Namun sayang Deri mendarat di titik lokasi cukup jauh dari mereka. Sedangkan parasut dua prajurit lainnya tidak sempat berkembang ketika mereka jatuh, begitu pun milik Rio, namun dia masih selamat karena Rey membantunya, jadilah mereka terjatuh bersama dan menyebabkan patah tulang dan lain sebagainya. Rey dan Rio masih sempat sadar dan berusaha menolong teman lainnya, namun sayang hanya mereka yang selamat. Mereka tidak sadarkan diri karena dehidrasi dan tidak memiliki tenaga untuk mecari makanan selama tiga hari belum di temukan. Untung

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 118. Harapan Nyata...

    Sirine Ambulance begitu nyaring mengiri perjalanan mereka menuju Rumah Sakit. Seperti tidak ada habisnya, air mata Kanaya terus mengalir membasahi pipinya. Satu tangannya mengusap wajah Rey, sementara tangan lain menggenggam jari jemari Suaminya begitu erat. Sakit ketika melihat suaminya tak berdaya seperti ini, namun ada setitik rasa syukur karena Rey bisa bertahan. Tidak tergambar seperti apa perasaan Kanaya, di satu sisi dia bahagia bisa melihat Rey selamat, namun di sisi lain ia pun terluka karena keadaan Rey seperti ini."Bertahan Mas!" Kanaya terus mengecup punggung tangan suaminya, wajah tampan yang sangat ia rindukan itu sudah ada di hadapannya. Wajah tampan yang selalu tergambar di malam-malam sunyi yang ia rasakan, malam penuh dengan sejuta rindu yang haus akan bertemu."Anak kita sudah lahir, dia sangat tampan seperti kamu Mas. Dia terus menangis, pasti karena dia ingin bertemu ayahnya." Lagi Kanaya terus membisikan kata-kata di telinga Rey, berharap pria itu merespon apa

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 117. Flashback..

    "Rey.."Pandangan semua orang tertuju pada dua buah Brankar yang mendorong Rey dan Rio. Sesat semua orang yang ada disana termangu, diam dan tak mengatakan apapun. Otak mereka masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi."Tuan Adit.." sapa Lukman, pria yang bertugas menyambut kedatangan para anggota Militer itu nampak menghampiri Keluarga salah satu prajuritnya."Komandan Lukman, Rey masih selamat?" tanya Adit dengan raut kagetnya.Lukman mengernyitkan dahi. "Apa Rian belum memberi tahu. Rey memang selamat," jelasnya.Seketika tangis Kanaya kembali pecah, ia yang semula tak percaya buru-buru mengejar Brankar yang tengah di dorong menuju sebuah Ambulance. Disusul Amy yang turut mengejar putrinya. "Jadi Rey masih selamat? Rian bilang dia tidak selamat," sahut Adit.Flashback.."Bertahan Rey, inget Kanaya, anak kalian sudah lahir.." Terus saja Rian membisikan sesuatu ke telinga sahabatnya, berharap Rey bisa bertahan sebelum mereka tiba di Rumah Sakit yang ada di Wamena.Sudah dipastikan t

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 116. Penjemputan..

    Matahari bersinar begitu cerah di hari ini. Namun tak secerah wajah Kanaya dan seluruh keluarganya. Dua buah mobil melaju beriringan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, sebab siang ini seluruh korban tragedi meledaknya Helikopter yang tengah bertugas di Irian Jaya akan segera tiba.Semua perisapan pemakaman dan hal lainnya di siapkan oleh Anggota Militer. Karena mereka akan di kuburkan mengikuti prosedur kemiliteran.Pandangan Kanaya terlihat kosong, wanita itu hanya diam memandangi luar jendela. Tidak lagi ada air mata yang mengalir di Pipinya. Semua telah ia tumpahkan ketika dirinya baru tersadar beberapa jam lalu. Tidak ada yang tahu apa yang tengah wanita itu fikirkan, sebab dirinya hanya diam dan enggan membuka suara. Bayi yang baru Kanaya lahirkan pun tak diperdulikannya.Di dalam mobil itu ada Arga kakak iparnya, Amar sang Papa, serta Amy mamanya. Sementara mertuanya membawa mobil lain yang di kemudikan sopir mereka. Sedangakn Bayi Kanaya dan Rey sengaja di tinggalkan bersama

  • Tentara Tampan Itu Suamiku   Bab 115. Penantian Yang Sia-sia

    "Kanaya..."Pandangan semua orang tertuju pada Sarah dan Kanaya, rupanya apa yang mereka bahas sedari tadi didengar pula oleh kedua wanita berbeda usia itu."Kalian bohong kan? mas Rey nggak kenapa-napa kan?" Lagi Kanaya mengulangi apa yang sudah ia tanyakan. Berharap jika semua itu hanya candaan seluruh keluarganya.Buru-buru Amy memghampiri putrinya, begitupun dengan Adit yang turut mendekati Sarah."Sayang, bangun nak!" Air mata Amy tak mampu ia tahan lagi, melihat putrinya yang histeris seperti ini membuatnya sedih."Pah, Rey nggak kenapa-napa kan Pah? Dia sudah di temukan dalam keadaan selamat kan?" tanya Sarah penuh harapan.Lidah Adit terasa kelu, mulut nya tak mampu menjawab apa yang istrinya tanyakan. Sungguh dia pun syok dan sedih mengetahui Rey telah ditemukan, namun dalam keadaan tak bernyawa.Perkataan ibu mertuanya sontak membuat Kanaya terdiam, mencerna maksud ucapan wanita paruh baya itu. Dia mulai memahami jika memang telah terjadi sesuatu pada Rey. Namun seluruh kelu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status