Share

Terbangun di Masa Kuno
Terbangun di Masa Kuno
Penulis: Syojan

Bab 1

***

“Kau serius dengan perkataanmu, ‘kan?” Li Wei menerima seragam petugas hotel yang dijulurkan oleh Zi Jin, sahabatnya yang merupakan resepsionis di sebuah hotel ternama.

“Tentu saja. Mana pernah aku berbohong padamu.” Zi Jin melipat tangannya di dada. “Mereka memang membuat reservasi atas nama orang lain. Tapi, aku sangat yakin jika yang datang adalah Wen Gao dan Wang Feiyan”

“Hadap pintu,” suruh Li Wei pada Zi Jin. Ia mulai mengganti pakaiannya menjadi seragam petugas hotel seraya berujar, “Jika memang begitu pasti mereka memakai nama manajer atau asistennya.”

Kepala Zi Jin naik turun menyetujui pernyataan Li Wei. “Maka dari itu, kau harus memanfaatkan hari ini.”

Bahu Li Wei bergerak karena tawa pelan. “Jika hari ini berhasil pastikan kau mengosongkan perutmu. Karena aku akan mentraktirmu sepuasnya.”

“Aku tunggu hasilnya hahaha.” Zi Jin tergelak pelan lalu menit berikutnya bertanya, “Sudah belum?”

“Hum. Berbaliklah,” katanya sesaat setelah mengaitkan kancing terakhir.

Zi Jin memutar badannya lagi ke arah Li Wei yang saat ini tampak menyeringai.

“Aku serius. Mereka berdua itu bintang populer. Coba bayangkan akan segempar apa beritanya nanti?” Li Wei menyerahkan ikat rambut pada sahabatnya, meminta tolong agar Zi Jin membantunya menyanggul rambut layaknya karyawan hotel.

Zi Jin yang mengerti langsung menata rambut Li Wei menjadi seperti penampilannya. “Semoga berhasil.”

Selang setengah jam kemudian, Li Wei sudah bersiap dalam tampilan petugas hotel yang dipadukan dengan masker. Tujuannya adalah menyelundupkan kamera kecil ke sebuah kamar yang Zi Jin bilang telah direservasi oleh selebriti terkenal. Diberitahu informasi seperti ini, Li Wei sebagai Paparazzi tentu tak boleh menyia-nyiakan kesempatan di depan mata.

Atas bantuan Zi Jin, Li Wei bisa masuk ke kamar hotel itu dengan mudah menggunakan cardlock. Dia perlahan menempatkan kamera kecil di beberapa spot yang sekiranya tersembunyi tapi tetap dapat memperlihatkan keseluruhan ruangan. Ia juga memastikan rekaman kameranya tersambung ke laptop. Senyum puas langsung membingkai wajah Li Wei ketika semuanya beres dan ia tinggal menunggu hasilnya.

Pada malam harinya, ia dan Zi Jin duduk di ruang santai di apartemen mereka.

“Apa aku bilang. Itu betul-betul mereka, ya kan?!” Zi Jin berseru heboh saat mereka bersama-sama melihat ke layar laptop. “Lihat mereka berpelukan mesra!”

Li Wei mengangguk. Sesuai dugaan bahwa yang datang ke kamar itu memang benar Wen Gao dan Wang Feiyan.

Zijin menoleh ke arah Li Wei dan menggoyang pundaknya antusias. “Li Wei … Aku ramal berita ini akan membuatmu dipromosikan sebagai karyawan tetap.”

“Dan juga mendapat bonus besar,” sahut Li Wei menambah harapannya seraya tersenyum puas.

Li Wei hanyalah seorang reporter lepas yang akan menjual beritanya ke media gosip. Tapi, diusianya yang hampir menginjak 27 tahun ini dia ingin sebuah pekerjaan yang tetap. Dan salah satu media bernama KuYou News telah menjanjikan hal itu padanya apabila berhasil mendapatkan berita ekslusif yang menggemparkan.

Itu dirasa akan terjadi sebentar lagi mengingat predikat selebriti yang sedang dikuliti olehnya sekarang. Wen Gao si King of Dramas di mana dramanya selalu menjadi nomor satu, menyandang sebagai Spokesperson atau Brand Ambassador puluhan produk, dikenal juga sebagai sosok suami idaman dari istrinya yang juga Aktris terkenal, ketahuan selingkuh dengan Wang Feiyan sang pendatang baru yang melejit namanya berkat terpilih sebagai rank satu atau center di sebuah ajang Survival Show. Li Wei sudah bisa membayangkan jika berita perselingkuhan mereka pasti akan langsung naik ke Hot Search nomor satu di Trending Weibo.

“Aku harus segera menelpon pemimpin redaksi,” kata Li Wei sambil menekan kontak telepon agar tersambung. Tidak menunggu lama panggilannya sudah diangkat.

“Hallo Manajer, apa kau sudah melihat emailku?” tanya Li Wei.

“Ya, kau boleh mempostingnya.” Orang di seberang telepon berbicara.

Setelah sempat mengucapkan terima kasih panggilan pun terputus, Li Wei segera meng-klik  enter pada postingan yang sudah di-draft sebelumnya.

‘Berita Ekslusif hanya Kuyou News : Wen Gao tampak pergi ke sebuah hotel XX dan anehnya satu jam berikutnya giliran Wang Feiyan yang menyusul. Tidak ada tanda-tanda kebeberadaan Guo Nana, istri sahnya di sana. Apakah Wen Gao berselingkuh dari Guo Nana dengan Wang Feiyan? Kalian bisa simpulkan sendiri melalui rekaman video berikut ini.—Admin Li Wei, Kuyou News.

Tanpa perlu menunggu lama, bunyi notifikasi langsung ramai bersahutan, Li Wei mengecek sekali lagi pada postingannya yang sudah mulai dibanjiri oleh para netizen.

“Kau harus menepati janjimu mentraktirku sebulan penuh!” todong Zi Jin yang menyaksikan dari belakang pundaknya.

Li Wei bersiul dengan senang “Jangan khawatir. Dengan pekerjaan tetap aku jamin bisa menghidupimu,” kelakarnya yang menghasilkan kekehan dari Zi Jin.

“Mana bisa begitu. Sebagai sebatang kara kita harus tetap berhemat. Ingat moto kita. Bekerjalah bagai kuda—”

“Dan kita akan kaya raya!” seru kedua sahabat itu berbarengan. Lalu, keduanya pun saling tertawa gembira atas hal baik yang mereka kira.

*

Seminggu berikutnya, Li Wei menghadap pemimpin redaksi KuYou News di kantornya.

Good Job, Li Wei!” puji wanita yang biasa dipanggil Manajer Ni. “Ini prestasi besar.”

“Terima kasih, Manajer.” Li Wei melemparkan senyum tipis pada wanita di depannya.

Tanpa berkata-kata, Manajer Ni menyodorkan map di tangannya.

Sedikit mengerutkan kening, Li Wei menerima map dan membuka isinya. Sesaat ia membaca dengan kedua alis tertaut.

“Ini..” Li Wei kembali melirik pada Manajer yang memperhatikan. “Ini kontrak kerja saya?” ia menebak.

“Hmm..” Manajer Ni mengulas senyuman. “Li Wei, selamat bergabung di KuYou News secara resmi.”

“Akhirnya aku punya pekerjaan tetap,” lirih Li Wei tanpa sadar tersenyum, sedikit menundukkan wajah.

Manajer Ni memiringkan kepala dan sedikit condong ke depan. “Apa katamu?”

Li Wei tergesa mengangkat kepala. “Tidak ada.” Ia melemparkan pandangan jenaka. “Terima kasih, Manajer.”

Manajer Ni hanya menggeleng pelan sambil mengulum senyum. “Oh iya, bayaran untuk berita ini sudah kukirim ke WeChat beserta bonusnya.”

“Sekali lagi terima kasih, Manajer Ni.” Li Wei berdiri dari duduknya kemudian membungkuk sopan.

“Duduklah kembali, tidak perlu begitu.” Manajer Ni menghempaskan punggung pada sandaran kursi. Kedua tangannya terlipat di depan dada. “Karena kau sudah menjadi karyawan tetap, kau wajib meningkatkan kinerjamu.”

“Siap, Manajer Ni.” Li Wei mengangguk paham.

*** 

Keluar dari ruangan Manajer Ni, Li Wei langsung membuka WeChat guna mengecek saldo. Mata beningnya seketika mengerjap cerah ketika melihat bonus yang ia terima.

Tak sabar, ia menelpon Zi Jin bermaksud mengajak sang sahabat merayakannya. Jelas saja, kesuksesan yang diraih olehnya tentu tak lepas dari andil sang sahabat. Tapi, hingga dering terakhir, Zi Jin masih tidak mengangkat panggilannya. Li Wei mencoba kembali menghubungi nomor Zi Jin dan panggilan kali ini digantikan oleh suara operator.

Li Wei mengenyitkan alisnya. “Kemana anak ini … Tidurkah?” gumamnya heran.

Sesaat ia menghembuskan napas sebelum akhirnya memutuskan pulang ke apartemen. Dalam perjalanan ke halte bus, Li Wei terus merasa ada yang sedang mengikutinya. Sesekali ia akan menoleh ke belakang sembari mempercepat langkahnya agar lekas sampai ke tempat yang ramai. Namun, ketika kewaspadaannya mengendur seseorang tiba-tiba saja membungkus kepalanya dengan karung.. Li Wei tidak bisa melihat apapun dan hanya merasakan tubuhnya dibawa memasuki sebuah mobil. Ia juga merasa badannya dihimpit oleh dua orang di sisinya yang sedang melakukan pekerjaannya masing-masing, satu mengikat tangan dan satunya lagi membekap mulutnya.

Mobil berhenti. Telinganya kini mendengar banyak suara kapal pesiar yang sedang berlayar. Li Wei menebak jika saat ini ia berada di Sungai Huangpu. Terbukti ketika ia mulai digiring ke salah satu kapal pesiar di sana.

Li Wei didudukkan di sebuah kursi. Karung yang sedari tadi menghalangi penglihatannya pun ikut dicopot. Begitu terbebas, manik beningnya menangkap visual seorang gadis sedang berdiri dengan anggun bersama segelas anggur di tangan. Dress merah dan rambutnya yang tergerai berkibar tertiup angin malam.

Suara heels gadis itu samar-samar terdengar sedang mendekat ke arahnya. “Bagaimana menurutmu pemandangan di sini?”

Li Wei bergeming.

“Indah bukan?” tanya gadis itu lagi.

“Ya. Sangat indah.” Li Wei menjawab tetapi tetap tak mengubah ekspresi.

“Kalau kau menyukai pemandangan di sini … berarti keputusanku untuk melenyapkanmu di tempat ini adalah hal yang tepat,” ucapnya ringan.

“Indah bukan berarti suka dan kau tidak akan melakukan apapun padaku..”

Li Wei berusaha agar tidak terprovokasi dengan ancaman tersebut. Ia teramat sadar bahwa akibat berita yang ia beberkan akan membuat banyak orang membenci dirinya.

Dan ya, … Wang Feiyan si artis yang menjadi korban jelas menjadi salah satunya.

Wajah dingin Wang Feiyan berubah menggelap. “Kau meragukanku?”

“Kau seorang selebriti terkenal.”

“Selebriti terkenal?” Merasa lucu dengan pernyataan Li Wei, Wang Feiyan pun tertawa tanpa suara, hanya bahunya yang berguncang beberapa kali. “Apa pentingnya sekarang status itu setelah kau menghancurkan karirku?!”

“Aku tidak menghancurkan karirmu. Karena kau sendiri yang telah melakukannya.,” bantah Li Wei bertahan pada argumennya. “Dari sekian banyak pria, kenapa harus memilih pria beristri? Kau pikir bisa menyimpan bangkai selamanya?!”

“Diam!” Deru napas Wang Feiyan kian jelas terdengar. “Itu bukan urusanmu.”

“Tidak, Wang Feiyan. Aku hanya menemukan informasi ini lebih dulu. Jika bukan aku yang mengungkapnya akan ada orang lainnya lagi yang—”

“Ku bilang diam!” Darah di tubuh Wang Feiyan makin mendidih.

Tak peduli, Li Wei terus meneruskan ucapannya. “Harusnya kau sadar jika berkecimpung di dunia hiburan hal yang harus diperhatikan olehmu adalah tidak bermain api. Karena kesalahan sekecil apapun para public figure akan selalu dilihat oleh orang lain.”

Li Wei kemudian menghembuskan napas kasar. “Tentang tindakan yang aku lakukan padamu. Aku minta maaf. Itu memang salah. Tapi, ini adalah pekerjaanku.”

Wang Feiyan mengangkat sudut bibirnya membentuk seringai miring. “Kau bilang begitu hanya mencari pembenaran tentang perilakumu.”

“Yah. Aku takkan mengelaknya.” Li Wei memandang ke mata Wang Feiyan dengan sorot mata permohonan. “Kita bisa bicarakan hal ini baik-baik dan turunkan aku dari kapal ini.”

Tawa sarkas Wang Feiyan keluar bersama dengusan remeh. “Tenang saja. Aku memang akan menurunkan dirimu di sungai ini.” Gadis itu meraih pundak Li Wei dan menuntunnya mundur.

Li Wei melirik dari bahunya pada hamparan sungai di belakang. Ia menyadari tubuhnya semakin terdesak. “Be-berhenti.” Ia mulai panik ketika pinggangnya membentur pembatas kapal.

“Kau yang meminta turun dari sini..” Bibir Wang Feiyan menyunggingkan senyum mengerikan. “Kau takut sekarang, Reporter Li?”

“Tu-turun di daratan … bu-bukan di sini..” Li Wei menggumam frustasi.

Wang Feiyan menarik sudut bibirnya, memasang ekspresi sinis menatap Li Wei yang gemetaran. “Terlambat,” bisiknya berbarengan dengan hembusan angin sungai.

Sejurus kemudian manik bening Li Wei melebar kaget tatkala merasakan tubuhnya terhempas menembus dinginnya Sungai Huangpu. Li Wei berusaha menggapai-gapai sesuatu dan kepalanya meronta meraih sisa-sisa udara. Akan tetapi, ia tak bisa berenang dan perlahan tubuhnya semakin tenggelam ke dasar sungai, tak bisa melawan gravitasi yang kian menarik tubuhnya.

Di ambang kesadaran dan keputusasaan, Li Wei terus berdoa dalam hati dan memohon supaya dirinya bisa selamat. Setelahnya Li Wei benar-benar tak dapat merasakan apapun lagi selain kegelapan.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status