Share

Bab 5

Tidak seperti saat Roy mencari informasi mengenai urutan perjalanan paket yang berisi komik itu. Tugas dari Naufal kini benar – benar terlalu mudah untuk dilakukan oleh timnya.

Kalau kemarin dia harus melacak hampir semua cctv seluruh penjuru kota demi menemukan siapa yang pertama kali mengantar paket itu ke pihak jasa pengiriman. Saat ini dia tinggal membobol sedikit data penduduk yang bernama Solana Bestari Salsabila, maka semua data riwayat hidup serta data keluarganya ada semua di sana.

Memang benar kalau sudah akan mendapat hoki, maka itu tidak akan pernah pergi kemana. Roy kali ini yakin akan mendapatkan privat jet itu sesegera mungkin. Atau bahkan malam nanti dia pasti sudah akan menjadi pemilik baru benda mahal itu.

Sepulang dari kantor Naufal, Roy langsung memberikan perintah untuk memulai penyelidikan kepada tim hacker andalannya.

Malamnya, saat Roy akan menjemput sang istri yang masih berada di restoran, tiba – tiba orang andalannya menghubungi dan mengatakan bahwa apa yang diinginkan oleh Naufal kini sudah Roy dapatkan.

Dengan penuh semangat, Roy melajukan mobilnya cepat untuk menjemput sang istri. Setelah mengantarnya sampai rumah, tanpa mengulur waktu lebih lama lagi, Roy langsung mencoba untuk menghubungi Naufal untuk mengajaknya bertemu. Namun sialnya, nomor Naufal tidak bisa dihubungi. Terpaksa Roy harus segera bertolak menuju rumah kediaman Naufal.

Sampainya di sana ternyata Naufal sudah istirahat di dalam kamarnya.

“Nak Roy tumben sekali datang malam – malam begini,” ucap Dewi dengan sangat ramahnya.

Dewi memberikan perintah kepada salah satu maid di rumahnya untuk memanggil Naufal yang sedang istirahat di dalam kamarnya di lantai dua rumah yang sangat besar itu.

“Ada urusan sedikit dengan Naufal, Tante,” jawab Roy sopan.

Meski sebenarnya Roy sedikit tidak menyukai ibu dari Naufal ini, namun tetap saja dirinya harus tetap bersikap sopan.

Apalagi kalau ada kakak perempuan Naufal, mungkin Roy benar – benar akan segera pergi dari rumah ini dan mengurungkan niatnya untuk bertemu Naufal.

Namun mengingat dia akan mempunyai privat jet, tentu saja dia harus menahan ketidaksukaannya sedikit saja malam ini.

“Oh, kalau begitu tunggulah sebentar. Dia pasti segera turun.”

“Iya, Tante.”

“Roy! Kenapa tidak menelepon saja?” Tiba – tiba Naufal muncul dari lantai dua dan saat ini sedang menuruni satu persatu anak tangga.

“Kalau ponselmu bisa dihubungi, aku pasti tidak mungkin sampai di sini,” cetus Roy kesal karena memang sebelumnya dia sudah berusaha menelepon Naufal namun nomor pria itu sedang dalam keadaan tidak aktif.

“Benarkah?” Naufal baru teringat kalau dia sendiri lupa di mana dia menaruh ponselnya setelah pulang kerja tadi.

“Ck! Kamu harus ikut aku sebentar,” ucapnya pelan saat Dewi beranjak dari tempat duduk menuju dapur.

Roy langsung berdiri dari sofa, bergegas keluar agar bisa segera memberi tahu apa yang telah dia dapatkan malam ini.

“Apa kamu sudah berhasil menemukannya?” tanya Naufal sepertinya sudah mempunyai feeling bahwa Roy pasti sudah mendapatkan sesuatu.

“Tentu saja! Mereka benar – benar putramu, Fal!” seru Roy menggebu menyampaikan bahwa anak kembar yang saat ini diasuh oleh Solana adalah benar putra dari sahabatnya ini.

Naufal menghentikan langkahnya. Lampu taman yang menghiasi halaman rumah megah itu seolah menjadi pusat benda yang telah menghipnotis dirinya.

Namun yang sebenarnya terjadi bukan itu. Logikanya saat ini masih belum bisa menerima apakah mungkin benar apa yang telah dikatakan oleh Roy?

“Fal! Malah diam! Kamu mendengarkanku atau tidak?” seru Roy yang mulai kesal karena informasinya seakan tidak membuat Naufal merasa puas.

Padahal jelas inilah yang diinginkan oleh sang CEO. Naufal menaruh curiga bahwa mungkin anak kembar itu adalah anak – anaknya dari Shashi yang telah meninggal. Dan nyatanya apa yang dia perkirakan itu memang benar adanya.

Lalu apa lagi? Kenapa justru Naufal terlihat seperti orang yang tidak mau menerima fakta itu?

“Kamu bilang apa tadi, Roy? Mereka putra dan putriku? Tapi ….”

“Ya! Mereka adalah anak – anakmu. Hasil buah cintamu dengan Shashi. Sayangnya Shashi harus meninggal karena pendarahan. Keterbatasan biaya membuat nyawa mantan istrimu tidak tertolong,” potong Roy menjelaskan apa yang dia dengar dari anak buahnya.

“Aku masih belum memegang datanya, tapi aku meminta timku untuk memberiku garis besar dari informasi itu,” lanjut Roy.

Meski dia tidak bisa menceritakan semuanya secara detail, namun Roy jelas masih mengingat garis besar dari hasil temuan tim andalannya.

Alih – alih merasa senang Naufal justru saat ini benar – benar merasa terpukul atas kabar apa yang baru saja dia dengar dari sang pemilik perusahaan intel itu.

“Jadi selama ini aku menelantarkan anak – anakku? Berarti di masa lalu aku telah menceraikan istriku yang sedang mengandung?” tanya Naufal namun terdengar seperti dirinya yang sedang menghakimi seseorang. Tidak, dia sedang menghakimi dirinya sendiri.

Dadanya terasa sangat sakit. Dia bahkan tidak sadar bahwa air mata kini mulai membanjir di wajahnya yang tampan.

“Fal, bukan seperti itu. Kamu tidak tahu, tentu saja kamu tidak salah, Fal!”

“Ini bukan soal tahu atau tidak tahu, Roy! Ini bicara soal fakta, faktanya aku telah menjadi seorang pecundang. Bahkan aku tidak menafkahi anak – anakku selama ini.”

Roy terdiam. Nyatanya fakta ini benar – benar menjadi hantaman dalam jiwa seorang Naufal. Roy bisa merasakan penyesalan seperti apa yang saat ini dirasakan oleh sahabatnya ini.

Naufal duduk di sebuah kursi taman samping rumah mewah itu. Menundukkan kepala hingga terasa berat saat dia akan mendongakkannya kembali.

“Aku harus apa, Roy?” lirih Naufal terdengar sangat menyedihkan. Bahkan Roy saat ini pun malah merasa bersalah karena dia terlalu bersemangat menjalankan misi ini demi mendapatkan satu unit privat jet milik Naufal.

Roy tidak tahu bahwa ternyata Naufal adalah pria sejati yang selalu menggunakan hatinya dalam menyikapi semua hal. Lain dengan dirinya yang hanya mengandalkan logikanya saja.

“Aku belum merasakan bagaimana mempunyai seorang anak. Tapi yang pasti kamu harus melakukan apa yang semestinya kamu lakukan, Fal. Kembalilah ke villa dan temui mereka. Minta maaf dan tebus semua hal yang belum lakukan untuk mereka.”

“Apa Solana akan menerimaku? Pantas saja dia mengirimkan komik itu. Aku baru tersadar, aku yakin itu adalah wujud amarahnya padaku juga … keluargaku yang telah menyulitkan semuanya.” Naufal semakin merasa sedih saat mengingat bagaimana marahnya dirinya kepada sang pengirim komik fulgar itu.

Namun setelah dia mengetahui ini semua, dia merasa pantas dipermalukan. Bahkan mungkin lebih dari ini pun Naufal tidak akan melawan.

“Ada satu hal lagi yang mungkin akan membuatmu semakin terpukul, Fal. Awalnya aku tidak yakin soal hal ini. Tapi timku tidak mungkin melakukan kesalahan hanya mencari data riwayat hidup seseorang.”

“Apa maksudmu, Roy? Jangan berbelit dan malah membuatku semakin pusing!”

“Ini tentang penyebab kematian kedua mantan mertuamu.”

“Memangnya kenapa dengan mereka?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status