Share

Bab 200. Jebakan Murah

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 23:13:05

“Te–tenang dulu!”

Derek menarik dan mengangkat dua tangannya, menandakan ia tidak bermaksud jahat.

“Ken. Biarkan dia!” perintah Camelia pelan, setelah menenangkan diri. “Apa yang Pak Derek perlukan?”

“Ah … tidak.” Derek menggaruk kepala belakang yang terasa seperti ditusuk-tusuk, membuat gatal. “Saya hanya berpikir apakah tamu Bu Camelia itu orang yang saya kenal atau bukan.”

“Alana?” tanya Camelia berusaha tampil seolah ia tidak tahu apa-apa. “Apa bapak mengenal Alana?”

Tergesa, Derek membantah. “Be–belum tentu, Bu. Saya–anu, kalau boleh saya cuma akan lihat saja. Saya juga kurang akrab. Hanya pernah kenal saja.”

Alasan yang dikatakan dengan ragu dan terbata itu membuat Camelia mengerutkan dahi. Namun, kemudian ia menghela napas panjang dan berkata, “Silakan saja, Pak.”

Camelia melanjutkan langkahnya, mengikuti Lyn dan resepsionis menuju lantai lobi, di mana mereka akan bertemu Alana.

‘Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukannya Alana sudah tiada?!’ batin Camelia penuh tanya.

Saat merek
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 201. Pria Dewasa Yang Kekanak-kanakan

    “Tuan—”“Astaga, Raffael!” pekik Manda panik. Raffael–suaminya, berdiri di depan pintu rumah mereka dengan cengiran paling lebar. Perban di kepalanya bahkan belum dijadwalkan untuk dibuka. Plester luka di mana-mana. Dan pria itu ada di depan matanya sekarang. “Kamu kabur dari rumah sakit?!” tebak Manda sambil menggandeng suaminya masuk ke dalam. Diana dan Rowan yang sedang menikmati sarapan pun terkejut. Langsung meninggalkan piring mereka dan menghampiri sang menantu.“Oh, my! Kau ini sudah sembuh dan bisa keluar atau bagaimana, Nak?” tanya Diana. “Apa mereka mengusirmu?”Ia menyalahkan rumah sakit di Jakarta yang membiarkan Raffael keluar dari sana dengan kondisi seperti itu. Raffael terkekeh mendengarnya. Namun, kalimat yang ingin ia utarakan malah dicuri oleh Manda. Sang istri berkata, “Siapa yang berani ngusir Raffael, Ma? Dia pasti kabur ini!”Manda ingin mencubit tubuh Raffael, tapi ditahannya. Ia tak mau menambah luka tak penting di tubuh suaminya itu. “Ah, sudahlah!” M

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 202. Kembali Ke Ibukota

    “Mma! Mma!” Bintang mungil berteriak-teriak meminta perhatian Manda. Ibunya itu tengah menyeka tubuh suaminya yang belum bisa banyak terkena air. “Hey, boy! Kamu sudah bisa panggil mamamu, hm? Apa kamu sedang protes?” kekeh Raffael sambil mencoba mengundang putranya untuk merangkak menaiki kaki.“Raffa, jangan kasih kakimu!” tegur Manda. “Aku nggak tahu kondisi kakimu. Gimana kalau patah?!”Raffael tergelak. “Nggak, Hon. Nggak ada patah kakiku. Rusuk doang ini.”Manda memutar bola matanya, heran karena Raffael seperti tidak ambil pusing dengan luka-luka di tubuhnya. “Mma!” pekik Bintang lagi, sepertinya mulai kesal karena Manda tak kunjung memperhatikannya.“Tuh lihat, dia mau naik, Hon. Aku nggak bisa angkat dia kan.”“Biarin aja. Biar dia usaha sendiri.” Namun, setelah bicara begitu, Manda malah berlutut di pinggir kasur, memberi putranya itu pegangan agar bisa berdiri di dekatnya. Raffael tersenyum haru melihatnya. Ia pikir istrinya tidak akan menolong, tetapi tetap menyiapkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 203. Resolusi Adam

    “Bukan! Namanya Zacharius,” ulang Camelia. Karan mengangguk paham. “Ya, Nona. Tetapi kami mengenal pria ini dengan nama Sandigio Alfonz. “Pemalsuan data diri?” Camelia menebak, mendapat anggukan dari Karan. “Tapi, apa yang membuat orang itu punya dendam pada Djaya Tambang?” tanya Camelia lagi. “Apa Dad melakukan sesuatu?”Karan terlihat gugup. Ia tak menjawab pertanyaan itu, jelas karena ucapan Camelia yang terakhir adalah benar. “Apa yang Dad perbuat dulu?” Camelia menuntut penjelasan. “Karena apapun itu, pasti alasan dia menyerang Djaya Tambang!”Adam membenamkan wajahnya. Ia tak percaya bahwa apa yang diperbuatnya dulu menjadi karma yang jatuh pada anak-anaknya. Melihat atasannya tak sanggup bercerita, tapi juga tak terlihat ingin menutupi, Karan buka suara. “Pak Adam hanya melakukan apa yang dia anggap benar, Nona,” ujar Karan. “Saat tahu Pak Sandi melakukan penggelapan uang pajak dan juga melakukan pembukuan ganda, Pak Adam melaporkan hal ini.”Camelia tertegun. Ia tak perc

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 204. Melepas Pengampunan

    “Zacharius sudah tertangkap.”Black melapor pada Raffael. Suara-suara di belakang sang bodyguard terdengar jelas bahwa mereka baru saja berhasil meringkus pria licik itu. Raffael bahkan bisa mendengar teriakan yang menyumpahi ayahnya. Satu hari setelah motif Zacharius terungkap lewat cerita Adam, mereka akhirnya berhasil menangkap si penjahat.“Sepertinya benar, dia dendam pada mereka.” Raffael menyimpulkan. Black kemudian menawarkan, “Apa Anda mau saya konfirmasi tuduhan itu?”“Nggak terlalu penting,” keluh Raffael. “Tapi kalau kau bisa, mungkin itu akan membuatku lebih baik.”Setelah bicara dengan Black, tak disangka, Camelia dan Reinhart datang berkunjung ke kediaman Manda. Dan kebetulan yang membukakan pintu adalah Raffael yang tidak sedang mengerjakan apa-apa. “Apa yang kalian lakukan, ada di rumahku tanpa pemberitahuan?” tanya Raffael dengan nada kesal, walau ia tetap membuka jalan bagi mereka. Reinhart terkekeh. “Masalah sudah beres, jadi kupikir jalan-jalan sejenak setel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 205. Fixing The Broken Relationship

    “Ha?! Apa kau sudah gila?” tukas Raffael terkejut dengan permintaan yang ia dengar dari mulut Camelia. Camelia tahu, Raffael tidak akan pernah setuju dengan hal itu, makanya ia meminta bantuan Manda untuk melunakkan hati suaminya. Namun, ia tak menyangka bahwa apa yang diminta sang ayah ternyata terlalu besar. Karena bahkan Manda pun langsung menundukkan kepala, terdiam seribu bahasa. Menyadari bahwa reaksi Manda tidak seperti yang mereka bayangkan, Reinhart langsung mengambil alih percakapan. “Nggak, nggak. Ini bukan paksaan.” Suara renyahnya berhasil membuat Manda kembali fokus pada percakapan mereka. Lagi, Reinhart menjelaskan, “Amel cuma sekedar bercerita, kalau Dad sempat bilang begitu sama dia. Tolong jangan salah paham.”“Sudah cukup! Tidak ada lagi pembahasan soal ini di depan Manda!” sentah Raffael. Ia segera merangkul Manda dan berkata, “Honey, sebaiknya kamu istirahat saja di kamar.”Tak menolak, Manda segera pamit. Langkahnya terlihat lesu, dengan bahu yang turun, seo

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 206. Courage

    5 tahun berlalu.Bintang sudah masuk sekolah taman kanak-kanak di usia 6 tahun. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Kali ini, Manda sudah siap menerima kedatangan mertuanya di rumah mereka, di Jakarta.Sejak Bintang mulai masuk usia sekolah, Manda dan keluarga memutuskan untuk kembali ke ibukota dan menyekolahkannya di sana. “Manda, mereka sudah datang.” Raffael masuk ke kamar dan mendapati istrinya malah menyembunyikan diri dengan selimut tebal. Raffael tersenyum lembut, kemudian memanggil, “Hon?”Manda menyembul dari balik selimutnya. “Raffa, kayaknya aku nggak siap.”Raffael tergelak sambil memeluk sang istri yang masih terbalut selimut. “It’s ok. Kau bisa di kamar saja. Kalau mereka sudah pulang, baru kamu keluar. Oke?”Wajah Manda terlihat merasa bersalah sementara ia bertanya, “Boleh begitu ya?”“Boleh. Kau nggak punya kewajiban apa-apa untuk menemui mereka. Aku tidak akan mempermasalahkannya. Begitu juga mereka.”Wanita yang usianya memang jauh lebih muda dari Raffael i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 207. Demi Anak Cucu

    Butuh satu untuk memulai sebuah hubungan, tetapi untuk mempertahankan, kedua belah pihak harus sama-sama berjuang. Seperti itulah kondisi kamar Manda saat ini, dengan hadirnya Seria dan Adam di sana.Manda menghargai persistensi kedua orang tua Raffael untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun, karena kepercayaan itu sudah pernah rusak dengan Seria berpura-pura setuju hanya untuk menghancurkan pernikahannya, hal semudah ‘percaya’ sulit untuk dilakukan.“Manda, kami tahu pasti berat untuk menemui kami.” Adam membuka percakapan mereka. “Untuk saat ini, kami hanya ingin mengucapkan langsung padamu.” Adam menghela napas sejenak sebelum mengutarakan permintaan maafnya. Ia membungkuk dalam-dalam kemudian berkata, “Atas semua yang kesusahan yang pernah kamu lewati karena keegoisan kami, kami mohon maaf, Manda.”Wajah Manda terlihat kaget karena dua orang tua itu sampai menundukkan kepala mereka di hadapannya. Lagi, Seria menambahkan, “Mom juga mohon maaf, Manda. Mom berharap bisa menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 208. Bintang dan Alexa

    10 tahun kemudian. “Tara, ada apa ini?!” Raffael terkejut melihat parkiran rumahnya penuh dengan mobil asing.Tanpa menunggu, Raffael langsung membuka paksa pintu mobilnya dan masuk ke dalam dengan wajah panik. “Honey! Manda!” pekik Raffael mencari-cari sang istri. Tepat saat ia hendak berbelok menuju ruang tengah rumah mereka, Manda muncul menggendong Alexa—putri mereka yang tengah menangis.“Sayang, kamu nggak apa-apa?!” pekik Raffael sambil mengamati kalau-kalau Manda terluka atau merasa sakit. “Ada apa dengan Alexa?”Manda terkekeh sambil meraih tangan suaminya yang terlihat panik. “Aku nggak pa-pa, Raff. Alexa mau ikut Bintang. Padahal kakaknya itu lagi mau belajar sama temen-temennya.”“Terus mobil siapa di depan rumah, Hon? Ada 8 mobil di luar sana.”Dahi Manda berkerut. Ia berpikir sejenak sebelum berkata, “Temennya Bintang ada 8 juga sih yang datang. Kayaknya itu mobil mereka.”“Satu-satu bawa mobil?” pekik Raffael heran. Manda memutar bola matanya. “Memangnya kau bukan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Author's Note (Tamat)

    Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 260. Kebetulan, Aku Menikah Juga Hari Ini.

    “Bos, sudah keluar hasilnya.”Bintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. “Segera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.”“Black, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.”“Baik, Bos!”Sepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. “Auntie, tolong ke ruanganku.”2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. “Ada apa, Pak Bintang?”“Aku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.”Sang sekretaris senior itu mengangguk.‘Apa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.’ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 259. Menciptakan Bukti

    “Oh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!”Bintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. “Kau dikerjai si Kanya?” tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. “Sepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.”Alexa mengerutkan dahi. “Kukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.”Kali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. “Kenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.”Alexa mendengus geli. “Siapa yang berani denganku?!”“Jadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?” Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. “Kebetulan aku melihatnya.”Mereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. “Kau juga hati-hati. A

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 258. Curiga

    “Aku nggak peduli.” Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. “Kita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.”“Buat apa?” tanya Adelia tak mengerti. “Kalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.”Mendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. “Tapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?” usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. “Aku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.”Wajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. “Hanya karena alasan itu?” gumamnya tak percaya.“Itu bukan ‘hanya’, My dear.” Bintang memeluk tubuh sang kekasih er

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 257. Mendadak

    “Bos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.”Black melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. “Mereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.”“Ah ….” Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. “Aku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.”Black mengangguk. “Baik, Bos.”“Tapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,” tambah Bintang, mengingatkan. “Aku dan Lia sedang liburan.”“Siap, Bos!”Sege

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 256. Pengalihan Skandal

    Ha! Ha! Ha! “Pertanyaan dari mana itu?” Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.“Kau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.”Netra Adelia membulat kaget. “Bohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.”Bintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, “Aku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.”Melihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. “Terus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?” tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.“Awalnya mau kasih kejutan. Tapi

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status