Hima Paxley baru saja keluar dari kelas akademi, ia cukup terkejut melihat Gossen tengah bersandar di pagar sambil menatap ke halaman.
"Gossen? Apa kau menungguku?" panggilnya.
Gossen menoleh, "Ah, apa kau sudah selesai, bu?"
"Ini pergantian pelajaran, aku akan kembali ke ruanganku, ada perlu apa?"
"Ibu, langsung saja ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Ara, kau tak pernah basa-basi, ya." ujarnya menyinggung sikap cool Gossen, "Jadi, apa ada sesuatu yang kau inginkan dariku?"
Gossen mengangguk, "Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya padamu satu hal. Bagaimana Rei dan Celia menurutmu?"
"Rei dan Celia? Mereka anak yang baik," Hima Paxley tersenyum ramah. Ia salah satu guru favorit di akademi. Selain cerdas, ia cantik meski di usia kepala empat, dan itu menurun pada anak-anaknya.
"Tidak, yang kumaksud adalah dari
"Apa ada kemajuan?" nyonya Paxley masuk ke ruangan Tanoa. Semua orang termasuk para maid dan Enhem juga berada di situ. Wajah mereka kini tampak lebih cerah dari hari-hari sebelumnya."Bu, syukurlah. Aku bisa merasakan mana[1] yang mengalir di tubuh Tanoa sekarang," Nonoa menjawab senang. Kondisi Tanoa nampaknya membaik."Benarkah?" nyonya Paxley mendekat ke tubuh Tanoa, Aamon dan Gossen yang paling dekat bergeser untuk memberi ruangan. Nyonya Paxley menekan dahi Tanoa dengan telapak tangan, kemudian muncul seberkas sinar bercahaya yang membuat Rei takjub melihatnya."Apa ini sihir penyembuhan?" tanya Rei antusias."Huh? sihir penyembuhan itu termasuk langka, yang banyak ditemui itu ramuan penyembuh. Ini kemampuan khusus ibu untuk membuat aliran mananya jadi lebih teratur," jelas Aamon. Ia kemudian menatap Tanoa sedih, "Tapi, aku jadi merasa kalau kondisinya yang membaik ini adalah karena dekatnya waktu dengan kemunculan bulan purnama biru berikutnya," uj
"Kalau kau ingin dia datang, berjalanlah ke arah hutan. Ada batu besar di sana, duduklah di atasnya sambil menatap ke arah bulan dan katakanlah 'Wahai Sang Penyendiri, aku menunggumu untuk menjemputku' berulang-ulang sampai hatimu terasa bergetar, saat itulah dia sudah berada di belakangmu, baru lakukan apa yang harus kau lakukan," jelas nyonya Paxley.Rei mengangguk, "Baiklah, akan kulakukan."Nyonya Paxley tersenyum, "Besok aku akan kembali ke kerajaan dan tidak akan pulang dalam satu bulan, aku berharap Tanoa bisa bersama kita lagi," setelah mengatakan itu, nyonya Paxley pergi. Enhem dan para maid juga harus menyelesaikan tugas terakhir harian mereka. Gossen dan Aamon beranjak pergi. Tinggal Nonoa yang tak bisa mengalihkan pandangannya dari Tanoa."Aku akan berusaha, Nonoa. Bersabarlah," Rei coba menenangkan.Nonoa kembali terisak, hidungnya tampak merah tersumbat, ia kemudian menatap Rei dengan senyum tulus "Tolong jangan paksakan dirimu ya, Rei
Kaki Rei berlari cepat, sementara bayang-bayang ingatan tentang Violet kembali betebaran. Enhem mengatakan sesuatu seperti adanya hubungan antara Lone Angel dengan Sang Penyendiri, dan itu menimbulkan persepsi kalau Violet pasti ada hubungannya dengan semua ini. Nafas Rei terengah, ia tau kalau ada banyak pasang mata yang terus mengiringi langkahnya saat ia semakin masuk ke dalam hutan. Gossen, Aamon, Enhem, Nonoa, dan juga para maid. Tak ada yang bisa mereka lakukan selain mempercayakan ini padanya. Sementara Celia diam penuh pertimbangan, bukan tak mungkin kalau mereka akan bertukar tempat lagi. "Aduh!!" semak belukar dan ranting berduri terus menjadi penghambat langkah sampai akhirnya siluet rembulan terasa membiru. Cahaya ini redup, perlahan tapi begitu terasa perubahannya. Degup jantung semakin memompa cepat saat dihadapkan pada rasa takut dan berani yang silih tumpang tindih. Rumor mengatakan pepohonan di saat malam itu mengeluarkan racun lemah yang mem
"Ah, kau rupanya. Lama tak berjumpa." "Aku tidak ingat kita pernah bertemu." "Hehe, kau lucu sekali ya." Rei menatap mereka bingung. Fisik mereka seperti pinang dibelah dua, pakaiannya saja yang membedakan. Wanita yang tangannya sedang ia tahan ini memakai gaun hitam dan sebuah selendang transparan melingkar di leher. Sedangkan Violet mengenakan gaun putih sama seperti terakhir kali mereka bertemu. "Lepaskan pemuda itu!" perintah Violet. Mengira Sang Penyendiri akan melawan, ternyata ia memilih untuk menurutinya. "Baiklah," Ia melepas tangan Rei yang sudah patah. Rei meringis kesakitan, teriakannya masih juga tertahan. Violet tiba-tiba melompat dan menyerang ke arah Sang Penyendiri dengan belati yang siap di genggaman. Rei hendak mencegah karena Violet akan menggagalkan rencana negoisasinya, tapi rasa ngilu yang luar biasa memaksanya untuk tetap diam. Sang Penyendiri menghindar begitu belati itu menghujam ke arah tubuhn
Sang Penyendiri tak bergeming, ia malah tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Jawab aku! Kenapa kau merenggut jiwa Tanoa, dan juga Celia secara tiba-tiba seperti itu?!" "Aku sudah mengatakannya padamu, mereka kubawa dalam kedamaian, apa yang kurang jelas dari penjelasan itu?" "Kalau Tanoa, aku mungkin bisa sedikit memahaminya, tapi kenapa kau melakukannya pada Celia begitu cepat tanpa sepengetahuanku?! Aku yakin di sini ada pengecualian," tangan Rei mengepal, ingin sekali ia meninju apapun yang ada di sekitar. "Aku tidak mengambil jiwanya," Sang Penyendiri menjawab datar. "Hah?" "Aku hanya menekan kesadarannya. Kau akan berakhir mati jika jiwa Celia direnggut dari tubuh itu." Rei mengerutkan dahi semakin tak paham, "Ta-Tapi kau tadi bilang kau ingin aku kembali padamu," ujarnya bingung. Pemandangan tampak semakin aneh saat Rei melihat Momoka memasang wajah tersipu, "Itu karena," ia memalingkan tubuhnya dari tatapan Rei "
Reflek Rei segera melompat untuk mendorong tubuh Violet menjauh. Diameter ukuran tombak itu cukup besar, jika ia berusaha menyelamatkan Violet sambil menyelamatkan dirinya sendiri ia tak punya cukup tenaga untuk itu, jadi Rei memusatkan tenaga di tangannya dan mendorong Violet sekuat yang ia bisa."Tidaak! Rei-kun!!!" Violet berteriak histeris, lukisan biru di tangannya sampai mengeluarkan cahaya lagi. Tapi tak ada yang perlu dikhawatirkan, Rei masih akan bertukar jiwa dengan Celia.Benar saja, tepat saat tombak itu menghujam tanah, hanya ada sedikit jarak yang tersisa antara Violet dengan benda bercahaya itu. Sementara kedua matanya membulat saat melihat cipratan darah melintas dalam penglihatannya.'Padahal aku belum sempat menyapanya, padahal aku belum sempat bersyukur melihatnya kembali sehat seperti semula' Violet membatin kecewa. Fakta kalau ia belum mengetahui tentang pertukaran tubuh itu membuatnya berpikir telah mengulangi kesalahan yang sam
Aamon sebagai tuan muda tertua mengangguk tanpa ragu, mereka memang tidak punya pilihan lain. Sementara Violet tampak bingung dengan keputusan Celia, "Apa tidak apa-apa?" tanyanya dengan mata membulat. Celia mengangguk, "Tentu saja, Rei juga pasti menginginkan hal itu. Terlebih, kita harus cepat, atau akan datang serangan susulan!" Gossen dan Aamon mengangguk setuju. Selain sihir yang melibatkan telekinesis, keluarga Paxley punya sihir support yang memudahkan mobilitas, juga serangan yang diperkuat. "Jangan sampai merusak hutan ya! Sihir ini dua dalam satu, kita tidak bisa memberinya secara terpisah," Aamon mengingatkan. "Kau jadi seperti pengiklan produk saja," cibir Gossen. "Hutan ini punya arti penting, kalau bukan karena suatu alasan, hutan ini pasti sudah jadi bagian dari halaman mansion sejak dulu." Mereka semua mengangguk paham. Aamon dan Gossen lalu merapalkan sihir itu. Warna yang sama seperti aura telekinesis, aura pu
Kedua mata Nonoa seketika membulat lebar, "Wadah? Jangan bilang kalau Lone Angel itu wadah penyihir!"Aamon mengangguk, "Mungkin saja dia adalah wadah Sang Penyendiri, atau yang lain. Aku tidak tau pasti soal itu.""Tunggu, tadi kalian bilang kita akan dalam masalah, memang apa hubungannya?" tanya Celia merasa ada yang janggal."Begini Celia, setelah hukuman kehendak ilahi dijatuhkan dan membantai banyak ras, dunia jadi terdoktrin bahwa penyihir itu pembawa malapetaka dan dianggap hal yang tabu untuk dibahas. Meski otoritas mereka kekal, hidup mereka tetap ada batasnya, dan begitu masa itu telah berhenti, mereka akan memilih wadah untuk menjadi penerus berikutnya. Sebagaimana asal, cabang juga mewarisi hal yang sama, wadah pewaris juga sama tabunya dengan para penyihir," penjelasan Gossen membuat Celia terbelalak.Jadi itu alasan kenapa Violet seperti terisolasi dari masyarakat bahkan keluarganya sendiri, memikirkannya saja Celia tak sanggup, "Jadi, kalia