96Anjani meneriakjan slogan PBK yang dibalas teman-temannya dengan semangat. Kemudian Anjani mengibarkan bendera berlogo PBK, sebelum bersiap-siap untuk turun. Satu per satu orang turun dari formasi. Kemudian mereka berpindah ke dekat dinding, sambil menunggu tim lainnya muncul. Musik berubah menjadi lagu khas Jawa. Para penari muncul dengan menggunakan kostum berwarna-warni dan dilengkapi dengan selendang. Zivara dan Cyra memimpin di depan. Sementara Edelweiss, Irshava, Fairish dan Malanaya di belakang. Mereka menampilkan tarian khas Jawa dengan gemulai. Lalu perlahan berubah cepat seiring dengan musik yang temponya bertambah. Kelompok pendekar perempuan bergabung dengan rekan-rekan penari. Hadirin bersorak ketika belasan perempuan tersebut berganti menampilkan gerakan silat Jaipong, sambil berpindah posisi ke belakang. Kedelapan pendekar bergeser ke tengah-tengah panggung. Penonton memekik, kala Delany, Sabrina, Kyle dan Laura melakukan salto menyilang. Disusul oleh Wirya, Zul
95Ruang ballroom hotel Janitra di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, malam itu tampak ramai orang. Namun, nyaris tidak ada yang berbincang. Sebab perhatian mereka tertuju pada video pre wedding yang ditayangkan menggunakan proyektor, dan dipantulkan pada dinding bercat hitam di sisi kanan ruangan. Jauhari mengerjap-ngerjapkan matanya, kala melihat potongan video, ketika dirinya memasuki sel khusus di kantor polisi pusat Kota Sydney, untuk pertama kalinya. Berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan Jauhari bersama Harzan, Chalid, Irham dan Nuriel, tergambar jelas dalam video itu. Jauhari menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, ketika video berganti menjadi saat pembacaan vonis hukuman buatnya di pengadilan negeri Kota Sydney. Pria bertuksedo silver tersebut, masih mengingat jelas momen itu. Sentuhan di tangannya menyebabkan Jauhari menoleh ke kiri. Senyuman Avreen dibalas Jauhari dengan hal serupa. Kemudian mereka kembali mengarahkan pandangan ke dinding untuk
94*Grup Iring-iringan Pengantin* Yanuar : Gaes, sudah jalan? Zulfi : Yes. Sedang menuju gerbang kompleks utama. Alvaro : @Zulfi, Wirya ke mana? Zulfi : Dia ikut rombongan motor besar. Dibonceng Hisyam. Alvaro : Banyakkah yang pakai motor?Zulfi : Ya, sekitar 30-an motor. Alvaro : Berarti orangnya 60.Zulfi : Enggak. Yang boncengan cuma Wirya, Hisyam, Zein, Rupert, Dedi, Harwill, Rangga, Cayden, Aditya, Geoff, Harper, Harun, Gilbert, Beni, Paul, Nanang, dan tim Spanyol. Bos PG bawa motor sendirian. Yanuar : @Bakti, siapkan area khusus motor. Bakti : Siap, Komandan! Alvaro : Aku nelepon Yusuf, nggak diangkat. Yoga : Yusuf lagi jadi sopir mobil pengantin. Alvaro : Bukannya itu tugas Yono? Andri : Dia lagi sakit perut. Mobilnya jadi penutup konvoi. Haikal : Yono pasti sakit perut gara-gara sambal bakso kemarin malam. Aswin : Yups. Isi mangkuknya, cabe semua. Mardi : Aku lihat kuahnya, merinding. Jaka : Aku sempat nyobain. Sudahlah pedas, asem pula. Hamid : Yono lagi ngid
93Acara siraman Jauhari berlangsung penuh haru. Hampir semua orang turut menitikkan air mata, kala Ishwar dan Pujiyanti memandikan putra sulung mereka yang tengah terisak-isak. Kedua Nenek Jauhari, dituntun anak masing-masing untuk menyirami sang cucu. Kemudian giliran para Paman dan Bibi yang bergantian memandikan calon pengantin tersebut. Selanjutnya, giliran para tetua dari bos PG dan PC, yang dekat dengan Jauhari. Dimulai dari Sultan, Gustavo, Mediawan, Frederick, Kakek Edmundo, Babeh Aziz, Harsaya Kartawinata, Qianfan Vong, Frans, Finley, dan Ayah Zulfi. Para bos PG yang sangat dekat dengan Jauhari juga mendapatkan kesempatan untuk menyirami sang calon pengantin. Dimulai dari Baskara, Dante, Heru, Benigno, Ivan, Hadrian, Anto, Samudra, Harry, dan Ethan. Dilanjutkan dengan para pengawal lapis satu, yang diwakili Hamid, Haikal, Idris, Ilyas, Rusli, Darma dan Hans. Wirya menjadi pemimpin Power Rangers. Pria berbaju koko putih itu memeluk asisten kesayangannya sembari melafazka
92Rabu sore, tepat seusai asar, kediaman Ishwar dipenuhi ratusan orang. Mereka berkumpul di pekarangan depan yang telah ditutupi tenda biru.Jauhari mendatangi para tamu untuk beramah-tamah. Dia mendengarkan berbagai petuah tentang pernikahan, dari tetua keluarga dan para sahabat orang tuanya. Bila ada yang berpamitan, maka Jauhari akan memberikan tas berisikan souvenir pernikahan, nasi kotak dan aneka kue. Khusus untuk para bocah, Jauhari memberikan amplop berwarna-warni berisikan uang yang jumlahnya sama, yaitu 20 ribu per orang. Itu merupakan salah satu nazar Jauhari, yakni berbagi rezeki pada anak-anak, baik dari keluarga maupun warga sekitar. Tepat sebelum azan magrib, acara selamatan itu berakhir. Jauhari memasuki kamarnya untuk berganti pakaian, lalu mengambil wudu. Matahari sudah gelap sepenuhnya, kala belasan mobil berbagai tipe melaju keluar dari kompleks kediaman Ishwar. Seunit mobil van operasional PBK yang dipinjam Jauhari untuk mengangkut banyak makanan, melaju me
91Sekelompok orang tengah mengamati pasangan calon pengantin baru, yang sedang diarahkan Said, agar pengambilan fotonya bagus. Avreen yang sudah terbiasa menjadi model, tampak santai dan sangat luwes. Sementara Jauhari, masih harus sering diarahkan agar bisa mengimbangi calon istrinya. Berbeda dengan banyak foto pre wedding yang biasanya pasangan calon pengantin akan berdempetan, Jauhari dan Avreen nyaris tidak bersentuhan. Said sengaja mengatur angle yang sopan, karena khawatir akan diprotes para tetua keluarga Gahyaka, yang memang lebih kaku daripada keluarga Pramudya. Jauhari dan Avreen baru berdekatan serta berpegangan tangan, saat syuting video. Keduanya mengikuti arahan Said sampai tuntas. Kemudian Jauhari meminta bergaya bebas. Laura, Kyle, Aisyah, Tyas dan Viviane serta Jasmine yang menonton sesi itu dari dalam restoran, tergelak ketika para sahabat Jauhari memulai adegan yang telah mereka rancang sejak semalam. Hisyam, Qadry, Chairil dan Harun, mengangkat Jauhari, lalu
90Sang surya menyinari bumi dengan separuh kekuatannya. Angin sepoi-srpoi berembus dan menggoyangkan dedaunan di dahan pohon-pohon. Ratusan orang memenuhi seputar masjid di dekat kediaman Ishwar. Mereka menunaikan salat Iedul Fitri, lalu mendengarkan khotbah yang cukup panjang, dan dilanjutkan dengan pembacaan doa. Puluhan menit terlewati. Jauhari telah berada di rumahnya dan sedang bersimpuh di lutut kedua orang tuanya. Lelaki berlesung pipi tersebut, nyaris tidak bisa mengucapkan apa pun. Jauhari sesenggukan, karena merasa sangat bersalah pada Ishwar dan Pujiyanti. Ishwar mengusap rambut putra sulungnya sambil berusaha menenangkan Jauhari. Sementara Pujiyanti sibuk mengusap lelehan air di wajahnya dengan gumpalan tisu. Setelah Jauhari menjauh, giliran Jasmine dan Jariz yang memohon ampunan pada orang tua mereka. Meskipun tidak sesenggukan seperti Jauhari, tetapi Jasmine juga terisak-isak. Jariz yang terlihat lebih tegar daripada kedua kakaknya, menyambangi Jauhari dan menyala
89Acara sahur di kediaman Jauhari, subuh itu sangat meriah. Semua pengawal yang tinggal di cluster yang sama, datang sejak jam setengah 4. Mereka bekerjasama menghamparkan karpet dan tikar di pekarangan rumah Hisyam serta Jauhari, yang memang dibuat tanpa sekat. Selain kedua rumah itu, empat rumah lainnya yang berderet juga tidak ada pembatas, dan hanya memiliki pagar depan.Para pemiliknya telah meminta seperti itu pada pengembangnya, yaitu perusahaan milik Tio, Baskara, Dante, Heru, Ivan, Hadrian dan Tristan, yang bernama BHANDIT.Tepat jam 4, acara sahur dimulai. Ishwar ikut bergabung dengan teman-teman anaknya di halaman. Sementara Pujiyanti, Jasmine dan para istri pengawal muda, berada di ruang tamu kediaman Jauhari. Renze Zyaire, anak Hisyam dan Utari, sibuk jalan ke sana ke sini sambil membawa apa pun yang dicomotnya dari piring para Om di area depan. Bayi yang usianya hampir setahun tersebut, menjadi rebutan banyak orang, karena pipinya yang tembam, dan tingkahnya yang meng
88Hari yang dinantikan pun tiba. Jauhari begitu antusias untuk segera tiba di Indonesia. Namun, Jauhari harus bersabar menunggu hingga pesawat mendarat di Bandara internasional Soekarno-Hatta. Jauhari dan seluruh anggota tim dari Indonesia, menumpangi pesawat milik Sultan yang dikerahkan untuk menjemput mereka. Sedangkan sisanya, berada di pesawat pribadi milik Timothy. Pukul 15.30 WIB, kedua pesawat mendarat di landasan. Para pilot mengarahkan kendaraan masing-masing menuju tempat pemberhentian khusus pesawat pribadi. Seusai pintu terbuka, Dedi menjadi orang yang pertama turun dari pesawat pertama. Sementara dari pesawat kedua, Taylor keluar terlebih dahulu. Jauhari sengaja turun paling akhir. Dia menyalami semua kru pesawat, lalu berdiri di dekat pintu untuk mengamati sekitar, seraya tersenyum. Pria bersetelan safari hitam, menuruni undakan tangga. Dia meneruskan berjalan menuju ruang tunggu, sambil memvideokan sekeliling menggunakan kamera digital beresolusi tinggi miliknya.