Share

5. Pegawai Rendahan

Author: ReyNotes
last update Huling Na-update: 2024-12-09 09:25:18

“Gracia adalah ... tunangan Brandon.”

Selepas kepergian keluarga Richmont, Kelly duduk sendirian di sofa ruang keluarga. Ia berusaha mencerna, bahwa Brandon ternyata memiliki tunangan yang tidak direstui keluarga Richmont.

Dan kini, entah karena alasan apa, keluarga kaya raya itu ingin ia menjauhkan Brandon dari tunangannya.

Bahkan Eliza menawari uang satu milyar pada Kelly jika berhasil membuat Brandon dan Gracia putus hubungan.

"Argh! Problem orang kaya, kenapa pelik sekali?!" ujar Kelly seraya menjenggut rambutnya, frustrasi.

Pusing memikirkan masalah Brandon, Kelly mengalihkan perhatian pada ponselnya. Beberapa pesan dari keluarganya baru terbaca. Ia mengembuskan napas berat sebelum menekan tombol video call.

“Haii, Kel.” Louis, salah satu kakak Kelly langsung menjawab. ”Di mana ini?”

“Mmm ... galeri, Kak.” Kelly terpaksa berbohong. “Sedang jalan-jalan santai menikmati desain bangunan modern.”

Tak lama kemudian, dua kakak Kelly yang lain ikut bergabung. Mereka menanyakan bagaimana keadaan Kelly dan kapan adik mereka yang sedang berjuang untuk mandiri di negara lain mulai bekerja.

“RichScent itu salah satu perusahaan parfum terbesar dan terkenal di dunia, Kel." Sacha, salah seorang kakak Kelly bersemangat menjelaskan. "Produknya bukan hanya parfum, namun segala sesuatu yang berhubungan dengan wewangian, pasti pencetus idenya adalah perusahaan RichScent.”

Mendengar penjelasan Sacha, Kelly mengangkat kedua alisnya.

Brandon, lelaki bertato dan beranting itu pemilik perusahaan parfum? Aneh banget. Rasanya, tidak sesuai dengan kepribadiannya.

Walaupun kalau dipikir-pikir, Brandon memang sangat wangi. Bahkan saat lelaki itu belum muncul, Kelly sudah bisa mencium aroma parfumnya dari jauh.

Persis seperti saat ini. Ia sudah mencium kehadiran Brandon dari parfum lelaki itu, sebelum lelaki itu terdengar bersuara, “Bicara dengan siapa?”

“Akh!” Kelly refleks membalik tubuh, menyembunyikan ponselnya di balik punggung dan menekan tombol memutuskan komunikasi.

Brandon berdiri di depan Kelly sambil berkacak pinggang.

Seperti biasa, Brandon sangat tampan dan rapi meski kali ini hanya mengenakan kemeja lengan panjang yang digulung hingga siku dan celana pendek serta sepatu sport.

“Umm ... bukankah aku boleh memiliki urusan sendiri dan kamu tidak boleh ikut campur?” Kelly mengingatkan perjanjian pernikahan mereka.

Sekilas, Brandon melihat layar ponsel Kelly sebelum wanita itu menyembunyikan ponselnya.

Lelaki itu menangkap potret lelaki tampan melalui layar kecil tersebut.

Brandon kemudian terkekeh. “Ternyata kamu tidak selugu yang dikira Granny. Apa dia pacarmu?"

Kelly mendengus pelan. “Bukan urusanmu.”

Brandon mengibaskan tangan, berkata santai sambil berlalu. “Terserah. Asal kamu tau, aku juga ingin bertemu dengan seorang wanita.”

Segera, Kelly menyusul langkah panjang Brandon. “Gracia? Kamu mau bertemu Gracia, ‘kan?--Argh.” Kelly memegang hidungnya yang tertabrak tubuh berotot Brandon, karena lelaki itu berhenti mendadak.

“Kamu tau?”

Sambil tetap mengusap hidungnya, Kelly mengangguk. “Granny Eliza yang memberitahuku.”

Kedua tangan Brandon kini masuk ke dalam saku celana. Ia menatap Kelly lama lalu mengangguk-angguk.

“Bagus. Artinya keluargaku sudah tau kalau Gracia telah kembali.”

Kelly mencebik sedikit. “Sayang, ia datang terlambat dua hari. Kalau tidak, kamu pasti memilih menikahi Gracia dan aku tidak terjebak pernikahan denganmu!”

Detik berikutnya, napas Kelly tercekat. Brandon menatapnya tajam seolah ia adalah seorang penjahat yang harus dihukum berat karena ucapannya.

“Ingat! Pernikahan kita rahasia.” Brandon mendelik dan berkata tegas. “Besok, Gracia juga bekerja di perusahaanku. Jaga jarak dengannya dan jangan membuat ulah!”

Sambil mengatur napas, Kelly memandang Brandon yang menjauh. Daftar alasan balas dendamnya semakin panjang sekarang.

Esok harinya, dengan taxi, Kelly berangkat ke perusahaan. Sampai di lobi, Kelly berdiri di tengah ruangan yang telah ramai itu.

Harum semerbak pewangi ruangan yang menyegarkan membuat Kelly menarik napas dalam-dalam dan menikmati aroma yang memanjakan penciumannya.

Perusahaan itu sangat mewah dan elegan. Mirip mansion Brandon, dengan desain modern. Kelly melangkah ke bagian resepsionis yang kemudian memberikan kartu tanda pengenal pada Kelly, dan menyebut nama seseorang yang harus ia temui.

‘Ian Madison Grey – Direktur HRD.’ Kelly berdiri di depan pintu dengan papan nama mewah itu.

Setelah mengetuk pintu dan mendapat jawaban, Kelly masuk. Ia segera mengenali wajah lelaki di balik meja sebagai salah satu tamu pernikahannya dengan Brandon.

“Hai, Kelly.” Ian menjulurkan tangan. “Senang bertemu denganmu lagi.”

Kelly mengangguk singkat dan membalas jabatan tangan tersebut. “Selamat pagi, Tuan Ian.”

“Tuan? Ya Tuhan." Ian tergelak. "Aku sahabat Brandon. Panggil nama saja, ya.”

“Statusku di sini pegawai, jadi mana mungkin aku memanggilmu nama saja secara di sini kamu adalah bosku?” tolak Kelly halus, disertai senyuman.

“Ya, sudah. Ayo, kuantarkan ke mejamu.”

Sambil berjalan, Ian berkata bahwa ia merasa tidak enak hati memberikan pekerjaan ini pada Kelly. Namun, karena status Kelly yang merupakan istri rahasia Brandon, ia harus menyetujui saran sahabatnya.

Mereka sampai pada tata ruang kantor bersekat.

Satu meja dan kursi yang tidak terlalu besar yang kosong sepertinya sudah dipersiapkan untuk Kelly. Setelah berbincang sebentar tentang pekerjaan, Ian meninggalkan Kelly.

Baru sebentar duduk, seseorang datang dan menyapanya dengan ketus, “Siapa kamu?”

Kelly mendongak sedikit, memandang tiga wajah wanita muda yang balas menatapnya tidak ramah.

“Kenalkan. Namaku Kelly. Mulai hari ini akan bekerja di sini.” Dengan senyum yang dipaksakan, Kelly menjawab.

Perkenalan dan uluran tangan Kelly diabaikan. Tanpa senyum, salah satu wanita itu memicingkan mata kepada Kelly.

“Karyawan rendahan sepertimu bisa membuat Tuan Ian yang terkenal galak mengantarmu sendiri ke mejanya." Sosok itu kini mulai menilai penampilan Kelly dari ujung kepala hingga kaki. "Katakan, kamu tidak memiliki hubungan khusus dengannya, kan?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   224. Janji Bersama

    Arsen, Reno dan Mimi saat ini telah berusia tiga tahun. Orang-orang yang belum mengenal mereka selalu berpikir bahwa hanya Arsen dan Reno yang merupakan anak kembar, sementara Mimi adalah adik bungsu mereka. Perbedaan ketiganya memang semakin terlihat.“Aku mau punya anak perempuan lagi.” Kelly berkata sambil menatap Mimi yang sedang duduk di pangkuan Brandon sambil menggambar.“Aku tidak mau. Mimi saja sudah cukup.” Dengan keras kepala, Brandon menggeleng.Masalah ini belum selesai sampai bertahun-tahun. Kelly masih menginginkan memiliki anak lagi sementara Brandon yang merasa tak tega istrinya hamil dan melahirkan menolak mentah-mentah kemauan Kelly.“Aku akan bilang Mommy Florence untuk mencuri benihmu dan memasukkan ke rahimku.” Kelly berkata ketus.“Aku akan minta Mommy Keyna diam-diam memberimu suntikan KB.” Brandon menyahut tak kalah sengit.Mereka terdiam saat Mimi tiba-tiba menatap orang tuanya bergantian.“Mimi mau bilang grandpa, mommy dan daddy berantem lagi.” Mulut mungil

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   223. Keluarga Nomer Satu

    Kelly dan Brandon menoleh cepat. Frederix, Sacha, Louis serta pasangan mereka berkumpul tak jauh dari tempat Kelly dan Brandon berdiri.Spontan, Kelly langsung terisak. Wanita itu berlari masuk ke dalam dekapan kakak sulungnya, Frederix. Selama beberapa saat Frederix, Sacha dan Louis juga memeluk adik bungsu mereka.Brandon membuang pandangan. Keluarga Dalton selalu saja membuatnya terharu dengan kebersamaan dan kasih sayang mereka.“Maafkan aku, ya, Kak. Mommy dan Daddy jadi pergi.” Kelly sesunggukan di dada Frederix.“Hehe. Kami pernah meninggalkan daddy sendirian. Sekarang, kami jadi tau bagimana rasanya ditinggalkan.”“Tapi, kami rela. Mommy dan daddy sudah cukup menemani kami hingga memiliki anak-anak yang mulai besar.”“Sekarang, waktunya mommy dan daddy menemani keluargamu berkembang dan bertumbuh.”Mendengar pernyataan Frederix, Sacha dan Louis, Kelly menghentikan tangisnya. Meskipun Brandon bilang, keluarga Dalton dapat kapan saja berkunjung, tetap saja Kelly tau, jadwal kaka

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   222. Rencana Masa Tua

    Kelly menatap suaminya yang terdiam memandang foto tersebut. Ia jadi ikut mengamatinya. Foto kebersamaan Kelly dan Marc remaja.Di foto, Kelly terlihat kalem, sementara Marc bergaya tengil dan menggoda Kelly.“Apa kamu seperti melihat masa depan Mimi dan Reno?” tebak Kelly.Cepat, Brandon menggeleng. “Jangan! Kamu tau aku tidak suka melihatmu ribut dengan Marc.”Senyum terukir di wajah Kelly. Ia akan memastikan putra-putrinya saling menyayangi. Meski ia tau Marc juga menyayanginya dengan versi lelaki itu sendiri.Selama berada di mansion William, Kelly mengenalkan anak-anaknya dengan lingkungan sekitar. Setiap hari mereka bermain di taman, berenang atau ke aviary. Reno terlihat yang paling menikmati kegiatan outdoor.“Mimi kepanasan, Babe. Bawa masuk saja.” Brandon tak tega melihat wajah Mimi yang putih jadi kemerahan.Hingga Arsen dan Mimi masuk bersama suster mereka, Reno masih asyik bermain bubble di taman. Brandon menemani putranya sementara Kelly menyusui Arsen dan Mimi.“Sudah m

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   221. Foto Masa Kecil

    Tentu saja Kelly tidak menolak tawaran Brandon. Apalagi, ia tidak enak jika mengandalkan Mommy Florence dan Daddy Donald mengingat Kak Dheena sebentar lagi akan melahirkan.“Beneran Uncle Rich juga mau hadir di wisudaku?” Marc memandang Brandon tak percaya.“Nggak boleh?” Brandon balas bertanya.Marc mengangguk tegas. “Boleh! Boleh banget!”Universitas tempat Marc belajar akan geger jika mereka tau seorang triyulner akan hadir untuk mendukungnya. Lelaki muda itu berteriak kesenangan dan memberitahu seluruh keluarga.“Lho, apa benar yang diucapkan Marc? Kalian mau ke negara Kelly?” Mommy Florence tergopoh datang menghampiri.Kelly jadi merasa tak enak hati karena merencanakan ini secara mendadak. Ia langsung berdiri dan merangkul mommy mertuanya.“Nggak papa kan, Mom? Nanti sebelum Kak Dheena melahirkan aku pulang.” Kelly berjanji.“Waahh... kami akan sangat kangen pada Arsen, Reno dan Mimi.” Daddy Donald jadi ikut melow.“Cuma satu minggu, Mom, Dad.” Brandon menimpali. “Semoga Kak Dhe

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   220. Cuma Pura-Pura

    Brandon terduduk dan merebut benda pipih itu dari tangan Kelly. Matanya menatap tanpa berkedip pada permukaan benda. Lalu, menatap sang istri yang juga sedang memandangnya.“Garis satu? Kamu tidak hamil?”“Nggak.” Kelly menggeleng.“Huuffftt.” Brandon kembali merebahkan diri ke ranjang sambil mengembuskan napas panjang penuh kelegaan.Kelly terkekeh dan memangku wajah dengan tangannya. “Seneng banget kelihatannya aku nggak hamil lagi.”Tubuh Brandon menyamping menghadap sang istri. Tangannya mengusap sayang wajah Kelly.“Bukan begitu. Aku akan senang kamu hamil lagi. Masalahnya, si kembar tiga masih bayi. Kondisi kamu pasca melahirkan juga belum stabil.”“Aku sudah baik-baik saja, kok. Cuma pura-pura nggak stabil.” Kelly tergelak.“Jahat!”“Hahahaha!” Kelly kembali tergelak dan sibuk menghindari tangan Brandon yang mengelitiki pinggangnya. “Sudah, Brad! Ampun!”Brandon memang berhenti. Ia menindih tubuh Kelly dan menatap wajah cantik di bawahnya. Tiba-tiba, dahi Brandon berkerut.“Kena

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   219. Ruang Rahasia

    “Ini ruangan untukmu.” Kelly tersenyum pada sang suami. Tangannya menghapus cepat air mata yang jatuh ke pipi.Kelly merapatkan tubuh pada Brandon yang berdiri kaku di tengah ruangan. Sadar, suaminya masih tercengang mendapati kejutan darinya, Kelly menangkup wajah tampan Brandon.“Terima kasih untuk kesabaranmu selama ini. Aku tau kamu masih berjuang untuk berada di antara keramaian keluargaku. Di mansion ini, bahkan kamar kita bukan lagi tempat privatemu.”Setelah melahirkan dan kembali ke mansion, Kelly menyadari bahwa mansion Brandon tidak pernah sepi. Keluarganya selalu datang berbondong-bondong, bahkan menginap.“Aku tidak keberatan, Babe.” Brandon berkata pelan.“Aku tau.” Kelly menatap mata Brandon dalam-dalam. “Tapi, aku mau menjadi istri pengertian yang paham kalau sesekali, suaminya butuh kesunyian.”Brandon mengangkat kedua alisnya sedikit. Ia kembali mengamati sekitar. Berusaha mencerna bagaimana ruangan ini bisa ada.“Aku belajar dari ahlinya.” Kelly berkata seolah menja

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status