Share

Bab 5

Penulis: Anju
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-23 15:41:49

Pagi Senin, kampus sudah seperti sarang lebah yang diganggu.

Rumor tentang “Kevin Aprilio Cathy pacaran sama anak beasiswa miskin” sudah jadi bahan gosip nomor satu. TikTok kampus penuh video edit Nadia sama Kevin di pasar, ditambah backsound lagu “Cinderella” versi slow yang bikin orang pengen muntah manis.

Nadia nggak tidur semalaman. Matanya bengkak. Dia berdiri di depan gate lagi, tapi kali ini sendirian. Kevin belum datang.

Jam 7.25, Porsche midnight blue muncul. Kevin turun buru-buru, muka cemas banget.

“Nad!”

Nadia nggak senyum. “Kita bicara. Sekarang.”

Kevin angguk cepat. “Mau ke mana?”

“Rooftop gedung fakultas. Kosong pagi ini.”

Mereka naik lift dalam diam. Di rooftop, angin Jakarta kenceng banget, rambut Nadia beterbangan.

Nadia langsung buka suara, suaranya dingin.

“Kevin, gue serius nanya. Lo beneran suka sama gue, atau cuma lagi cari mainan baru?”

Kevin melotot. “Nad, lo pikir gue segitu rendahnya?”

“Orang-orang bilang gitu. Clarissa bilang gitu. Lo sering ganti cewek katanya. Lo kaya, lo ganteng, lo bisa dapet siapa aja. Kenapa harus gue? Gue nggak punya apa-apa.”

Kevin maju selangkah, tatap mata Nadia dalam-dalam.

“Karena lo beda. Lo nggak liat gue sebagai ‘Kevin pewaris Cathy Group’. Lo liat gue sebagai Kevin yang bodoh, yang nunggu hujan-hujanan, yang nggak bisa bedain tomat busuk. Dan gue suka banget rasanya jadi Kevin yang biasa di depan lo.”

Nadia diam. Matanya mulai basah lagi.

“Gue takut, Vin. Gue takut lo pergi pas gue udah sayang beneran.”

Kevin genggam tangan Nadia erat-erat.

“Gue nggak akan pergi. Gue janji. Kalau lo mau bukti, gue kasih bukti sekarang.”

Dia ambil HP, buka I*******m di depan Nadia, lalu… unfollow semua cewek yang pernah deket sama dia, termasuk Clarissa, Bella, Tasha, Lily. Langsung di story: “Taken. Jadi tolong jangan ganggu lagi.”

Nadia bengong.

“Lo gila? Mereka bakal marah banget.”

“Biarin. Gue cuma mau lo.”

Lalu Kevin lakukan hal yang bikin Nadia hampir pingsan.

Dia tarik Nadia pelan, peluk pinggangnya, terus… cium kening Nadia lama banget.

“Nadia Putri Mahendra, gue sayang banget sama lo. Dari pertama kali lo tolak gue di kantin. Dari situ gue udah jatuh.”

Nadia nggak bisa nahan lagi. Dia balas peluk Kevin erat-erat, nangis di dada cowok itu.

“Gue juga sayang sama lo, idiot.”

Mereka pelukan di rooftop, angin berhembus, dan untuk pertama kalinya dunia terasa sempurna.

Tapi… drama nggak pernah selesai.

Siang hari, Clarissa cs sudah naik darah.

Clarissa dapet info dari anak buahnya: ada foto Nadia sama Kevin di rooftop lagi berpelukan (ada yang intip dari gedung sebelah).

“Gue nggak terima!” jerit Clarissa di lounge VIP. “Dia harus dihancurkan.”

Bella nyengir jahat. “Gue punya ide.”

Mereka cari info tentang Nadia. Ternyata ibunya Nadia guru SMA negeri, ayahnya meninggal, ada utang rumah sakit dulu yang belum lunas. Mereka nemu foto lama Nadia pas SMP: gemuk, berkacamata tebal, jerawatan.

Malam itu juga, akun gosip kampus @une_spill tea posting:

[Foto Nadia SMP yang jelek + foto keluarga miskin]

“Gue punya tea panas. Si ‘pacar’ Kevin Aprilio Cathy ternyata dulu begini loh. Dari kampung, ibu guru miskin, masuk UNE cuma beasiswa. Matre level dewa confirmed. Kevin kasihan pasti.”

Dalam 30 menit, postingan itu 50 ribu likes, ribuan komentar jahat.

Nadia buka HP di kos, langsung nangis sesenggukan.

Ibu telpon.

“Nak, kamu kenapa? Mama liat postingan aneh di F******k…”

Nadia cuma bisa nangis.

Kevin lagi di penthouse pas Ray kirim link.

Muka Kevin langsung gelap banget. Dia langsung telpon Clarissa.

“Lo yang lakuin ini?”

Clarissa ketawa manis di ujung telpon. “Bukti aja, Vin. Biar lo sadar dia nggak level.”

“Lo udah keterlaluan, Clar.”

Kevin langsung gerak. Dia telpon papanya (CEO Cathy Group), minta tolong “bersihin” semua postingan itu dalam 1 jam (dan memang bisa, duit berbicara).

Lalu dia naik mobil, nyetir sendiri ke kosan Nadia malam-malam.

Pas sampai, Nadia lagi duduk di tangga kos, muka bengkak.

Kevin langsung peluk Nadia di depan semua anak kos yang ngintip.

“Maaf ya, Nad. Ini salah gue.”

Nadia nangis di pelukan Kevin. “Mereka bilang gue matre, gue jelek, gue nggak pantas…”

Kevin angkat dagu Nadia, tatap mata.

“Dengar gue. Lo paling cantik buat gue. Dulu, sekarang, nanti. Dan mulai besok, gue bakal bikin semua orang yang nyakitin lo nyesel.”

Malam itu Kevin nganter Nadia masuk kamar, tungguin sampe tidur, lalu pulang.

Tapi sebelum pulang, dia posting di I* pribadinya (1.5M followers):

Foto tangan dia sama Nadia saling genggam (cuma tangan, tapi semua tahu itu Nadia).

Caption:

“Buat yang suka ngebully pacar gue:

Gue sayang Nadia Putri Mahendra.

Bukan karena apa-apa, tapi karena dia Nadia.

Kalau ada yang ganggu dia lagi, gue nggak akan diam.

Titik.”

Pagi berikutnya, kampus gempar.

Clarissa cs panik. Postingan gosip sudah ilang semua. Akun @une_spill tea bahkan di-suspend.

Kevin masuk kampus naik Porsche, turun, langsung jemput Nadia di kosan pake mobil yang sama (nggak peduli lagi orang bilang pamer).

Mereka jalan bareng ke kelas, tangan saling genggam di depan ratusan orang.

Clarissa cs cuma bisa melotot dari jauh.

Nadia yang biasanya cuek, sekarang senyum-senyum kecil.

Kevin cium pipi Nadia di depan kantin (semua orang pada jerit).

“Mulai hari ini, lo resmi pacar gue ya?”

Nadia angguk malu-malu. “Iya, idiot.”

Dan untuk pertama kalinya, Nadia yang inisiatif cium bibir Kevin sekilas.

Seluruh kantin langsung riuh.

Ray sama Dito tepuk tangan dari jauh.

Ray: “Akhirnya bro lo menang juga!”

Dito: “Gue menang taruhan 5 juta!”

Clarissa cs pergi dengan muka pucat.

Tapi… ini baru awal.

Karena malam itu, ada pesan masuk ke HP Nadia dari nomor tak dikenal:

“Kamu pikir udah menang? Tunggu aja. Aku punya rahasia yang bakal bikin Kevin benci kamu selamanya. – Seseorang yang dulu lo sakiti.”

Nadia bengong baca pesan itu.

Siapa?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 22

    Pagi hari.Penthouse Kevin gelap, hanya cahaya matahari pagi menembus tirai. Kevin berdiri di balkon dengan hoodie hitam, rambut berantakan, mata merah karena nggak tidur sama sekali.Nadia masih tertidur di sofa, wajahnya sembab setelah semalaman menangis dalam pelukannya.Arkan duduk di meja bar, laptop terbuka, kopi hitam yang sudah dingin.Kevin akhirnya buka suara tanpa menoleh:“Dia ada di Jakarta.”Arkan menghadap Kevin.“Lo yakin?”Kevin memasukkan rokok ke mulut, menyalakannya, menghembuskan asap cepat.“CCTV di bawah penthouse gue tadi malam… ada seorang cowok berdiri di seberang jalan selama empat menit.”Kevin membuang abu.“Tim keamanan gue telepon jam lima pagi.”Arkan tersentak.“Itu—”Kevin menatap Arkan dengan mata yang tajam dan gelap.“Kairo.”Arkan langsung menutup laptop.“Mana rekamannya?”Kevin menggeleng.“Dia nutup wajah. Hoodie hitam. Tapi… cara berdirinya, cara dia miring kepala sedikit…”Kevin menggertakkan gigi.“Itu gaya gue waktu SMA.”Arkan menelan luda

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 21

    Video terus berjalan.Hujan.Suara langkah kaki di tanah basah.Napas seseorang yang terengah.Kevin menatap layar tanpa berkedip.Tubuhnya kaku.Di video, seorang remaja laki-laki menyeret tangan seorang gadis kelas 10 yang basah kuyup — rambutnya menempel di wajah, lututnya berdarah.Gadis itu adalah Nadia.Dan laki-laki itu—Kevin merasakan jantungnya berhenti.Remaja itu mendongak ke kamera.Wajahnya jelas.Fitur wajahnya… sama.Suara… sama.Tatapan… sama.Hanya lebih muda.Tiga tahun lebih muda.“Nggak… ini nggak bener…”Kevin mundur selangkah.Nafasnya patah.“Ini… gak mungkin… GAK MUNGKIN…”Di layar, remaja itu tersenyum kecil.Penuh obsesi.“Kalau gue nggak bisa punya lo, Nad…orang lain juga nggak boleh.”Kevin menutup mulutnya.Tangan gemetar.“VIN…”Nadia memegang hoodie Kevin, tubuhnya gemetaran.“Aku udah bilang… jangan liat…”Tapi Kevin menepis tangan Nadia—BUKAN karena marah pada Nadia.Melainkan karena dia merasa…dia sendiri sedang jatuh.“ITU SUARA GUE!!”Kevin bert

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 20

    Gelap.Sunyi.Listrik padam total.Nadia memeluk dada Kevin, tubuhnya gemetar keras.Tok. Tok. Tok.Ketukan itu lagi.Tiga kali.Pelan.Berirama.Kevin menoleh ke jendela besar penthouse yang sekarang hanya diterangi kilat hujan.“Nad, tetap di belakang gue,” bisiknya pelan.Nadia menggenggam baju Kevin sampai kusut.“Jangan buka, Vin… please…”Kevin menelan ludah, mengatur napas, langkahnya pelan mendekat ke kaca yang dipenuhi butiran air.Di luar sana, dari lantai 32, tidak mungkin ada orang yang bisa mengetuk kaca.Tidak ada balkon.Tidak ada akses servis.Hanya angin.Dan hujan badai.Tapi ketukan itu jelas.Terarah.Tok. Tok. Tok.Kilatan petir menyinari kaca sesaat.Dan Kevin melihatnya.Seseorang berdiri di rooftop gedung seberang.Bukan monster.Bukan bayangan kosong.Seseorang nyata.Pria muda, berjaket hitam, memegang…sebuah payung hitam persis seperti milik Arkan.Wajahnya tidak terlihat jelas.Tapi tubuhnya…sikapnya…Tidak asing.Kevin tidak bisa melihat detail — hujan t

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 19

    Pukul 00.32 – Penthouse KevinHujan masih menghantam jendela kaca besar.Nadia duduk di sofa, dibungkus selimut tebal, wajahnya pucat.Matanya kosong.Kevin menyiapkan teh hangat, tapi tangannya gemetar.Ini pertama kalinya Kevin benar-benar melihat Nadia…hilang.Dia duduk di sebelah Nadia, pelan, takut membuatnya makin runtuh.“Nad…”Kevin menyentuh punggung tangan Nadia.Nadia terkejut kecil, lalu memalingkan wajah.“Sorry. Gue… gak bisa tenang.”Kevin menelan ludah.Napasnya pendek.“Lo boleh takut. Lo boleh nangis. Tapi lo gak sendirian.”Nadia menggigit bibir bawah, menahan tangis yang ingin meledak.“Kalau lo tau nama itu, Vin…segala hal tentang gue bakal berubah.”Kevin meraih wajah Nadia dengan kedua tangan, lembut.“Gue nggak peduli namanya.Gue peduli siapa yang bikin lo kayak gini.”Nadia menutup mata erat-erat.“Jangan paksa gue…”Kevin menunduk, menyentuh kening Nadia dengan keningnya.“Nad. Gue nggak mau kehilangan lo hanya karena rahasia yang lo simpan sendiri.”Nadia

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 18

    Pukul 23.47 – Hujan tidak berhenti.Kos Nadia sunyi.Lampu kamar redup.Nadia duduk di lantai, punggung menempel tembok, lutut memeluk dada.HP-nya berkedip.Pesan dari nomor tak dikenal:“Link folder sudah dibuka 12 kali.Kevin akan tau semuanya dalam hitungan jam.”Nadia meraih rambutnya, menggenggam, tangan gemetar.“Kenapa… kenapa kalian lakuin ini lagi…”Air mata jatuh tanpa suara.Dia ingin teriak.Tapi tidak bisa.Dia ingin lari.Tapi kaki tidak mau bergerak.Dan saat Nadia hampir menutup HP—Tiba-tiba pintu kamarnya digedor KERAS.DUAK! DUAK! DUAK!“NADIA!”Nadia terlonjak.Itu suara Kevin.Panik.Marah.Patah.Nadia bangkit dengan lutut goyah, membuka pintu sedikit.“V–Vin… lo ngapain—”Pintu didorong Kevin langsung, dan Kevin masuk dengan napas liar, jas hujan masih meneteskan air ke lantai.Mata Kevin merah dan gelap.“Nadia.”Suaranya pecah.“Siapa yang ngirimin gue video itu?!”Nadia langsung membeku.Kevin memegang bahunya, bukan kasar—tapi terlalu keras sampai Nadia ter

  • Terlalu Kaya dan Tampan   Bab 17

    Hujan deras turun sepanjang sore.Gedung kampus yang biasanya ramai berubah sunyi, hanya suara rintik-rintik menampar kaca.Nadia duduk di ruang panitia OSPEK, sendirian.Tangan memegang pencil, tapi tidak bergerak.Kertas jadwal ospek di depannya kosong.Matanya menerawang.Suara Arkan masih terngiang:“Lo bakal hancurin dia kalau lo gali masa lalunya.”Nadia menarik napas panjang, mencoba stabil.Tapi tiba-tiba pintu terbuka.Kevin.Dengan jas hujan hitam, rambut sedikit basah, mata merah karena kurang tidur.Tanpa bicara, dia masuk dan langsung mengunci pintu.Nadia kaget. “Vin?”Kevin jalan cepat ke arahnya, lalu jongkok di depan kursi Nadia.Dia memegang kedua tangan Nadia erat-erat, seperti takut gadis itu menghilang dari tangannya.“Nad… lo ngejauh lagi hari ini.”Nadia menggeleng. “Gue cuma capek.”Kevin menatap dalam.“Bilang sama gue kalau lo baik-baik aja.”Nadia diam.Detik itu juga Kevin tahu: dia tidak baik-baik saja.“Tadi lo nangis lagi, ya?”Kevin menyentuh pipi Nadia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status