Maaf atas segala kesalahan penulisan. Ini nulis samnbil nahan kantuk. Maaf ya. Capek banget. Terima kasih.
Wijaya benar-benar lebih tenang ketika di rumah. Pria itu tidak mengganggu Amira yang terus bersama Keano. Dia sibuk bekerja di ruang kerjanya.โHarusnya dia bisa membantuku ketika di rumah.โ Wijaya tersenyum. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul Sembilan malam.โApa Keano belum tidur sehingga Amira tidak juga datang kemari?โ tanya Wijaya pada dirinya sendiri. Pria itu berharap Amira akan tetap berada di sisinya sebagai seorang istri, asisten dan sekretaris ketika mereka berada di rumah. Terus bekerja sama dalam segala hal.โAku akan menghubunginya.โ Wijaya mengambil ponsel yang ada di atas meja dan mencoba menghubungi Amira. Sang pemilik ponsel tidak mendengarkan ada panggilan karena dia mematikan nada dering.โKenapa tidak diangkat? Apa kamu sudah tidur?โ tanya Wijaya yang segera menghubungi bibi. Pria itu masih harus bekerja sehingga tidak ingin keluar dari ruanganya.Bibi yang sedang berada di dapur segera menerima panggilan dan berjalan menuju ruang kerja. Wanita itu paham
Amira keluar dari kamar mandi dan berdiri di depan Wijaya Kusuma tanpa bicara sepatah kata pun. Dia sudah merapikan diri dan ingin tidur.โAda apa?โ tanya Wijaya melihat pada Amira.โAku mau pergi tidur. Sudah jam setengah sebelas,โ jawab Amira.โTidurlah di sofa bed itu. Aku akan menggendong kamu,โ tegas Wijaya kembali bekerja.โHah!โ Amira kesal.โAku mau tidur di kamar,โ balas Amira.โTidak boleh. Kita akan pergi ke kamar bersama. Sekarang kamu tidur di sana dan jangan membantah,โ ucap Wijaya. Pria itu sudah tahu bahwa Amira berbohong karena dia selalu mendapatkan laporan dari bibi tentang masa mentruasi seorang wanita.โBerani-beraninya kamu berbohong padaku,โ ucap Wijaya di dalam hati. Dia melihat Amira berjalan menuju sofa dan merebahkan diri. Wanita itu memang sudah sangat mengantuk.โBajuku sudah basah dan lengket,โ tegas Amira.โBuka saja. Aku akan berikan bajuku untuk kamu,โ ucap Wijaya.โTidak perlu.โ Amira mengambil selimut dan memasukan ke dalam bajunya. Dia sudah membersi
Amira segera keluar dari bak mandi. Dia sangat kesal karena tidak bisa menahan diri dan bahkan memimpin permainan panas dengan Wijaya Kusuma.โKenapa terburu-buru.โ Wijaya memegang tangan Amira yang berdiri di tepi bak mandi. Wanita itu tanpa mengenakan apa pun. Dia membelakangi pria yang sudah membuatnya ikut menggila dalam bercinta.โKemarilah!โ Wijaya menarik kembali tubuh Amira sehingga jatuh ke dalam bak mandi. โAaahh! Ini berbahaya.โ Amira melotot. Dia benar-benar takut.โJangan pernah pergi begitu saja setelah mencapai puncak kenikmatan.โ Wijaya tersenyum. Dua anak manusia itu tidak mengenakan apa pun yang menutupi tubuh telanjang mereka.โAku sudah dingin,โ ucap Amira memalingkan wajahnya. Dia malu setiap kali selesai bercinta dengan Wijaya.โKenapa membuang wajah dan tidak menatapku ketika berbicara?โ Wijaya memegang pipi Amira dan melurukan dengan wajahnya.โAku suka dengan gaya bercinta kamu yang agresif dan cukup ganas. Kita bisa saling mengimbangi, Sayang.โ Wijaya memeluk
Wijaya Kusuma memperhatikan Amira. Dia tidak melihat cemburu dan kecewa pada mata serta senyuman istrinya. Luka yang diterima oleh sang istri jauh lebih sakit dari itu. Perceraian dan dibuang dari pria pertama dalam hidupnya.โItu bagus. Dulu, Andika tidak buta karena mempertahankan kamu hingga pernikahan, tetapi sayanngnya. Harta dan tahta membuat pria itu membuang kamu.โ Wijaya menatap Amira.โYa.โ Amira tersenyum tipis.โTidak perlu khawatir, Sayang. Sekarang kamu memiliki suami yang lebih berkuasa darinya. Tidak akan ada lagi orang yang berani menyakiti dan merendahkan kamu. Katakan saja apa kamu inginkan. Pasti akan aku berikan,โ ucap Wijaya.โBenarkah?โ Amira tersenyum.โKecuali perpisahan,โ tegas Wijaya.โHahaha. Siapa juga yang mau berpisah,โ ucap Amira pelan.โApa? Ulangi lagi.โ Wijaya memegang tangan Amira.โTidak ada. Sudah lewat. Aku selesai.โ Amira beranjak dari kursi.โAku juga ingin bahagia, tetapi bersamamu sangat sulit. Terlalu tinggi puncak yang harus aku daki. Terlal
Wijaya duduk di kursi kerjanya. Dia melihat meja Amira yang kosong. Pria itu sudah merasa rindu saja pada sang istri yang meminta libur karena tubuhnya yang penuh dengan tanda merah akibat ciuman kuat dari papa Keano.โSelamat pagi, Pak. Apa Anda akan mencari sekretaris baru?โ tanya Dodi masuk ke dalam ruangan Wijaya.โApa kamu akan mencarikan untukku? Kalian bisa berbagi tugas dengan Amira. Dia bekerja dari rumah dan akan menemaniku ketika pergi ke luar. Kamu juga bisa melakukan dengan santai. Bagaimana? Apa bisa?โ Wijaya menatap Dody.โApa Non Amira tetap bekerja?โ tanya Dody lagi.โYa. Dia kerja dari rumah. Kalian akan terhubung dengan akun yang sama dan aku tidak akan cemburu pada orang tua seperti kamu.โ Wijaya tersenyum.โSaya sadar diri, Pak.โ Dody ingin tertawa mendengarkan ucapan jujur Wijaya.โApa bisa? Gaji kalian akan tetap untuk. Bagaimana?โ tanya Wijaya memastikan Dody.โBaiklah. Saya akan tetap berada di sisi Anda.โ Dody tersenyum.โKamu tidak perlu mengurus berkas. Biar
Luna pergi ke apartemen Bella. Wanita itu sudah lama tidak dihubungi manager sekaligus temannya. Dia juga tidak mendapatkan tawaran pekerjaan apa pun.โBella.โ Luna masuk ke apartement yang tidak terkunci.โLuna, ada apa?โ Bella terlihat berkemas.โKamu mau pergi?โ tanya Luna memperhatikan Bella.โYa. Kontrak kerja kita sudah putus. Aku harus kembali ke rumahku dan tidak bisa lagi tinggal di apartemen mewah dan mahal ini.โ Bella tersenyum kecut.โApa maksud kamu, Bel?โ Luna bingung dengan ucapan Bella.โSemua Perusahaan yang bekerja sama dengan Wijaya Kusuma telah memutuskan hubungan dengan kita. Nama kamu sudah dimasukan dalam daftar hitam oleh Wijaya Kusuma, Lun. Apa kamu tidak tahu?โ Bella menatap Luna.โApa?โ Luna yang berdiri terduduk di sofa.โKamu menikah dengan Wijaya dan mendapatkan ketenaran seperti yang diinginkan, tetapi ketika terlepas darinya. Dia menghancurkan nama kamu dalam sekejap,โ jelas Bella memegang tangan Luna.โAku sudah mencari tahu kenapa tidak ada yang menghu
Wijaya pulang ke rumah. Pria itu memarkirkan mobil di dalam garasi. Dia menaiki tangga menuju kamarnya. Melihat sang istri yang baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk.โHalo, Sayang.โ Wijaya memeluk Amira dari belakang.โAh!โ Amira terkejut.โKamu harum sekali. Aku masih berkeringat,โ bisik Wijaya di telinga Amira. Dia mencium leher sang istri yang masih basah dan wangi dengan aroma manis.โMandilah dulu.โ Amira tersenyum.โBaiklah. Kamu tunggu aku sebentar.โ Wijaya melepaskan pelukan.โTunggu apa?โ tanya Amira bingung.โJangan berganti pakaian. Tetap kenakan handuk.โ Wijaya tersenyum dan masuk ke kamar mandi.โApa?โ Amira bingung.โKenapa aku tidak boleh berganti pakaian?โ tanya Amira melihat Wijaya yang sudah menghilang dari balik pintu kamar mandi yang tertutup.โHm.โ Amira tidak ingin membantah. Dia duduk di sofa dan memangku laptop. Wanita itu tetap bekerja dari rumah walaupun tidak pergi ke kantor. Dia berkomunikasi dengan Dody dengan akun pribadi.โApa kamu berkerja.โ W
Luna berada di apartemen pribadinya. Dia masih punya waktu satu minggu berada di Indonesia. Wanita itu harus pergi ke luar negeri untuk memulai kehidupan baru tanpa Wijaya Kusuma. Mereka juga sedang proses perceraian. โAku harus memilih gaun terbaik untuk pesta Andika dan Cantika. Aku tidak boleh kalah dengan Amira yang hanya seorang sekretaris itu.โ Luna duduk di sofa. Dia memilih fashion yang sedang trend di dunia.โKenapa aku tidak bisa melihat model yang terbaru?โ tanya Luna yang tidak bisa lagi mengakses jaringan modelling dan desain yang bekerja sama dengan Wijaya Kusuma.โAda apa, Luna?โ tanya Bella yang baru keluar dari kamar mandi.โAku tidak bisa mencari informasi tentang perkembangan model terbaru dunia,โ jawab Luna.โApa kamu lupa sudah masuk daftar hitam Perusahaan Wijaya? Kamu tidak punya kontrak kerja lagi dengan mereka sehingga dipastikan sudah diblokir,โ jelas Bella.โApa?โ Luna benar-benar tidak sadar dengan apa yang telah terjadi padanya. Dia sudah hancur dari dunia
Keano dan Devano berada di kelas yang berbeda. Pihak sekolah tidak ingin kesulitan membuat dua saudara itu bersaing.โKita dipisah lagi.โ Devano tersenyum setelah tiba di depan kelas sang adik.โGuru akan kebingungan jika kita berada di kelas yang sama.โ Keano masuk ke dalam ruang kelasnya.โYa.โ Devano pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti.Semua mata tertuju kepada dua bersaudara itu. Baik lelaki atau pun perempuan pasti mengagumi mereka. Tidak ada yang berani bersaing karena telah mengetahui kemampuan anak dari Wijaya Kusuma yang sangat terkenal.โAku sekelas dengan Keano.โ Luci melihat Devano yang melewati ruang kelasnya.โPadahal aku lebih tertarik kepada Devano.โ Luci melirik Keano. Dia merasa tertekan dan takut ketika berada di dekat adik Devano.โCih!โ Keano menarik kursi. Remaja itu benar-benar tidak menutupi diri ketika tidak suka pada seseorang. Dia akan memperlihatkannya secara langsung.โAku harus menjadi siswi tercerdas di kelas ini. Aku dibayar mahal, tetapi
Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.โApa Papa boleh masuk?โ Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.โYa,โ ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.โTerima kasih.โ Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.โAda apa, Pa?โ tanya Devano.โDi mana Mama?โ Keano pun bertanya.โMama di kamar adik kembar. Duduklah.โ Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.โApa ada kejadian yang janggal di sekolah?โ tanya Wijaya.โYa. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,โ jawab Devano.โBagaimana perasaan kamu, Keano?โ Wijaya menatap Keano.โAku tidak suka dengan wanita itu,โ tegas Keano.โBagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,โ ucap Wijaya tersenyum.โTentu saja, Pa. Kami sedang menyel
Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.โNyonya sudah kembali.โ Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.โSiapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?โ Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.โMencurigakan.โ Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.โApa kita langsung pulang?โ tanya Leon membuka pintu untuk Amira.โYa.โ Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.โWanita duluan,โ ucap Devano.โ
Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.โAku harus pergi sekarang. Pemisi.โ Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.โMaaf.โ Luna menangis.โKenapa Anda menangis?โ tanya Devano dengan lembut.โDia sangat mirip dengan putraku yang hilang,โ jawab Luna.โTetapi aku bukan putra Anda,โ tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.โBagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?โ tanya Luna menatap Keano.โItu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,โ tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.โAku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!โ Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.โHah!โ Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.โJangan p
Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.โApa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?โ tanya Amira tersenyum.โBuah-buah ini tidak ada di rumah,โ jawab Keano.โHahaha.โ Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.โIni buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.โ Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.โOh.โ Keano memperhatikan buah-buahan.โRasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.โ Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.โCempedak.โ Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.โCobalah.โ Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. โMm. Aku tidak suka
Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.โDevano dan Keano akan menampilkan apa?โ tanya Amira dengan lembut.โTidak ada,โ jawab dua bersaudara itu kompak.โOh.โ Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.โNama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.โ Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.โSayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.โ Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.โKita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,โ jelas Devano tersenyum.โIya, Sayang.โ Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa
Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.โSelamat pagi.โ Amira masuk ke kamar dua putranya.โMama.โ Keano dan Devano menoleh kepada Amira.โApa sudah siap berangkat sekolah?โ tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.โYa, Ma.โ Keano dan Devano memeluk Amira.โAnak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.โ Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.โBaiklah. Kita sarapan dulu ya.โ Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.โApa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?โ tanya Devano.โTentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.โ Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.โTerima kasih, Ma. Aku bisa,โ ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.โSayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,โ ucap Wija
WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.โSayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?โ Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.โApa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.โ Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.โMmm.โ Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.โAaahhh!โ Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha
Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.โTidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.โ Amira tersenyum.โMama sangat merindukan Papa,โ ucap Devano.โPapa tahu itu, Sayang.โ Wijaya mengusap kepala Devano.โKarena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.โ Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.โPadahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,โ tegas Keano.โTentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.โ Amira memeluk putranya.โPapa, oleh-oleh mana?โ tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.โOh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,โ jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.โHore.โ Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.โApa kalian tidak minta oleh-oleh