Share

Bab 335

Author: Frands
last update Last Updated: 2025-05-19 18:51:07

Juned bersikap tenang sambil menatap ke jalan raya. “Maksudmu Pak Slamet? Dia tak akan berani macam-macam setelah ini.”

Raut wajah Dinda tiba-tiba cemas. “Apa kau yakin akan hal itu?”

Juned menepuk bahu Dinda dengan lembut, “kamu tenang saja. Pak Kepala Desa adalah orang yang penakut jika kita berani.”

“Aku berharap semua masalahmu segera selesai.” Dinda tersenyum memandang Juned. “Aku juga akan berusaha membantumu sebisa mungkin.”

Juned menggandeng tangan Dinda, “Sekarang kita makan dulu.”

Mereka berdua berdua menuju ke warung bakso yang berada di seberang jalan. Warung itu terlihat sepi tak ada satu pun pengunjung di warung bakso itu.

Spanduk kumal bertuliskan “Bakso mercon Pak Samad” terpasang miring, hampir robek diterpa angin.

Dinda langsung memesan dengan semangat. “Bakso mercon 3 porsi! , es teh manis 3 gelas.”

Juned mengangkat alis, menatap Dinda yang sedang mengatur saus sambal di meja. “Mau makan buat satu keluarga?”

“Aku benar-benar lapar!” Dinda menyeringai. “T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Albert Napitupulu
tamat kyknya ini, gk lnjut2
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tukang Pijat Super   Bab 338

    Juned menutup mata, tapi jemarinya terpaku pada kulit Dinda yang hangat, bergerak pelan seperti pena yang menari di atas perkamen. Setiap lekuk tubuhnya adalah kaligrafi: bahu yang keras namun lembut di ujung sentuhan, pinggul yang bergelombang laksana bukit pasir di tengah gurun sunyi. “Kau tahu cara menyembuhkan,” desis Dinda, melengkungkan punggung saat jemari Juned menyentuh bekas luka di pinggangnya, “tapi malam ini, aku akan memberimu kesembuhan dengan hiburan.”Bibir mereka hampir bertaut—napas saling menjajaki, menggantung di ruang sempit antara keinginan dan penyesalan. Dinda merekah seperti bunga teratai di tengah rawa gelap, tangannya meraih leher Juned dan menariknya ke dalam pusaran yang tak terhindarkan. “Rasakan bagaimana ciuman seorang penghibur sepertiku,” geramnya di sela ciuman pertama yang menggigit, pahit dan manis seperti kopi tanpa gula.Pakaian yang tersisa luruh bagai dedaunan musim gugur, menyingkapkan dua tubuh yang tak lagi mengenal kata “milik”. Ju

  • Tukang Pijat Super   Bab 337

    Bayangan Tania, tiba-tiba terlintas di pikiran Juned—wanita yang selalu terlihat tegas dengan seragam polisi dan rambut pendek sebahu. Tapi di sini, dalam gelap dan desau nafas Dinda yang pendek, ingatan itu terasa seperti asap.“Dulu, waktu kamu pijat Tante Yuni yang punya kos itu,” Dinda tiba-tiba bercerita, jarinya tak sengaja menyentuh leher Juned saat meraih botol minyak, “Aku liat kalian saat berada di dalam kamar Mbak Yuni. Bergairah banget. Aku mikir… pasti enak jadi klienmu.” Juned menelan ludah. “Dinda…” “Aku pernah bayangin,” sambung Dinda, suaranya parau, “Kalau suatu hari, kamu yang pijat aku. Bukan pijat biasa. Yang… pelan. Detail. Kayak kamu selalu lakuin ke klien cewek cantik.” Juned menghela napas. “Kita nggak boleh—” “Kenapa?” Dinda memotong. Tangannya sekarang berada di atas paha Juned, hangat dan tegas. “Karena kamu punya pacar? Atau karena takut ketahuan tetangga?” Di luar, tiba-tiba petir menggelegar. Juned menutup mata, berusaha mengingat wajah Tani

  • Tukang Pijat Super   Bab 336

    “Pastinya, tidak.” Juned menoleh ke arah Dinda sejenak.Dinda tersenyum melihat Juned yang salah tingkah. Dia mendahului Juned, berjalan di depannya.“Aku jamin kamu pasti kerasan dengan kamar kosku yang baru.”Dinda dan Juned menyusuri jalan perumahan yang tak jauh dari warung bakso tempat mereka makan.Hanya beberapa menit mereka sudah tiba di sebuah bangunan tingkat tiga. Pintu pagar warna hitam menjulang tinggi di hadapan mereka.Dinda membuka gembok pagar yang menggantung di sisi dalam, senyum tipis mengembang. “Selamat datang di istanaku,” bisiknya, menggeser pagar begitu mudah karena memang bangunan baru. Baru saja masuk terlihat sebuah basemen yang digunakan sebagai parkiran motor dan mobil, dua vespa matic warna pastel terparkir rapi. “Modelnya seperti hotel saja.” Celetuk Juned yang baru tahu ada kost yang fasilitasnya hampir mirip seperti hotel.Juned mengikuti Dinda melewati koridor berpendingin udara, aroma lavender dan desinfektan menggantikan bau pengap yang

  • Tukang Pijat Super   Bab 335

    Juned bersikap tenang sambil menatap ke jalan raya. “Maksudmu Pak Slamet? Dia tak akan berani macam-macam setelah ini.”Raut wajah Dinda tiba-tiba cemas. “Apa kau yakin akan hal itu?”Juned menepuk bahu Dinda dengan lembut, “kamu tenang saja. Pak Kepala Desa adalah orang yang penakut jika kita berani.” “Aku berharap semua masalahmu segera selesai.” Dinda tersenyum memandang Juned. “Aku juga akan berusaha membantumu sebisa mungkin.”Juned menggandeng tangan Dinda, “Sekarang kita makan dulu.”Mereka berdua berdua menuju ke warung bakso yang berada di seberang jalan. Warung itu terlihat sepi tak ada satu pun pengunjung di warung bakso itu.Spanduk kumal bertuliskan “Bakso mercon Pak Samad” terpasang miring, hampir robek diterpa angin.Dinda langsung memesan dengan semangat. “Bakso mercon 3 porsi! , es teh manis 3 gelas.” Juned mengangkat alis, menatap Dinda yang sedang mengatur saus sambal di meja. “Mau makan buat satu keluarga?” “Aku benar-benar lapar!” Dinda menyeringai. “T

  • Tukang Pijat Super   Bab 334

    Pak Slamet berusaha meronta dengan keras melepas ikatan. Namun Dinda yang berdiri di sebelahnya justru menempelkan pisau ke belakang lehernya.“Beginikan cara kalian mengancam orang-orang yang tak berdaya melawan kalian?” Ujar Dinda dengan tegas.Hal itu membuat Pak Slamet langsung berhenti meronta dan terdiam dalam ikatan tali.Dinda mengangkat pisau. “Diam dan nikmati saja pertunjukan istrimu.”Sementara itu, Bu Ningsih yang tak kuasa mendapat perlakuan Juned yang menggairahkan. Akhirnya ikut menikmati setiap sentuhan dan belaian Juned pada tubuhnya.Juned tersenyum puas, “Ini yang kau inginkan tadi. Aku akan memberikannya tepat di hadapan suamimu.”Hasrat Bu Ningsih mulai muncul, seorang istri kepala desa yang elegan berubah menjadi seperti wanita yang haus belaian di depan suaminya sendiri.“Aku ingin kau puaskan aku.” Rintih Bu Ningsih dengan pelan.Juned menoleh ke arah Pak Slamet sambil tersenyum. Kamar hotel 404 kini dipenuhi oleh suara desahan dan rintihan seorang i

  • Tukang Pijat Super   Bab 333

    Melihat tubuh suaminya tersungkur di karpet, Bu Ningsih menjerit dan langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. “Juned! Apa maksud semua ini?!”Juned mengambil kunci kamar dari saku celananya, menguncinya dari dalam. “Anda pikir akan dengan mudah mengendalikanku, Bu Ningsih?”Bu Ningsih gemetar. “Apa… apa yang kau mau?”Juned mendekati Bu Ningsih yang gemetar, matanya seperti pedang yang . “Aku mau membalas dendam pada Anton dan semua kroninya, termasuk Suami dan anakmu,” ujarnya dingin. “Mereka yang merampas rumah dan klinikku, membuat Tante Lilis dan Lastri meninggal, dan menyogok polisi untuk menutupi kasusnya.” Bu Ningsih tercekat. “Suamiku dan anakku tak ikut campur tentang kematian—” “DIAM!” Juned menghardik sambil menghampiri Pak Slamet yang masih tersungkur di lantai. “Dia dan Sugeng adalah eksekutor dalam kematian Tante Lilis dan Lastri!”Juned mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video mobil pelaku yang terekam cctv. Di video lainnya terlihat Video yang menu

  • Tukang Pijat Super   Bab 332

    Juned berdiri di depan pintu kamar 408, kedua telapak tangan mengepal di sisi tubuh. Dengan sedikit gemetar dia menekan gagang pintu dan membukanya tanpa mengetuk terlebih dahulu.Bu Ningsih muncul dari balik pintu kamar mandi, rambut basah terurai di atas kimono sutra merah marun. Matanya menyipit menatap Juned yang masih berdiri kaku di dekat pintu.“Kau datang,” ujarnya sambil mengusap rambutnya dengan handuk.“Apa yang kau mau sebenarnya?” Juned menggerus gigi, mencoba mengalihkan pandangan dari kimono Bu Ningsih yang terbuka sedikit di bagian dada. “Kau dan Rizka…” Bu Ningsih mendekat perlahan, “Sudah berapa kali melakukannya?”“Hanya sekali,” jawab Juned, jemari mengetuk-ngetuk samping pahanya sendiri. “Tapi aku tak memperkosanya, kami melakukan atas dasar suka sama suka.”Bu Ningsih menyunggingkan senyum kecil. “Kamu sudah meniduriku...” Bu Ningsih meraih tangan Juned. “Kamu juga telah tidur dengan menantuku.”Juned hanya bisa menundukkan kepala. Perasaan menyesal mulai

  • Tukang Pijat Super   Bab 331

    “Aku tahu maksudmu, Bu. Kamu berhak—”“Kamu pernah meniduriku dalam keadaan aku sedang mabuk.” Potong Bu Ningsih dengan tenang. “Aku juga tahu kalau kamu tak memperkosa Rizka maupun aku.”Juned menelan ludah sedikit cemas mendengar setiap ucapan Bu Ningsih.Wanita itu menghampiri Juned yang terpaku, nafasnya berat. “Aku tidak peduli kau main dengan wanita mana saja. Tapi Rizka?!” Jarinya menusuk dada Juned. “Dia adalah menantuku. Jika aib ini tersebar, keluarga kami akan merasakan rasa malu hingga turunan kami!”Juned tercekat. Kilas balik singkat menerawang di pikirannya kala itu.Bu Ningsih yang limbung di lorong hotel, meraih tubuhnya dan memaksanya tanpa sadar. Hingga Juned tak mampu menahan hasrat dalam tubuhnya karena dia seorang pria perkasa.Dia menempelkan tubuhnya ke Juned, tangan dinginnya meraba garis rahangnya. “Apa yang kau lakukan padaku di hotel malam itu... dan pada Rizka pagi tadi... itu sama. Liar, tapi sulit dilupakan.”Juned mencoba mundur, tapi Bu Ningsih me

  • Tukang Pijat Super   Bab 330

    Ratna kini berdiri tepat di depannya, jari-jarinya yang dingin menyentuh pipi Juned. “Masih ada cara lain, kan?” godanya. “Kau pasti sudah mempersiapkan backup plan. Aku suka itu tentang dirimu.”Dia menoleh ke arah kamera CCTV, lalu tersenyum langsung ke lensa. “Tapi inilah masalahnya—kita berdua tahu rekaman ini lebih berharga untuk disimpan daripada disebarkan. Jadi bagaimana kalau kita... bernegosiasi?”Juned turun dari ranjang berjalan ke arah jendela. “Negosiasi apa yang kau tawarkan? Aku tak ingin menjadi boneka orang lain.”Ratna duduk tegap di tepi ranjang, tangan bertaut di atas lutut. “Kau punya dua pilihan,” suaranya jernih memotong kesunyian. “Bekerja bersamaku, atau jadi musuh yang akan kuremukkan.” Juned berdiri di depan jendela, siluet tubuhnya terpotong cahaya terik. “Aku tak memiliki kewajiban untuk bekerja sama denganmu.”Ratna tersenyum, membuka tas kulitnya dengan gerakan teatrikal. “Kamu pasti masih menyimpan dendam kepada pemilik PT Anton Perkasa.”Juned

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status