Tunangan Kecil CEO Muda

Tunangan Kecil CEO Muda

last updateLast Updated : 2024-10-07
By:  Evelyn CrystalOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
11Chapters
739views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Seorang anak yang tidak pernah diinginkan oleh kedua orang tuanya. Calista hadley. Baru saja dilecehkan oleh guru yang ada di sekolahnya. Ketika memberi tahu hal itu kepada orang tuanya, yang didapatkan Calista hanyalah wajah masam dan marah karena takut ia mencemarkan nama baik keluarga Hadley yang mempunyai bisnis raksasa. Tidak ada satu pun yang peduli dengan keadaannya. Dengan nekatnya, Calista Hadley pergi ke klub malamsendirian. Berlagak seperti orang dewasa dan meminum alkohol yang tidak pernah ia cicipi sebelumnya. Sementara itu, anak sulung dari keluarga Caldwell. Addison Caldwell. Didesak untuk menikah oleh kedua orang tuanya. Namun, ia belum menemukan pasangan yang cocok dengannya. Saat mengikuti acara reuni sekolahnya, Addison menemukan seorang gadis cantik yang memikat perhatiaannya. Apakah Addison berhasil memikat hati gadis pujaannya itu? Ataukah ia harus menikah dengan orang yang tidak ia sukai sama sekali karena didesak oleh keluarga.

View More

Chapter 1

My Sweet Seventeen

“Aku mau pindah sekolah,” ucap Calista setelah mengumpulkan banyak keberanian di dalam dirinya.

Makan malam keluarga Hadley langsung terusik dengan suara Calista dan kata-katanya yang tidak masuk akal. Ayahnya langsung menatapnya tajam dan menusuk karena telah mengganggu ketenangannya.

“Kenapa?” tanya ayah Calista dengan suara yang dingin.

Seketika keberanian Calista langsung menciut. Namun, ia tidak boleh menyerah begitu saja. Bagaimanapun caranya Calista ingin pindah dari sekolah yang terkutuk itu.

Calista sudah tidak berani lagi menatap ke arah kedua orangtuanya. “Seorang guru melecehkanku,” ucapnya dengan suara yang pelan. Tidak ada suara lantang itu lagi.

Kening Ansell Orlando Hadley langsung berkerut mendengar hal itu. Namun, tidak ada rasa khawatir sama sekali yang tergambar di wajahnya. Padahal putri tunggalnya baru saja mengatakan kalau ia dilecehkan oleh seseorang.

“Dilecehkan?” tanya Ansell dingin.

“Iya, Yah.” Calista semakin tertunduk mendengar suara ayahnya yang dingin.

“Tidak sampai diperkosa bukan?” tanya Ansell dengan nada yang cukup ragu.

“Tidak, tapi…” ucap Calista terpotong.

“Kalau begitu bertahan saja disana.” Ansell langsung memotong ucapan Calista. “Kau juga sudah kelas tiga SMA. Waktumu hanya tinggal satu tahun lagi untuk berada di sana.”

Calista memang sudah menduga hal ini akan terjadi dan ia telah menyiapkan mentalnya untuk kemungkinan buruk seperti itu. Namun, setelah mendengarnya secara langsung tetap saja terasa menyakitkan.

“Ayah sama sekali tidak peduli Calista dilecehkan?” Calista mulai memberanikan diri menatap mata ayahnya.

“Kau sudah beranjak dewasa Calista. Jangan jadi anak cengeng dan manja lagi.” 

"Dunia orang dewasa bahkan lebih mengerikan daripada yang pernah kau bayangkan.” Tidak ada rasa empati sama sekali yang terlihat dari Ansell.

“Baguslah kau mulai belajar dari sekarang.” Ansell mengakhiri ucapannya dengan kata-kata yang sangat menusuk bagi Calista.

“Ha ha ha, lucu sekali. Kata-kata ayah sangat menghiburku.” Calista tertawa frustasi mendengar nasehat yang tidak masuk akal dari ayahnya.

Calista yang biasanya segan dan merasa takut pada ayahnya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih lagi. Kata-kata ayahnya yang menusuk itu membuat Calista berani menjawab dengan respon yang tidak masuk akal.

“Terimakasih, telah memberi pelajaran hidup yang sangat berharga bagiku.” Calista menatap tajam mata ayahnya menyiratkan sebuah kebencian di sana.

Calista berdiri dan hendak beranjak pergi ke kamarnya. Ia merasa tidak tahan jika harus berlama-lama ada di sini.

“Tunggu.” Ayah Calista menahan tangannya yang sudah bersiap untuk pergi dari sana.

“Apa lagi?” tanya Calista pada ayahnya tanpa sopan santun sama sekali. Ia bahkan tidak mencoba untuk kembali duduk terlebih dahulu.

“Besok malam kau harus datang ke pesta ulang tahun anak pertama keluarga Caldwell. Ayah akan melakukan kerja sama dengannya besok. Jangan membuat ayah malu karena masalah ini. Kau harus tetap menjaga nama baik keluarga kita.”

Padahal masalah yang baru saja Calista bahas, seakan tidak ada artinya sama sekali. Namun, lihatlah sekarang, ayahnya hanya peduli pada urusan dirinya saja. 

“Ayah tidak mau menuruti apa yang aku mau, kenapa aku harus menuruti apa yang ayah mau?” tanya calista yang sudah tidak gentar lagi. Calista merasa muak dengan sikap ayahnya yang hanya memikirkan keuntungannya sendiri.

“Jangan lupa, aku yang membiayai hidupmu sampai saat ini. Setidaknya kau harus menurutiku untuk membayar hal itu.” Ansell tidak segan-segan memberikan pelajaran yang lebih menyakitkan pada Calista.

“Oh iya, aku hampir saja lupa. Baiklah, aku juga seorang yang sudah dewasa seperti yang ayah katakan. Aku harus tahu terimakasih bukan? Layaknya orang dewasa.” Calista hanya bisa tersenyum kecut.

Calista sudah cukup kecewa dengan ayahnya yang tidak peduli, ia dilecehkan oleh seseorang. Sekarang Calista harus menerima kenyataan kalau ia harus balas budi atas semua yang ia dapatkan sampai saat ini.

Apakah seorang ayah layak meminta pertanggungjawaban atas apa yang ia berikan pada anaknya? Bukankah orangtua yang seharusnya bertanggungjawab atas kehidupan anaknya? Padahal mereka sendiri yang menghadirkan Calista ke dunia ini.

“Hanya itu yang ingin ayah sampaikan?” tanya Calista dengan ketus.

“Iya, hanya itu,” ucap Ansell yang tidak peduli pada amarah Calista yang tampak jelas.

“Kalau ayah sudah puas. Aku pamit dulu.” Calista berlalu keluar.

Calista memilih pergi ke luar alih-alih kembali ke dalam kamarnya. Dadanya sudah terasa sesak sedari tadi. Calista merasa tidak bisa bernafas jika masih berada dalam rumah itu. Sweet seventeen yang harusnya terasa indah, malah menyakitkan bagi Calista.

“Taksi,” panggil Calista.

Kebetulan sebuah taksi lewat di depannya ketika Calista baru saja keluar dari gerbang rumahnya.

“Mau kemana Neng?” tanya sopir taksi sesaat setelah Calista masuk.

“Kemana aja pak, asalkan jauh dari rumah ini.” Suara Calista sedikit tersekat, ia sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi.

Sopir taksi yang tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari Calista, melihat ke belakang. Ia terkejut ketika mendapati air mata telah mengalir di pipinya. Melihat itu, tanpa protes ia melajukan mobilnya meskipun tidak tahu harus kemana.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
ilhamfauzi0804
Ceritanya bagus,mudah dimengerti,penyampainnya juga menarik
2024-01-26 12:31:07
1
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status