Mag-log in"Berita Internasional petang terkini, bersama saya Maria Putri. Berita utama datang dari permainan yang viral baru di rilis kemarin oleh pengembang PT. Sky Game, dilihat dari rekaman live streaming Eja Urap pada akun yutubnya Maraton terlihat kalau Eja Urap dan lima lainnya yang terekam berubah menjadi partikel kecil saat memulai game virtual reality Sky Impact. Itu sama juga terjadi seperti yutuber asal Mamarika yaitu MR. Beat, sebanyak sepuluh orang dalam live mereka hilang secara bersamaan. Ini juga berbanding lurus dengan banyak laporan orang hilang dari berbagai negara, di Indonesia sendiri sudah tiga ratus lima puluh orang melaporkan ada keluarga mereka yang menghilang saat terakhir bermain permainan virtual ini dan kemungkinan jumlahnya akan bertambah seiring dengan banyak laporan masuk ke kepolisian. Berikut wawancara dengan kepala polisi beberapa saat yang lalu", ucap wanita jurnalis di televisi.
Tuttt tutttt tuttt, ayah Fani dan Fini menelepon seseorang. "Halo pa", suara cewek di seberang sana. "Mama lihat Fani dan Fini di rumah?, kan mama sudah di rumah", pinta ayah Fani dan Fini. "Ada apa dengan anak kita pa?", tanya ibu Fani dan Fini. "Kemarin mereka berdua minta belikan VR Sky Impact. Hari ini ada berita kalau orang banyak hilang gara-gara game itu", jelas ayah Fani dan Fini. "Tunggu sebentar pa, mama lihat dulu dikamar dan ruang main mereka", ucap ibu Fani dan Fini berjalan menuju lantai dua tempat biasa anaknya bermain. Ibu Fani dan Fini membuka pintu ruangan dimana anaknya biasanya bermain, bertapa terkejutnya dia karena melihat ruangan yang cukup berantakan dan tidak ada anaknya di dalamnya. "Pa, anak kita tidak ada!", seru ibu Fani dan Fini. "Mama sudah cek kamar mereka belum?", tanya ayah Fani dan Fini memastikan. "Sudah pa, di kamar dan ruang main mereka tidak ada", jawab ibu Fani dan Fini terlihat panik. "Coba jelaskan kondisi ruangan main anak kita ma", pinta ayah. "Ruangannya ada beberapa sekat kardus berserakan dan ada dua karpet segi enam terbentang yang tercolok listrik", jelas ibu. "Sama seperti berita di TV", ayah Fani dan Fini menyimpulkan karena saat telepon berlangsung, dia masih menyimak berita di TV. "Jadi bagaimana ini pa?", tanya ibu Fani dan Fini bingung. "Mama tunggu disana, papa jemput dan kita langsung lapor ke kantor polisi", jawab ayah Fani dan Fini langsung menutup telepon lalu keluar kantor, mengendarai mobilnya menjemput istrinya di rumah setelah itu menuju kantor polisi. Saat sampai di kantor polisi, mereka bergegas menuju ke bagian pengaduan masyarakat dan langsung disambut bapak polisi yang berdiri dari balik komputernya. "Silakan duduk pak, bu", pinta pak polisi itu. "Kami mau melaporkan kehilangan pak, anak kami sudah hilang", ucap ayah Fani dan Fini selagi akan duduk dalam keadaan cemas dan bingung. "Bapak dan ibu harap tenang, sudah berapa lama anak bapak dan ibu menghilang?", pak polisi. "Dari kemarin pak, sudah terhitung lebih dari dua puluh empat jam pak", jawab ibu. "Kira-kira terakhir apa bapak dan ibu mengetahui anak ibu sedang apa atau mau kemana atau bersama siapa?", pak polisi. "Terakhir kami lihat mereka berdua dirumah pak sebelum kami pergi kerja kemarin dan saat istri saya ngecek hari ini di ruangan biasanya mereka bermain itu tidak ada dan di kamar pun tidak ada, yang ada hanya dua karpet segi enam terbentang dan tercolok listrik dan HP mereka yang terletak disana", jawab ayah. "Anak bapak dan ibu ada dua yang hilang?", pak polisi. "Iya pak, kenapa pak?", tanya ayah ke pak polisi. "Tidak pak, ini laporan bapak dan ibu sama seperti dua laporan sebelumnya hari ini. Ciri-ciri anak bapak dan ibu seperti apa?", pak polisi. "Keduanya jenis kelamin perempuan, tinggi keduanya seratus enam puluh sentimeter, namanya Fani dan Fini. Si Fani punya tahi lalat kecil di satu setengah senti dari kelopak mata bawah sebelah kanan dan si Fini punya tahi lalat kecil di dagu sebelah kanan, warna kulit keduanya kuning langsat", jelas ibu. "Apa ada foto atau bukti cetak anak bapak dan ibu untuk memudahkan pencarian?", "Ada ada pak", ibu langsung membuka dompetnya kemudian memberikan foto anaknya yang sedang foto bersama di sebuah taman yang diambil bulan lalu. "Baiklah pak, datanya akan kami proses. Nanti akan kami kabarkan kemudian", pak polisi. "Tolong di percepat pak prosesnya, jika perlu kami ada uang pak untuk mempercepat prosesnya", pinta ayah. Plakkk, pak polisi memukul meja dengan kedua telapak tangannya sekuat tenaga kemudian pak polisi berdiri, membuat ayah dan ibu Fani dan Fini kaget. "Anda pikir kami apaan?, kami disini di gaji dengan layak untuk mengayomi masyarkat. Kami tidak menerima uang apapun dari pelapor, kami tidak menerima uang seperti polisi diluar negeri yang bapak ketahui", pak polisi marah sambil menunjuk ayah Fani dan Fini dengan telunjuknya. "Silakan bapak dan ibu keluar, nanti akan kami kabari secepatnya dari pencarian kedua putri kalian. Pintu keluarnya ada di sebelah sana", dengan nada yang lebih rendah dan tenang, pak polisi menunjuk pintu di sebelah kanannya dimana tempat ayah dan ibu Fani dan Fini masuk ke ruangan pak polisi tadi. Ayah dan ibu Fani dan Fini keluar dengan tubuh lemas dan menunduk seperti tidak ada tenaga, mereka hanya bisa pasrah menunggu hasil dari kepolisian. . . . To be continue... . Terima kasih para pembaca setia yang membaca cerita ini, semoga tidak membosankan ya 😊 mohon tinggalkan vote kalian untuk semangatku menulis chapter selanjutnya ya, kolom komentar silakan di coret-coret ya, untuk silent reader juga terima kasih telah mampir dan tertarik membaca cerita ini. Jumpa lagi di chapter selanjutnya ya 😇 (Publish Date : Friday, September 26, 2025 at 09:20)Kurang lebih tiga puluh menit mereka memulihkan HP dengan skill water heal Fani, mereka telah siap untuk melanjutkan perjalanan di lantai dua labirin. Dengan mengabaikan item daging burung gagak, mereka melanjutkan dengan hampir bersamaan mengeluarkan ampul berwarna biru terang dari tas item mereka masing-masing kemudian mematahkan bagian ujungnya. Isi possion mereka keluar dan menguap memasuki tubuh yang membukanya berserta wadah ampulnya juga, memulihkan bar stamina mereka berempat menjadi penuh kembali. berbeda dari yang lain, Fani telah mematahkan dua ampul stamina karena membantu yang lainnya mengisi HP dengan water heal nya untuk menghemat penggunaan ampul possion HP mereka miliki. "oke, ayo kita lanjut lagi", ajak Fini. "ayo!", balas yang lainnya kompak. Mereka berempat berjalan terus masuk ke dalam mejelajahi labirin, perjalan mereka telah berlangsung selama lima belas menit dengan berjalan kaki tanpa ada halangan di depan mereka. "sudah lima belas menit kita berjalan tap
Langkah pertama mereka menginjak lantai dua pada labirin yang mereka jelajahi, tiba-tiba muncul satu garis bercahaya berwarna merah pada tengah-tengah lantai dari tempat mereka berdiri sampai lurus kedepan tidak tahu kemana karena sangat awal bagi mereka baru saja masuk ke lantai dua labirin untuk mengetahui itu."apa aku mengaktifkan sesuatu disini?", tanya Fini bingung dan penasaran karena ia pertama sekali menyentuhkan kakinya ke lantai dua bersama yang lain yang hanya memiliki selisih satu detik saja.Cahaya berwarna merah itu perlahan menghilang, "kamu sih asal aja masuk", tuduh Hana bercanda."kan kita hanya selisih satu detik aja, bjir", ucap Fini mendengus kesal pada Hana."bercanda, bercanda", ucap Hana tersenyum.Tidak lama, muncul seratus lima puluh burung gagak hitam yang menyerang mereka secara bergantian dengan mematuk dengan paruhnya dan mencakar kuku kakinya. Satu kali serangan burung gagak ke mereka mengurangi 2 poin HP mereka."banyak sekali mereka, sangat sulit untu
Flash back on Nita memberikan kedua kartu ke mereka di meja resipsionis, "ini kartu kalian, labirin ini sudah pernah di ekplorasi oleh ketua guild kita, jadi telah di modifikasi olehnya dan saat kita melawan bos labirin bisa bersamaan sampai tiga tim atau maksimal sepuluh orang. Tidak seperti labirin yang baru atau unknow yang belum mbak cherry jelajahi yang harus per tim saja yang bisa masuk untuk melawan bosnya", ucap Nita. "... dan satu lagi, pintu masuknya itu berada di dasar tebing batu berbentuk gua besar sebagai pintu masuknya", lanjut Nita. Flash back off "jadi ini ya pintu masuknya", ucap Fini saat mereka berempat telah sampai di sebuah gua besar di dasar tebing tidak jauh dari kota X yang telah hancur di event sebelumnya. Flash back on "labirin ini terdiri dari tujuh belas lantai kebawah sebelum bertemu bos labirin yaitu burung Fionix es yang bisa mengeluarkan berbagai skill elemen es, jadi berhati-hatilah", ucap Nita memberitahu. Flash back off "ayo kita mas
Hari ini adalah pagi yang cukup mendung, matahari sedang terhalang oleh awan yang tidak kunjung berpindah dari atas kota Dermaga I. Fani, Fini, Hana dan Enya sudah berada didepan pintu guild petualang untuk mengambil misi labirin untuk mencukupi satu koin putih lagi untuk mereka berempat naik ke lantai dua. Fini membuka pintu guild dengan mendorongnya, semua orang tiba-tiba melihat kearah mereka. "selamat datang, eh?,... kalian Gemini dan Black Summer kan?", sambut seorang perempuan dengan name tag di dadanya bernama Nita. Mereka berempat hanya membalasnya dengan anggukan kompak perlahan. "wah benar mereka orangnya", "jadi mereka yang peringkat satu dan dua melawan cumi kraken", "katanya mereka menang PVP melawan White Tiger kemarin, sampai ketua timnya mati dan anggotanya tidak punya apa-apa lagi bahkan senjatanya diambil", "jangan macam-macam untuk melakukan PVP sama mereka kalau kita tidak mau seperti White Tiger", ucapan beberapa orang di dalam gedung guild petualang. "baiklah,
Mereka kembali ke ruang virtual reality utama tanpa Brown ketua tim White Tiger karena kalah dalam PVP melawan Enya, yang menyerah kembali dalam keadaan pingsan di tempat mereka berdiri sebelum masuk. Semua senjata dan item mereka telah diambil oleh Fani dan kawan-kawan, termasuk koin putih khusus mereka yang sudah dari awal diambil oleh Enya saat mengalahkan Brown. "akhirnya selesai, ayo kita ke hotelmu Nica", ajak Fini mulai berjalan lebih dahulu menuju Nort Hotel. "iya iya", balas Hana berjalan mengikuti Fini diikuti oleh Fani dan Enya. "tapi ini sudah malam Li", ucap Fani mengingatkan adiknya. "sudah kita makan buah skill kita kembali kok kak", jawab Fini santai. "oke oke", Fani mengikuti apa yang adiknya lakukan. Sesampainya mereka di kamar hotel Hana dan Enya, suasana terasa sangat melelahkan setelah PVP melawan White Tiger. Hana dan Fini duduk diatas pinggir kasur Hana, Enya dan Fani duduk diatas pinggir kasur Enya. mereka berempat saling berhadapan. "bagaimana? kita mak
"masih saja kamu tidak mau keluar dari prisai ini?, baiklah, rasakan ini", Rolo mengeluarkan kapak keduanya kemudian mematahkan gagangnya menjadi dua dan menempel di samping gagang utamanya.Kedua gagang kapaknya digabungkan, Rolo mulai mengalirkan listrik ke kapaknya. Ia melompat cukup tinggi, "rasakan ini, bumerang thunder shock", Rolo melempar kapaknya dengan tangan kirinya membuat kapak tersebut berputar sangat cepat dan dipenuhi listrik menuju prisai air Fani.'tringgg, crittt crittt', Fini menahan putaran kapak Rolo dengan kudok listriknya."Li!", seru Fani kaget kalau adiknya yang menahan serangan itu."aku nggak apa-apa kok kak, te....", belum selesai Fini menjawab.'darrrr', karena gesekan besi dan listrik mereka terjadi ledakan yang membuat Fini terdorong sampai menabrak prisai air Fani dan Kapak Rolo kembali padanya.'blubb blubb', "kamu nggak apa-apa Li?", tanya Fani khawatir melihat tubuh Fini menjadi hitam semua dan HP nya berkurang menjadi 26%.Rolo melihat ke arah Gary







