Share

Bab 2

Author: Nona Aura
last update Last Updated: 2025-06-27 10:11:14

"Ya, apa syaratnya, Pak?" tanya Lia dengan penasaran.

"Kamu harus menghabiskan satu malam denganku," ucap Leon dengan menatap Lia tajam sambil mengangkat sedikit ujung bibirnya.

Lia tertegun mendengar syarat yang diucapkan Leon. Seketika dadanya menjadi sesak. Dia tidak menyangka Leon memberikan persyaratan seperti itu. Dia pikir Leon hanya akan memberikan bunga pada hutangnya, dan dia bisa melunasinya setiap gajian.

"A-apa tidak ada syarat lain, Pak? tanya Lia ragu, dia bahkan tidak berani menatap mata Leon.

"Tidak, hanya itu persyaratannya. Kamu bahkan tidak perlu membayar bunga."

"Tapi, Pak. Bagaimana dengan Bu Viola. Saya tidak mungkin melakukan hal itu."

"Jadi kamu tidak mau? Ya sudah kalau tidak mau. Saya tidak akan membantu kamu."

Leon beranjak dari duduknya. Dia bahkan tidak menghabiskan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Lia. Dia lalu berdiri di samping Lia.

"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang dibicarakan. Saya akan ke kantor, kamu beresi semua makanan saya," ucap Leon sambil mengancingkan jasnya bersiap untuk pergi.

"Tunggu, Pak! Saya akan mempertimbangkannya dulu syarat yang Bapak berikan."

Leon menoleh ke arah Lia. Dia tersenyum tipis sambil berkata, "kalau kamu setuju, Saya akan atur semuanya. Dan saya akan pastikan hutang kamu lunas dan kamu tidak perlu menikah dengan rentenir itu."

Tubuh Lia terasa semakin lemas, kepalanya juga bertambah pusing, napasnya tersengal, perempuan itu mengusap peluh yang membanjiri wajahnya. Matanya menatap tajam ke arah lelaki yang berjalan pergi meninggalkannya.

Kali ini Lia sudah benar-benar tidak ada pilihan lagi. Hanya Leon yang bisa meminjaminya uang dengan jumlah yang banyak itu. Ditambah lagi, dia tidak mau kalau harus menikah dengan rentenir serakah. Tapi disisi lain Lia juga memikirkan bagaimana dengan Viola. Kalau Viola sampai tau, dia pasti sangat marah dan langsung memecat dirinya. Sedangkan Lia masih membutuhkan pekerjaannya sekarang. 

Setelah membereskan meja makan Lia langsung pulang. Sepanjang perjalanan Lia memikirkan keputusan yang telah ia ambil.

Dengan langkah berat Lia masuk ke dalam kamarnya. Perempuan cantik itu melempar tas terus berteriak melampiaskan amarahnya.

"Aaarrrgghhhh! Kenapa ayah tega sekali melakukan hal ini. Setiap bulan tidak pernah sekalipun aku telat mengirimkan uang untuknya. Kenapa ayah bisa berhutang begitu banyak."

Lia mendorong mundur tubuhnya sampai mengenai dinding. Dia lalu menjambak rambutnya sendiri dan menangis sejadi-jadinya. Kali ini dia tidak ada pilihan lain. Dia harus menyetujui persyaratan yang diberikan oleh Leon.

Setidaknya dia bisa lepas dari hutang itu dulu. Selebihnya dia sudah pasrah.

Selang lima belas menit, Lia mengambil ponsel yang berada di dalam tas miliknya. Wajahnya sangat serius menatap layar ponsel yang menyala karena menampilkan satu pesan.

"Bagaimana, Lia. Apakah kamu setuju dengan tawaranku tadi?" Tertera nama Leon di pesan tersebut.

Tangan Lia gemetar ketika ia membalas pesan itu dengan tegas ia mengatakan kalau ia menyetujui persyaratan itu. Perlahan mata Lia mulai terpejam, kepalanya terasa sangat berat dan Lia pun tertidur dan melupakan sejenak masalahnya...

***

Ketukan pintu yang lumayan keras membuat Lia terbangun dari tidurnya. Dia membuka kedua matanya begitu cepat.

"Siapa itu, jangan-jangan mereka lagi. Bagaimana ini, aku belum menerima uang dari Pak Leon. Bagaimana kalau mereka membawa paksa aku untuk menikah dengan Pak Farhan. Tapi katanya mereka akan kembali tiga hari lagi. Semoga saja bukan mereka," ucap Lia dengan wajah berharap.

Perempuan cantik itu memberanikan diri untuk beranjak dari tempat tidurnya. Lia mendekatkan telinganya ke pintu utama rumah.

"Lia! Lia!" Teriak pria jangkung dari depan pintu rumah Lia.

"Sepertinya aku tidak asing dengan suara itu. Itu bukan suara pria tadi pagi yang datang ke sini," ucap Lia lirih.

Lia mengintip dari jendela melihat siapa yang berada di luar. Seketika Lia membukakan pintu.

"El? Kamu ngapain ke sini?" tanya Lia penasaran.

"Aku enggak disuruh masuk dulu, Lia? Nanti akan aku jelaskan di dalam maksud dan tujuanku datang ke sini," jawab Elzan.

Lia lalu menyuruh asisten pribadi Leon untuk masuk. Elzan langsung duduk dan meletakkan koper hitam di atas meja ruang tamu.

Lia masih belum mengerti dengan semua ini, karena tumben sekali elzan datang ke rumahnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

"Ini Lia, bisa kamu cek," ucap Elzan setelah membukakan isi koper tersebut dan menyodorkannya ke Lia. "Kata Pak Leon ini sesuai dengan apa yang kamu minta. Tapi kamu bisa hitung kembali untuk memastikannya."

Lia masih terdiam melihat uang dengan pecahan nominal besar bertumpuk banyak yang berada di dalam isi koper itu.

"Lia!" Panggil Elzan mengagetkannya.

"Iy-iya, El."

"Apa kamu mau menghitungnya dulu?" tanya elzan lagi.

"Tidak El, aku percaya."

"Kamu yakin?"

Lia mengangguk.

Elzan menutup kembali koper tersebut.tanoa berlama-lama dia lalu berpamitan untuk pergi karena sudah ditunggu oleh Leon untuk menemaninya meeting.

Setelah kepergian Elzan Lia belum juga beranjak dari tempat duduknya. Lia masih terus memandangi koper tersebut dan tidak menyentuhnya.

“Pak Leon sudah meminjamkan uangnya untukku, berarti besok aku harus menepati janjiku kepadanya. Bagaimana dengan Bu Viola. Aku sangat jahat sekali kepadanya kalau sampai aku benar-benar melakukan hal itu,”batin Lia dan tidak terasa ia meneteskan air matanya lagi.

"Tapi demi ayah, aku harus menepati janjiku kepada pak Leon."

Selang beberapa menit, Lia menghubungi anak buah Pak Fahri agar datang ke rumahnya. Tak mau menyia-nyiakan hal tersebut, mereka pun langsung datang untuk mengambil uang yang sudah Lia siapkan.

“Ini, aku sudah membayarnya lunas semua hutang-hutang ayah. Jangan lagi kalian ganggu aku dan ayahku!”ucap Lia tegas sambil menyerahkan koper hitam itu.

Salah satu lelaki yang bertubuh besar mengangkat sedikit sudut bibirnya. Dan menerima apa yang diberikan oleh Lia.

"Apa uangnya sudah sesuai dengan yang kami ucapkan?"

"Sesuai, tapi kalau kalian tidak percaya kalian bisa hitung sendiri."

"Tidak perlu, dari wajah kamu saya sudah percaya, tapi kenapa cepat sekali kamu mendapatkan uang. Tidak mungkin ini semua tabunganmu, atau kamu meminjam teman-teman mu. Dapat dari mana kamu uang sebanyak ini? Atau jangan-jangan kamu ...”

“Bukan urusan kalian!”Lia langsung menepis ucapan pria itu dan menatap mereka tajam. “Sekarang kalian pergi urusan kita sudah selesai!”

Lia langsung menutup dan mengunci pintunya. Dia lalu buru-masuk ke kamar. Perempuan cantik itu duduk di atas kasur sambil memeluk kedua lututnya.

Dan tiba-tiba ponsel Lia berbunyi. Mata Lia membola melihat pesan masuk tersebut, membuat perasaannya semakin tidak karuan.

Belum sampai dirinya mengistirahatkan pikirannya dia sudah mendapatkan pesan yang begitu mengejutkan lagi.

“Lia, besok saya tunggu di apartemen pukul tujuh malam. Jangan sampai kamu tidak datang. Kamu harus menepati janjimu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Simpanan CEO   Bab 5

    Viola menghembuskan nafas kasar. "Leon semalam enggak pulang."Dafin malah menertawakan sang kakak. Lalu Viola melemparkan tasnya tepat ke arah lengan Dafin dengan sengaja."Tumben banget, Kakak udah sadar?" ejek Dafin sambil mengusap lengannya. Ia terlihat kesakitanViola hanya melirik ke arah sang adik. Dia juga tidak tahu dengan perasaannya, campur aduk tidak karuan menunggu Leon tidak pulang. Padahal selama ini dia sama sekali tidak peduli."Kak," panggil Dafin mengagetkan Viola."Apa," jawab perempuan berkulit putih ketus."Lia apa kabar? Aku sudah lama enggak ketemu dia. Kenapa dia enggak mau sama aku ya.""Karena kamu jelek.”“Apaan sih, Kak.”“Sekarang Lia sering izin enggak masuk kerja. Ada aja alasannya."Dafin semakin mendekat ke arah Viola. "Kenapa, Kak? Apa dia sekarang udah punya pacar, terus sibuk sama pacarnya?""Kakak enggak tahu. Ahhh sudah lah, Kakak mau pulang.""Kak, aku belum selesai tanyanya."Viola beranjak dari duduknya dan pergimeninggalkan Dafin. Dia tidak

  • Wanita Simpanan CEO   Bab 4

    Matahari mulai menampakkan cahayanya. Lia membuka mata perlahan, melihat keadaan sekitar. Lia mengangkat selimut tebal yang menutupi tubuhnya.Ia memeriksa bagian yang tertutupi selimut. Iia terbangun tanpa sehelai benangpun melekat ditubuhnya.Sekujur tubuhnya sangat sakit akibat kejadian semalam. Lia menengok ke arah samping dirinya.Tapi Leon tidak beradadi sampingnya.Lia pun segera bangkit dan beranjak dari tempat tidur dan memunguti satu persatu pakaian dalam serta blus dan celana jeans-nya. Ia berpakaian tergesa setelah itu merapikan rambutnyayangberantakan."Kemana pak Leon, kenapa dia tidak ada. Apa dia ada dikamar mandi ya," ujar Lia.Lia berjalan menuju kamar mandi,dia menempelkan telinganya dipintu berusaha mendengar, tapi tidak ada suara gemericik air di sana. Dengan cepat Lia membuka pintu."Apa Pak Leon sudah pulang ke rumah. Kenapa aku sampai tidak tahu kalau dia pergi. Apa karena minuman yang Pak Leon berikan semalam sampai-sampai aku tidak menyadarinya."Wanita cantik

  • Wanita Simpanan CEO   Bab 3

    Hujan baru saja reda, meninggalkan tetesan air yang perlahan mengalir di jendela kamar yang semakin malam terasa begitu sepi, begitu hampa. Udara malam yang dingin menyusup masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka.Gelisah semakin Lia rasakan, bahkan untuk menyambut hari esok pun membuat Lia tidak bisa tidur sedari tadi, hanya karna memikirkan hal tersebut.Padahal tubuh Lia sangat lelah, biasanya dia sudah bermimpi indah, tapi sekarang dia masih berperang dengan pikirannya.Bahkan dia juga sama sekali tidak memikirkan keadaan perutnya yang keroncongan. Dia lapar, tapi tidak ada selera untuk melahap sesuap makanan pun."Rasanya aku tidak ingin bertemu dengan hari esok. Aku tidak sanggup kalau harus mengkhianati Bu Viola. Tapi aku sudah terlanjur berjanji dengan Pak Leon," ucap Lia lirih sambil menatap ke langit- langit kamarnya. Air matanya pun perlahan jatuh membasahi pipi.***Lia menggeliat pelan dalam tidurnya. Sinar matahari yang menyilaukan menembus ventilasi-ventilasi k

  • Wanita Simpanan CEO   Bab 2

    "Ya, apa syaratnya, Pak?" tanya Lia dengan penasaran."Kamu harus menghabiskan satu malam denganku," ucap Leon dengan menatap Lia tajam sambil mengangkat sedikit ujung bibirnya.Lia tertegun mendengar syarat yang diucapkan Leon. Seketika dadanya menjadi sesak. Dia tidak menyangka Leon memberikan persyaratan seperti itu. Dia pikir Leon hanya akan memberikan bunga pada hutangnya, dan dia bisa melunasinya setiap gajian."A-apa tidak ada syarat lain, Pak? tanya Lia ragu, dia bahkan tidak berani menatap mata Leon."Tidak, hanya itu persyaratannya. Kamu bahkan tidak perlu membayar bunga.""Tapi, Pak. Bagaimana dengan Bu Viola. Saya tidak mungkin melakukan hal itu.""Jadi kamu tidak mau? Ya sudah kalau tidak mau. Saya tidak akan membantu kamu."Leon beranjak dari duduknya. Dia bahkan tidak menghabiskan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Lia. Dia lalu berdiri di samping Lia."Sepertinya sudah tidak ada lagi yang dibicarakan. Saya akan ke kantor, kamu beresi semua makanan saya," ucap Leon sambi

  • Wanita Simpanan CEO   Bab 1

    "Amelia Renata! Buka pintunya!" Sentak seorang pria bertubuh besar, berkulit hitam dan lengannya dipenuhi dengan tato mendesak Lia untuk membuka pintunya.Lia sangat kaget, dia langsung turun dari tempat tidurnya dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul enam pagi. Dengan rasa penasaran, Lia bergegas membukakan pintu. Matanya bergantian menatap kedua pria menyeramkan yang berdiri di hadapannya dengan penuh tanda tanya."Kamu harus segera membayar hutang tiga ratus juta sekarang juga. Kalau tidak, kamu harus menikah dengan Pak Fahri!""Siapa kalian? Untuk apa aku harus membayar hutang. Aku tidak pernah berhutang kepada siapa pun," ucap Lia memberanikan dirinya untuk menghadapi mereka, walaupun tangannya sedikit gemetar karena takut."Ayahmu yang sudah berhutang banyak kepada Pak Fahri. Ini bukti perjanjiannya."Tangan Lia terulur meraih kertas yang diberikan pria itu. Masih dengan perasaan tidak percaya matanya terus bergerak membaca setiap kalimat yang ada di kertas tersebut.Dia s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status