Short
それでも、愛に遅すぎることはない

それでも、愛に遅すぎることはない

By:  九葉(くよう)Completed
Language: Japanese
goodnovel4goodnovel
11Chapters
7.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

病院の入り口で。 伊坂悠川(いさか はるかわ)は、妊娠中に大量出血していた私を置き去りにして、離婚相談中の女性依頼人を送っていくのだと言い張る。 足元を伝って血が溢れ出していても、彼は一度も振り返らず、焦った様子でその女のもとへ去っていった。 深夜、本来なら私の付き添いで病室にいるはずの悠川は、なぜかその女のツイッターに登場していた。 【頼りになる私の弁護士先生。酔っ払ってもちゃんと二日酔いのお味噌汁が出てくるの、あれ?それって私だけ?】 私は一睡もできなかった。 翌朝早く、静かに電話をかける。 「お父さん、私、決めた。三日後、家に帰って会社を継ぐから」

View More

Chapter 1

第1話

"Maaf, Bu Alyssa, putri Anda pada 15 Februari pukul 1.13 dini hari, dinyatakan meninggal."

Alyssa Hardiansyah menggenggam sebuah boneka kelinci di tangannya, tatapannya yang kosong tertuju pada ruang operasi. Dia sedang mengantar kepergian putrinya untuk terakhir kalinya.

Di atas ranjang operasi, Alyssa menggenggam tangan kecil putrinya yang kurus kering, dingin tanpa kehangatan.

Dia merapikan rambut putrinya. Di benaknya masih terngiang suara lemah putrinya sebelum dibawa masuk ke ruang gawat darurat.

"Mama, Paman belum datang ya?"

"Paman" yang dimaksud adalah Daniel Arthadika, ayah kandungnya. Dia tidak pernah mengizinkan putrinya memanggilnya "Papa", tetapi membiarkan putra cinta pertamanya memanggilnya begitu.

Harapan terbesar Ziona di hari ulang tahunnya adalah bisa merayakan bersama sang ayah, juga berharap ayahnya mengizinkannya sekali saja memanggilnya "Papa".

Daya tahan tubuh Ziona lemah. Tahun lalu, Ziona menunggu Daniel pulang untuk makan malam. Di tengah terpaan angin dingin, akhirnya dia tertular flu dan terkena pneumonia. Kondisi tubuhnya yang kian hari menurun mengharuskan dia untuk terus dirawat di rumah sakit hingga saat ini.

Hari ini, di musim dingin yang sama, Ziona lagi-lagi menunggu Daniel pulang di depan pintu rumah. Setelah pingsan, Alyssa segera membawanya ke rumah sakit.

Dokter sudah mengeluarkan surat kondisi kritis. Alyssa memohon agar Daniel pulang menemani putrinya merayakan ulang tahun. Daniel berjanji, tetapi janji itu sekali lagi diingkar.

Alyssa menggendong tubuh putrinya yang rapuh sambil bergumam lirih, "Sayang ... kamu sudah bebas."

Bebas dari rasa sakit, bebas dari kebencian ayah kandung, bebas dari kerinduan akan kasih sayang yang tak pernah didapatkan.

"Mama, kenapa Paman nggak izinin aku panggil 'Papa', tapi Kakak boleh ...."

"Mama, apa karena Bibi Sierra suka Kakak, makanya Paman juga suka dia ...."

Pertanyaan polos itu seakan-akan masih terus menggema di telinga Alyssa.

Di usia sekecil itu, Ziona tidak mengerti kenapa ayahnya tidak menyukainya, tidak mengerti kenapa dirinya tidak boleh memanggil "Papa". Dia hanya berpikir bahwa dirinya tidak sebaik kakaknya sehingga ayahnya tidak menyukainya.

Enam tahun lalu, karena sebuah insiden dengan Daniel, Alyssa mengandung Ziona dan akhirnya menikah secara terpaksa.

Saat melahirkan Ziona, dia hampir mati karena pendarahan hebat, tetapi Daniel tidak peduli. Karena saat itu Daniel sedang menemani cinta pertamanya, Sierra, melahirkan putranya.

Setelah melahirkan, Sierra menyerahkan Rafatar kepada Daniel, lalu pergi ke luar negeri dan menghilang tanpa kabar.

Alyssa yang sudah menyukai Daniel bertahun-tahun, demi mendapatkan perhatiannya, menerima anak dari Sierra dan merawatnya dengan sepenuh hati layaknya anak kandung sendiri.

Namun, Daniel tidak mengizinkan Ziona memanggilnya "Papa", sementara kepada anak Sierra dia memperlakukannya bak permata. Itulah perbedaan yang nyata.

Seharusnya Alyssa sudah sadar bahwa sejak hari dia hampir mati saat melahirkan, hati pria itu tidak akan pernah goyah, tanpa peduli seberapa besar dia berkorban.

Padahal Ziona lahir lebih dulu, tetapi Daniel tetap mengangkat anak Sierra sebagai kakak, memberinya status cucu sulung Keluarga Arthadika. Itu sebabnya, semua orang mengira hanya anak itu yang merupakan anak sah Daniel, sedangkan Ziona dianggap sebagai anak haram.

Dokter berdiri di belakangnya, menatap punggung Alyssa yang bergetar. "Ayahnya belum datang juga?"

Sejak Ziona dirawat, Daniel tidak pernah muncul sekali pun.

Tatapan Alyssa mendingin, lalu dia tersenyum sinis. "Ayahnya sedang menemani anak dari wanita simpanannya ke luar negeri. Mereka akan bertemu ibunya dan merayakan ulang tahun bersama."

Setiap tahun selalu seperti itu. Sementara itu, dia hanya bisa dengan bodoh membesarkan anak orang lain selama empat tahun.

Di hari ulang tahun yang sama, Ziona selalu ditelantarkan.

Dokter terdiam, menatap wanita malang itu, tidak tahu bagaimana harus menghibur.

....

Hari pertama setelah Ziona meninggal, Alyssa mengurus semua prosedur. Surat konfirmasi kremasi di Kota Uttar harus ditandatangani kedua orang tua.

Alyssa pulang ke Vila Harbor untuk membereskan barang-barang Ziona. Sementara berkemas, dia mendengar suara mobil dari lantai bawah.

"Papa! Kapan Papa menceraikan Mama dan menikah dengan Bibi Sierra? Aku mau Bibi Sierra jadi mamaku!"

Daniel menaruh jas di lengannya, lalu menunduk dan mencubit pipi anak itu. "Rafa, kamu boleh panggil Bibi Sierra 'Mama'."

Dari atas, Alyssa mendengar semuanya dengan jelas. Jantungnya berdebar kencang, matanya terpejam kuat. Dia menarik napas dalam-dalam.

"Pergi minta Mama mandikan kamu. Ganti baju bersih, lalu kita jemput Bibi Sierra."

Rafatar melonjak kegirangan. "Asyik!"

Namun, sesaat kemudian wajahnya menjadi murung. "Tapi ... kalau Mama tahu, apa Mama akan melarangku pergi? Aku paling benci Mama! Dia selalu melarangku makan makanan luar!"

Daniel mengusap kepala Rafatar, menenangkannya dengan berkata, "Ada Papa di sini. Dia nggak bakal berani."

Saat berikutnya, pandangan Daniel sejenak beradu dengan Alyssa yang turun dari tangga. Daniel memalingkan mukanya dan bersikap seolah-olah Alyssa tidak ada.

Sementara itu, Rafatar berlari menarik tangan Alyssa. "Mama, mandikan aku. Sebentar lagi aku mau pergi."

Alyssa menarik tangannya, menatap Daniel. "Kamu nggak lupa sesuatu?"

Daniel menoleh sekilas dengan ekspresi datar. "Apa?"

Bertahun-tahun dia selalu bersikap dingin pada Alyssa, pada Ziona. Alyssa hanya bisa mentertawakan dirinya sendiri.

Benar. Bagaimana mungkin dia ingat kalau hari itu juga ulang tahun Ziona? Setiap tahun dia hanya merayakan ulang tahun Rafatar bersama Sierra dengan meriah. Sementara itu, Ziona hanya bisa menunggu ayahnya yang tak akan pernah pulang.

"Ada yang ingin kubahas."

Daniel mendengus. "Hari ini aku sibuk."

"Nggak akan lama. Cuma tanda tangan dua dokumen."

Alyssa memberikan dokumen, menunjukkan tempat tanda tangan. Daniel menandatangani dengan malas, lalu menyodorkannya kembali.

"Malam ini aku dan Rafa nggak pulang. Suruh Ziona minta izin setengah hari untuk Rafa di sekolah besok pagi."

Alyssa menggenggam map erat-erat hingga buku jarinya memutih. Andai Daniel mau melihat lebih teliti, dia akan tahu satu dokumen itu adalah surat cerai dan yang lain adalah surat kremasi Ziona. Sayangnya, dia hanya menandatangani secara asal.

"Oh ya, bilang juga ke dia jangan telepon aku lagi."

Alyssa tersenyum dingin. Ziona tidak akan menelepon lagi, begitu pula dirinya.

Daniel menyadari perubahan sikap Alyssa, tetapi dia tidak peduli. Mereka terburu-buru. Sierra sudah menelepon, menanyakan kapan mereka akan tiba. Jadi, tanpa menunggu Rafatar mandi ataupun berganti pakaian, Daniel langsung membawanya pergi.

"Malam ini, biar mama baruku yang mandikan aku," ucap Rafatar.

Daniel menatapnya penuh kasih. "Ya."

Alyssa berdiri terpaku, menatap punggung mereka yang menjauh. Kemudian, dia membersihkan seluruh barang yang ada hubungannya dengan dirinya dan Ziona, lalu membakarnya.

Setelah itu, dia pergi ke krematorium untuk mengkremasi jasad putrinya. Ketika menerima abu jenazah, air matanya tak terbendung lagi.

"Zizi, tunggu Mama .... Mama akan segera menyusulmu."

....

Di sisi lain, Daniel membawa Rafatar menghadiri pesta penyambutan kepulangan Sierra. Mereka bertiga tampak harmonis seperti keluarga bahagia.

Orang-orang memuji mereka serasi, menuduh Alyssa telah merebut status Nyonya Arthadika serta menghancurkan kebahagiaan keluarga itu.

Tiba-tiba, seseorang bergegas mendekati Daniel. "Pak Daniel, hari ini istri dan putri Bapak dikremasi. Tolong segera pergi untuk menerima abu jenazah."

Alis Daniel tidak sedikit pun berkerut, nadanya dingin. "Dia sudah dewasa, sampai kapan mau main drama cemburu seperti ini?"

"Tapi ini tanda tangan Bapak sendiri di surat kremasi, juga di surat cerai ...."

Jantung Daniel seakan-akan berhenti berdetak. "Apa yang kamu bilang?"

Dia melaju kencang menuju krematorium. Begitu tiba, dia melihat istri dan putrinya didorong masuk ke kotak kremasi. Seketika, hatinya terasa seperti dikoyak.

Petugas krematorium pun melihat sosok pria itu terjatuh ke lantai dengan suara keras ....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters
No Comments
11 Chapters
第1話
病院の入り口で。伊坂悠川(いさか はるかわ)は、妊娠中に大量出血していた私を置き去りにして、離婚相談中の女性依頼人を送っていくのだと言い張る。足元を伝って血が溢れ出していても、彼は一度も振り返らず、焦った様子でその女のもとへ去っていった。深夜、本来なら私の付き添いで病室にいるはずの悠川は、なぜかその女のツイッターに登場していた。【頼りになる私の弁護士先生。酔っ払ってもちゃんと二日酔いのお味噌汁が出てくるの、あれ?それって私だけ?】私は一睡もできなかった。翌朝早く、静かに電話をかける。「お父さん、私、決めた。三日後、家に帰って会社を継ぐから」電話の向こうで、父は少し黙ったあと、深くため息をついた。「そうか、帰ってくるんだな。よかった、家で待ってるよ」父の声を聞きながら、胸の奥が苦しくなって、私は電話を切った。すでに平らになったお腹をそっと撫でる。止めようのない涙が溢れ出す。医者は私に言った。「赤ちゃんはやっと形になったばかりです。もう少し早く来ていれば、違う結果だったかもしれません……」赤ちゃん、ごめんね。ママがちゃんと守ってあげられなかった。許して……私は声を抑えきれず、泣き続けた。見回りに来た若い看護師さんがドアを開けて入ってきた。似たようなことは何度も見ているだろうに、それでも少し目を潤ませている。「流産なんて大変だったでしょう、どうして一人なの?ご主人は?」その優しい声に、私はますます涙が止まらなくなる。見知らぬ看護師さんだけが、私を気遣ってくれる。私の夫は、今ごろ他の女のぬくもりの中で目覚めているんだろう。私はだんだんと泣き止み、苦い笑みを浮かべて呟いた。「夫、死んだんです……」看護師さんは気まずそうに謝り、私への同情が目に浮かぶ。私は医者の忠告も聞かず、無理を言って退院手続きをした。手元の流産報告書を見つめる。足元がふらつく。あんなに大事にしていた命が、ただの紙切れになってしまうなんて。でも、この痛みを私一人だけで背負うつもりはなかった。家に戻った。誰もいないリビング。やっぱり悠川は帰っていない。男女が夜遅くに二人きり、何もなかったなんて、誰が信じるだろう。以前なら、怒りの電話を何十回もかけていただろう。でも今は、もうただただ疲れていた。
Read more
第2話
私は体調が悪く、ぼんやりしたままベッドで夜中まで眠っていた。不意に寝室の灯りがつき、悠川が帰ってきた。彼は少し険しい顔つきで、「なんで俺の連絡先、ブロックした?」と問いかけてきた。私は目を閉じたまま、無言で答えなかった。すると彼は無理やり近づいてきて、冷たい手を私のパジャマの中に差し入れ、お腹にぴたりと当ててきた。元々具合の悪かった体が、さらにしんどくなる。悠川は手を引っ込めながら、「また拗ねてるのか?前にも言っただろ、俺と彼女はただの弁護士と依頼人の関係だ。かわいそうだから手助けしただけだ」と、声を低くして言う。お腹がキリキリ痛むし、もう彼と口論する気力もない。悠川は少し困ったように、「まあまあ、もう怒るなよ。昨日は俺が悪かった。今度からちゃんとするからさ」となだめてくる。その場しのぎの言葉を、私は何度も聞かされてきた。結局、本気で信じていたのは私だけだったのだ。そう思うと、胸が少し苦しくなる。悠川は私の顔色が悪いのに気づいて、自分から言ってきた。「もしかして、生理か?また体調管理サボってたんだろ。しょうが湯でも作ってやるよ、な?俺、こんなに優しくしてやってるのに、なんで毎回俺のこと怒らせるんだよ」と、恩着せがましい口ぶりで言う。その優しさが、どこか空虚に感じて、私は一瞬動きを止めた。妊婦は生理なんて来ない。悠川は、私のことを本当に気にかけたことなんて一度もなかった。彼はキッチンで何やらしているが、携帯をテーブルに置き忘れていた。ふと画面が光り、「ウザ子清美」からメッセージが届いていた。私はそっと視線を外し、ベッドサイドのポットに手を伸ばしてお湯を取ろうとした。いつの間にか悠川が戻ってきて、素早く携帯を手に取る。その拍子に私のカップが倒れ、熱いお湯が手の甲にかかって真っ赤に腫れてしまった。「一体何がしたいんだよ!清美とは何の関係もないって言ってるだろ。俺のいない間に勝手に携帯を覗くなよ。そんなに神経質になるなよ」彼の目に一瞬、焦りがよぎったのを私は見逃さなかった。私は、静かに、「水が飲みたかっただけ」とだけ答えた。私の態度に悠川は一瞬きょとんとして、それから「強がっちゃって。手、火傷したじゃないか。見せてみろ」と言いながら、私の手を取って優しく息を吹きかけた。「俺はお前の夫だぞ
Read more
第3話
「大丈夫、今日はうちに泊まって。明日の朝、何とかしてあげるから。ほら、これ着て、風邪ひくなよ」清美の目が、どこか挑発的に私を見つめてくる。彼女は唇を噛みしめながら言った。「楓さん、もし嫌だったら、私が先に帰るから。私と伊坂先生のことで怒らないで」悠川は少し怒った顔で、「彼女、こんなに落ち込んでるんだ。女同士で争うのはやめてくれよ。彼女はまだ離婚したばかりなんだし、もう少し優しくしてやれないのか?」と言った。私はもう立っているのもやっとで、下腹の痛みがひどく、悠川が何を言っているのかさえよく聞き取れなかった。「好きにすれば」そう言い残し、私は寝室へと向かった。悠川は一瞬きょとんとしたが、すぐに清美を客間へ案内した。私のために作ったはずのしょうが湯も、客間に運ばれた。悠川はその夜、一度も私の部屋には戻らなかった。誰と夜を過ごしたかなんて、考えるまでもない。私と悠川は大学の頃から付き合っていた。ある晩、デートの帰りに学校へ向かう途中、不良に絡まれたことがあった。彼らは私に下品な言葉を浴びせ、体に触れようとしてきた。その時、悠川は何の迷いもなく私の前に立ちはだかった。けれど相手は三人の大人の男だった。私はこっそり警察に通報した。警察が駆けつけたときには、悠川は血を流して地面に倒れて、意識を失った。涙が目尻を伝う。どうして、私たちはこんな風になってしまったんだろう。翌朝。家には私一人だけで、少ない荷物をまとめ始めた。悠川からもらった物は、そのままにしておいた。客間の扉は開いていて、ベッドの端にはセクシーな下着が無造作に落ちている。私はまっすぐそれに近づき、写真を撮って悠川に送った。出かけようとしたその時、悠川の両親に鉢合わせた。彼らは嬉しそうに私を見て、「赤ちゃんの百日祝いの会場見に行こう」とか「産後ケアセンターの予約しなきゃ」などと盛り上がっていた。胸が痛んで、私は苦笑いしながら「まだ早いよ」と返した。それでも彼らは気にせず、悠川に電話をかけ始めた。「もしもし、どうしたの?」悠川の声が聞こえる。すぐに、女の声も混じった。「悠川、私の下着、悠川の家に忘れちゃったみたい。どうしよう、あの人にバレちゃうかな?」伊坂家の両親は一瞬呆然とし、慌ててスマホのスピーカーを切った。「
Read more
第4話
悠川は、ほっと胸をなでおろしたように小さく息をつき、それから私に言い訳を始めた。「誤解だよ。俺、本当に知らなかったんだ。清美があんな下着を置いていくなんて……昨日はリビングのソファで寝たんだ。信じられないなら、防犯カメラを確認してくれてもいい」私は無言でトランクの蓋を閉じ、「信じてるよ」とだけ答えた。あまりに落ち着いた私の態度に、悠川は眉をひそめ、声を柔らかくした。「なあ、怒らないでくれ。俺、本当に清美とは何もないんだ。信じてくれ。信じられないなら、今から彼女に電話するよ」伊坂家の両親が彼に何を言ったのか知らないが、彼は本当にスマホを取り出し、電話をかけ始めた。「清美、どういうつもりだ?なんでわざと下着を俺の家に置いて、楓に誤解させるんだ?」私はそのやりとりを見て、心の中で思わず呟いた――お芝居が下手すぎるよ。少し微笑んだけれど、結局何も言わなかった。彼が演じたいなら、好きなだけ演じさせてあげよう。明日になれば、もう私たちは他人だ。悠川も笑い、まるで昔の恋人同士のように私を抱きしめた。「怒ってないならそれでいい。これからは何でも楓の言うことを聞くし、もう清美とは一切関わらない」その笑顔がやけにまぶしくて、私はそっと視線を外した。本当に……もう、別人みたい。かつては、私のことを命よりも大切にしてくれたはずの悠川が、いつの間にこんな風になってしまったのか。「今夜は、楓が一番好きなレストランに連れて行くよ。プレゼントも用意してあるんだ」明日にはもうサヨナラだ。余計なトラブルを避けるため、私は黙ってうなずいた。夜、テーブルいっぱいの料理を前にしても、私はなかなか箸が進まなかった。私は辛いものが苦手なのに、悠川の好みに合わせて、毎回たっぷり唐辛子を入れていた。「ほら、食べて。全部楓の好きなものだよ。楓は辛いのがないとダメだもんな」「そうだ、娘のために学資保険も組んだんだ。18歳まで支払い済みのやつ。それに、かわいい服もいっぱい買ったんだ。早く会いたいよな、俺たちの赤ちゃん」私はそっと目を伏せた。「すぐに、会えるわ」その時、悠川のスマホが鳴った。彼は画面をちらりと見て、すぐに切った。だが、すぐにまた電話がかかってきた。私の顔を覗き込むようにして、今度は電話を取った。電話が終わると、私は静
Read more
第5話
飛行機が着陸したその瞬間、私はすぐに弁護士に連絡を取った。弁護士の動きは早く、離婚届はすぐに悠川の元へと送られた。父の目尻の皺を見つめながら、どこか胸が締め付けられるような思いがした。かつて父は、私が悠川と結婚することに反対していた。「あいつは見た目は穏やかでも、腹の底は何を考えてるかわからん。楓が損するだけだ」と。でも私は父の言葉を信じず、意地を張って大浜市に住む悠川の元へと押しかけるように嫁いだ。あの頃の悠川は、何も持っていないただの青年で、事務所を立ち上げる資金さえ、父が出してくれたものだった。あの時の愛は本物だったけれど、今の冷めきった気持ちも、紛れもない現実だった。「夢を叶えた途端、一番近くにいた人を真っ先に切り捨てる」なんて言葉があるけれど、誰も未来の変化なんて予測できないのだ。父は私をじっと見つめながら言った。「このまま進んで奈落に落ちるくらいなら、今ここで引き返す方がまだ救いがある」その言葉に、私はどうしようもなく後悔の念が湧いた。母は早くに亡くなり、私と父は二人っきりで生きてきたのに、私はまた父をがっかりさせてしまった。「お父さん、もうどこにも行かない。これからずっとそばにいるから」父は会社に行かず、一日中家で私と過ごしてくれた。夕暮れが近づいた頃、不意に清美から電話がかかってきた。「楓さん、伊坂先生、酔っ払ってうちに泊まるって言ってるの。何度言っても聞かなくて、どうしようもなくて…」次の瞬間、彼女の声がトーンを変えた。「ちょ、伊坂先生、やだ……ちょっと!」あまりにも分かりやすい清美の態度に、私は鼻で笑った。「新井さん、私に生の艶めかしい芝居でも聞かせるおつもり?申し訳ないけど、そういう趣味はないの」清美は少し困った声で言った。「伊坂先生、私はただ楓さんに迎えに来てもらいたかっただけで、本当に、あなたたちの家庭を壊そうなんて思ってない」電話口の悠川の声が、酒に濁って聞こえてくる。「楓、妊娠してからますます気が強くなったな。清美は親切で言ってくれてるのに、どうして……」「離婚届は送ったから、時間がある時にサインして。あと、部屋にプレゼントを置いておいたから、忘れず見てちょうだい」私は冷たい声で言い放ち、これ以上二人の声を聞きたくなくて電話を切った。その瞬間、悠川は
Read more
第6話
あの日の電話を最後に、私は悠川から一切の連絡を受け取っていなかった。調べてみたら、なんと彼、飲酒運転で拘留されていたらしい。私はちょうど流産したばかりで、体調も戻らず、家で静養する日々を送っていた。そんなある日、気分転換にと、親友が新しくオープンしたワインバーに誘ってくれた。「だから言ったでしょ、あの悠川ってさ、目つきはネチネチしてるし、顔もいかにも性格悪そうだったじゃん?楓にはもっといい男がふさわしいって!まあ、今さらどうでもいいけどさ。そうそう、最近可愛い年下くん見つけたんだ。紹介するよ」親友のマシンガントークを聞きながら、私も少し心が軽くなった気がした。ふと、目の前に見覚えのある人影が現れた。何と、そこにいたのは、あの清美。彼女もこちらに気づいたようで、口元に皮肉な笑みを浮かべながら、わざとらしく私に歩み寄ってきた。「あら、楓さん、こんなところで何してるの?悠川があなた探して、どれだけ大変だったか知ってる?」そう言って、彼女はわざとらしく残念そうな顔を作った。「ふふ、あなたさぁ、赤ちゃんを駒に使うのは一番ダメでしょ。そういうの、悠川がますます嫌がるだけだよ?惨めに負けるのが怖いの?あたしたち、もうすぐ結婚するから、そのときは事務所の社長夫人の座ももらうつもり。楓さんとその赤ちゃん、ぜひ式には来てね?あ、そっか。赤ちゃん、もういないんだっけ?」その瞬間、私の中で何かが切れた。思いっきり力を込めて、彼女の左頬に平手打ちを食らわせた。みるみるうちに頬が腫れ上がっていくのがわかったが、彼女はまだ状況が飲み込めない様子。私はためらいなく、もう一発、今度は右頬に叩き込んだ。「悠川があなたと結婚するかどうかなんて、私には関係ない。そんなに自信あるなら、さっさと離婚届にサインさせてみなさいよ。事務所の株も、私がほとんど持ってる。棚からぼたもちが落ちてくるって本気で思ってるの? 落ちたら潰されるだけよ!それと、私の子供のこと、口にする資格なんてあんたにはない!」言い終わると、さらに二発、お仕置きのビンタを見舞ってやった。彼女の顔はすっかり腫れ上がり、豚みたいになっていた。ようやく我に返った彼女は、今にも殴り返さんとばかりに睨みつけてきた。「な、何すんのよ!あんた、よくも私を……」だが、彼女の
Read more
第7話
事態はすぐに鎮静化された。誰の仕業かなんて、考えるまでもなかった。悠川からは、いつまで経っても連絡が来なかった。私はもう法的手段に訴えるしかないと覚悟を決めた矢先、彼が現れた。彼は私の家の門前に立っていた。全身から重い空気を漂わせ、目に宿る怒りは隠しようもなくて、むしろ滑稽にすら思えた。悠川は私を見るなり、早足で詰め寄ってきた。「お前、何考えてるんだ!子供のことを冗談にして、楽しいか!」私は悠川の顔を見つめた。あまりに見慣れたはずの顔が、なぜだろう、まるで知らない人に見えた。もしかしたら、私は本当の彼を一度も知らなかったのかもしれない。彼の目には、私の全ての行動も言葉も、ただのワガママにしか映っていなかったのだろう。「場所を変えよう」近くのレストランに入った。個室で向かい合うと、悠川は真っ直ぐ私を見つめてきた。「はっきり答えてくれ。いったい、どういうことなんだ?」私もじっと彼を見返し、淡々と微笑んだ。「答えなら、もう伝えたわ。どうしてももう一度聞きたいなら、言ってあげる。あなたの子供はもういないし、私たちの結婚も終わったの」悠川の顔は、怒りでますます険しくなった。彼の声は低く、言葉は心に突き刺さる。「お前の勝手な妄想と嫉妬で、子供の命を弄ぶなんて……そんな奴に母親としての資格があると思うか?」「私に母親の資格がない?言ってやるわ、一番資格がないのは、あなただよ!私はあなたを愛していたから、冷たい言葉も我慢した。愛していたから、何度も何度も、何も言わずにあなたに置いていかれるのも耐えた。でも、結局私が手に入れたのは何?夫の裏切り、女の挑発、そして失った子供だけ?答えてよ!答えて!」私は椅子から立ち上がり、感情が抑えきれず問い詰めた。悠川は、今まで見たことのないような顔で、震える声で言った。「子供……本当にいなくなったのか?」彼のその顔を見て、私はただ嫌悪感しか湧かなかった。私は立ち上がり、静かに言った。「三日以内に離婚届を送ってこなきゃ、法的手段に出るから、伊坂先生」悠川の瞳には悲しみが溢れていた。私の言葉を聞いて、何かを思い出したように、信じられないといった様子で呟く。「本当に、離婚する気なのか?」もう彼と無意味な口論を繰り返す気はなかった。その問いにも、私は答えなかった。部
Read more
第8話
エレベーターの扉が開いた瞬間、私の目の前に現れたのは悠川と清美だった。悠川は私を見た途端、その瞳が一瞬だけ輝いた。だが、その視線が私の後ろにいる慎時に移った瞬間、目の奥に潜む感情が一気に曇った。「楓、そいつは誰だ?」私は彼の隣に立つ清美をちらりと見て、皮肉っぽく微笑んでみせた。「さあ、どう思う?」清美は私と目が合った瞬間、ビクッと肩を震わせた。きっと、嫌な記憶が甦ったのだろう。悠川は眉をひそめ、私の言外の意図を察したようだった。「子どもの件は俺が悪かった。認める。でもこれは清美には関係ない。怒るなら俺にしろ」私は冷たい目で悠川を見据えた。「伊坂先生、私の言葉を忘れないで。明日が最後の期限だ」そう言い残し、私は慎時とともに個室の方へ歩き出した。私の決意を感じ取ったのか、悠川の目に一瞬、焦りの色が走った。彼は大股で近づき、私の腕を掴もうとしたが、思いがけず慎時がさっと私の前に立ちふさがった。悠川の手は空を切り、その顔に何かが崩れるような表情が浮かぶ。鋭い視線で睨みながら、彼は怒りを含んだ声で言い放つ。「俺が妻と話してるんだ。お前に関係ないだろう。どけ!」しかし慎時は全く怯まず、「彼女は今、あなたに会いたくないそうです」と静かに返す。その瞬間、悠川は拳を振り上げ、慎時の顔を殴りつけた。大学を出たばかりの慎時が、悠川に敵うはずもなく、すぐに押さえ込まれてしまう。私は慌てて二人の間に割って入り、慎時を庇いながら言った。「いい加減にして。怒るなら私にしなさい。彼には関係ない」私は、さっき悠川が言った言葉をそのまま返してやった。悠川は複雑な表情で私を見つめ、「そいつはただの他人だぞ。お前は俺の妻だ。まだ離婚してないんだぞ、楓!」私は彼に冷たい視線を投げつけ、代わりに慎時に向き直る。「大丈夫?ケガしてない?」慎時はちらりと悠川を見ながら、柔らかく微笑んだ。「平気です。社長が無事ならそれで」悠川は怒りで震えながら私を指さした。「俺たちが離婚しない限り、お前は俺の妻だ。あいつを追い出せ!」その時、清美が慌てて前に出てきた。「楓さん、今回はあなたも少しやりすぎだよ。私と悠川は何もないの。ただ彼が私を可哀想に思ってくれて……もう悠川に意地を張るのはやめて?お願い、彼があんな顔してるのを見て、私まで辛くな
Read more
第9話
「さっさとサインしちゃいなよ。あなたにも、私にも、それに清美にも、その方がいいんだから」慎時は去り際に、嫌味を忘れない。「新井さん、今度時間があったら愛人業のノウハウでも語り合いましょうか?」私たちが立ち去る背中を見ながら、悠川は焦った様子で駆け寄ってくる。「楓、落ち着いて話し合おう」私は静かに彼を見据える。「私たちにまだ話すことなんてある?」悠川は頑なに私の前に立ちふさがり、しばし沈黙した後、重い声で口を開く。「これまでのことは俺が浅はかだった。お前に辛い思いをさせた。子どものことも……」一拍置いて彼は続ける。「お前にも、子どもにも、悪かった。だけど、きっとまた子どもに恵まれるさ。前みたいに、またやり直せる。だから、離婚なんてやめよう」この二年、悠川との間には問題が山積みだった。どんなに揉めても、彼はいつも問題から逃げてばかり、解決しようとしなかった。こんな風に誠実そうな顔を見せたのは、もう何年も前のことだった気がする。時間は残酷で、記憶も、愛情さえも、ぼやけてしまった。「もう遅いのよ」私は彼を押しのけ、約束していた個室へと向かった。悠川はその場に立ち尽くし、どこか打ちひしがれている。「悠川、戻ろう。クライアントが待ってるよ」清美が恐る恐る悠川の腕に手を伸ばすが、彼は無言でそれを避けた。私は隣にいる慎時を見て、彼がわざと私のために一芝居打ってくれたと気づく。「ありがとう、音羽君」慎時の耳がふわっと赤く染まり、少し照れくさそうに笑った。「いえ、当然のことをしただけです」私はその赤く染まった耳に気づき、なんだか可愛らしく思えて、ふと尋ねた。「音羽君はどこの大学だったの?」「浜大です」浜大、私と悠川の母校だった。「浜大出身なのに、どうして大浜市に残らなかったの?」慎時は口を開きかけて、そこに割って入る声が響く。「遅くなってすみません、道が混んでいて……」取引先の社長が私と握手し、「我々も今着いたところです」と笑った。商談は順調に進み、現地調査でも特に問題はなかった。契約を交わすと、私は大浜市にとどまらず、そのまま飛行機で帰路についた。案の定、悠川から離婚届が送られてくることはなかった。私は弁護士に連絡を取ろうとした矢先、悠川から電話がかかってきた。「楓、ちゃんと話
Read more
第10話
彼は私を強く抱きしめると、突然、私の首筋にひんやりとした感覚が走った。悠川は泣いていた。彼の声はかすかに震えている。「楓、お願いだ。もう一度だけ、もう一度だけチャンスをくれ。俺を捨てないでくれ。楓と離れたくないんだ。本当に……頼む、行かないで」愛することは簡単だ。愛さなくなることも、実は簡単。難しいのは、互いが愛し合うことだ。私は力を込めて彼の手を振りほどき、振り返って涙に濡れた悠川の瞳を見つめる。「私の幸せを願うなら、サインして」悠川は私の去っていく背中を見つめ、胸を締めつけられたように呼吸が苦しそうだった。楓、彼の楓……悠川は結局、離婚届にサインした。私は彼のことをよく知っている。立派な弁護士である彼が、このようなことを自分の身に許せるはずがない。会社の様々な案件にも慣れ、私は徐々に経営者としての腕を上げていった。デスクの上に、突然、熱いミルクが置かれる。持ってきたのは、慎時だ。「社長、もう少し体に気をつけてください。ちゃんと休んだ方がいいですよ」その時、私は既に三日間ぶっ通しで働いていた。凝り固まった首を揉みながら、「肩、ちょっと揉んでくれる?」慎時は素直に肩を揉み始めた。その手は思いのほか上手で、凝り固まった首も少し楽になった。「もう大丈夫」私は、いまだにその場に立ち尽くしている慎時を見上げる。「何か、他に用?」慎時は少し躊躇したが、思い切って口を開いた。「前に聞かれましたよね。どうして大学卒業後、大浜市に残らなかったのかって。実は、それは……社長のためなんです」私?予想外の答えに思わず驚いた。「僕が大学一年のとき、社長と伊坂さんが母校に来て、講演と事例分析をしてくれたでしょう。その時から、ずっと社長のことが気になっていました。それから密かにずっと追いかけていて、離婚されたと聞いて……」「それでうちに就職したの?」慎時はコクリと頷いた。「私のことが好きなの?」私は遠慮なく聞いた。青年の顔は一気に赤く染まり、目を合わせようとしなかった。その日以降、私は慎時を他の部署に異動させた。けれど、どうしても時々彼と会ってしまう。この話を知った親友がからかう。「楓、まさか一生独身でいるつもり?いい人がいたら付き合ってみなよ。人生は長い、一人じゃ寂しいわよ」私は微
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status