Semua Bab Pelayan Hati Sang Pangeran: Bab 91 - Bab 100
120 Bab
Bab 91
Nawangsih mengusap wajahnya dengan frustasi. Mandi air hangat tidak melegakan, tidak pula membuatnya tenang. Kecanggungan itu dan pemikiran yang buru-buru membuatnya lupa akan sesuatu."Aku tidak mungkin keluar dengan piyama handuk begini. Bisa-bisa aku dikira cari perhatian lagi!" tukas Nawangsih sambil mendesis dan menghentak-hentakkan kakinya."Ibunda kenapa tidak bilang-bilang Mas Surya datang? Apa Ibu marah? Arghhhh..., Aku lupa tidak mengabari Ibu seminggu ini. Kualat... kualat." katanya lalu... Bruk.Bunyi gedebuk dan suara gaduh benda-benda jatuh membuat Suryawijaya memalingkan wajah dan gegas menuju kamar mandi."Tania..., Tania..." Suryawijaya mengetuk pintu dengan panik. "Kamu kenapa?"Wajah Nawangsih kian padam. Dia menggelengkan kepala sambil mengurut kakinya yang mungkin keseleo."Hidupku tidak akan tenang lagi. Sudah terpeleset, malu lagi. Memang betul Mas Surya itu Asem kecut gulo legi, Mas Surya super nyebelin." serunya dengan kesal.BRAK.Pintu terpentang dengan bring
Baca selengkapnya
Bab 92
Nawangsih akhirnya mengangguk demi menghindari Suryawijaya dengan cepat sekaligus untuk mengobati rindunya yang menggunung."Aku akan mengatur kepulanganku, Mas. Tapi tidak dalam waktu dekat ini. Ada beberapa tanggung jawab yang harus aku selesaikan dulu." Nawangsih mengaku dengan jujur, kegiatannya dengan Andrew masih padat merayap, tidak mungkin dia langsung pergi dan membuat pria itu menanggung semuanya sendiri.Suryawijaya mengangguk. "Aku akan menunggumu siap, kita pulang bersama!" ucapnya tegas, dia harus selangkah lebih berani sebelum Andrew semakin memberikan perhatian untuk Nawangsih dan segalanya akan semakin rumit."Terserah Mas Surya saja, tapi jangan menggangguku." Nawangsih menghidupkan kompor listrik, "Sudah makan? Ibunda dan Ayahanda bagaimana kabarnya?"Secercah harapan menghampiri Suryawijaya ketika Nawangsih membuka diri tanpa perlu mendebatkan perihal masalah yang telah memisahkan mereka."Belum, kamu mau masak?" Suryawijaya mendekat, dia melihat persediaan makan Na
Baca selengkapnya
Bab 93
Suryawijaya mengusapkan kedua telapak tangan seraya menatap sarung tangan merah muda yang terasa sempit di tangannya namun begitu nyaman di genggamannya. Seulas senyum tipis terlihat di wajahnya. "Aku tahu kamu masih jauh dari jangkauanku Tania, tapi mungkin inilah yang membuat kita kembali dekat."Suryawijaya melepas sarung tangannya sebelum membuat secangkir kopi dan menghidupkan penghangat ruang. Kesendirian itu menciptakan suasana syahdu yang berujung perenungan. Suryawijaya bergeming di dekat jendela."Apa ini karma untukmu setelah mengecewakan Nawangsih karena jatuh suka pada Keneswari?" Suryawijaya menyesap kopinya. Tatapannya pergi entah ke mana. Terlihat tidak fokus. "Tapi semua yang dia harapkan berjalan lancar. Kepergianmu mendamaikan keadaan. Dia harus ingat itu. Jadi harusnya wajar aku ingin dia kembali lagi ke pelukanku setelah aku jomblo?"Suryawijaya menghela napas. "Butuh waktu, Nawangsih pasti sekarang sedang berdua dengan Andrew dan aku... tidak bisa ke sana!" Sury
Baca selengkapnya
Bab 94
Perjalanan menuju kediaman Andrew membutuhkan waktu lebih lama di musim dingin. Andrew nampak membawa mobilnya dengan hati-hati, takut tergelincir dan ingin memberikan kesan yang baik di hadapan Suryawijaya tanpa tahu kakak beradik itu sedang menipu dirinya. "Baru pertama kali ke London atau sudah pernah main ke sini, Mas?" Andrew memulai pembicaraan, mengusir senyap yang mengisi mobilnya."Baru pertama kali." Suryawijaya tersenyum canggung. "Ini juga karena saya ingin menjemput Nawangsih untuk pulang ke rumah sebentar, menjenguk Ayah."Andrew mengangguk khidmat. Dengan pengertian dia memperlancar niat Suryawijaya membawa Nawangsih pulang ke Jawa."Kebetulan Tania memang kerja denganku dan Papa. Kita bisa memberi cuti karena sekarang memang libur panjang. Natal, tahun baru dan liburan musim dingin." Nawangsih mengerucutkan bibir. "Malah di jelasin, Mas Drew tau nggak sih kalau laki-laki itu cinta pertamaku dan sedang aku hindari. Kalau tau paling juga melongo dan nyesel sudah masukin
Baca selengkapnya
Bab 95
Nawangsih bersedekap di pinggir jendela kamar. Matanya memandang sekeliling setelah menikmati supper di The Sun Pub dengan kedua lelaki itu setelah pesta kembang api berakhir."Bagaimana dengan nasib kedua laki-laki itu?"Semakin pagi, kabut semakin pekat tapi tak sedikitpun membuat Nawangsih memilih meringkuk di ranjang dan terpejam. Dia terus memikirkan Suryawijaya yang memandang kesal, namun dia juga terbayang-bayang Andrew dan perlakuannya tadi."Seandainya aku bisa, Mas Drew. Detik ini aku siap untuk memulai hubungan baru denganmu. Tapi aku tidak siap, hubungan itu akan sia-sia, tak ada ujungnya. Seperti halnya yang sudah terjadi." Nawangsih menyentuh kaca, menggambar wajah lalu membiarkannya beberapa saat. Gambar itu terlihat seperti wajah yang menangis."Nanti kita pikirkan lagi ya jalan keluarnya."Nawangsih berbalik, menyingkap selimut seraya membungkus tubuhnya lalu berharap perasaannya jauh lebih baik.•••Jalan-jalan adalah gagasan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu
Baca selengkapnya
Bab 96
Andrew bertepuk tangan setelah mencoba masakan Nawangsih. "Enak, Tania. Lo emang calon istri yang sempurna buat gue." "Sstt..." Nawangsih menaruh jari telunjuknya di depan mulut sambil melirik kewibawaan Suryawijaya yang menyantap makan siangnya dalam diam. "Ada, Mas. Jangan ngobrol waktu makan." ucapnya mengingatkan.Sekonyong-konyong Andrew menepuk jidatnya. "Maaf, gue lupa. Dimaafkan ya?" Andrew mengatupkan kedua tangan. "Mas Surya, maaf." Suryawijaya mengangguk. "Lanjutkan makannya!" titahnya dengan suara datar. Andrew menganggukkan kepala sambil melempar senyum. Nawangsih pun ikut tersenyum walau dalam hati dia meracau."Itu yang aku rasakan, Mas. Aku harus bersikap baik-baik saja, tenang dan santai saat kamu berduaan dengan Mbak Keneswari. Enak nggak? Enggak kan? Aku tersenyum dalam luka, sepertinya kamu pun begitu sekarang. Tapi ini bukan ajang balas dendam. Mas Drew memang menyukaiku, Mas paham itu dan tidak sedikit waktu yang telah kami lewati. Jadi apa kamu bisa mengertiku
Baca selengkapnya
Bab 97
Nawangsih menyelesaikan pekerjaannya mengepak pakaian dan oleh-oleh sebelum menghela napas lega."Jadi selama kalian berpacaran, Masku ini tidak serius? Tega sekali kamu sebagai laki-laki." Nawangsih menatap Suryawijaya dengan tidak suka."Dan aku sekarang harus mempercayai Mas juga untuk kedepannya?"Suryawijaya bersedekap sembari bersandar di kusen pintu. "Aku dengan kamu sudah pasti serius. Jadi jangan kamu tanyakan hal itu.""Halah." Nawangsih memutar matanya seraya memastikan Andrew masih terlelap."Dengar ya Mas, sejauh aku pergi, baru Mas Andrew yang begitu besar memperhatikanku selain kamu. Jadi aku harap hatimu cukup bijak menanggapinya."Suryawijaya menatap Andrew yang begitu gigih dan santai menyukai Nawangsih. Sudah akrab sekali juga mereka seolah kini semua warna cerah kembali ke dalam hidup Nawangsih dari harinya yang buruk karena dirinya."Aku paham dengan apa yang kamu maksud, Nia. Dan ini hanya soal waktu kok."Nawangsih berdecak. "Awas ya kalo ganggu kita. Aku marah!"
Baca selengkapnya
Bab 98
Melekatnya kembali jarak di antara Nawangsih dan Suryawijaya seakan membangkitkan kembali mimpi-mimpi untuk merajut asa bersama dalam angan Suryawijaya yang melambung tinggi.Dia tidak tahu harus menyebut apa malam itu. Dans Le Noir, Emirates Greenwich Peninsula, dan seluruh jalan di London pasti sudah pernah Nawangsih sambangi bersama Andrew, tapi dia yakin seratus persen kebersamaan mereka akan mengingatkan kembali masa-masa indah dan pahit bersama di rumah.Nawangsih meringis di hadapan Suryawijaya di bawah kanopi lobi tempat tinggalnya. Malam sudah semakin dingin, dan dia harus berpisah untuk menyudahi permainan itu."Terima kasih sudah ditraktir. Di Jogja besok jangan lupa ya. Jalan-jalan lagi." ucapnya lembut. Suryawijaya tersenyum, di antara racauan yang mengiringi setiap langkah perjalanan mereka dia ingin berusaha untuk berlaku bijak dan tenang."Terima kasih untuk malam ini." Suryawijaya mengusap kepala Nawangsih, tetapi wajahnya terlihat karena uangnya kian tipis dan hatiny
Baca selengkapnya
Bab 99
Andrew cemberut, sepanjang perjalanan menuju rumah besar keluarga Nawangsih dia duduk dengan tidak tenang, sekali, dua kali dia menoleh untuk menatap Nawangsih."Sumpah gue deg-degan gak kelar-kelar dari tadi." Andrew mengaku. "Gue nginep di hotel aja, gue belum mandi, gue kusut banget sekarang. Nggak sanggup gue datang dengan keadaan seperti ini.""Gak apa-apa, Mas Drew. Ibunda dan Ayahanda paham kok." Nawangsih menenangkannya dengan mengusap punggung tangannya, "Nanti aku dampingi biar nggak kikuk.""Pandu saja yang mendampingi Mas Andrew, Nia. Kamu juga capek, kan!" timpal Suryawijaya. ‘Jangan mengada-adalah, hanya cuti seminggu saja harus di pakai untuk mengurus lelaki ini,' pikirnya dengan kesal.Pandu mengamati wajah Suryawijaya dari spion dalam. Kusut dan berantakan, rupa itu sangat lelah. Sesaat Pandu menghela napas sambil menoleh ke arah Andrew sekilas."Biar aku saja yang mendampingi, Nia. Aku lagi semangat soalnya." Pandu tersenyum cerah, "Sama aku jauh lebih santai, soalnya
Baca selengkapnya
Bab 100
Terlihat kehangatan terpancar dari wajah demi wajah yang berkumpul di ruang keluarga, Nawangsih apalagi, nampak tangannya terus menggenggam erat tangan Ayahnya yang duduk di sebelahnya. Rindu itu terbayar lunas ketika senyum di bibir Ayahnya nampak begitu lepas karena Nawangsih masih memuja Ayahnya sebagai pahlawan hidupnya. Sekarang entah siapa yang lebih lega sekaligus bahagia atas pertemuan hari ini. Suryawijaya, Nawangsih atau Ayah mereka? •••Makan malam di mulai. Suryawijaya duduk di samping Nawangsih sementara Andrew yang mengalami jetlag sejak tadi dengan jengah tersenyum kepada semua orang yang mengajaknya bicara. Kini dia malu-malu mengunyah makan malamnya sambil menatap keluarga itu."Mendekati Tania artinya menjadi seorang yang sangat baik, berbudi pekerti luhur dan hidup dalam tatanan sedangkan gue hanya seonggok daging bernyawa yang dalam kebebasan." batinnya saat memikirkan dan terus memikirkan perawan cinta itu berkali-kali. "Tapi kalau gue jalan sama Tania, banyak ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status