Mendengar ucapan sang Papa, gerakan Felix terhenti seketika. Tangannya masih menggenggam gagang pintu. Ia sedikit terkejut mendengar nama Leonard ikut disebut oleh William.Bukan karena Leonard akan menduduki posisi strategis di Majestic Hospital. Bukan itu yang membuat dadanya kembali terasa panas. Tapi karena ia tahu, pria itu sedang mengincar sesuatu yang jauh lebih penting dari pada jabatan, yaitu Alma.Felix mengatupkan rahangnya rapat-rapat. Matanya menutup sesaat, menahan sesuatu yang membuat dadanya sesak. Nama Leonard ikut di sebut oleh William membuat emosinya memanas, tapi hal itu tidak ia tunjukkan. Bukan karena cemburu semata, tapi karena ia tahu, Leonard adalah pria yang cerdik, licin, dan tahu cara memanfaatkan celah.Ia menarik napas panjang, lalu, dengan suara yang lebih pelan namun terdengar cukup tegas, ia menjawab, “Maaf, Pa. Saya tetap pada keputusan awal.”Tanpa menunggu respons, Felix mendorong pintu dan melangkah keluar dari ruang kerja William. Langkahnya teg
Last Updated : 2025-08-02 Read more