“Mooi, (cantik),” gumam Ethan pelan, nyaris tak terdengar, namun cukup untuk membuat Sekar menoleh dengan alis terangkat.Wanita itu berdiri tak jauh dari pintu, dengan gaun berwarna champagne yang anggun menyapu lutut, rambutnya disanggul rapi tanpa kesan berlebihan, riasannya lembut, mempertegas mata cokelat teduhnya. Ethan memandangnya lama, tak berkedip.“Jangan lihat aku seperti itu,” bisik Sekar, salah tingkah.“Aku sedang memastikan... istriku tak membuat para pria Belanda kehilangan akal sehatnya malam ini,” jawab Ethan ringan, dengan senyum tipis yang membuat Sekar mendengus kesal.“Aku tidak mau ikut sebenarnya,” ucap Sekar, menyilangkan tangan di depan dada. “Tapi kamu memaksa. Harusnya kamu tahu, aku bukan tipe yang suka pesta. Apalagi pesta penyambutan yang niatnya cuma untuk pamer menantu baru.”Ethan mengambil jaket dari gantungan dan mendekatinya. Ia mencondongkan tubuh, memperbaiki posisi bros di dada gaun Sekar. Hanya sekilas, namun cukup membuat jantung Sekar berdet
Terakhir Diperbarui : 2025-07-17 Baca selengkapnya