Share

Bab 6: Membutuhkanmu

last update Last Updated: 2025-06-29 13:41:08

Hembusan napas Liam yang lembut mengenai pipinya, begitu dekat hingga membuat bulu kuduknya berdiri. Wewangian maskulin dari parfum pria itu, yang mahal dan menyengat, menciptakan sensasi tak nyaman di rongga hidungnya. 

Ia bisa mendengar detak jantungnya seperti hendak melarikan diri dari tubuhnya sendiri.

“Tidak perlu takut,” ucap Liam dengan suara beratnya. Tangannya yang dingin menyentuh pipi Evi dengan punggung jari, seolah mencoba menghapus ketakutan yang tergurat jelas di wajah wanita itu.

“Aku akan bermain dengan lembut. Kamu tenang saja.” 

Sentuhan itu terasa asing hingga membuat kulitnya merinding. Ada desakan untuk menjauh, tapi juga suara di dalam dirinya yang mengingatkan: ibunya masih di rumah sakit. Adiknya masih butuh uang sekolah.

“Maafkan saya kalau saya kaku,” bisiknya lirih. “Saya belum pernah melakukan ini,” sambungnya kemudian. 

Liam menatapnya dalam, lalu berkata pelan, “Kamu manis saat gugup, Evi.” 

Sentuhan tangan Liam berpindah ke bahunya, lalu meluncur perlahan turun ke lengannya. 

Liam kemudian membimbingnya ke ranjang. Mereka duduk di tepi kasur, dan Evi bisa merasakan betapa napasnya mulai tak teratur. 

Liam menatapnya lalu menyingkap rambut Evi yang tergerai. “Aku tidak akan kasar,” katanya. “Tapi aku tidak akan pura-pura tidak menginginkanmu. Dan kamu tahu itu,” bisiknya. Suaranya terlalu dekat hingga embusan napasnya begitu terasa di wajah Evi. 

“Sudah lama sekali milikku tidak pernah menyentuh sesuatu yang hangat, Evi. Dan kamu datang. Anggap saja ini semua adalah simbiosis mutualisme. Sama-sama saling diuntungkan, bukan?” ucap Liam lalu menyunggingkan senyumnya menatap wanita cantik itu. 

Evi tidak menjawab. Baginya, ini bukan sistem saling menguntungkan. Dia terpaksa melakukan ini karena desakan yang harus membuatnya ‘menjual diri’.

“Kita mulai saja. Aku sudah tidak tahan lagi.” 

Wanita itu menutup mata begitu mendengarnya. Liam memperhatikannya, namun tidak mengatakan apa-apa. Tangannya bergerak ke dagu Evi dan mengangkatnya perlahan agar mereka saling bertatapan.

“Saya mohon, lakukan dengan pelan-pelan, Pak,” pinta Evi dengan suara memohon seraya menatap sayu ke arah Liam. 

Mendengar itu, Liam hanya diam. Dia menatap Evi lama, kemudian tanpa berkata apa-apa lagi, dia mulai mencium bibir Evi, pelan namun menuntut. 

Evi memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam momen itu—bukan karena ingin, tapi karena harus. Dia sudah menerima uang dari Liam. 

Tubuh mereka bergerak seiring waktu, dalam keheningan yang hanya dipecahkan oleh desahan pendek dan tarikan napas yang dalam. 

“Ah! Sakit, Pak … tolong pelan-pelan,” lirih Evi merasakan perih di bawah sana saat Liam memaksa agar masuk lebih dalam. 

Liam yang sedang haus akan nafsu birahi tersebut, tidak mendengarkan rintihan kesakitan dari bibir Evi. Ia terus mendesak lebih dalam ketika dirinya berhasil membobol dinding kokoh yang selama ini Evi jaga mati-matian. 

Namun, di malam ini, semuanya harus berakhir. Dia bukan lagi wanita suci, kesuciannya telah direnggut bukan oleh pria yang dia cintai, melainkan oleh pria beristri.

Evi membuka mata, menatap pria itu di atasnya. Pria itu tampak menikmatinya, desahan halus terdengar di telinga Evi. Tapi semua itu tak mengubah kenyataan bahwa hubungan mereka tidak dilandasi cinta, hanya kebutuhan dan kesepakatan yang tak adil.

Beberapa saat kemudian, semuanya berakhir. Liam bangkit dari ranjang, dan mengenakan kemeja putihnya kembali. Ia berdiri di sisi tempat tidur, menatap Evi yang masih terbaring di ranjang dengan mata kosong.

Wajahnya pucat dan sembab, rambutnya berantakan, dan tubuhnya lelah. 

Tapi bukan itu yang paling menyakitkan, melainkan kesadarannya bahwa ia baru saja menjual kehormatannya demi angka dalam rekening bank.

Liam mendekat, menatap lekat-lekat wajah Evi lalu menyunggingkan senyum miring di bibirnya. 

“Kamu sangat nikmat, Evi. Besok malam…,” ucapnya serupa bisikan, “aku membutuhkanmu lagi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Udah selesai tuh ucapin makasih bukan malah bilang minta lagi liam
goodnovel comment avatar
Risma Warni
kasihan sama si epi... ternyata masih perawan
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
waduhhhhh... Liam langsung ketagihannnn awas bunting tuh anak orangg
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Kedatangan Tamu tak Diundang

    Dua hari sudah Evi melewati masa rawat di rumah sakit, dan kini akhirnya dia kembali ke rumah yang selalu membuatnya merasa aman. Tapi baru saja melangkah melewati pintu, matanya langsung membulat.Balon warna-warni tergantung di langit-langit, pita biru dan putih membentang dengan tulisan besar “Welcome Home, Mommy & Baby Lucas!” di tengahnya.Di bawahnya, Selly berdiri dengan wajah sumringah sambil membawa kue kecil bertuliskan “Selamat Datang di Dunia, Lucas!”.Ardi berdiri di sampingnya, bertepuk tangan dengan gaya berlebihan seperti pembawa acara televisi.“Selamat datang kembali, Evi, Liam, dan … pangeran kecil Lucas!” seru Ardi dengan suara lantang.Evi yang masih agak lemah tertegun di tempatnya. Bibirnya bergetar menahan haru dan matanya memanas.Ia menatap Selly dan Ardi bergantian, sebelum akhirnya tersenyum dan tertawa kecil. “Ya ampun, kalian … bikin aku hampir

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Lucas Aditama

    Setelah beberapa jam di ruang bersalin, Evi kini sudah dibawa ke ruang rawat.Di ruang rawat yang remang, hanya terdengar suara alat infus dan desahan napas lembut dari Evi yang sedang tertidur pulas.Wajahnya masih tampak lelah, tapi di balik keringat dan pucatnya, tersimpan ketenangan yang luar biasa.Tangannya yang mungil terkulai di sisi tempat tidur, dengan jari-jari yang masih sedikit menggenggam selimut putih itu.Liam duduk di kursi di samping ranjangnya, tak beranjak sejak Evi dipindahkan dari ruang bersalin.Tatapannya lekat pada wajah istrinya itu, seolah takut kalau sebentar saja dia mengalihkan pandangan, semuanya akan menghilang begitu saja.Dengan gerakan lembut, dia mengusap pucuk kepala Evi, membenarkan beberapa helai rambut yang menempel di keningnya.Senyum lirih terbit di bibir Liam. “Kamu hebat sekali, Vi,” gumamnya dengan pelan, suaranya nyaris tak terdengar.“Kamu … benar-benar lu

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Welcome to the World

    Udara di rumah sakit malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Bau antiseptik menusuk hidung, berpadu dengan aroma samar cairan infus dan suara langkah kaki perawat yang sibuk berlalu lalang di lorong panjang.Evi terbaring di atas ranjang bersalin, wajahnya pucat, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit luar biasa yang datang setiap beberapa menit.Napasnya tersengal, keringat mengucur deras di pelipisnya. Tangannya mencengkeram selimut hingga buku jarinya memutih.“Sudah masuk bukaan lima, Pak. Mohon bersabar, nanti kalau sudah lengkap kami bantu proses persalinan,” ujar seorang dokter kandungan dengan suara lembut namun tegas.Liam yang berdiri di samping ranjang langsung mengangguk cepat. “Iya, Dok. Tolong bantu istri saya, ya.” Suaranya terdengar bergetar dan matanya terus memandang Evi dengan campuran panik dan takut.“Mas Liam,” suara Evi bergetar lirih. “Sakit banget ….”Liam seg

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ketubannya sudah Pecah

    Usia kandungan Evi sudah memasuki sembilan bulan.Langit sore tampak begitu tenang, awan tipis berarak lembut, seolah ikut menikmati momen bahagia sepasang suami istri yang kini tengah berjalan menyusuri koridor toko perlengkapan bayi.Evi dan Liam tampak menonjol di antara para calon orang tua lain—Liam dengan wajah serius dan tatapan penuh perhitungan, sementara Evi dengan perut besarnya tampak cantik dalam balutan dress putih longgar yang sederhana namun anggun.“Mas Liam, jangan asal ambil begitu! Itu baju biru lagi,” omel Evi sambil menatap suaminya yang tengah memegang setelan bayi berwarna biru lembut.Liam mendengus kecil sambil menatap label harga dan bahan bajunya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.“Tapi yang ini bagus, Sayang. Bahannya lembut, adem, dan biru itu netral, kan?”“Netral dari mananya? Biru itu identik dengan laki-laki!” sahut Evi cepat dan alisnya naik ke atas.“T

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sudahi Semuanya Sebelum Ikut Hancur

    Waktu sudah menunjuk angka empat sore dan gedung Liam masih ramai oleh para tamu yang masih betah di sana.Sementara di luar gedung, dua wanita berdiri diam—dalam diam yang bukan karena kagum, tapi karena api yang membakar dada.Sarah menggenggam tas tangannya kuat-kuat, bibirnya mengerucut penuh kekesalan.“Sial,” desisnya pelan. “Kita bahkan tidak diundang. Aku tidak percaya Liam bisa berubah sedingin ini setelah semua yang kulakukan untuknya.”Tari, yang berdiri di sampingnya menatap ke depan tanpa ekspresi.Angin sore meniup rambutnya perlahan, tapi tatapannya tetap fokus ke gedung itu—ke tempat di mana putranya sekarang berdiri dengan bangga bersama wanita yang dulu hanya dianggap ‘mantan pembantu’.“Jangan terlalu berharap dia akan memandangmu lagi, Sarah,” ucap Tari dengan nada datarnya. Suaranya terdengar dingin dan tenang, tapi menusuk.Sarah menoleh cepat. “Ja

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Grand Opening L'M Corp

    Dua minggu berlalu setelah pertemuan terakhir dengan Tari. Waktu berjalan dengan cepat, tapi bagi Liam, setiap detik terasa seperti langkah baru menuju kehidupan yang sepenuhnya ia pilih sendiri.Hari ini, pagi itu, udara masih segar, langit cerah tanpa awan—seolah turut merestui langkah awal yang akan diukirnya.Sebuah gedung dua lantai berdesain minimalis berdiri anggun di tepi jalan utama kota.Di depannya, berjejer karangan bunga ucapan selamat dengan pita-pita warna perak dan emas bertuliskan Selamat & Sukses atas Grand Opening The L’M Corp.Beberapa tamu mulai berdatangan, para klien, rekan bisnis, dan orang-orang yang pernah menjadi bagian dari perjalanan Liam dan Ardi.Di depan pintu kaca besar bertuliskan logo The L’M Corp, Liam berdiri mengenakan setelan abu-abu gelap yang rapi.Senyumnya hangat tapi sarat dengan kebanggaan. Di sisi kirinya, Evi tampak anggun mengenakan dress biru pastel, ram

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status