All Chapters of Pak Dosen Jangan Nakal, Ah!: Chapter 41 - Chapter 50

“Siapa?” tanya Yasmine sambil menatap saku celana Reno. “Udah biarin aja, paling kerjaan.” Reno menggandeng tangan Yasmine mengajak makan siang. Sampai makan siang selesai ponsel Reno masih saja bergetar. Hal itu membuat Yasmine risih. “Kak, tolong dibuka.” Yasmine memaksa karena penasaran. Akhirnya, Reno mengambil ponselnya di dalam saku. Ternyata benar ada hal penting. Dino menelepon berulang kali. “Halo, Pa!” panggil Reno santai. “Pulang, Mama masuk rumah sakit.” Dino memberi tahu keadaan Lusiana. “Baik, Pa. Aku pulang sekarang.” Reno mematikan teleponnya. “Ada apa?” tanya Yasmine yang bingung melihat wajah Reno terlihat sedih. “Mama masuk rumah sakit.” Reno sendu. “Aku akan cari tiket pesawat yang tercepat,” ucap Leo dengan sigap. Reno menggeleng tanda ia tidak setuju. Dia butuh waktu cepat sampai di kotanya.

“Mama setuju.” Lusiana memberikan dukungan kepada sang suami.Dino pun pergi dari ruangan tanpa berkata-kata apa pun. Reno berpikir sejenak lalu menatap ke arah mereka berdua.“Jaga Mama ya.” Reno mencium kening Yasmine lalu pergi.“Hati-hati.” Yasmine datar sambil melihat kepergian Reno.Yasmine sambil melihat ke arah Lusiana yang sedang menatapnya. Gadis sedang berpikir untuk mengatakan sejujurnya.“Ma,” panggil Yasmine tanpa senyum sedikit pun.“Iya, kenapa? Apa kamu akan mengatakan sesuatu?” tebak Lusiana yang sudah tahu gelagat Yasmine.“Aku minta maaf.” Tatapan Yasmine terlihat tulus.“Untuk?” Lusiana masih mengamati pergerakan Yasmine.“Ini.” Yasmine menunjuk ke arah foto USG.“Mama tahu dari foto ini, kandunganmu sudah memasuki 5 minggu.” Lusiana terlihat santai.“Mama tidak marah?” Yasmine jantungnya tak karuan saat ini.“Tidak masalah.” Lusiana mengusap bahu gadis it

“Astaga! Ranti.” Yasmine menatapnya sinis. “Iya-iya, orang bercanda kok.” Ranti tertawa. “Dimas!” Ia mengulurkan tangannya ke arah Ranti. “Ranti,” ucap gadis itu. “Ayo, masuk!” ajak Yasmine yang suka membuka pintu apartemen. “Aku pulang dulu, mau istirahat kurang tidur,” pamit Dimas yang sudah terlihat lelah. “Hati-hati Kak!” Ranti melambaikan tangan. “Masuk nggak!” teriak Yasmine kesal. “Iya, Bawel!” Ranti berlari masuk ke dalam apartemen. Di dalam Ranti duduk di sofa dengan tatapan menajam seperti akan menusuk-nusuk palung hati Yasmine. Yasmine bingung kenapa sikap Ranti berubah setelah Dimas pergi. “Kenapa begitu?” tanya Yasmine yang duduk di seberangnya. “Kamu sampai kapan merahasiakan itu dariku?” ucap Ranti penuh penekanan. “Apa maksudmu! Aku tidak mengerti.” Yasmine benar-benar tidak tahu maksud Ra

“Baiklah! Jika mau kamu itu! Akan aku lakukan.” Reno manggut-manggut.“Ayo, kita bimbingan!” Yasmine membuka pintu ruangan dosen itu agar tidak salah paham.Setelah itu Yasmine mengeluarkan laptopnya. Bimbingan spesial dipastikan langsung terjun bukan hanya dosen corat-coret skripsi.Butuh waktu hampir 1 jam mereka di ruangan itu. Yasmine sengaja tidak menge-print agar langsung yang salah dibantu benarkan.“Lanjut lagi besok. Sebentar lagi akan ada kelas aku,” ucap Reno membereskan barang-barangnya.“Baik, Pak.” Yasmine ikut membereskan barang-barangnya.Reno lebih dahulu pergi ketimbang Yasmine. Yasmine pindah pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yang diperlukan untuk skripsi. Sampai di perpustakaan Yasmine menyalakan laptopnya.“Aku tinggal aja deh, aman.” Yasmine memilih-milih buku yang akan digunakan.Ada seseorang celingukan melihat situasi sekitar. Melihat sekitar sepi ia melakukan aksinya. Ia mencolok

“Apa ini?” Elsa melihat surat perjanjian. “Sudah nggak usah banyak tanya! Cepat tanda tangan!” bentak Leo. Elsa langsung tanda tangan untuk mendapatkan 10 miliar. Setelah itu Leo mengambil perjanjian itu lalu melempar cek di wajah Elsa. “Thank you!” Elsa tersenyum. “Ayo, kita pergi!” Leo berteriak diikuti oleh anak buahnya. Kini mereka berempat berkumpul makan malam bersama. Leo datang terlambat yang membuat mereka menunggu. “Maaf, lama.” Leo duduk dengan tenang. “Gimana tadi? Lancar?” Reno dengan gaya cool-nya. “Ini.” Leo memberikan surat perjanjian. “Bagus! Jika dia berulah kita bisa penjarakan dia.” Reno menyeringai. “Memang apa isi?” Yasmine mengambil surat perjanjian itu lalu membacanya. “Baca yang keras,” sahut Ranti yang ikut penasaran. “Di sini dibilang, kalo dia banyak cincong akan kita laporkan k