"Zeta, sini!”Zeta menyeka tangannya di kain lap dan melangkah hati-hati. Asri duduk bersilang kaki di sofa, wajahnya menyimpan sesuatu yang sulit ditebak. Yasmin berdiri di sampingnya, tampak seperti baru saja menikmati gosip hangat.“Kamu udah gede, kan?” suara Asri pelan, tapi dingin. “Udah waktunya mikirin masa depan. Kamu nggak bisa terus-terusan numpang hidup di sini.”Zeta terdiam. “Saya… bisa kerja, Bu. Di warung, atau jadi pembantu rumah tangga. Nanti kalau udah kumpul uang, saya—”Asri mengangkat tangannya, menghentikan ucapan itu. “Kebetulan Ibu ada kenalan yang mau bantu kamu. Dia bilang siap menanggung hidupmu. Kamu nggak akan jadi beban lagi.”Zeta mengerutkan dahi. “Kenalan?”Yasmin menyeringai kecil. “Pak Amir, tetangga yang sering kamu lewati itu.”"Wah, kamu memang cocok sama pengangguran tua itu, Ta. Kalian akan saling melengkapi. Satu gak makan, maka yang lain ikut gak makan, ha ha ha... " ledek Yasmin diikuti tawa menggelegar. "Iya, mumpung dia kayaknya emang mau
Last Updated : 2025-09-26 Read more