Alina berdiri di balkon hotel, menatap langit malam Selvado yang gelap, hanya diterangi lampu kota yang remang-remang. Angin malam mengibaskan rambutnya, membuat pipi hangatnya tersapu dingin. Ia menarik napas dalam, merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ada rasa hidup yang lama terkubur kini kembali. Dulu dia Nadira, bukan Alina yang lembut, bukan Alina yang pura-pura polos. Dulu darah, perkelahian, dan pistol adalah mainan sehari-hari. Setiap senyum bisa menyembunyikan racun, setiap kata bisa menancap seperti pisau. Ia pernah menjadi yang kejam, dan bukan sembarang kejam, bisa dibilang mafia, tapi tidak sepenuhnya. Dunia Nadira dulu liar, brutal, penuh tipu muslihat, dan hanya satu orang yang paling memahami sisi itu: Danuel, tangan kanannya yang paling setia. Alina menutup mata sejenak. Memori itu muncul, bayangan Nadira yang membela dirinya sendiri, menundukkan lawan, menatap dengan tajam siapa pun yang menentang
Last Updated : 2025-11-28 Read more