Ke arah tumpukan karung beras.Udara di gang sempit itu terasa menyusut, ditarik paksa ke dalam sudut gelap yang kini menjadi pusat semesta Radit. Setiap suara malam—derik jangkrik, desau angin, dengung lampu neon yang sekarat—lenyap, digantikan oleh simfoni mengerikan dari detak jantungnya sendiri yang berpacu liar di rongga dada. Luna, merasakan perubahan drastis pada atmosfer, ikut memutar kepalanya, matanya menyipit waspada. Tumpukan karung beras itu, yang biasanya hanya bagian dari latar warung yang berantakan, kini menjelma menjadi sebuah panggung horor, sebuah liang hitam yang mengancam akan menelan mereka bulat-bulat.“Ada apa, Dit?” bisik Luna, suaranya tegang.Radit tidak menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya yang gemetar, menunjukkan layar ponselnya kepada Luna. Mata Luna melebar saat melihat foto itu, lalu beralih cepat ke sudut gelap, pemahamannya yang tajam langsung menangkap implikasi mengerikan dari stempel waktu di gambar itu. Seseorang, atau sesuatu, ada di sana.
Last Updated : 2025-11-05 Read more