Tapi sebelum dia sempat lanjut, ponselku berdengung di meja samping tempat tidur dan cahaya layar sesaat menerangi kamar. Saat aku meraihnya, momen itu seketika hilang dan jarak di antara kami melebar.Ternyata cuma pesan dari Anna.[Jadi, kamu sudah tidur sama dia belum? Aku yakin kamu sudah!]Aku menghela napas, meletakkan ponsel kembali. Saat menatap Adriel, suasana terasa berubah. Dia sedikit menjauh, seolah gangguan itu memutuskan momen yang tadi tercipta."Hujannya mulai reda," katanya, sambil menunjuk guntur yang terdengar jauh."Iya... memang.""Aku harus kembali ke sofa."Aku ingin minta dia untuk tetap di sini, tapi tak ada kata yang keluar dan momen itu sudah hilang. Dengan gerakan tenang, dia berdiri dan kembali ke tempat tidurnya yang sederhana."Selamat malam, Vivian.""Selamat malam," jawabku, rasa hampa aneh menyelimuti dadaku.Meskipun aku lelah, aku kesulitan tidur. Saat akhirnya terlelap, aku bermimpi tentang kebun anggur yang tak berujung dan rahasia yang dibisikkan
Read more