Kata-kata Adriel terus berputar di kepalaku saat aku bersiap tinggalkan rumah. "Bukan berarti dia tipe wanita yang cocok untuk seseorang sepertiku." Setiap kata terasa seperti luka kecil yang terus terbuka berulang kali.Aku berpakaian dengan hati-hati, jeans gelap, blazer yang pas, dan blus sederhana. Bukan pakaian yang akan kupakai kalau masih mewakili Kilang Anggur Surya, tapi cukup agar bisa menyatu di acara tanpa menarik perhatian.Rencanaku sederhana, pergi ke kompleks, periksa apakah presentasi Grup Mahendra berjalan lancar, lalu pergi. Tidak ada konfrontasi, tidak ada drama. Hanya mastikan peringatanku soal gangguan itu berhasil.Aku naik taksi ke pusat konvensi, menatap pemandangan Lembah Cemara lewat jendela. Sungguh ironi, tempat secantik ini jadi latar bagi begitu banyak rasa sakit. Supirnya sepertinya menangkap kesunyianku dan tetap diam sepanjang perjalanan.Saat aku tiba, acara sudah ramai. Area pameran yang penuh warna, orang-orang bawa gelas anggur, penyaji anggur pro
อ่านเพิ่มเติม