Redefine

Redefine

Oleh:  Agnes Wiranda  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
1 Peringkat
5Bab
1.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kuperlihatkan padamu cerita tentang mereka; Mereka yang mencintai, mereka yang berjuang, mereka yang mengkhianati dan dikhianati, mereka yang terluka. Kuberitahukan padamu, di mana saat perasaan harus didefinisikan ulang.

Lihat lebih banyak
Redefine Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Agnes Wiranda
Terima kasih sudah membuat kisah ini
2021-09-05 12:01:06
0
5 Bab
Prolog
"Tak ada yang mengira, di sudut jalan itu, sesimpul senyummu mengubah duniaku dalam sekejap dan mungkin selamanya."                                                                    ***     Semburat jingga khas senja menelusup melalui celah-celah gorden yang terbuka. Rolland menatap refleksi yang terpantul di kaca jendela, dengan latar lengangnya kota Bandar Seri Begawan. Rambut hitam yang acak-acakan−senada dengan lingkaran hitam samar di bawah matanya, menandakan selama beberapa hari ini ia sulit tidur. Ia sendirian. Begitu sekarat, dan tak berguna.
Baca selengkapnya
1. Metta Ivasyana
     Metta Ivasyana tersenyum─tipis-tipis agar tidak yang menyadari itu saat ia menemukan sebuah surat di laci meja pagi ini. Dua bulan terakhir, ia selalu menerima surat yang isinya kurang lebih sama saja setiap pagi. Puitis dan menggelitik.Aku salah menatap matamu dalam,Aku salah menemukan sorot hangat itu,Aku salah menyukai iris matamu yang indah..Aku salah jatuh terlalu dalam ketika menatapmu.Kalau boleh aku akui, Aku menyukai kedua matamu itu ,Yang selalu memancarkan
Baca selengkapnya
2. Joanka Alfiano Batara
      Suasana kantin masih sepi mengingat bel istirahat belum berbunyi, tetapi, Joanka Alfiano sudah merapikan rambutnya dengan gaya side-swept pompadour. Sebagai ketua komplotan perang yang paling digandrungi cewek-cewek di SMA Nusantara, ia memakai pomade untuk menambahkan kesan sleek dan maskulin sebelum menjemput Metta ke kelasnya."Luar biasa," kata seorang cowok berkulit putih pucat yang duduk di depan Joanka−Mikhael. Matanya yang kecil meneliti. "Lo selalu berusaha terlihat rapi tiap kali pengin ketemu Metta, ya." Dia sengaja menekankan kata berusaha terlihat rapi. Soalnya, Joanka yang dikenal sebagai ketua komplotan paling berbahaya itu memang selalu berpenampilan amburadul layaknya preman setiap hari, tapi selalu merapikan diri kalau sudah berurusan dengan Metta Ivasyana−sa
Baca selengkapnya
3. Mikhael Pradipta Hernan
     Sial! Mikha bangun tepat lima belas menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Ini adalah sebuah kegilaan yang sudah ia perkirakan sejak sebelum berangkat tidur tadi malam. Semua ini akibat ia mengikuti kegiatan rutin adiknya−Mila−setiap malam, menonton drama korea hingga larut malam tanpa memperhatikan jam. Salahkan saja Mila, dan drama koreanya yang membuat kelewat penasaran.Mikha menuruni anak tangga dengan seragam yang dipasang acak-acakan, dan rambut berantakan tak karuan akibat tidak sempat mandi. "Kenapa nggak ada yang bangunin, sih?" keluhnya saat melihat kedua orangtua dan adiknya sudah hampir selesai sarapan."Ngebo, sih," sambar Mila. "Udah dibangunin dari tadi juga.""Bodo ah." Mikha menyambar gelas susu milik Mila dan menandas habis isinya. "Mi
Baca selengkapnya
4. Princessia Agatha
"Kebanyakan nggak enak sama orang, malah bikin orang lain jadi seenaknya sama kita."                                                                      ***     Joanka menyeka bulir-bulir keringat dengan lengan kaos olahraganya yang basah. Di depannya, Prissy tampak terengah-engah sambil berjongkok memeluk sebuah bola basket. Cuaca siang ini sedang mendung, makanya sepulang sekolah Prissy meminta Joanka untuk mengajarinya bermain basket. Alasannya, karena tidak terlalu terik.Joanka terpaksa menerima ajakan Prissy kali ini, karena terlajur
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status