Suami Miskinku Ternyata Konglomerat

Suami Miskinku Ternyata Konglomerat

last updateLast Updated : 2023-10-31
By:  Pena AsmaraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
145 ratings. 145 reviews
395Chapters
1.3Mviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Asal Abang tau, jika eneng tuh disuruh bercerai dari Abang, karena Abang dianggap miskin." Risma, seorang perempuan desa yang menikah dengan Riswan, pemuda dari luar desanya yang mengaku sebagai yatim piatu dan tidak punya sanak saudara. Rumah tangga mereka selalu dihina dan direndahkan oleh saudara-saudaranya, termasuk oleh bapaknya sendiri, Juragan Hasyim, karena kehidupan mereka yang miskin.Risma selalu membela suaminya, tidak mempermasalahkan kehidupannya yang susah karena merasa tidak pernah menyusahkan keluarga besarnya. Riswan yang penyabar walaupun selalu dihina membuat Risma merasa kesal. Risma tidak mempermasalahkan hidupnya yang susah, tetapi dia tidak terima jika orang miskin dianggap tidak punya harga diri.Riswan pada akhirnya mengetahui jika istrinya itu dipaksa untuk bercerai dengannya, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya, dan kembali lagi dengan menunjukkan siapa diri dia yang sebenarnya.

View More

Chapter 1

1. Dihina Dan Direndahkan

Bab 1.

Dari selepas Salat Subuh setelah pulang dari pasar, aku sudah di rumah Emak. Siang ini kakakku yang tinggal di Jakarta bersama anak dan cucunya akan datang mengunjungi kami keluarga besarnya di Desa Cibungah. Aku berdua dengan Emak sudah sibuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan kami masak nanti.

"Dasar bodoh! Kalau si Riswan sayang, peduli, dan mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga itu baru pantas dipertahankan. Nah ini ... laki cuma bisa nyakitin, nggak bisa nyukupin. Kerja pun cuma berkebun, masih saja disayang-sayang. Kamu itu dulu disekolahkan orang tua bukan makin pintar, malah otakmu semakin tumpul!" sentak Bapak dengan penuh emosi.

"Bang Riswan sayang, Pak dengan Risma," jawabku. “Bang Riswan juga tidak pernah menyakiti hati Risma." Sembari terus memotong daun kangkung.

"Dengan hidup susah bersamanya itu sudah nyakitin, Risma!" bentak Bapak lagi. 

"Kamu lihat tuh hidup kedua kakak dan adik-adikmu. Mereka terlihat senang gak hidup susah macam kamu. Kamu memang nggak sakit hidup susah terus?" sindir Bapak. 

Aku tertunduk diam saja tidak lagi membantah. Kata-kata menyakitkan seperti ini sudah sering kali kudengar dan bukan hanya dari Bapak saja.

Kakak lelaki nomor dua, Amran, dua adik perempuanku; Ela dan Samsiah juga sering berkata menyakitkan seperti itu. Hanya Emak dan kakak lelakiku yang nomor satu; Kang Darman, beliau yang sekarang tinggal di Jakarta yang tidak pernah menghina kehidupan susah yang terjadi di dalam rumah tanggaku.

"Sudahlah, Pak, jangan mengomeli Risma terus. Dia pun tentunya tidak mau hidup susah. Mungkin sudah jalan hidupnya begini, Pak," jelas Emak sembari meminta daun kangkung yang baru selesai aku potong-potong.

"Makanya dari pada dia hidup susah terus lebih baik dia cerai saja sama si Riswan!" sentak Bapak. Sekali lagi aku hanya terdiam, sakit rasanya hatiku ini mendengar ucapan Bapak.

"Tidak boleh bicara seperti itu, Pak," sergah Emak. "Bapak memang kepingin cucu-cucu Bapak tinggal terpisah sama ayahnya?" 

"Aku lebih rela anak si Risma jadi yatim atau nggak punya Bapak sekalian dari pada punya Bapak nggak guna macam si Riswan itu!" sentaknya lagi. 

Aku langsung bangkit berdiri, meninggalkan ruang tamu untuk menuju dapur.

"Lihat itu si Risma, dinasehati yang benar malah pergi menghindar. Cuma dia itu yang punya mental susah makanya dia betah hidup blangsak terus."

"Sudah, Pak, sudah ...."

Aku menangis dalam diam, air mata mengalir perlahan di pipi, sesak rasanya dadaku ini setiap kali mendengar omelan Bapak.

"Ucapan bapakmu jangan diambil hati ya, Ris," ucap Emak lembut, sembari mengusap-usap bahuku.

"I-iya, Mak," jawabku sembari mengusap air mata. Emak seperti menarik napas dalam.

"Oh, iya, Ris, itu ikan guramenya sudah dibersihkan?" tanya Emak.

"Sudah, Mak, sudah Risma cuci juga," jawabku sambil terus memotong-motong cabai dan bawang.

"Selesai ini kamu ambil ayam dua ya di kandang, dipotong sekalian. Insya Allah sebelum kakakmu dan keluarganya datang semua sudah selesai.

"Iya Mak, nanti Risma yang potong ayamnya. Sebentar lagi juga rapih ini motong-motongnya." jawabku lagi lebih mempercepat pekerjaanku.

Hari ini memang kakakku yang paling tertua akan datang dengan keluarganya dari kota. Kang Darman seorang pengusaha yang sukses di Jakarta. Dua anak perempuan dan menantu-menantunya pun punya kehidupan yang enak di sana dan karier yang bagus.

Kami yang di kampung pasti akan sibuk jika mendapat kabar Kang Darman ingin pulang. Terutama aku yang selalu diandalkan Emak untuk membantunya di dapur dibanding kedua adik perempuanku.

Andai saja Emak tidak menyuruh aku untuk membantunya, aku pun sebenarnya segan karena selalu saja kata-kata hinaan yang akan sering kudengar.

"Mak, potong ayamnya nanti, yah? Risma mau marut kelapa dulu buat bikin santan." tanyaku pada Emak dan beliau hanya mengangguk.

"Kalau Kang Darman mau datang ke sini kesempatan ini buat anak Teh Risma. Yuli dan Neti, buat makan enak," sindir Ela, adik yang tepat di bawahku sembari mencomot tempe yang baru digoreng Emak dan langsung memakannya. 

Yuli dan Neti adalah dua anakku yang berusia lima dan empat tahun. Setelah enam tahun aku berumah tangga dengan Bang Riswan, kami memang selalu diperlakukan beda terutama oleh Bapak, kakeknya sendiri. Kedua anakku itu selalu diperlakukan tidak adil dibandingkan dengan cucu-cucunya yang lain.

"Nanti jika sudah selesai jangan semua-mua serba dibungkus buat dibawa pulang Teh Risma, macam orang kelaparan saja," nyinyirnya lagi.

'Ya, Allah' bisikku lirih dalam hati, selalu diam dan terus berusaha sabar. Selain diam dan sabar apalagi yang orang susah punya bisa lakukan? 

Suamiku yang saat menikah denganku adalah seorang perantauan di kampung ini, yang mengaku sebagai yatim piatu dan tidak punya saudara ini memang selalu menekankan tentang sabar dan diam dalam keikhlasan walaupun dihina orang.

"Dipuji tidak membuat derajat kita lebih tinggi dihina pun tidak membuat derajat kita lebih rendah di hadapan Tuhan." Begitu selalu ucap Bang Riswan. 

Jika aku mengeluh tentang sikap keluargaku, Bang Riswan selalu menguatkan aku dengan pelukan hangatnya.

"Sabar ya, Neng." Hanya itu yang selalu dia bisikkan.

___

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
83%(121)
9
1%(2)
8
4%(6)
7
0%(0)
6
1%(1)
5
0%(0)
4
1%(1)
3
0%(0)
2
5%(7)
1
5%(7)
9.2 / 10.0
145 ratings · 145 reviews
Write a review
user avatar
Asryah.a.t
Ceritanya bagus, seru, tapi sedikit saran. Tolong di perhatikan lagi penulisannya:)
2024-10-04 18:09:31
0
user avatar
Bella
...️...️...️...️...️
2023-02-05 20:45:45
1
user avatar
Lengkunglangit
lancar untuk season dua nya kak.. semangat.. i'll wait
2022-12-11 22:04:20
1
user avatar
Eka Windiah
mana kelanjutannya...nggak enak bangettt baca nggak ada endingnya
2022-11-10 20:11:35
1
default avatar
emhasby
Ceritanya bagus sekali tapi sayang penulisnya pergi begitu saja tanpa memberikan ending yg jelas. sudah berhari hari ditunggu gak ada update nya.
2022-11-10 12:49:22
1
user avatar
Wiwit Sunarti
mgkn karna lama up nya jd disc 50% atai karna apa ya ?
2022-11-04 12:38:11
0
default avatar
Parid Herman
Novelnya bagus tapi lama2 kita yg miskin
2022-11-04 06:41:36
1
user avatar
Lengkunglangit
bab 268 ada 2??
2022-10-25 06:08:11
0
user avatar
Roziq Ahmad
nunggu bab ya 1 minggu bacanya 1 menit...
2022-10-21 03:22:01
0
user avatar
Paijem KGP
turut berduka cita,semoga almarhum husnul khotimah
2022-10-08 20:31:03
1
user avatar
Wiwit Sunarti
turut berduka cita
2022-10-08 10:37:56
1
user avatar
Budi Santoso
kehabisan alur cerita apa ya..kok udah gk ada update bab lagi
2022-10-05 20:36:28
0
user avatar
Siti Khoiriyah
kok lama gk di up lg..masih lanjut kah udah di tunggu kelanjutnya kok gk di updet.
2022-10-01 10:11:33
0
user avatar
Ryana Adhitia
lama banget updet nya
2022-09-27 23:19:39
3
user avatar
Sri Wahyuni
cepetan update bab baru kak???
2022-09-27 16:54:16
3
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 10
395 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status