LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)

LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1)

Oleh:  Buluh Perindu   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
136Bab
37.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ranti memilih melepaskan Bayu, laki-laki yang sudah membersamainya selama lima belas tahun menjalani kehidupan rumah tangga. Bukan karena hadirnya orang ketiga dalam pernikahan mereka. Ranti sadar jika dirinya tak akan pernah diterima oleh keluarga suaminya itu. Sekeras apa pun dirinya berjuang. Tak hanya ucapan, tuduhan dan fitnah keji pun selalu dilontarkan kepada Ranti oleh ibu mertua dan saudara iparnya. Padahal selama ini Ranti selalu berjuang untuk keluarga suaminya itu. Tapi mereka tak pernah menghargai. Bahkan pada saat suaminya terpuruk, tak ada ibu mertua dan para saudara iparnya itu mendampingi. Ranti berjuang sendirian. Bagaimana lika-liku kehidupan rumah tangga Ranti hingga akhirnya memutuskan melepaskan lelaki yang dicintainya itu? Prahara apa saja yang terjadi dalam biduk rumah tangga pasangan suami istri itu?

Lihat lebih banyak
LEBIH BAIK KITA BERPISAH (Season 1) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Afri Yanti
kapan lanjutan x ni
2023-01-18 18:11:48
0
user avatar
Wahyuni
lanjut thor
2022-12-28 21:23:41
0
user avatar
Wahyuni
kapan dilanjut nih
2022-12-25 15:54:57
0
user avatar
Uswatun Hasanah
kapan nih season 2 nya
2022-11-09 19:38:05
0
user avatar
Uswatun Hasanah
ayo dong Thor lanjut season 2 nya
2022-09-12 13:39:28
0
user avatar
LiaKim??
lanjut kak
2022-09-09 18:56:49
0
user avatar
Rizka Fhaqot
semangat thor
2022-07-13 18:30:57
0
user avatar
Buluh Perindu
Ramaikan Kakak semua ya
2022-07-01 16:19:57
2
136 Bab
Keputusan
"Aku lelah dengan semua ini, Bang. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat."Ranti terisak. Menahan ledakan tangis sedapat mungkin agar tak terdengar anak-anaknya."Abang tahu, Dek. Tapi bukan dengan cara seperti ini untuk menyelesaikannya."Laki-laki itu beranjak, merangkulnya dalam dekapan erat. Membenamkan kepala istrinya ke dada bidang yang juga merasa sakit dengan semua kenyataan yang terjadi."Yang terpenting kita, Dek. Cinta kita. Kepercayaan di antara kita. Bukan tentang mereka."Ranti mendongakkan kepalanya. Menatap laki-laki itu. Suaminya yang telah berjuang memperjuangkan cinta mereka."Tapi mereka keluargamu, Bang. Tak ada kata mantan adik ataupun mantan kakak. Yang ada mantan istri. Hubungan kalian bagaikan air, tak akan putus walaupun dicincang. Jangan jadikan aku sebagai penghalang. Aku ikhlas."Netra mereka saling bertemu. Ranti mencoba meyakinkan Bayu, suaminya bahwa pilihan ini adalah yang terbaik. "Anak-anak kita, Dek. Mana yang lebih berharga? Saudara-saudara Aba
Baca selengkapnya
Rumah Mertua
Ranti ragu melangkahkan kakinya mengikuti jejak Bayu, laki-laki yang telah menghalalkan dirinya seminggu yang lalu. Tiga tahun menjalin hubungan dengan laki-laki yang berasal dari pulau yang berbeda cukup untuknya memantapkan hati. Melabuhkan hati pada Bayu, kakak tingkatnya sejak duduk di tahun kedua dirinya menjadi mahasiswi. Ajakan menikah sudah dilakukan Bayu sejak dua tahun yang lalu. Tepatnya saat hari wisuda Bayu, laki-laki yang sekarang menjadi aparatur negara itu melamarnya."Dek, Abang akan kembali ke daerah. Ada penerimaan pegawai di sana. Abang rasa lebih baik kita halalkan dulu hubungan kita ini. Biar hati kita saling terikat, walau jarak memisahkan kita sementara ini."Bayu menyampaikan niatnya untuk menikahi Ranti kala itu, saat keduanya menghabiskan malam di warung tenda pinggir jalan. Menikmati ayam bakar dengan nasi dan lalapan, cukuplah untuk santapan anak kuliahan."Kalau memang kita jodoh, tak akan kemana Bang. Adek harus men
Baca selengkapnya
Pagi Yang Dramatis
Azan Subuh sayup terdengar. Ranti menarik selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke arah leher. Dinginnya udara pagi benar-benar terasa menusuk tulang. "Dek, bangun dulu. Subuh bareng yuk!" Terdengar panggilan Bayu sambil menggoyang-goyangkan ujung kakinya. Sontak saja membuat Ranti terpaksa harus membuka matanya."Luar biasa capeknya, Bang. Tulangku remuk semua rasanya."Ranti mengucek matanya. Menyibak selimut yang menutupi tubuhnya seraya meluruskan  kedua tangannya ke samping kiri dan kanan serempak. "Nanti habis salat, tidur saja lagi."Tampak Bayu sudah siap dengan baju koko dan sarungnya. Air wudhu membasahi wajah laki-laki itu. "Abang sudah wudhu ya? Nggak salat ke masjid?" tanya Ranti seraya bangun dari tempat tidur. Mendudukkan tubuhnya di sisi kasur seraya memandang suaminya.  "Sudah. Abang salat di rumah saja. Masjidnya agak jauh. Lagipula udaranya dingin banget. Dari tadi Abang bangunkan. Adek tidurnya pu
Baca selengkapnya
Fitnah
Ranti tertegun dalam diamnya. Lidahnya terasa kelu seketika. Netranya mengembun. Sekuat tenaga Ranti mencoba menahan genangan air yang siap meleleh dari pelupuk matanya.Pernikahan yang selama ini menjadi dambaan ternyata tak seindah khayalan. Tak cukup cinta antar dua insan, ada keluarga besar kedua belah pihak yang ikut disatukan."Maaf, Bu. Ranti tak paham dengan kebiasaan di rumah ini. Nanti Ranti akan coba menyesuaikan diri."Akhirnya kalimat itu yang terucap dari bibir Ranti. Bukan karena rasa bersalah, namun lebih pada alasan agar tak memperpanjang masalah. Ranti merasa tak ada yang salah dengan dirinya. Pergi mengikuti ajakan Bayu bukan karena tak ingin mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah ini, Ranti siap untuk mengerjakan pekerjaan apapun."Kalau tak paham itu bertanya, jangan diam saja. Pas orang ribut baru mengaku tak paham."Ririn, adik bungsu Bayu tiba-tiba muncul di belakang Ranti sembari memegang sapu plastik di tangannya.
Baca selengkapnya
Dari Titik Nol
Ranti menjatuhkan pilihannya pada rumah ini. Rumah kecil bercat biru muda dengan suasana perumahan yang belum terlalu ramai. Harga kontrakan yang ditawarkan pun tak terlalu mahal untuk ukuran pasangan suami istri yang baru akan memulai babak baru kehidupan.Pemilik rumah, Pak Imam hanya meminta Ranti dan Bayu untuk merawat dan menjaga rumah itu dengan sebaik-baiknya, layaknya rumah sendiri. Pak Imam memang hanya menjadikan rumah tersebut sebagai investasi jangka panjang. Sebagai seorang pegawai dengan jabatan kepala bidang di kantor Bayu, harga cicilan rumah itu tentulah tak membebani beliau dan istrinya. Apalagi mengingat istri Pak Imam sendiri merupakan salah seorang pegawai dengan jabatan yang sama, meski di kantor yang berbeda."Alhamdulillah, Pak Imam baik ya, Bang. Tahu kalau kita lagi tak punya banyak uang saat ini," ujar Ranti setelah sosok pemilik rumah menghilang dengan kendaraan roda empatnya.Ranti dan Bayu baru saja melakukan akad kontrak atas rumah yan
Baca selengkapnya
Selamanya Dia Tetap Anakmu
Ranti dan Bayu baru saja menyelesaikan rutinitas tiga rakaat di penghujung senja yang semakin menggelap. Wujud ketaatan pada Sang Pencipta. Tak lupa memanjatkan doa agar segalanya dipermudah. "Nanti kita pamitan dulu sama Bapak dan Ibu, ya! Mau makan di rumah dulu sebelum berangkat?" tanya Bayu saat Ranti mengulurkan tangan, mencium takzim tangan kanannya. Masih di atas hamparan sajadah, keduanya duduk berhadapan."Makan nasi bungkus saja, Bang. Kita beli nasi di warung, makannya di rumah kita saja nanti."Bukan tanpa alasan Ranti menolak makan malam di rumah mertuanya. Tak ingin menjadi sesalan sat ada ucapan yang menyinggungnya nanti. Bukan Ranti berburuk sangka, tapi hanya ingin menyelamatkan telinga dan hatinya atas sesuatu yang bisa terjadi nanti.Berbekal pengalamannya tadi pagi, bukan tak mungkin akan ada ucapan pedas saat nasi putih hendak masuk ke mulutnya nanti. Seharian tak ada di rumah, membantu pekerjaan rumah pun tak dilakukannya. T
Baca selengkapnya
Pertemuan Tak Terduga
"Bang, kelihatannya di sini agak susah cari angkot ya?" tanya Ranti seraya tangannya sibuk mengelap kaca jendela dengan cairan pembersih dan kertas koran.Rumah yang sejak awal pembangunan belum pernah ditempati membuat debu dan bekas tetesan cat agak lengket di kaca. Bayu sendiri sedang mencabuti rumput-rumput liar di halaman depan rumah. Tak ada cangkul, tangan saja yang dikerahkan."Namanya juga perumahan, Dek. Nggak mungkinlah angkot masuk untuk mencari penumpang. Kalau mau pergi kemana-mana naik ojek online saja."Hari pertama di rumah kontrakan membuat Bayu dan Ranti memilih untuk fokus membersihkan bagian luar rumah. Bagian dalam rumah telah mereka bersihkan kemarin. Tinggal nantinya mencari perlengkapan rumah tangga yang dirasa tak ada dan memang betul-betul diperlukan.Sebagai pasangan suami istri yang baru menapaki kehidupan baru, mereka tahu jika tak mungkin menyediakan fasilitas rumah yang langsung lengkap saat ini. Dengan kondisi hany
Baca selengkapnya
Kakak Ipar
"Kak Dinda??" Bayu menatap wanita yang sedang berdiri di belakang mereka. Wanita yang menjadi kakak iparnya karena menikah dengan kakak sulungnya, Bang Ilham.Ranti menegakkan tubuhnya dan menyodorkan tangan sebagai bentuk penghormatan pada wanita itu. Acuh tak acuh, wanita itu menyambutnya."Kakak belanja juga?" tanya Ranti seraya tersenyum. Ranti hanya mengenal sosok Dinda saat pertemuan pertama mereka. Saat akad dan resepsi pernikahannya dan Bayu. Tak banyak sapa yang terucap di antara mereka kala itu mengingat Ranti sedang fokus menjalani segala prosesi acara pernikahan mereka.Wajah Dinda tampak datar, tak ada senyum menghiasi wajah perempuan yang mengenakan kerudung coklat itu. Bahkan sekadar untuk membalas senyuman yang dilemparkan Ranti. Tatapannya menelisik pada kantung plastik yang ada di tangan Bayu."Ya iyalah, namanya juga di pasar. Kalau bukan belanja mau ngapain? Nongkrong gitu?"Jelas, Ranti menjadi tak enak hati. Niat ingin beramah-tamah ternyata tak mendapat balasan
Baca selengkapnya
Tamu
Untuk ikan, sayuran, dan bahan dapur digantung di bagian depan motor Bayu yang memang memiliki cantolan. Tinggallah si cobek yang sekarang duduk manis di pangkuan Ranti. Jelas, Ranti agak sedikit kesusahan membawa peralatan dapur dari bahan batu itu dengan posisi duduk menyamping di motor"Rumah Bang Ilham memang tak jauh dari sini, Dek. Hanya arah beda arah. Nanti kapan-kapan Abang ajak ya ke sana!" ujar Bayu seraya mulai menjalankan motornya. " Iya, Bang." Terdengar jawaban dari Ranti yang duduk di boncengan Bayu. Bayu tak dapat melihat ekspresi istrinya saat mengiyakan ajakannya itu.Entah apa yang dirasakan Ranti saat ini setelah mendengar semua perkataan Kak Dinda tadi. Untung saja, Bayu sempat memotong ucapan wanita itu. Jika tidak, rentetan kalimat tak jelas akan semakin panjang mengalir dari bibirnya.Selama ini Bayu memang tak terlalu akrab dengan kedua kakak iparnya, baik istri Bang Ilham, kakak sulungnya maupun istri Bang Anwar, kakak keduanya. Entah mengapa, selain karena
Baca selengkapnya
Tetangga Depan Rumah
"Dian ...????" ucap Bayu dengan nada terkejut.Wanita yang ada di hadapan Bayu tampak menunjukkan ekspresi yang sama juga."Bang Bayu ...."Bayu dan wanita itu tampak sama-sama tak menyangka akan sosok yang ada di hadapan mereka. "Abang yang tinggal di rumah ini?" tanya wanita yang dipanggil dengan nama Dian oleh Bayu tadi.Ranti yang sempat mendengar percakapan di ruang depan bergegas mengakhiri suapan nasi dari piring ke mulutnya. Dengan cepat, Ranti mencuci tangan dan mengelapnya dengan selembar serbet bersih. Langkah kaki diayunkannya menuju sumber suara.Dua sosok saling berhadapan menjadi pandangan netra Ranti saat mendekati pintu depan. Jelas sekali, keterkejutan tampak dari wajah suaminya dan wanita yang ada di hadapannya itu. Siapakah wanita itu? Apakah Bayu mengenalnya hingga raut wajah suaminya terlihat seperti seakan tak percaya dengan sosok yang ditemuinya itu?"Eh, iya. Sejak kemarin. Bersama istriku," ujar Bayu sembari menggaruk tengkuknya yang Ranti yakin sebenarnya ta
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status