Terpikat Janda Tajir

Terpikat Janda Tajir

Oleh:  Diganti Mawaddah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.4
41 Peringkat
115Bab
123.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dewasa 21+ Jaja memang jarang sekali jatuh cinta, semua itu karena ia tidak cukup percaya diri dengan keadaan ekonominya yang masih berantakan. Bekerja sebagai operator mesin di sebuah pabrik, tidak serta merta membuatnya banyak didekati wanita. Namun saat bos pemilik pabrik tempat ia bekerja meninggal, Jaja malah jatuh cinta pada janda bosnya. Yasmin Maulia berhasil membuat Jaja bucin hingga ke ubun-ubun. Dijamin seru dan juga kocak. Selamat membaca

Lihat lebih banyak
Terpikat Janda Tajir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Agus Irawan
hai kak mampir ke Novelku juga. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena"Agus Irawan. yuuk mampir kak.
2023-05-18 23:07:39
1
user avatar
Guntur Angin
bagus bnget ceritanya
2023-01-24 01:55:54
0
user avatar
Diganti Mawaddah
Sequelnya sudah muncul di aplikasi ya. Judulnya " Dosen Dudaku" selamat membaca
2022-11-09 21:58:52
0
user avatar
Ambar Istiyawati
bagus banget
2022-11-01 14:07:17
0
user avatar
Anto Lakers
kpan lanjutx crta bosqu
2022-10-18 07:12:01
1
user avatar
Herdi Mabuka
ceritanya bagus lucu saya sangat suka
2022-10-03 04:03:35
1
user avatar
Siswanto Illah
bagus novelnya saya suka
2022-09-22 15:13:57
2
default avatar
UsmanMa11253455
lanjutan nya bosku
2022-09-08 06:17:01
0
user avatar
Idham Ismail
Ceritanya bagus..
2022-08-30 12:09:20
0
default avatar
UsmanMa11253455
lnjutn ny kk knp harus Stu episode aja kk
2022-08-24 20:26:26
0
default avatar
UsmanMa11253455
bosku jgn lm2 smbungn nya
2022-08-18 20:58:43
0
default avatar
budibudi180719992
kok cuma 1 bab aja kak
2022-08-17 21:01:28
0
user avatar
zack bloods
katanya 2 bab sehari ko ini cuma satu bab
2022-08-16 22:35:48
0
default avatar
bebekmam
cerita nya bagus
2022-08-16 20:18:43
0
user avatar
Kimberlin Tan
ceritanya bagus
2022-08-15 21:15:45
0
  • 1
  • 2
  • 3
115 Bab
Yasmin 1
Jangan lupa simpan di reading list kamu ya.🥰😘😘Selamat membaca.Jaja dan Nanang sedang menikmati makan siangnya di kantin pabrik. Seperti biasa, Jaja hanya membawa lauk nasi dan ikan goreng, lalu dibaluri kecap, sedangkan Nanang bekal makan siangnya disiapkan oleh Nunung, pacarnya. Ada tumis kangkung dan ayam goreng.Jaja melirik kotak bekal Nanang. "Enak bener dah ah, yang punya pacar. Dimasakin terus," goda Jaja sambil mencolek lengan Nanang."Makanya lu, Ja. Kalau cari calon istri, janda aja. Selain jago masak, pinter nyari duit, pasti pinter juga wik..wiik..wiikk...!""Lha, bunyi kasur gua itu." Jaja terbahak, begitu juga Nanang.Huukk!Huuk!Jaja tersedak tulang ikan. Air matanya meleleh."Tulang...tulang...tolong!" susah payah Jaja meminta tolong pada Nanang, namun Nanang tidak paham juga. Ia berlari ke tenda penjual nasi campur."Mbak, tolong ... nasi...!""Pake lauk apa?""Gak...pake... lauk!" terputus-putus Jaja bicara pada pelayan warung."Nasinya aja?" tanya pelayan waru
Baca selengkapnya
Yasmin 2
Dian dan Yuni lebih dahulu sampai di kediaman keluarga almarhum bos mereka. Suasana duka masih terlihat sangat kental, para sanak famili juga masih silih berganti keluar masuk dalam kediaman keluarga almarhum Arman. Ada kurang lebih karangan bunga ungkapan duka cita yang dikirimkan oleh para relasi, sahabat dan keluarganya.Dian memarkirkan motornya di samping sebuah pohon besar. Ada juga beberapa motor sudah terparkir disana. Siapa sih yang tidak kenal dengan kawasan Pondok Indah. Semua orang begitu familar dengan nama tersebut. Tidak ada rumah tipe tujuh puluh disana. Semua rumah terhiung ratusan meter."Jaja ke mana sih?lama bener!" Gerutu Dian sambil membetulkan posisi kerudungnya."Mampir dulu kali beli air, kasian haus karena gowes," Sahut Yuni ikut duduk di atas motor Dian."Eh, panjang umur lu, Ja. Baru disebutin udah nongol.""Aamiin ya Allah. Semoga gue panjang umur." Jaja menyandarkan sepedanya di pohon besar. Matanya menatap jejeran karangan bunga yang memenuhi sepanjang j
Baca selengkapnya
Yasmin 3
Jaja menjadi bulan-bulanan di pabrik, bahkan sudah tiga bulan berlalu dari kejadian paling memalukan dalam hidupnya. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan. Sudahlah nyungsep di depan orang banyak, celana sobek. Pada saat mau pulang, sepatu sebelah kiri, raib entah kemana. Ditambah badan masih pada bentol digigit semut.Jadilah Jaja menggowes sepedanya hanya menggunakan sepatu sebelah kanan. Yuni dan Dian bahkan tidak bersimpati sama sekali, mereka malah terbahak hingga meneteskan air mata."Kalau gue jadi lu, sih. Mending gue bunuh diri saat itu juga," ledek Janu sambil terkekeh. Diikuti ledak tawa yang lainnya.Saat ini mereka sedang berkumpul di kantin pabrik. Sedang istirahat dengan jam bergantian."Udah sih, jangan dibahas!" Jaja bersungut, wajahnya berubah jadi bete. Jangan ditanya lagi bagaimana malunya dia, nyungsep di depan orang yang sedang berduka. Hingga semua yang hadir disana ikut tertawa. Bahkan Reza anak almarhum bos Arman, terbahak sampai terbatuk-batuk."Jaja...
Baca selengkapnya
Yasmin 4
"Mmm...saya mau bicara sesuatu." ujar Malik pelan, suaranya terdengar sedikit ragu. Yasmin yang baru saja fokus pada laptopnya, akhirnya menoleh pada Malik. Wajah Malik terlihat tegang."Iya silahkan!ada apa?""Mmm...tapi kamu jangan tersinggung ya?""Iya, ada apa sih?" kening Yasmin sampai bertaut, menanti apa yang akan Malik utarakan."Bagaimana kalau saya menggantikan posisi almarhum Arman di hati kamu?"****Suasana ruangan Yasmin mendadak hening. Yasmin nampak cukup syok dengan apa yang baru saja ia dengar. Malik adalah teman dekat suaminya, lelaki yang juga menyukai Yasmin sejak bangku kuliah. Meskipun Malik dua tahun lebih senior dari Arman, namun mereka dekat karena sama-sama aktifis pendaki gunung.Ternyata hingga saat ini, Malik belum juga move on dari Yasmin. Terbukti, sampai saat ini ia masih single. Dan lelaki di depan Yasmin ini, sedang menatapnya dengan penuh takjub."Maaf, Mas. Jika tidak ada hal penting lainnya untuk dibicarakan, lebih baik mas Malik kembali ke ruanga
Baca selengkapnya
5. Kesialan Bertubi-tubi
Jaja mandi terburu-buru setelah mendengar ucapan bapaknya, yang akan menjual sepeda butut miliknya. Suara bu Ambar, ibunya Jaja tidak terdengar, padahal sedari tadi Jaja memanggil-manggil ibunya.Masih menggunakan handuk saja, Jaja berlari ke depan rumah kontrakannya. Benar saja, sepeda butut miliknya sudah tidak ada di teras. Wajahnya berubah kesal dan marah, dengan serampangan ia memakai sendal dan pergi menyusul tempat biasa bapaknya berjudi dan mabuk-mabukan.Tak dipedulikannya kekehan tetangga melihatnya bertelanjang dada. Malah mereka seakan mendapat tontonan gratis dari lelaki kampung yang lumayan tampan. Perut rata dan aroma sabun serta sampo sehabis mandi, membuat ibu-ibu yang sedang berada di depan rumahnya, melongo melihat Jaja berjalan terburu-buru."Seksi amat, Ja. Ga dingin itu!" celetuk salah satu tetangga Jaja."Coba laki gue, perutnya kayak Jaja." Celetuk yang lainnya."Duh, gue gerah mak, liat perut Jaja."Dan entah apa lagi godaan dari para tetangga yang rata-rata i
Baca selengkapnya
Yasmin 6
Suara yang keluar dari arah belakang Jaja berdiri, tentu saja membuat karyawan yang berada tidak jauh dari tempat Jaja menoleh, bahkan mereka ikut melotot kaget seperti bu Yasmin dan Jaja. Jaja sendiri, sudah menutup pantatnya dengan tangan kiri, namun bau semerbak itu telanjur melayang di udara dan ditangkap oleh indera penciuman setiap orang yang ada disana.Kepala Yasmin saja sampai sempoyongan dan perutnya bergejolak, ia berusaha mati-matian menahan mual karena bau busuk yang keluar dari pantat salah satu keryawannya.Teman-teman Jaja tidak berani tertawa, karena masih ada bos mereka yang menatap tajam pelaku penyebaran bau busuk.Rahang bu Yasmin mengeras marah, karyawan yang sangat kurang aja, pikirnya. Tangannya yang putih, sedang menutup hidung sekaligus mulutnya.Jaja sudah menunduk malu, bahkan sangat malu. Ya Allah, Jaja rasanya ingin mati saja saat ini. Air matanya sudah menggenang, tanda ia benar-benar dalam keadaan tidak ada harga dirinya lagi."Kamu ke ruangan saya seka
Baca selengkapnya
Yasmin 7
Pagi yang cerah, matahari sudah tampil sangat cantik pada pukul tujuh pagi. Disebuah gang kecil, seorang ibu sedang menjemur bayinya penuh suka cita. Tidak jauh dari sana, seorang wanita paruh baya, menjemur ibunya yang sudah sepuh, duduk di kursi roda, sambil berbincang dan memijat lembut tangan wanita sepuh itu. Mata mereka melihat ke arah ujung gang buntu itu, dimana ada tumpukan warga yang cukup ramai.Warung nasi uduk dan lontong sayur yang ramai didatangi warga, apalagi masih baru. Dan rasanya lumayan enak. Ialah bu Ambar, ibu dari Jaja yang berjualan nasi uduk, lontong sayur dan aneka gorengan. Lelaki muda yang sebenarnya memiliki wajah tampan tapi tidak terurus itu, ikut melayani tetangga yang membeli sarapan di warung nasi uduk ibunya. Walaupun hanya beralaskan meja yang sedikit lagi rubuh, namun bu Ambar dan Jaja tetap semangat melayani pembeli."Jaja ga kerja?" Tanya seorang wanita muda yang usianya tidak jauh dari Jaja."Kerja, May. Nanti jam delapan berangkat." Sahutnya s
Baca selengkapnya
Yasmin 8
Reza masih saja menunduk. Ia tidak berani menatap wajah ibunya yang saat ini sepertinya sedang tidak suka dengan yang tadi dia lakukan. Berkali-kali Yasmin menarik nafas panjang, ia harus menyusun kalimat yang tepat dan mudah dipahami oleh anak seusia Reza."Kenapa Abang tadi dorong amih?""Maaf amih," sahut bibir mungil Reza, masih sambil menunduk."Tidak boleh seperti itu lagi ya, Bang!"Reza mengangguk. Kali ini ia mencoba melihat wajah ibunya yang sudah terlihat lelah."Abang kesepian, abang mau punya teman, abang mau punya adik," ucap Reza dengan wajah sedih. Yasmin terperangah dengan ucapan anak lelakinya."Abang bosan main sama oma, opa, kakek, nenek, Mba Narsih. Abang bosan!"Kali ini wajah Reza cemberut. Yasmin mendekati Reza lalu memeluknya."Kan ada adik Sarah, adik Naomi.""Abang mau adik dari perut Amih." Reza menunjuk perut Yasmin.Mata Yasmin berkaca-kaca, sebelum suaminya sakit. Ia sudah membuka alat kontrasepsi IUD agar ia segera diberi keturunan lagi. Namun, baru dua
Baca selengkapnya
Yasmin 9
Yasmin dan Jaja kini duduk di ruangan Maria. Suasana pagi yang awalnya ceria, mendadak panas saat Yasmin menarik Jaja naik ke ruangan Maria. Bahkan Maria dan chef Rahman yang sedang asik berdiskusi, ikut terusir dari ruangan."Ada apa sih?" Tanya Maria pada Faisal. Wajahnya masih kebingungan, saat turun dari lantai dua ruangannya.Faisal hanya mengangkat bahunya tidak paham."Emang Yasmin kenal dengan Jaja? Jaja kan baru berapa hari kerja." Tanya Maria lagi pada Faisal, lagi-lagi Faisal mengangkat kedua bahunya sambil mencebik."Sakit bahu lu ya, Sal. Dari tadi ditanya cuma angkat bahu. Udah sana ke dapur!" Titah Maria dengan wajah sewot.Sementara itu, di ruangan Maria. Yasmin tengah duduk dengan wajah tegang. Ia menatap Jaja dengan tajam, lelaki di depannya ini masih berdiri dengan menundukan wajah."Kamu tahu kesalahan kamu apa?" Lantang suara Yasmin bertanya pada Jaja."Tahu, Bu. Soal nyamuk tua"."Siapa nyamuk yang kamu maksud?""Hewan serangga, Bu." sahut Jaja dengan polosnya,
Baca selengkapnya
Yasmin 10
Sejak kejadian memalukan dua hari yang lalu, Yasmin tidak pernah datang lagi ke resto. Rasa malu dan kesal yang sudah sampai ke ubun-ubun. Dimana dirinya telah tanpa sengaja jatuh di atas tubuh Jaja, karyawannya. Yang lebih memalukan lagi, lelaki brondong itu malah pingsan karena tertindih oleh tubuhnya yang montok.Yasmin menepuk-nepuk jidatnya, kenapa ingatan kejadian memalukan itu selalu saja datang di kepalanya?. Apa dia segendut itu? sehingga mampu membuat lelaki itu pingsan. Yasmin menoleh ke arah cermin yang tepat berada di depan ranjangnya. Mutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri.Sepertinya tidak gemuk apalagi gendut, dengan memiliki tinggi 170cm dan berat 65kilogram. Ia rasa ia hanya montok saja. Aah...pusing-pusing."Amih kenapa?pusing?" Tanya Reza saat melihat ibunya menepuk-nepuk kening di atas ranjang."Iya, Bang. Sedikit kok!" Sahut Yasmin, sambil menarik tangan Reza agar duduk di dekatnya."Ada apa sayang?""Abang mau beli buku, Amih. Buku dinosaurus.""Oh, gitu. Oke! Seka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status