Kursi Panas di Kantor

Kursi Panas di Kantor

Oleh:  JEMMA JEMIMA  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 Peringkat
118Bab
22.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Giselle Putri Natapradja, gadis cantik ambisius - seorang konsultan senior yang mengidamkan posisi Partner yang sedang kosong di kantornya The Converge. Bosnya mengatakan jika posisi itu terbuka baik untuk para konsultan The Converge yang memiliki rekam jejak terbaik. Giselle sudah cukup yakin kalau dia yang akan dipromosikan, namun ternyata The Converge justru memberikan posisi impian Giselle itu kepada Akira Hangga Aryanto - konsultan senior dari Big Four yang sudah malang melintang di dunia kerjanya. Sialnya bagi Giselle, Akira pernah menjadi partner One night stand-nya saat dia hancur dan diselingkuhi oleh mantan kekasihnya dulu! Kesal karena impiannya dijegal di awal oleh Akira, Giselle memutuskan untuk melaksanakan taruhan dengan Akira, bahwa siapapun yang berhasil membawa proyek yang nilainya lebih besar, maka dia yang berhak untuk mendapatkan posisi Senior Partner di kantor The Converge. Giselle dan Akira saling membuktikan satu sama lain, jika hanya mereka yang pantas untuk posisi tersebut, meskipun di tengah-tengah persaingan yang sengit, mereka harus mengontrol gairah mereka yang semakin tak bisa ditahan satu sama lain!

Lihat lebih banyak
Kursi Panas di Kantor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
zou e
kereeennn!!! baru baca prolog aja dah nyaman.. akhirnya nemu juga bacaan yg sesuai minat. Seringkali dapet tema yg sesuai tp tulisan dan bahasa nya gk enak, gk nyaman bgt.. walaupun aku lebih suka tema yg fantasi fiksi, tp suka bgt dgn cara penulisannya.. mantap Thor!
2023-12-10 12:51:32
3
user avatar
carsun18106
keren!!! tema cerita yg ngga pasaran, alur dan pace nya pas, tulisannya rapi, bahasanya classy tapi ngga muluk2, walaupun menceritakan kaum high class tapi ngga memberi kesan tak tergapai
2023-07-03 18:27:03
2
user avatar
MLie
yuk semangat thor ...
2023-05-20 20:27:23
2
user avatar
miss calla
Ini masih up gak? Pengen baca tapi takut nanggung udah sampe last gak ada sambungnya.
2023-05-16 11:27:33
1
user avatar
Margaretha Limanta
dilanjutin donk ceritanya thor. suka banget
2023-04-04 14:42:47
2
user avatar
Ulka Melisa
waaah iseng2 baca taunya bagus ceritanyaa suka bgt, tiap hari apa sih terbit episode nyaa, udh gasabar mau baca lanjutannya
2023-04-03 11:57:15
3
user avatar
yusi wandhini
kereen author ......... , ditunggu lanjutannya Thor , Akira mah idaman
2023-04-02 11:30:39
2
user avatar
JEMMA JEMIMA
Terima kasih sudah membaca ceritaku
2022-11-25 18:17:37
3
user avatar
Mblee Duos
suka sama permainan bahasanya. semangat kak nulisnya... saling support yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-19 21:22:33
3
user avatar
Andri yanto
note back iblove you
2022-11-12 15:47:49
1
118 Bab
PROLOG
Royal Ruby Luxury Hotel, JakartaTiga bulan lalu... “Ugh!” kepala Giselle berdenyut begitu hebat. Mulutnya rasanya seperti habis mengunyah kapas puluhan kilo. Terasa tidak nyaman. Matanya mengerjap beberapa kali untuk mencapai fokus dan mencari waktu agar otaknya bisa berfungsi dengan normal.Di mana ini?Ruangan ini masih gelap karena tirai jendela masih tertutup. Namun secara intuitif Giselle tahu jika sekarang sudah pagi, atau mungkin siang hari. Suara derung pendingin ruangan yang stabil pun menjadikan satu-satunya sumber suara ruangan yang sunyi ini.Ah, dan tentu saja suara nafas Giselle dan pria asing yang tidur memeluknya kini. Pinggangnya terasa berat, dan ketika pandangannya jatuh menuju sumber yang memberatkan pinggangnya, dia melihat lengan kekar melingkari tubuhnya. Pun akhirnya Giselle menyadari punggungnya terasa hangat karena pelukan dari pria yang Giselle masih belum menyadari dan mengingat siapa gerangan orang ini. Astaga! Apa yang terjadi?! Dengan sedikit panik
Baca selengkapnya
Bab 1 - I hate Friday!
Giselle benci hari Jumat malam. Terutama Jumat malam seperti ini.Di saat seluruh rekan kerjanya bersuka cita menyambut akhir pekan dan melepaskan diri dari kepenatan beban dan tumpukan kerja, Giselle kini malah memilih menyibukkan diri dengan membaca ulang kontrak yang baru saja dia amankan dan dapatkan dengan Sudibyo Corporation. Sudibyo Corporation adalah salah satu perusahaan yang bisnis utamanya bergerak di bidang real estate. Meskipun tidak sebesar Danudihadjo Enterprise yang memang diakui sebagai perusahaan privat terbesar di Indonesia. Setidaknya Sudibyo Corporation memiliki rekam jejak yang baik dengan kekuatan finansial yang stabil, cenderung meningkat dan yang terpenting cukup sehat.Meskipun kini terdengar desas desus bahwa akan ada proses merger dan akuisisi antara Sudibyo Coproration dengan raksasa bisnis di Indonesia, Danudihardjo Enterprise. Salah satu mega proyek dan beberapa konsultan besar sudah siap berdiri di belakang untuk mengambil kesempatan bersejarah dalam d
Baca selengkapnya
Bab 2 - Senin Pagi
Akira Hangga Aryanto memulai Senin pagi kali ini dengan semangat baru. Ini adalah hari pertamanya pindah ke perusahaan konsultasi baru. The Converge. Perusahaan jasa konsultasi dalam negeri yang bersaing secara skala besar dengan perusahaan top 4 konsultan dari luar negeri yang memiliki kantor di Indonesia. Akira Hangga Aryanto, pria lajang berumur 29 tahun dengan darah campuran Jepang dari Ibunya – Miyaki Honda, dan setengah lagi dari ayahnya yang berasal dari desa kecil di Jawa Tengah. Secara penampilan, dia adalah tipikal eksekutif muda yang banyak bertebaran di Jakarta. Mengais rezeki dan meniti karir di berbagai lini bisnis yang ditawarkan oleh Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Citra Akira sebagai eksekutif muda dengan gaji tinggi terukir jelas dari cara berpakaiannya yang biasanya selalu dilengkapi dengan kemeja, dasi sutra dan terkadang memakai jas hitam jika ada acara-acara formal, saat bertemu klien atau petinggi pemerintahan. Jika dia pulang bekerja atau berada di waktu lib
Baca selengkapnya
Bab 3 - Tensi Tinggi
“Uh… se … selamat pagi, uh …” Salah seorang resepsionis yang tergagap ketika melihat Akira datang ke dalam kantor membuat dirinya menahan senyum. Dia beberapa kali mengalami kejadian seperti ini, tapi tetap saja dia selalu tidak terbiasa! “Halo selamat pagi! Saya Akira, ini hari pertama saya di sini. Saya ingin bertemu dengan Pak Hasan …” ucap Akira sambil melempar senyum dan dibalas dengan raut wajah memerah dari sang resepsionis. Setelah memberitahukan namanya dan menyatakan tujuannya untuk bertemu dengan Pak Hasan, dia dibawa ke ruangan pribadi Senior Partner. “Akira! Akhirnya! Selamat datang di The Converge. Senang sekali kamu akhirnya bergabung dalam tim kami.” Pak Hasan yang tadinya sedang duduk sambil membaca sebuah berkas mendadak berdiri dan menyambutnya dengan hangat. “Ayo duduk dulu, kita bisa berbincang sebentar sebelum saya mengenalkan kamu dengan rekan-rekan kerja di sini,” ujar Pak Hasan dengan sumringah. Akira tersenyum dan sukses membuat lesung pipinya tercetak
Baca selengkapnya
Bab 4 - Pertemuan Kembali
Pernahkah kalian dilanda kekagetan luar biasa sampai-sampai merasakan sensasi otak membeku, lidah yang menjadi kelu, dan tidak bisa merespon seluruh sensori yang berjalan di setiap momen waktu?Giselle merasakannya sekarang. Dia tadi keluar ruangannya karena dia ingin pergi ke pantry untuk mengisi ulang chamomile tea miliknya yang mulai mendingin karena suhu AC pagi ini yang begitu brutal menurutnya. “Ah, Giselle. Perkenalkan, ini Akira. Mulai hari ini dia akan menjadi bagian dari keluarga besar The Converge sebagai Partner. Dia menggantikan posisi Mas Dirga mulai saat ini.”Suara riang Pak Hasan rasanya bak petir yang menyambar di siang bolong. Ada dua hal besar yang menjadi titik perhatian Giselle seketika dia mendengar berita mengejutkan ini. Pertama, mengenai posisi yang Giselle idam-idamkan.Dan yang kedua, mengenai pria asing namun familiar yang berdiri di hadapannya; Giselle memprediksi bahwa dia sama kagetnya seperti dirinya sekarang. Giselle menggelengkan kepalanya sekal
Baca selengkapnya
Bab 5 - Taruhan
“Selamat pagi Giselle,” ujar Akira yang disambut dengan delik kesal dari pemilik bulu mata lentik si empunya nama. “Saya sedang tidak ingin berbasa-basi, Akira … ” jawab Giselle memutar bola matanya. Akira bersedekap dan menunggu lanjutan kalimat Giselle yang memang terdengar begitu hostil dan tidak bersahabat. “Kamu tahu itu posisi yang saya incar sejak Mas Dirga resign!” seru gadis itu. Rasa kesalnya tidak dia coba tutupi, dan justru diperjelas dengan dentaman tumbler stainless steel-nya yang beradu dengan meja kerjanya yang kental dengan desain khas Skandinavia lewat potongan bersih dan fungsionalnya. “Tentu saja saya nggak tahu soal itu,” kilah Akira. “Saya rasa itu urusan internal antara kamu dan Pak Hasan yang seharusnya kamu selesaikan internal dengan beliau, bukan gontok-gontokan begini sama saya,” tandas Akira. Giselle tahu itu. Tapi tetap saja dia merasa kesal serta kecewa. Satu orang yang bisa dia jadikan sebagai pelampiasan ya orang yang berada di depannya ini. Berd
Baca selengkapnya
Bab 6 - Konfrontasi
Akira mencoba menahan senyumnya melihat gestur perempuan yang entah sudah berapa kali sukses singgah dalam mimpi-mimpi indahnya di malam hari selama tiga bulan terakhir ini. “Siapa bilang aku kikuk! Mungkin dirimu saja yang terlalu kegeeran!” jawab Giselle sambil bersungut-sungut. Dia akhirnya duduk di sofa tunggal dan menghadap Akira yang sudah duduk dengan nyaman. “Kamu … ” ucap Giselle di waktu yang bersamaan ketika Akira berkata, “Giselle …”Mereka berdua kemudian terdiam sesaat, sebelum Akira akhirnya memecah suasana. “Silakan kamu duluan, ingin bicara apa?” tanya Akira seraya melemparkan senyum sopannya. Giselle mengerutkan keningnya, pertanda jika dia masih belum bisa mempercayai Akira seratus persen. Jelas sekali terlihat dari gestur tubuhnya. Gadis cantik itu akhirnya menghela nafas panjangnya. “Sebelum kita bicara lebih lanjut, saya cuma ingin menekankan, anggap saja malam itu tidak pernah terjadi.” ungkap Giselle dengan tegas. Kali ini giliran Akira yang mengerutka
Baca selengkapnya
Bab 7 - High Stake
Meminta maaf adalah satu hal yang cukup menyulitkan bagi ego Giselle. Dia tidak terbiasa untuk meminta maaf, karena apa yang dia lakukan dia rasa tak pernah salah. Dia melakukan berbagai macam hal penuh tekad dan perhitungan. Tujuannya untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang bisa saja berdampak pada orang lain, yang mengakibatkan dia harus meminta maaf sebagai bentuk tanggung jawab. Dan mengutarakan permintaan maaf kepada Akira membuatnya harus menekan egonya dalam-dalam. Dia tahu apa yang dia lakukan malam itu adalah sebuah kesalahan. Dan kini dia dikonfrontasi oleh Akira sendiri, hingga dia harus mengakui kesalahannya dan perbuatannya yang jelas membuat orang sakit hati. Akira pun sepertinya kaget dengan pernyataan maaf yang barusan Giselle ucapkan dengan terbata-bata. Dia menaikkan alis kanannya yang terlihat tebal membingkai tatapan tajamnya. “Apa yang kulakukan waktu itu tindakan pengecut,” ujar Giselle pelan. “Dan aku minta maaf untuk itu, okay?” dia menekankan sekali
Baca selengkapnya
Bab 8 - Let Seal the Deal
“Ah, halo selamat pagi Pak Darius! Bagaimana kabarnya Pak?” ujar Akira saat menerima sambungan telepon. Sorry … Akira merapalkan kata tersebut kepada Giselle, dan menunjuk ponselnya yang menginterupsi percakapan mereka. Giselle hanya bisa menghela nafasnya seraya memijat keningnya. “Ah iya benar, saya resign dari kantor sebelumnya nih, Pak Darius. Sekarang saya di The Converge sebagai partner. Ini hari pertama saya lho Pak,” Akira tertawa membalas ucapan lawan bicaranya. “Oh … boleh Pak, nanti saya atur waktu dengan PA Pak Darius agar bisa menjadwalkan meeting dengan Anda, Pak.” Setelah berbasa-basi sebentar, Akira menutup sambungan ponselnya dan akhirnya menaruh kembali ponsel miliknya di atas meja kaca ruang Giselle. “Okay, kita bisa lanjutkan lagi,” ujar Akira. Tapi sepertinya Giselle sudah malas berdebat dengannya dan menyadari jika sejak pagi tadi, mereka berdua menghabiskan energi untuk berdebat hal-hal yang sebenarnya tidak penting, tapi tetap menguras energi dan emosi
Baca selengkapnya
Bab 9 - Makan Siang di Kizahashi
GISELLEGiselle langsung kabur begitu dia mendengar denting lift menandakan mereka telah sampai di lantai 20 tempat restoran Jepang kesukaannya berada. Pertanyaan singkat yang Akira lontarkan sebenarnya membuat Giselle kelabakan. Kenapa dia membenci Akira?Sebenarnya kata membenci terlalu kuat untuk menjelaskan emosi yang Giselle rasakan jika dia berhadapan dengan Akira. Dia tidak membencinya, hanya saja dia merasa perasaannya menjadi campur aduk ketika bertemu partner ons yang ternyata kini menjadi bos barunya, terlebih lagi mengambil posisi yang sudah Giselle incar untuk kenaikan jenjang karirnya. “Bu Giselle, berarti nanti kerja bareng Pak Akira dong ya?” Rindi bertanya kepada Giselle di sela-sela waktu mereka menunggu untuk mendapatkan ruang khusus di restoran ini yang mengakomodir rombongan The Converge yang mencapai sekitar sepuluh orang. Giselle hanya tersenyum rikuh. Ya memang dia akan bekerja bersama lelaki itu. Dan itu pula sumber bad moodnya sejak tadi pagi. “Kok bis
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status