Kontrak Cinta Si Tuan Dingin

Kontrak Cinta Si Tuan Dingin

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-26
Oleh:  Gema senjaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
11Bab
13Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Demi menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan, Aira terpaksa menerima tawaran menikah kontrak dengan Alvano, CEO muda yang terkenal kejam dan dingin. Mereka sepakat untuk tidak mencampurkan cinta dalam pernikahan ini. Tapi bagaimana jika aturan itu mulai dilanggar satu per satu?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1: Tawaran Gila

“Kamu harus menikah dengannya, Aira.”

Aira nyaris tersedak kopi yang baru saja ia teguk. Matanya membelalak, menatap Ayah yang duduk tenang di seberangnya seolah baru menyuruhnya membeli roti di warung, bukan… menikah.

“Maaf, apa?” Aira mendekatkan telinganya, berharap ia salah dengar.

“Pernikahan kontrak. Satu tahun. Lalu selesai,” ulang Ayah dengan ekspresi datar.

Aira terdiam beberapa detik, lalu tertawa. “Ayah bercanda, kan? Ini semacam prank keluarga?”

Sayangnya, tak ada kamera tersembunyi. Tak ada tawa di wajah Ayah.

“Tidak ada yang lucu, Aira. Ini serius.”

Aira meletakkan cangkirnya dengan suara cukup keras. “Nikah kontrak? Sama siapa? Kenapa? Dan kenapa harus aku?”

Ayah menarik napas panjang. “Besok kamu akan bertemu langsung dengan pria itu. Tapi—”

“Jawab dulu, Yah. Aku ini barang barter sekarang?”

Suara Aira naik, emosinya terpancing. Ia bukan tipe yang bisa diam saja ketika keputusan besar seperti ini dilempar begitu saja ke pangkuannya.

Ayah terdiam. Wajahnya terlihat lebih tua dari biasanya. “Ini tentang perusahaan.”

Aira ternganga. Ia mengira ini tentang keluarga, tentang kehormatan, atau tentang utang pribadi. Tapi... perusahaan?

“Perusahaan kita?” tanyanya pelan.

Ayah mengangguk.

Aira menatap wajah Ayahnya. Lelah. Letih. Mata yang dulu penuh semangat bisnis itu kini meredup.

“Seberapa parah?”

“Kita tidak bisa lagi bayar cicilan bank bulan ini.”

“Berapa?”

Ayah ragu. Lalu menjawab dengan suara nyaris berbisik, “Dua miliar.”

Aira bersandar di kursi, berusaha menyerap semuanya. Ia sudah tahu perusahaan tekstil milik keluarganya sedang tidak baik-baik saja. Tapi ia tidak menyangka... seburuk ini.

“Dan pria itu... siapa?” tanyanya akhirnya.

“Alvano Dirgantara.”

Deg.

Nama itu menghantam seperti palu. Siapa pun yang pernah menyentuh dunia bisnis pasti tahu Alvano. CEO muda Arkana Group. Kaya, cerdas, dingin. Terkenal perfeksionis, dan kabarnya — tak pernah tertarik dengan hubungan pribadi. Apalagi pernikahan.

“Dia?!” Aira mendengus. “Apa dia nggak punya hobi lain selain menghancurkan hidup orang?”

“Aira.”

“Kenapa dia tiba-tiba tertarik menolong kita?” lanjut Aira, matanya menyipit curiga. “Dia bahkan nggak mau tanda tangan kerja sama dengan perusahaan kita tahun lalu!”

“Dia punya alasannya sendiri. Dan kamu akan mendengarnya langsung besok.”

“Besok?” Aira nyaris terbangun dari kursi. “Ayah bahkan belum tanya aku mau atau nggak, tapi udah bikin janji temu?!”

“Karena kita tidak punya banyak waktu.”

Hening. Hanya denting jam dinding yang terdengar.

Aira berdiri, memunggungi Ayahnya. Di balik tubuh tegar itu, pikirannya berputar hebat. Menikah kontrak? Dengan CEO dingin yang tak ia kenal secara personal? Ini gila. Lebih gila dari semua rencana Ayah yang pernah ia tolak sebelumnya.

“Aku nggak mau,” katanya pelan.

“Tolong pikirkan dulu.”

“Menikah bukan solusi, Yah.”

Ayah bangkit, suaranya mendesak. “Ini bukan hanya tentang kita. Ada ratusan karyawan yang akan kehilangan pekerjaan kalau pabrik tutup. Anak-anak yang nggak bisa sekolah. Ibu-ibu yang nggak bisa beli sembako. Kita bukan cuma menyelamatkan keluarga, tapi puluhan keluarga lain.”

Aira menunduk.

“Kalau bukan kamu, siapa lagi yang Ayah punya?”

Aira menggigit bibir. Ia ingin menolak. Ingin berteriak. Tapi semua itu terasa egois jika mengingat wajah-wajah para karyawan yang sering menyapanya saat turun ke lantai produksi. Orang-orang yang selama ini loyal. Yang menganggap Ayahnya seperti pahlawan.

“Aku... mau ketemu dulu,” ucapnya akhirnya. “Tapi bukan berarti aku setuju, ya.”

Ayah mengangguk. “Itu saja sudah cukup.”

---

Malamnya, Aira berdiri di balkon kamar sambil menatap lampu-lampu kota. Matanya kosong, pikirannya penuh.

Alvano Dirgantara. CEO dingin yang terkenal tak bisa disentuh, baik secara bisnis maupun emosional. Ia tahu pria itu bukan sekadar ambisius, tapi juga... tidak percaya cinta. Semua orang tahu itu. Ia membangun perusahaan seperti medan perang — tanpa ruang untuk kelembutan.

Lalu kenapa pria seperti itu menawarkan pernikahan? Dan kenapa… harus dia?

Ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi email masuk.

From:[sekretaris@arkanagroup.id]

Subject: Jadwal Pertemuan – Alvano Dirgantara x Aira Maheswari

Location: Arkana Tower, Lt. 35

Time: 10.00 AM

Aira menatap layar ponselnya lama sekali.

Ini gila. Tapi mungkin… hidup memang harus sedikit gila dulu, sebelum menemukan warasnya kembali.

Aira duduk di tepi ranjang, memandangi tangannya sendiri yang sejak tadi gemetar. Ia mengusap wajah, lalu menatap bayangannya di cermin. Sejak kapan hidupnya berubah secepat ini?

Ia bukan gadis lugu yang percaya cinta pada pandangan pertama. Ia juga bukan tokoh drama Korea yang rela menikah demi menyelamatkan perusahaan keluarga. Tapi... sekarang kenyataan menggiringnya ke situasi yang bahkan tak pernah ia tulis dalam jurnal terliarnya.

Aira menoleh ke lemari pakaiannya. Di dalamnya tergantung setelan blus putih dan rok pensil hitam — pakaian formal yang biasa ia pakai saat wawancara kerja. Lucu. Ia berpikir hari ini akan fokus memperbaiki kariernya. Tapi ternyata takdir punya agenda lain.

“Aku bukan milik siapa pun. Termasuk dia,” gumamnya pelan.

Kalau Alvano pikir dia bisa mempermainkan hidup orang semaunya, Aira janji satu hal: ia tidak akan jadi istri patuh yang menurut begitu saja. Kontrak atau tidak, Aira tetap Aira. Gadis keras kepala yang akan berdiri dengan kepalanya tegak, bahkan di depan pria seperti Alvano Dirgantara.

Ia berdiri, menatap ke luar jendela. Kota yang sama, langit yang sama. Tapi entah kenapa, semua terasa... berbeda.

Mungkin besok ia akan masuk ke kandang singa. Tapi Aira tahu satu hal:

Kalau memang harus menikah... maka Alvano juga harus siap menghadapi badai bernama Aira Maheswari.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
11 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status