Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin

Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin

last updateLast Updated : 2025-07-02
By:  Myafa Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
7Chapters
156views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi biaya perawatan sang ayah, Alana rela ikut kakaknya menghadiri pesta ulang tahun seorang teman. Ia tak tahu, kehadirannya malam itu bukan sekadar menemani, tapi ia dijual oleh kakaknya. Namun takdir bermain lain. Dalam keadaan mabuk, Alana salah masuk kamar dan justru menghabiskan malam bersama Dave-pria asing yang tak ia kenal . Pagi harinya, kemarahan sang kakak meledak karena gagal mendapatkan uang. Alana pun terjebak dalam kebingungan dan keputusasaan. Hingga Dave datang kembali, menawarkan bantuan, tapi itu tidak gratis. “Aku mau kamu menikah denganku.”

View More

Chapter 1

Bab 1 Meminjam Uang

“Aku mau meminjam uang.”

Alana menatap pria di hadapannya dengan penuh harap. 

Di seberang meja, Davendra, mantan kekasihnya, tidak bereaksi. Pria itu hanya menyesap kopinya dengan gerakan perlahan dan terukur, seolah waktu adalah milik Dave sepenuhnya.

Satu jam yang lalu, Alana menelepon Dave, menekan rasa malunya dalam-dalam untuk meminta pertemuan ini.

Ia tidak punya pilihan lain lagi selain meminta tolong pada Dave. Semua teman-temannya sudah didatangi, tetapi tidak ada satu pun yang bisa membantunya.

Dave adalah satu-satunya yang diharapkannya dapat membantu.  

Demi ayahnya yang sedang terbaring di rumah sakit, Alana rela menelan harga dirinya untuk berhadapan dengan seseorang yang dulu pernah ia lukai.

Pria di hadapannya kini bukanlah Dave yang dulu ia kenal. Remaja hangat dengan senyum tulus itu telah lenyap, digantikan oleh sosok pria dewasa dengan tatapan mata yang dingin.

“Apa aku tidak salah dengar? Seorang Alana Shanara meminjam uang pada seorang pria sepertiku?” Satu sudut bibir Dave terangkat tipis. 

Alana menelan salivanya, tenggorokannya terasa kering. Ia menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya dan tetap berusaha tenang.

Ia mengambil napas dan menghembuskannya pelan sebelum berkata, “Iya, Dave. Aku sangat butuh uang untuk biaya rumah sakit ayahku. Aku sudah berusaha meminjam ke mana-mana, tapi tidak ada yang bisa membantuku. Jadi … tolong bantu aku.”

Tatapan Dave datar dan dalam. Tidak ada ekspresi terkejut. Ia hanya menatap lurus pada Alana sambil meletakkan cangkirnya tanpa suara. “Berapa?” tanyanya.

Ketika ada secercah harapan, mata Alana berbinar. Kali ini Alana tidak akan melepaskan kesempatan itu.

“Seratus juta,” ucapnya lirih.

Dave mengangkat sebelah alisnya. Hanya itu reaksinya, namun cukup membuat harapan Alana kembali goyah. “Kamu sadar itu jumlah yang besar?”

Reaksi itu membuat Alana takut. “Aku tahu itu jumlah yang besar, Dave.” Ia menundukkan pandangannya, menatap jemarinya yang saling meremas di pangkuan.

Biaya itu cukup fantastis karena untuk rawat inap selama ini dan biaya operasi yang akan diadakan sang ayah dua hari lagi.

Wajah Dave kembali netral. Tatapan yang lekat dan dalam tertuju pada Alana “Apa jaminan yang bisa kamu berikan padaku?” tanyanya.

Alana menegakkan wajahnya. Menatap Dave dalam. Ia membeku beberapa detik.

Jaminan? Jaminan apa yang pria ini maksud? Ia tak punya apa-apa lagi.

“Aku tidak punya jaminan apa pun …” ucapan Alana tergantung sedetik, saat melihat perubahan di raut wajah Dave. “Tapi, aku akan membayarnya dengan mencicil!” seru Alana cepat, tak ingin Dave langsung menolaknya.

Dave bersandar di kursinya. “Jika dicicil, berapa lama?” tanyanya menelisik.

Alana termangu. Saat ini ia berencana melamar pekerjaan sebagai desainer. Jika dilihat dari lowongan pekerjaan yang dilihatnya tempo hari, gaji yang diberikan adalah lima juta.  

Jika ia memberikan seluruh gajinya untuk membayar hutang, artinya ia butuh waktu dua puluh tahun.

Namun, ia tidak mungkin memberikan seluruh gajinya. Ia juga butuh untuk hidup sehari-hari dan memberikan uang pada ayahnya.

Pikiran Alana berkecamuk.

Jika dia memberikan setengah gajinya. Artinya ia akan membayar hutang itu selama empat puluh tahun. Itu jauh lebih lama dibanding memberikan seluruh gajinya.

Empat puluh tahun adalah waktu yang begitu lama. Tidak mungkin ia sanggup selama itu.

Dave seolah bisa membaca keraguan Alana. “Aku bukan orang kaya yang bisa menunggu lama. Jadi, bagaimana caramu membayarnya?” Tatapan pria itu tajam, namun suaranya begitu tenang.

Sejenak keheningan menyergap.

Sebelum Alana bisa menjawab, Dave mencondongkan tubuhnya ke arah Alana. Tangannya dilipat di atas meja.

Merasakan dominasi pria di depannya yang begitu kuat, membuat tubuh Alana menegang. Ketakutan seketika menyergapnya.

Jarak yang begitu dekat membuat Alana terpaku. Aroma tubuh pria itu yang menyeruak, membuatnya sulit bernapas.

Dan wajahnya yang begitu dekat, Alana sadar Dave masih begitu tampan. Sama seperti dulu. Hanya saja kali ini auranya begitu dingin. Tatapannya begitu menakutkan.

“Ada cara lain agar kamu bisa mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit ayahmu.”

Mata Alana berbinar. Harapan yang nyaris pupus tadi kembali berkembang. “Bagaimana caranya aku mendapatkan uang untuk biaya rumah ayahku?” tanyanya.

“Menikah denganku.”

“Apa?!” Alana membelalak ketika mendengar apa yang diinginkan oleh pria di depannya. Tubuhnya menegang, nyaris kehilangan kendali.

Dave hanya diam, mengamati keterkejutan Alana dengan tatapan yang tenang dan dingin.

“Apa … kamu sedang bercanda?” tanya Alana menelisik.

“Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” Dave menarik senyum menyeringai dengan dingin.

“Kenapa kamu mengajak aku menikah?” Alana berusaha untuk tetap tenang, walaupun saat ini perasaannya campur aduk.

Dave tetap tenang. Menjauhkan tubuhnya dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Pandangannya lurus pada Alana. Ia tampak santai. Seolah topik pernikahan yang baru saja dibahasnya ini bukan hal besar.

“Bukankah ada harga yang harus dibayar?”

Alana masih tidak habis pikir dengan permintaan Dave. “Iya, tapi apa harus dengan pernikahan?” tanyanya.

Dave hanya mengangguk singkat dan satu alisnya terangkat tipis.

Wah, Alana tidak bisa percaya dengan yang dia lihat. Dave gila. Dan Alana sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. “Kamu pikir pernikahan itu permainan?!”

Dave lagi-lagi tampak santai dengan kedua bahunya terangkat pelan.

“Aku tidak mau menikah denganmu!” kata Alana menatap Dave dengan tajam.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adeena
ternyata lama ga ada kabar ehh ada yg baru
2025-07-02 15:43:32
0
user avatar
Anarita
knp upnya lgi dong
2025-06-17 06:26:34
1
user avatar
Anarita
bikin dag dig dug. lanjut kak
2025-06-16 08:53:52
0
user avatar
Enisensi Klara
Wah ada yg baru dari kak myafa asik
2025-06-15 21:15:33
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status