Share

episode 3

“Ada yang mencariku Bu? Siapa?” tanya Tari.

“Nak Ali, sahabat kamu waktu kecil," ujar Bu Asti.

“Kak Ali? Benarkah itu kak Ali Bu?” tanya Tari.

Tari terlihat bahagia, ketika mendengar nama Ali yang Bu Asti sebut.

Dengan langkah cepat ia menyusuri anak tangga yang berada di rumanya, sementara Ali sedang duduk di sofa menunggu kedatangan Tari sambil memainkan handphone miliknya.

“Kak Ali...!” pekik Tari.

Ali pun menengok ke arah sumber suara yang telah memanggil namanya, namun tidak yang seperti ia bayangkan.

Pria berkulit sawo matang itu membayangkan, jika hari ini Tari akan berpenampilan seperti pengantin pada umumnya, di mana si pengantin wanita akan di rias dengan balutan makeup yang sangat cantik dan juga mengenakan kebaya yang sangat indah.

Pria itu melihat Tari dengan raut wajah kebingungan, karena melihat penampilannya seperti orang yang tidak waras.

Riasan makeup yang acak-acakan, rambut yang semerawut, dan juga ada jejak air mata yang belum Tari hapus.

“Ini kamu Dek?” tanya Ali.

“Kenapa?, Aku jelek ya? Hahah."

“Apa yang sebenarnya telah terjadi Dek?, cerita sama kakak?”

Air mata yang sudah mengering, kini lolos lagi dari mata wanita cantik itu, dan Kembali ia mengeluarkan unek-uneknya lewat air mata, walaupun Tari tidak mengatakan apa pun akan tetapi, Ali sudah tau apa yang tengah Tari rasakan.

Ali merengkuh tubuh Tari untuk dipeluknya, seketika wanita itu langsung menangis tersedu-sedu.

“Udah ya, jangan nangis lagi.” ujar Ali

“Dosa apa yang telah Aku perbuat Ka?, sehingga Allah marah dan memberi cobaan kepadaku dengan cara seperti ini." ucap Tari.

“Sang Maha Pencipta mengetahui bahwa kamu itu wanita yang kuat dan juga baik, jadi kamu itu tidak boleh menuduh yang tidak-tidak kepada sang Maha penguasa alam semesta ini,” ujarnya, “malah kamu harus bersyukur, berkat kejadian ini kamu jadi mengetahui siapa Aji sebenarnya.” sambung Aji.

“Apa kakak sudah tahu apa yang saat ini telah terjadi pada acara pernikahanku?” tanya Tari.

“Sudah, tapi kakak mau mendengarnya dari mulut kamu langsung” ujar Ali, “enggak kenapa-kenapakan kalau kaka minta kamu untuk bercerita lagi?” sambungnya.

Prok! Prok! Prok.

Terdengar suara tepukan tangan dari seseorang, lalu Tari dan Ali pun menengok ke arah sumber suara itu.

Ternyata orang itu adalah calon adik iparnya Tari dan juga calon Ibu mertuanya.

Mereka berdua memandang Tari dengan pandangan yang sangat sinis, karena mereka melihat jika Tari sedang menangis sambil di peluk oleh seorang laki-laki yang baru pertama kali mereka lihat.

“Wah...wah...wah! ternyata sifat asli kamu itu seperti ini ya?" ujar Ati, “M-u-r-a-h-a-n!” sambungnya sambil dieja.

Tari pun melepaskan tangan Ali, kemudian dia menghampiri kedua wanita itu dengan gayanya yang hebring.

“Jaga ucapan Ibu! Saya tidak seperti itu!” tandas Tari.

“Tidak seperti itu bagaimana?” ujar Dara, “ orang jelas-jelas kita melihat kamu sedang di peluk sama laki-laki lain, atau jangan-jangan ini adalah alasan kamu yang meminta talak sama kakakku, ngaku kamu?” sambungnya lagi.

Tari mengepalkan tangannya dengan kuat, ingin rasanya ia menghajar kedua wanita yang tidak tahu malu itu, akan tetapi ia masih mempunyai adab kepada orang yang lebih tua darinya.

“Memangnya kalian mau apa ke sini?” ujar Ali yang ikut bicara.

“Wah Bu, rupanya laki-laki simpanannya mbak Tari mau ikut bicara juga." ujar Dara.

“Kita ke sini mau menarik lagi uang seserahan dan juga barang-barang yang anak saya berikan kepada wanita murahan ini!” ujar Bu Ati dengan melipatkan kedua lengannya di atas dada.

Wanita cantik yang masih memakai kebaya itu sudah tidak tahan lagi dengan omongan calon ibu mertua dan calon adik iparnya itu.

Beruntung semua sifat keluarga Aji telah terbongkar, sebelum melakukan malam pengantinnya dengan pria yang telah mengkhianati dirinya itu.

“Saya akan kembalikan semuanya!, dan sekarang saya minta Ibu beserta Dara pergi dari kediaman orang tuaku!” usir Tari yang nampak berapi-api.

Wanita yang mengenakan kebaya dan sanggul itu tidak terima dengan sikap calon menantunya, yang menurutnya tidak mempunyai adab dan sopan santun itu.

“Saya juga tidak betah berlama-lama di sini! Baru punya rumah segini saja sudah belagu!” ujar bu Ati.

“Dan kamu mbak! Saya sumpahin biar enggak laku dan menjadi erawan tua, hahaha.” ujar Dara sambil menunjuk ke arah wajah Tari.

“Ayok Buk kita pulang.” ajak Dara.

“Ayok, jangan lupa! Kembalikan uang seserahan itu.” ujar Bu Ati sekali lagi.

Kedua wanita itu pun berlenggang pergi meninggalkan Tari yang sedang di liputi oleh amarah, beruntung ada Ali yang menghalau Tari, jika tidak. Tari akan membalas semua perkataan calon ibu mertuanya dan juga adik iparnya itu.

“Astagfirullah ya Allah,” ujar Tari sambil mengusap wajahnya yang bersimbah dengan air mata.

“Kamu yang sabar ya?” ujar Ali.

Tari hanya menjawab dengan anggukan saja dan memilih duduk dan bercerita dengan Ali, itung-itung melepas rindu karena sudah 2 tahun tidak bertemu.

*

Di kediaman Aji, ia sedang mengamuk tidak karuan. Dia kesal benar-benar sangat kesal kepada Yasmin yang tiba-tiba datang dan merusak semua rencananya.

“Sial...! kenapa perempuan tidak berguna itu harus datang di saat yang tidak tepat sih." teriak Aji.

Bu Ati yang baru saja datang dari rumah Tari tiba-tiba dibuat marah dengan kelakuan putra pertamanya itu.

Bagaimana tidak? Semua barang -barang yang terdapat di rumahnya itu pecah dan berserakan akibat ulah Aji yang mengamuk tidak terima.

“Ya ampun, Aji...! apa-apaan sih, kamu ha!” ujar Bu Ati dengan suara yang cemprengnya.

“Ya ampun Kak! Kenapa bisa kayak gini?” tanya Dara yang baru datang juga.

Setelah mendengar teriakan dua wanita itu, Aji langsung menghentikan aksinya. Dia terduduk dengan penuh amarah di dalam dadanya.

“Pokonya Aku gak mau cerai sama Tari Bu."ujar Aji.

“Yakin kakak tidak mau berpisah sama si Tari itu!” ujar Dara, “ nah Kakak lihat kelakuan wanita murahan itu.” ujarnya lagi sambil

memperlihatkan sebuah video yang di mana Tari sedang berpelukan bersama Aji.

Rupanya secara diam-diam Dara merekam Tari, bukan tanpa alasan wanita berambut sebahu itu merekam Tari dan juga Ali yang sedang berpelukan.

Dara mempunyai rencana untuk membuat gosip terpanas di kompleksnya, agar Tari merasa jera dan malu atas sikapnya yang telah berani mengusir dirinya dan ibunya di hadapan orang lain.

“Ini...! kamu mendapatkan video ini dari mana?” tanya Aji.

“Gak penting Aku mendapatkan video ini dari mana,” ujar Dara.

Aji kembali melihat ke dalam video tersebut, ada rasa api cemburu yang tumbuh dalam dirinya ketika melihat wanita yang beberapa jam lalu mengatakan ingin di talak olehnya.

“Jadi ini alasan kamu ingin minta talak dariku!” ujar Aji, “awas kamu Tari! Aku akan membuat dirimu menyesal karena sudah berani macam-macam padaku!” sambungnya lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status