Satu tahun kemudian.โNona, sudah siap?โ tanya Naren.Rara mengangguk. Ia meletakkan sendok dan garpunya di atas piring dan membalikkannya, tanda sudah selesai.โBi, aku sudah selesai. Tolong bawa ini,โ ucap Rara.Bibi Ica mengangguk. Wanita itu mengambil piring kotor Rara lalu meninggalkan ruang makan.โLo duduk dulu. Kita ngobrol,โ ujar Rara menatap Naren yang berdiri tak jauh.Naren mendekat pada Rara dan duduk di depan gadis itu.โBesok jam delapan ya?โ tanya Rara.โIya. Jangan sampai terlambat,โ jawab Naren.โLo yang ngantar gue kan?โ tanya Rara.โNona, sudah lebih dari tiga kali anda bertanya,โ tanggap Naren terkekeh kecil.Rara mengulas senyum. Ia menghela napas panjang.โGue cuman gak nyangka aja akan begini jadinya,โ balas Rara.โNona sendiri yang ingin pergi,โ kata Naren lembut.โYah..gue cumanโฆโ Rara menjeda ucapannya. Ia memilih tidak melanjutkan ucapannya.Keheningan melanda keduanya. Rara dan Naren sama โ sama bungkam. Naren melirik Rara yang sibuk memainkan jemari tanga
Hari yang dilalui Rara tampak biasa saja. Hubungannya dengan kedua orang tuanya berjalan normal. Rara pun sudah berusaha menerima keadaan, walaupun saat ia berdiam diri di kamar, ia memikirkan orang tuanya yang tidak bersama lagi.โNona, ada panggilan masuk,โ kata Bibi Ica seraya mengetuk pintu kamarnya.Rara bangkit dari duduknya. Ia membuka pintu untuk Bibi Ica.โKenapa Bi?โ tanya Rara.โTuan besar menelopon lewat telepon rumah. Beliau kebingungan karena nona tidak menjawab panggilannya,โ tutur Bibi Ica.โBaterai HP aku habis,โ ucap Rara. โBilang aja ke ayah, aku akan membalasnya setelah HP aku penuh.โBibi Ica mengangguk kecil. Wanita itu tampaknya ingin mengatakan sesuatu.โKenapa Bi?โ tanya Rara.โNona, dibawah ada pengawal nona. Dia tetap datang hari ini,โ ucap Bibi Ica.โNgapain Naren kesini? Bukannya aku udah bilang kalau hari ini libur untuknya?โ tanya Rara bingung.โSaya tidak tahu. Dia katanya hanya ingin melanjutkan kegiatan menjaga keselamatan nona saja,โ sahut Bibi Ica.
โApa mamah dan ayah masih bersama?โ tanya Rara.Sempat terjadi keheningan saat Rara bertanya. Rara memperhatikan ekspresi kedua orang tuanya satu persatu. Gadis itu menundukan kepala.โMaaf, aku terkesan lancang ya,โ ucap Rara.โTidak Nak,โ balas Ayah Zarhan.โRara sayang, bukannya kamu sudah tahu tanpa harus bertanya?โ tanya Mamah Windia lembut.Rara mengangkat kepalanya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, tidak tahu harus menanggapi seperti apa.โAyah dan mamah sudah bercerai setelah mamahmu keluar dari RSJ. Mamahmu kecewa karena kamu dipindahkan ke panti asuhan dan ayah juga merasa hubungan kami memang tidak satu tujuan lagi. Hubungan komunikasi kami memburuk dan saling menjaga jarak masing โ masing,โ kata Ayah Zarhan menjelaskan.โSekarang kami akan berusaha untuk tetap berkomunikasi agar kamu juga nyaman, walaupun kami masih agak canggung,โ tambah Mamah Windia.โAh begituโฆโ Rara menyinggungkan senyum. โJadi ayah dan mamah sudah cerai ya?โโIya Nak,โ jawab Ayah Zarhan.โRara, ini
Keheningan melanda ruang tamu di kediaman Rara. Rara melirik Bibi Ica yang berdiri di sebelah kanan. Wanita paruh baya itu hanya diam mengawasi sosok yang duduk di depan majikannya.โBi, aku kenal dia,โ ucap Rara.โIya Nona. Nona mau mengobrol berdua dengannya?โ tanya Bibi Ica.โIya Bi, tolong ya,โ balas Rara.Bibi Ica mengangguk. Wanita itu segera meninggalkan ruang tamu.โLo sendiri gak akan pergi?โ tanya Rara menatap Naren.Naren terdiam sejenak. Lelaki itu masih was โ was kalau harus membiarkan Rara berdua dengan orang yang tidak bisa ia cari tahu.โGue gak akan melakukan hal jahat ke Rara,โ kata sosok itu sadar Naren menatapnya datar.โSaya gak bisa percaya, mengingat Nona Rara meminta saya untuk tidak mencaritahu tentang anda lebih jauh,โ balas Naren.โRen, lo kan udah tahu kalau Leo itu yang kasih tahu gue,โ timpal Rara.โSaya tahu itu Nona, tapi saya ingin mendengar ucapannya langsung,โ balas Naren.โGue yang kasih nomor sopir truk ke Bu Unike. Itu salah gue,โ terang Leo.โSa
Sandra seketika merasa bersalah. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.โMaaf gue gak bermaksud untuk bertingkah kaya gitu,โ ujar Sandra.โKenapa lo ngikutin gue dan Rara waktu itu?โ tanya Naren.โGue penasaran. Gue nyangkanya lo adalah pembantu Rara, gue gak mau kalau lo merasa rendah diri,โ terang Sandra.โSan, gue gak merasa rendah diri,โ tanggap Naren.โTerus apa yang lo rasain?โPertanyaan Sandra membuat Naren terdiam. Naren menarik napasnya perlahan lalu menghembuskannya perlahan.โGue cuman merasa perlu ada batas antara gue dan Rara. Dia adalah atasan gue dan gue bawahan dia,โ sahut Naren tersenyum.โLo merasa kaya gitu gak sama Jevan?โ tanya Sandra.Naren menggeleng kecil, โGue anggap dia teman yang baik. Walaupun Jevan juga tahu tentang gue.โโJevan juga tahu?โ tanya Sandra terkejut.โIya dia tahu. Makanya gue kadang juga kaku sama dia,โ jawab Naren.โKalau gue gimana? Lo ngerasa kaku?โ tanya Sandra seraya menunjuk dirinya sendiri.โKalau sama lo, gue biasa aja. Lo itu orang
Hari minggu.Rara menatap nasi goreng di depannya. Gadis cantik itu tidak berniat menyentuh makanan favoritnya. Ia masih tenggelam dalam lamunannya tentangโNona Rara,โ panggil Bibi Ica seraya menepuk bahu Rara.Rara tersadar dari lamunannya. Ia menatap Bibi Ica dengan tanya.โIya Bi?โโNasi goreng Nona nanti dingin,โ kata Bibi Ica lembut.Rara terdiam beberapa detik. โBi, kalau Naren kesini -โBelum sempat ia menyelesaikan ucapannya, suara langkah kaki mengalihkan fokus. Rara menatap Naren yang baru saja datang.โNona ingin berbicara berdua dengan Naren?โ tanya Bibi Nia.Rara mengangguk. Ia melihat Bibi Nia dan Bibi Ica yang menjauh dari ruang makan.โRen, duduk dulu,โ ucap Rara.Naren mengangguk.โGue belum bisa ambil keputusan tentang rekaman suara itu,โ terang Rara menghela napas. โGue gak setega itu ngebuat Bu Unike sampai dipenjara.โโNona, saya akan mengikuti keputusan Nona. Untuk saat ini, jangan bertemu dulu dengan Bu Unike ya,โ pinta Naren.โKenapa?โโMenurut laporan, Bu Uni
Rara meletakan sendok di sebelah piringnya. Gadis itu sudah selesai makan. Ia menatap Bu Unike yang bersiap untuk kue kering yang biasa wanita itu buat.โBu, ada yang mau aku bahas sekarang,โ kata Rara.โAda apa Nak?โ tanya Bu Unike kembali duduk di kursinya.โBu, apa ibu menyembunyikan sesuatu dari aku?โ tanya Rara hati โ hati.โApa maksudmu Nak?โ tanya Bu Unike bingung.โBu, aku tahu tentang dalang kecelakaan aku,โ terang Rara.Wajah Bu Unike berubah panik dan tak nyaman. Wanita paruh baya itu menggigit bibir bawahnya, menahan diri untuk bertanya lebih jauh.โIbu gak mau tahu?โ tanya Rara seraya menatap Bu Unike yang hanya diam.โRara, sebaiknya kamu pulang sekarang saja ya,โ ucap Bu Unike menatap Rara dengan tatapan merasa bersalah.โBu, jangan menghindar. Jelasin ke aku penjelasan yang dikatakan Leo,โ pinta Rara memelas.โBukan Ibu yang melakukannya, Nak,โ sanggah Bu Unike cepat.โBu, hari ini aku baru aja ketemu Leo. Dia jelasin dari sisi dia, kalau ibu yang menyewa sopir truk it
Rara menatap bangunan yang menjadi saksi tumbuh besar dirinya. Gadis itu menarik napas kemudian menghembuskan perlahan. Rara menenangkan dirinya terlebih dahulu, ia tidak mau pertemuannya dengan Bu Unike menjadi kacau akibat omongan Leo.Setelah cukup tenang, Rara mengetuk pintu panti asuhan.โAku pulang!โ seru Rara cukup keras.Rara mencoba memegang kenop pintu panti asuhan. Gadis itu mengerutkan kening karena pintu panti tidak dikunci. Ia melangkah masuk ke dalam panti asuhan.โHalo? Rara pulang,โ ucap Rara.Rara melangkah ke halaman belakang panti asuhan, โBu Unike, aku pulang.โRara menghentikan langkahnya saat melihat punggung yang ia rindukan. Wanita itu terdiam, tampak tenggelam dalam lamunannya. Di depan Bu Unike ada secangkir teh dan beberapa kue kering.โBu Unike?โ tanya Rara ragu.Wanita cantik itu mengangkat kepalanya. Matanya melotot melihat sosok di depannya.โRara? Ini kamu Nak?โ tanya Bu Unike langsung berdiri.Rara tersenyum hangat, gadis itu mengangguk kecil.โKamu p
Rara masuk ke dalam kelasnya. Ia duduk di bangkunya.โLo kemana tadi?โRara menatap Jevan dengan rasa bersalah. โMaaf, gue tadi ke toilet. Terus gue jalan โ jalan,โ balas Rara berbohong.โGue khawatir banget sama lo sampai nelepon lo berkali โ kali,โ kata Jevan.โGue juga gak bawa HP,โ balas Rara.โYang penting lo udah balik, gue gak masalah,โ ucap Jevan.Jevan hendak duduk di sebelah Rara untuk kembali mengobrol, tetapi guru selanjutnya sudah datang ke kelas. Jevan bergegas kembali ke bangku.โOke anak โ anak, siapkan kertas selembar,โ kata Pak Dono.Seketika kelas langsung ribut. Mereka langsung memprotes dan panik karena belum belajar sama sekali.โTidak ada yang protes. Saya sudah menyiapkan soalnya, segera tulis,โ ucap Pak Dono tegas.Rara mulai fokus mendengar perkataan dari Pak Dono. Ia yakin dirinya akan mendapatkan nilai bagus karena gadis itu selalu membaca ulang materi minggu kemarin sebelum kelas dimulai.โTidak boleh ada yang menyontek atau bertanya. Kalau ada yang begitu