Share

Lima

Author: Aura_Aziiz16
last update Huling Na-update: 2021-10-11 19:18:52

"Assalamualaikum, Mas ... anak-anak? Mama pulang." Sebuah suara terdengar dari arah depan rumah. 

 

Aku yang sedang membersihkan tubuh ibu serentak menoleh padanya dan tersenyum lega. Alhamdulillah ya Allah, akhirnya malaikat penolong itu pulang juga.

 

Segera kuletakkan kain lap, lalu menyongsong Andin yang baru saja pulang. Tapi ... melihat penampilan Andin saat ini, serta merta kuhentikan langkah lalu membulatkan mata lebar-lebar.

 

Tidak salahkah penglihatan saat ini? Andin terlihat beda dari biasanya. Tubuhnya yang biasanya bau keringat dan beraroma tak sedap, sekarang menguar bau harum yang melenakan indera penciuman.

 

Rambutnya yang biasanya hanya diikat ke atas dengan tali rambut seadanya, sekarang sudah dirapikan dan terlihat berkilau dan wangi.

 

Ke mana sebenarnya Andin seharian ini, kok bisa berubah drastis jadi cantik seperti sore ini. Tubuhnya yang biasanya hanya berbalut daster kumal, saat ini juga sudah berbalut gamis baru yang terlihat elegan dan pas di badannya.

 

Sepertinya Andin baru saja make over penampilannya habis-habisan. Tapi untuk siapa? Aku?

 

Walaupun sudah punya Mila yang senantiasa menyegarkan mata ini dengan penampilan menawannya, tapi melihat penampilan Andin saat ini, hatiku juga ikut senang. Ternyata Andin juga bisa cantik kalau mau dandan.

 

"Andin, kamu habis dari salon? Kok beda rambutnya?" Aku bertanya heran. Padahal sudah jelas tahu jawabannya. Yang tidak atau belum kuketahui hanyalah apa yang membuat Andin tiba-tiba mau berdandan dan merubah penampilannya menjadi seperti saat ini?

 

"Iya, Mas. Masa yang bukan istri saja bisa puas ke salon kok yang jelas-jelas istri nggak bisa," sahutnya ketus lalu tanpa menghiraukanku lagi bergegas masuk ke dalam kamar dan meletakkan kantong-kantong besar di tangannya ke atas pembaringan.

 

"Maksud kamu?" Aku mengernyitkan kening. Kaget mendengar ucapannya.

 

"Nggak ada, Mas. Lupakan aja. Oh ya, kamu tadi lagi ngapain? Kata Seruni, ibu BAB ya? Sudah dibersihkan?" ujar Andin malah balik bertanya.

 

Mendengar pertanyaannya, aku menghela nafas lega. Ya, kalau sudah ada Andin, tentu saja aku tak perlu repot-repot mengurus ibu lagi. Baktinya istriku ini mengurus mertua yang sedang sakit pastilah akan memudahkan langkahnya menuju surga kelak karena ridho-ku terhadapnya.

 

"Sudah mas bersihkan tapi belum selesai. Nih, kain lap-nya bersihkan lagi ya, soalnya masih bau," ujarku sembari menyerahkan kain lap padanya tetapi Andin hanya bergeming.

 

"Kok dikasih ke aku? Kalau belum selesai, ya dilanjutkan dong, Mas. Kerja nggak boleh separuh-separuh, nanti kerjaan kamu diambil orang, mau?" sahut Andin tiba-tiba sembari membalikkan badannya lalu keluar dari kamar ibu.

 

"Din, kamu kenapa sih, kok sekarang jadi hitung-hitungan begini? Kan biasanya kamu yang merawat ibu, kok sekarang jadi nyuruh mas yang gantiin? Memangnya kamu mau kenapa?" tanyaku dengan nada meninggi. Kesal saja rasanya melihat sikap Andin yang kelihatannya mulai berubah. Apa sih maunya sebenarnya?

 

"Aku nggak hitung-hitungan Mas, karena kalau aku mau hitung-hitungan, Mas mungkin gak akan sanggup bayar aku. Mas ingat kan dulu harus bayar pengasuh buat ibu berapa waktu aku masih kerja di luar rumah? Tiga juta rupiah kan perbulan? Itu saja banyak yang nggak sanggup dan nyiksa ibu sampai akhirnya aku terpaksa berhenti kerja demi bisa merawat ibu kamu. Tapi apa balasan kamu, Mas? Asal kamu tahu kalau mau dihitung-hitung, sudah tiga tahun aku merawat ibu kamu tanpa sepeserpun kamu bayar, tiga juta kali tiga tahun, berapa, Mas?" ucap Andin tiba-tiba mengungkit kebaikannya. Membuatku tak suka mendengarnya. 

 

Kenapa sih Andin tiba-tiba berubah? Apa yang membuatnya jadi mulai berhitung kebaikan yang telah ia lakukan pada ibu?

 

Apa ia tak tahu, berbakti pada ibu mertua adalah kewajiban seorang wanita setelah ia menikah? Dan apakah ia tak tahu kalau seorang istri bersikap tidak patuh dan taat pada perintah suaminya maka neraka adalah tempat yang paling pantas untuknya?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
EzaNia
rasain lu ya, ini baru permulaan ...
goodnovel comment avatar
liza sarah
itu maksudnya pake gamis andin pke hijab ato tdk ya.. krn pakaiannya gamis kukira pake hijab. tp kok plg dr salon rambutnya jd indah digerai. ya maaf, soalnya kita readers kan membayangkan apa yg diceritakan penulisnya.
goodnovel comment avatar
Winangsi Rahim
apa si masnya itu tdk tau bgmana bersikap sm istri yg sdh mengurus ibunya..... ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 148

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 147

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 146

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 145

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 144

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 143

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status