Share

Bab 47 A

"Sultaan cepat kemari!" teriak Ibu lagi.

Aku dan ibu mertua bergegas ke kamar Mila.

"Cepat ambilkan air putih untuk Mila, kasihan perutnya sakit lagi!" titah Ibu.

Aku bergeming tak segera melakukan perintah beliau. Si wanita licik itu tampak sedang berpura-pura meringis memegangi perutnya. Muak sekali aku, ingin rasanya kuguyur ia dengan air panas sampai jadi daging sop.

Andai aja aku tahu sejak awal, bahwa wanita yang melamar di kantorku ini adalah kuntilanak akan kubuat ia mati untuk kedua kalinya.

"Ayo Sultan cepet!" Ibu mengejutkanku lagi.

Spontan kakiku melangkah juga. Ibu mertua ikut ke belakang bersamaku.

"Nak Sultan tunggu! Ibu mau bertanya serius," ujar beliau seraya membawaku untuk duduk di kursi makan.

"Ada apa, Bu?"

"Ibu mau kamu jujur Nak, apa benar benih yang dikandung Mila sekarang adalah benihmu? Jujur sebelum Ibu tahu semua kejahatan Mila, Ibu kecewa dan marah sama kamu Nak, tapi setelah Mila memperlihatkan wajah aslinya Ibu jadi ragu apakah benar benih itu adalah beni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status