Beranda / Rumah Tangga / BUKAN SUAMI KONTRAK / Bab 1. Permintaan Mendadak

Share

BUKAN SUAMI KONTRAK
BUKAN SUAMI KONTRAK
Penulis: Nida Aulia

Bab 1. Permintaan Mendadak

Penulis: Nida Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 09:14:14

“Apa? Menikahi Dinara, Om?” Farrel melebarkan mata, saat mendengar pernyataan dari pria tua itu di hadapannya.

Yandra Darmakusuma menatap dalam pria tampan di hadapannya. Sorot mata yang penuh permohonan.

“Ya. Aku ingin kamu menikahi Dinara. Putriku.” Yandra berucap ulang. Seolah meyakinkan. “Dia membutuhkan pria seperti kamu, Farrel. Dia harus dibimbing.”

“Tapi ... Dinara itu masih kuliah, Om. Lagipula, mana mungkin kami menikah secepat ini tanpa ada perasaan apa-apa juga!” Farrel masih tak percaya. Rasanya itu hal yang sangat mustahil.

“Itulah, daripada melihat Dinara berpacaran dengan lelaki asing dan terus keluyuran, lebih baik Om nikahkan saja dia. Kalian bisa memulai perasaan setelah menikah, kan?!” Yandra duduk di kursi kerjanya. Memegangi dada yang akhir-akhir ini lebih terasa sesak.

Farrel masih tak mengerti sebetulnya. Dia melangkah mendekat. Membantu memberikan air minum juga obat pereda nyeri yang biasa rutin dikonsumsi oleh pria tua itu. Farrel terlihat sangat tulus juga sayang padanya.

“Om ... apa tidak bisa kita pertimbangkan kembali?” tanya Farrel hati-hati.

Yandra menarik napas panjang, menormalkan hati dan benaknya. Tampaknya presdir itu sudah sangat lelah dengan kelakuan putrinya yang sulit di atur.

“Semenjak ibunya meninggal, Dinara semakin sulit diberi tahu. Sulit diatur. Mau senang sendiri saja. Terkadang, menurut asisten pribadi Om, Dinara sering bolos kuliah, sampai-sampai menunda semester. Harusnya tahun ini dia lulus kuliah, tapi karena sering bolos, akhirnya dia harus mengulang semester satu tahun lagi. Pusing sekali memberitahu anak itu!” Yandra menghela napas.

Farrel hanya terdiam. Dia sudah lama mengenal Yandra yang merupakan sahabat terdekat dari mendiang ayahnya. Yandra adalah seorang presdir dari salah satu perusahaan besar dan sukses. Sementara Farrel hanyalah anak dari mantan CEO yang pernah bekerja di perusahaan Yandra.

Farrel sendiri adalah seorang sarjana di bidang management bisnis. Setelah lulus, dia memilih untuk membuka usaha sendiri, seperti kedai kafe juga minimarket. Cukup berdiri sukses meski tidak sebesar perusahaan. Tetapi dia bersyukur dengan gaya hidupnya yang sederhana meskipun terbilang dari kalangan menengah ke atas.

“Kamu siap kan, menikahi Dinara?” Yandra kembali bersuara. Menatap serius ke arah Farrel yang malah melamun.

Sungguh, permintaan yang sangat berat pastinya.

“Aku—”

Belum selesai Farrel berucap, mendadak pintu ruangan itu langsung terbuka lebar.

“Nggak bisa begini, Pa!!”

Seorang gadis cantik dengan setelan kasual ala-ala lelaki itu membuka pintu dengan cepat dan langsung menyambar ucapan ayahnya. Tanpa permisi dan terlihat tidak sopan, gadis itu berjalan menghampiri Yandra dan Farrel yang menoleh bersamaan.

Gadis yang memakai kaus lebar dan celana bahan gombrong itu adalah Dinara. Rambutnya yang hitam legam di ikat ke belakang dan tertutup oleh sebuah topi.

“Pa, kenapa Papa harus lakuin ini sama aku, sih?” Dinara menatap protes pada ayahnya.

“Lalu dengan cara apa papa bisa menyadarkan kamu, ha? Kamu itu jadi anak susah di atur. Mau enak sendiri aja. Ingat, Dinara! Kamu itu adalah pewaris dari perusahaan ini, kamu pilihan terakhir yang akan menggantikan posisi papa di  tempat ini!” Yandra berucap tegas.

“Aku kan udah bilang dari dulu, aku gak tertarik ngurusin perusahaan kayak gini! Bukan bidangnya aku, Pa!” Gadis tomboy itu terus protes.

Yandra membuang napas perlahan. Berusaha tetap tenang, kemudian dia bangkit dari tempat duduk dan berjalan mendekat ke arah putrinya yang sangat pembangkang itu.

“Kalau kamu tidak tertarik mengurus perusahaan, maka urus baik-baik diri kamu ini! Kalau kamu tidak ingin ada di tempat ini, maka buktikan kalau kamu bisa diandalkan!” tekan Yandra.

Dinara berdecak lidah. “Itu sih kecil, Pa. Aku bakal buktiin kok sama Papa!”

“Dengan cara apa? Dengan cara bolos kuliah, nunda semester bertahun-tahun lagi? Keluyuran motor-motoran sama teman-teman berandalan kamu itu?! Kamu cuma bikin papa malu, Dinara!!” Yandra mulai menegang. “Di mana harga diri papa ngeliat kelakuan anak perempuannya malah liar seperti ini?”

“Aku bukan anak liar, Pa. Aku cuma menjalani hobi aku aja!” balas Dinara terus membela diri.

“Membual saja kamu!! Hobi itu sesuatu yang membawa manfaat, bukan malah membuat kamu jadi seperti anak jalanan yang tidak punya masa depan!” Yandra semakin geram.

“Papa aja yang gak bisa dengerin apa kemauan anak! Papa sibuk sama urusan Papa sendiri, banyak nuntut dan otoriter!” Dinara tak kalah tegang. Dia masih tak paham bahwa yang diinginkan orang tuanya adalah sesuatu yang baik untuknya.

Yandra kembali memegangi dadanya yang terasa nyeri. Dia tak kuat menopang tubuh hingga nyaris ambruk jika Farrel tak cepat-cepat menahannya.

“Papa kenapa, Pa?” Dinara mendadak ikut panik, saat melihat ayahnya malah tidak sadarkan diri.

Yandra di bawa ke rumah sakit. Menurut dokter, pria tua itu mengalami serangan jantung. Dinara tercengang mendengarnya. Tak pernah selama ini melihat ayahnya sakit seperti itu.

Kata dokter, beruntung tidak ada pembuluh darah yang pecah akibat tekanan darah tinggi ini, karena kalau sampai terjadi, bisa berakibat fatal dan Yandra akan mengalami stroke.

Dinara duduk lemas di kursi depan ruangan perawatan. Tak sanggup melihat ayahnya dalam keadaan selemah itu dengan berbagai macam alat penunjang kehidupan.

“Kenapa Papa gak pernah bilang kalau sakit parah kayak gini?” Dinara menangkupkan tangan di wajah. Suaranya terdengar lemah.

“Papamu selama ini hanya menyimpan sendiri rasa sakitnya. Dia nggak mau liat anaknya sedih atau bahkan menjadikan sakitnya ini beban di hidup anaknya.” Farrel duduk di sebelah Dinara.

“Padahal aku udah izinin dia buat nikah lagi. Biar ada yang urus! Malah kayak gini kan jadinya!” Dinara menggerutu sendiri. Pikirannya masih seperti anak-anak.

“Itu bukan suatu hal yang baik buat Papamu, Dinara. Dia ... tidak pernah ingin menikah lagi. Apalagi menjadikan istrinya hanya sebagai perawat.” Farrel menggeleng pelan.

“Papa itu terlalu memporsir tenaga dan pikirannya. Sampe gak peduli sama kesehatannya!” ujar Dinara.

“Ya, dia hanya peduli pada anak-anaknya. Peduli dengan masa depan kamu, Dinara!” seru Farrel.

Dinara kembali sadar, teringat tujuan Yandra meminta dirinya untuk ke perusahaan tadi. Dan sempat mendengar pernyataan sang ayah yang meminta agar Farrel menikahinya.

“Apa Kak Farrel menyetujui permintaan Papa?” Dinara menatap serius.

Farrel terdiam. Tak tahu harus mengatakan apa. Hening beberapa detik. Farrel menghela napas perlahan.

“Aku belum menjawab apa-apa!” katanya dengan santai.

“Kamu tau kan? Keputusan Papa itu tidak tepat dan gak akan pernah tepat untuk menikahkan kita! Jadi, aku harap kamu bisa kasih jawaban seperti itu sama dia!” Dinara menatap sinis.

Next...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   56. Sorotan para gadis-gadis

    Renata dan Emma terkikik melihat ekspresi Dinara yang tampak malu-malu.“Cemburu itu wajar loh. Katanya kalau cemburu itu tanda sayang!” kata Emma dengan senyuman lembut.Dinara sendiri hanya bisa tersenyum, karena tujuan utamanya adalah untuk mencaritahu siapa seseorang dibalik kejadian yang menimpanya malam itu. Entahlah, kalau melibatkan keluarga pastinya akan seperti ini. Pikiran mereka melayang jauh. Tapi biarlah.“Ren, langsung berangkat yuk. Aku udah hampir telat nih!” Dinara langsung berdiri dan memilih untuk bergegas.Renata pun mengangguk dan setelah berpamitan, mereka langsung menuju teras. Renata dan Dinara memilih untuk naik motor berboncengan agar lebih cepat sampai ke kampus sekaligus menghindari kemacetan.Kali ini Dinara yang membawa motor berjenis matic itu. Renata sangat terkejut ketika pertama kali di bonceng oleh Dinara yang mengendarai dengan kecepatan tinggi sekaligus tak segan salip-menyalip.&

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   55. Menyembunyikan pertengkaran

    Dinara merasa serba salah, di bagian hatinya yang lain ia seperti bisa merasakan kalau Theo tidak sepenuhnya bersalah, tapi di sisi lain, bukti kejahatan Theo sudah sangat jelas terlihat.“Aku gak tau apa mauku. Andaikan aku mau sesuatu, tentu saja aku tidak akan pernah mendapatkannya lagi.” Entah mengapa Dinara mendadak jadi melankolis. Matanya mulai pun berembun.“Aku tau kamu masih sangat mencintainya, Dinara. Aku hanya orang ketiga yang hadir di antara kalian. Aku yang harusnya minta maaf, karena sampai aku berada di ambang kematian pun, nyatanya perasaanmu tetap miliknya!” Farrel pun menjadi sangat perasa saat ini.Mungkin ada kalanya ia merasa lelah karena memperjuangkan cintanya itu. Sejauh ini, ia pikir Dinara akan benar-benar melupakan Theo, tapi kenyataannya Dinara masih mendengar baik apa yang dikatakan oleh mantan kekasihnya itu.“Aku gak seperti itu, Kak. Dia gak akan datang lagi. Dia sudah pergi!” tegas Di

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   54. Kecurigaan Dinara

    Pada malam harinya, Farrel merasa ada yang berbeda dengan istrinya. Harusnya Dinara gegas ke meja makan, karena sedari tadi Emma dan Renata sudah menunggu mereka. Namun, sampai setengah makanan Renata dan Emma hampir habis, Dinara belum juga keluar kamar.“Farrel, ke mana istrimu?” tanya Emma.Farrel yang sedang melahap puding pun hanya menggeleng. “Tadi sih lagi mandi. Nggak tau kalau sekarang.”“Panggilkan gih. Emang gak mau makan malem?” kata Emma.Farrel pun mengangguk dan beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Sementara Renata memperhatikannya dengan tatapan aneh. Tentu saja dia berpikir kalau Farrel dan istrinya tengah bertengkar karena masalah tadi pagi.“Bu, tau nggak?” Renata berbicara pelan-pelan. Sembari menilik ke arah pintu kamar Farrel yang sudah tertutup.“Ada apa?” Emma penasaran.“Itu loh, tadi pagi ada cowok datang ke rumah. Nanyain Kak Dinara,&rdq

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   53. Berdebat lagi

    Dinara termangu mendengarnya. Melihat cara Theo menyampaikan itu semua, membuat Dinara jadi berpikir. Sejauh ini pria itu terus bersikeras membuktikan bahwa ia tidak bersalah atas kejadian malam itu, dan mungkin saja yang dikatakannya benar.Sementara di tempat lain, Renata rupanya tidak benar-benar bergegas ke sekolah. Ia berputar arah dan memilih untuk memperhatikan dari kejauhan apa yang sebenarnya terjadi dengan pria itu dan kakak iparnya. Perasaannya mendadak tidak enak, tentu saja pikirannya melayang jauh.“Keterlaluan kalau sampai lelaki itu beneran pacarnya Kak Dinara! kalau dulu Kak Dinara berani kabur, artinya gak menutup kemungkinan sekarang juga mereka ada niatan untuk kabur. Duh, semoga aja Kak Farrel cepat datang!” Renata bersembunyi di balik tembok rumah tetangga dan terus mengawasi.Sebelumnya, gadis itu pun sudah menghubungi Farrel, dan memberitahukan kalau ada seorang lelaki yang mengaku kekasihnya Dinara datang ke rumah mereka. Ten

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   52. Adiknya Farrel

    Theo langsung terdiam dengan mata yang melotot.“Apa? jadi anak ingusan ini adiknya si Farrel?” gumam Theo masih tak percaya. Berarti semua sesuai dugaan awalnya, kalau gadis berseragam SMA ini adalah adiknya Farrel.Renata masih menatap tajam ke arah Theo yang malah bergeming. Mungkin masih syok dan merasa bersalah karena main tuduh begitu saja. Sudah salah, berani ngotot pula.“Kenapa diem?” gertak Renata.Theo mengerjapkan mata. “Siapa yang diem.”“Idih, dasar orang nggak jelas. Emang situ siapa sih muncul terus di depan saya?” Renata masih tak kalah geram.Theo jadi bingung harus berkata apa. Faktanya gadis yang menantangnya ini ternyata pemilik rumah itu juga. Dia jadi mati kutu.“Lah, malah bengong! situ cari siapa sih?” tanya Renata tak sabaran.“Lo seriusan adiknya si kacung itu?” Tanpa berpikir, Theo langsung bertanya demikian, bahkan tak segan men

  • BUKAN SUAMI KONTRAK   51. Dasar orang stress

    Theo masih berdiri menyaksikan perbincangan ayahnya yang sangat mencurigakan itu. Namun, dia tidak terlalu bodoh untuk bisa menyimpulkan apa yang sudah terjadi ini.“Tidak salah lagi. Papa benar-benar ada kaitannya dengan kejadian di klub malam itu. Dan, sepertinya dia tidak bekerja sendiri. Melainkan ada seseorang yang turut terlibat dalam masalah ini.” Theo bergumam dengan mata yang awas.“Sudahlah. Lebih baik kau istirahat saja, Nyonya. Kumpulkan tenagamu untuk rencana besar nanti. Kali ini aku memang tidak akan banyak terlibat, tapi aku akan tetap memantau. Aku yakin, ide yang satu ini pasti akan membuat hubungan Dinara dan Farrel segera berakhir.” Marva terkekeh.“Tapi apa kau tidak takut, kalau Dinara berpisah dengan suaminya, lalu perempuan itu akan kembali pada putramu?” tanya wanita itu di seberang panggilan.Marva tergelak. “Tidak akan terjadi. Theo akan segera berangkat ke New York. Dia akan bahagia di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status