Beranda / Romansa / Baby Sitter Tuan Bos / 6. Kiamat Sudekat

Share

6. Kiamat Sudekat

Penulis: Ika Armeini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-13 12:13:25

“Emaknya Davi?” Binar kaget sambil membulatkan matanya. Jelas karena tadi pagi Binar tidak lihat tamu yang datang, tahu-tahu si Tuan Bos sudah membawa bocil laki-laki dan meminta Binar untuk mengurusnya.

“Cantik banget Mamanya Den Davi,” kata Binar lagi dengan kagum. Ia pun lantas menyentuh poster tersebut. Baru saja sedikit disentuh tahu-tahu poster itu bergeser dan terlepas dari dinding. Binar refleks menyangganya dengan tangan, ternyata poster berbingkai kaca itu lumayan berat, sial, Binar nggak kuat!

“Tu-Tuan ….”

“Astogeh!” Satya spontan mendekati Binar untuk membantunya. Laki-laki itu berdiri tepat di belakang Binar lalu tangannya ikut menyangga poster berbingkai kaca tersebut. “Kamu nggak ada kerjaan?” omelnya.

“Ta-tadi Binar cuma toel dikit, malah langsung jatuh, Tuan Bos! Untung bukan kepala Binar yang kena.”

“Malah bagus kalau kena kepala kamu, biar kamu pinter dikit dan otak kamu nggak beku.”

Binar diam saja diledek oleh Satya, fokusnya saat ini bukan masalah ledekan si Tuan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
~ Sari
tanda² mulai cemburu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Baby Sitter Tuan Bos   30. Mbak Binar Yang Jahatin Daddy

    Hari-hari Satya rasanya makin bertambah galau dan sepi. Ternyata begini rasanya ditolak, sungguh seumur hidup Satya belum pernah ditolak perempuan. Begini kalau punya hak istimewa wajah yang tampan dan rupawan, kan? Memang tidak pernah ditolak perempuan, tapi sekalinya beneran jatuh cinta malah sakitnya sampai ke tulang-tulang. Gara-gara galau akhirnya`Satya memutuskan untuk menghubungi papanya Davi, meminta izin untuk mengajak Davi keluar jalan-jalan. Memang cuma ini satu-satunya hiburan Satya saat ini.Si bocah rambut mangkok tentu saja sangat senang bukan main saat dijemput oleh Daddy Satya. Biarpun Satya cuma sebentar merawat Davi, tapi ternyata anak kecil itu tetap merasa nyaman dan senang dengan Satya, apalagi mau diajak jalan-jalan."Kita mau maen ke temzon kan, Dad―kita mau main ke Timezone kan, Dad?" tanya Davi saat dirinya sudah duduk manis di dalam mobil Satya.Satya mengangguk. "Mau ke mana aja nanti Daddy temenin. Mau seharian di Timezone juga nggak apa-apa, kan Daddy ud

  • Baby Sitter Tuan Bos   29. Ngancam Untuk Menikahiku

    "Iya, aku memang gila! Aku gila gara-gara kamu, Binar!" kata Satya dengan serius. "Kamu ingat kalau aku berkali-kali nyatain cinta ke kamu? Kamu ingat nggak kalau aku terus-terusan nawarin komitmen ke kamu, tapi kamu nggak pernah jawab? Jadi daripada ngulur waktu, aku mau kamu langsung jadi istriku aja, Bi!"Binar menggelengkan kepalanya, lalu mendorong tubuh Satya agar menjauh dari dirinya. Binar pun merapikan dirinya yang sedikit berantakan gara-gara kejadian tadi. "Nggak segampang itu!""Segampang itu kok!" jawab Satya dengan cepat, ia juga ikut merapikan diri seadanya dan secepatnya. "Aku tahu kalau kamu juga punya perasaan yang sama denganku, Binar! Mungkin mulut kamu bisa bohong, tapi nggak dengan bahasa tubuhmu. Kamu nggak pernah menolak santuhan dari aku, dan aku tahu kalau kamu juga menikmatinya."Satya kembali mendekat lalu mengelus rambut Binar dengan lembut. Matanya menatap intens kepada Binar. "Tugas kamu untuk mencuri file-file milikku udah selesai, artinya tugas kamu de

  • Baby Sitter Tuan Bos   28. Maksudnya Jangan Berhenti?

    "Ja-jangan!" Binar tiba-tiba saja menahan pergerakan tangan Satya di bawah sana. "Please, jangan!""Jangan?" Satya menyeringai jahat. "Maksudnya jangan berhenti?""Huh, please ... a-aku nggak bisa!" Bibir Binar terus-terusan mengucapkan kata penolakan. Namun sudah pasti gestur tubuhnya berkata lain, Binar memang merindukan sentuhan Satya. Terbukti mata Binar terpejam, napasnya mulai tak beraturan, belum lagi ada suara desahan-desahan pelan yang keluar dari bibirnya. Ditambah pinggul Binar seakan ikut bergerak, sinyal bahwa ia menyukai sentuhan jari Satya pada miliknya di bawah sana."Aku kangen banget sama kamu, Binar! Aku yakin kamu juga begitu, kan?" bisik Satya tepat di telinga Binar, yang berlanjut Satya menggigit daun telinga perempuan itu dengan lembut. Binar kegelian, tubuhnya bergidik pelan. Bibir Satya pun perlahan turun ke leher Binar, mengecup leher itu sambil meninggalkan cap tanda merah di sana. Satya tidak peduli mau tanda merah itu nanti akan terlihat jelas atau tidak

  • Baby Sitter Tuan Bos   27. Aku Kangen Banget Sama Kamu, Bi!

    Tentu saja Satya langsung bergerak menuju ke tempat bisnis baru yang didirikan oleh mantan kekasihnya itu. Tidak sulit bagi Satya untuk menemukannya, sudah pasti juga berkat bantuan para staf di perusahaannya yang ikut mencari informasi terkait brand pesaing itu.Ternyata kantornya belum sebesar milik Satya. Mungkin karena masih baru dibuat, bukan seperti milik Satya yang sudah dirintis bertahun-tahun bersama dua sahabatnya hingga kini bisa menjadi brand terkenal.Satya langsung menghampiri salah satu staf dan mengatakan ingin bertemu dengan pemilik bisnis tersebut. Lama rasanya Satya menunggu, hingga akhirnya Satya pun dihampiri oleh seorang perempuan."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" sapa perempuan itu kepada Satya.Seketika perempuan itu syok saat menyadari siapa tamu yang datang ke tempatnya tersebut. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya, tidak mau melihat wajah Satya."Apa kabar, Prita? Masih ingat sama aku? Oh, maksudnya masih ingat sama kenangan denganku?" sapa Sa

  • Baby Sitter Tuan Bos   26. Wanita Racun Dunia

    Jelas Satya tidak baik-baik saja dengan keadaan ini. Air matanya secara otomatis mengalir, sejarah sendu terulang lagi dalam hidupnya.Memang ini bukan momen pertama kali Satya menangis. Saat kedua orang tua Satya meninggal, adalah momen di mana Satya benar-benar kehilangan dan benar-benar hancur. Apalagi saat itu Satya masih sangat muda, masih SMA. Sepertinya momen saat ini adalah pengulangan yang akan membuat Satya kembali hancur. Belum selesai kehilangan Binar, malah Satya akan kehilangan Davi lagi."Daddy ... jangan nanis, kan Dapi udah jadi anak baek—Daddy jangan nangis, kan Davi udah jadi anak baik." Davi mengusap air mata Satya. Sungguh Davi jadi anak baik, tapi kenapa sikap baik Davi ini seperti sinyal kalau ini adalah pertemuan terakhir mereka?"Ke-kenapa Davi bohongin Daddy? Kenapa Davi nggak bi-bilang ka-kalau Davi punya papa?" Satya menangis sesenggukan. Rugi Davi menghapus air mata Satya, kalau ujung-ujungnya tetap banjir juga. Davi hanya menggelengkan kepalanya. Entah

  • Baby Sitter Tuan Bos   25. Papa Davi

    Kecurigaan terhadap Binar makin menjadi-jadi, saat Satya akhirnya menyadari kalau semua barang-barang milik Binar di kamarnya ternyata sudah tidak ada. Apa pun tidak ada yang tersisa. Rekaman cctv di rumah Satya menunjukkan kalau Binar pergi dari rumah di saat subuh, lengkap dengan membawa tas besar. Ketika Satya mengecek rekaman cctv, ternyata memang benar kalau Binar sempat membuka laptop milik Satya. Anehnya, dari mana Binar bisa tahu password di laptop milik Satya itu? Ah, Satya lemas di tempat. Tentu saja Binar bisa tahu, Binar sering bersih-bersih di dekat Satya saat laki-laki itu sedang ingin bekerja dengan laptopnya. Kemungkinannya Binar curi-curi kesempatan untuk melirik password di laptop Satya. Apa pun itu, yang jelas Satya jadi paham kalau sebenarnya Binar bukanlah orang kampung yang asli, pantas saja kerjaan Binar saat menjadi pembantu memang kurang becus. Berhari-hari rasanya Satya galau, ditambah galau karena ide produknya kemungkinan besar dicuri Binar. Apa ini mung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status