Baby Sitter Tuan Bos

Baby Sitter Tuan Bos

Oleh:  Ika Armeini  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat
18Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

(21+) harap bijak dalam membaca. Satya pagi-pagi sudah mendapatkan give away dari mantan cinta semalamnya. Seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang katanya itu anak Satya, mirip sih muka mereka, tapi apa benar itu hasil benih premium super Satya, akibat kondom bocor hampir empat tahun silam? Untung ada Binar, si asisten rumah tangga slebor, tidak jago bersih-bersih, tapi jago merawat bocil. Ternyata Binar jago juga merawat Tuan Bos Satya.

Lihat lebih banyak
Baby Sitter Tuan Bos Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
widya ninggar
akhirnya baca cerita bang sat
2023-09-29 17:50:11
1
user avatar
Wahyu Wilujeng
bagus banget othor, cuman berkoin .........
2023-08-26 15:23:32
1
user avatar
Eris Ratna
cerita nya bagus
2023-08-25 22:40:37
1
user avatar
~ Sari
keren deh pokok nya cerita nya... yuk kita kawal bang satya bersama kak Ika......
2023-08-25 22:08:07
1
18 Bab
1. Give Away Pagi-Pagi
"Binar, Binarrrrrrr!!!" Satya berkali-kali menggedor pintu kamar asisten rumah tangganya.Baru dua minggu bekerja dengan Satya tapi sudah bikin laki-laki itu hampir gila akibat tingkahnya. Pekerjaannya tidak ada yang beres, barang-barang elektronik yang harusnya bisa dipakai dengan mudah kini jadi rusak akibat ulah slebor asisten rumah tangga amatiran tersebut. Sekarang kaus kaki Satya hilang sebelah, entah ke mana perginya. Tidak cuma kaus kaki, bahkan sepatu limited edition yang Satya beli di Jerman pun talinya lenyap sebelah."Buka pintunya! Awas aja kalau kamu ketiduran gara-gara nonton Kuch-Kuch Hota Hai lagi! Aku bakalan balikin kamu ke agensi pembantu, aku juga minta uangku kembali sepuluh kali lipat. Nggak peduli kamu lagi kesusahan perlu duit buat orang tua kamu di kampung." Satya terus menggedor pintu tersebut dengan keras sambil sibuk mengomel, tapi sayangnya si pemilik kamar tak kunjung keluar."Wah, beneran nggak beres nih bocah! Lama-lama beneran aku pulangin kamu ke kam
Baca selengkapnya
2. Gara-Gara Kondom Bocor
Davi berlarian dengan lincah di dalam rumah Satya, meneliti setiap tempat yang bisa dijangkau olehnya. Membuat Satya berkali-kali tepuk jidat dan geleng-geleng kepala, hampir saja pajangan-pajangan mahal miliknya disenggol oleh bocil tersebut."Wah ... Daddy puna kolam lenang—Daddy punya kolam renang." Davi membulatkan matanya saat melihat kolam renang di bagian belakang rumah Satya. Anak itu kegirangan sambil melompat-lompat. "Dapi boleh lenang—Davi boleh renang?""Aduh, mimpi apa aku semalem? Pagi-pagi dibuat pusing sama Binar, ditambah dapat titipan bocil begini." Satya lemas di lantai, rasanya niatan buat pagi-pagi berangkat ke kantor Over Glow pusat bisa dibatalkan.Kalau diingat-ingat, semalam Satya tidak ada bermimpi aneh-aneh. Terlalu capek setelah olahraga ranjang bersama perempuan yang ia bawa semalam ke rumahnya.Setelah ngobrol sambil flirting sebentar dengan salah satu SPG (Sales Promotion Girl) dari produk Over Glow milik Satya, yang kebetulan SPG ini bertugas di salah s
Baca selengkapnya
3. Mau Kasih Napas Buatan
Maunya Satya menghindari pemandangan indah di depan matanya, tapi tak tahu mengapa Satya malah betah pada posisinya saat ini. Menonton kegiatan Binar, si asisten rumah tangga semlehoy yang saat ini sedang cosplay menjadi mermaid di kolam.Tak cuma Satya yang betah melihat gadis berkulit sawo matang, ciri khas perempuan Indonesia itu, tapi sepertinya si bocil Davi pun betah nempel-nempel sama Binar. Davi yang dipeluk dalam kolam, tapi Satya yang ngilu dari kejauhan. Berasa empuknya sampai sini."Daddy, sinih ...." Davi memanggil Satya untuk ikut bergabung bersamanya dan Binar.Satya yang awalnya masih bengong melihat yang enak dilihat dalam kolam, tiba-tiba jadi tersadar dari kegiatan bengong tersebut.Seketika Satya menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku mau ke kantor, biar kamu aja sama Binar berendem mirip ikan," tolak Satya."Ayok, Daddy!" Lagi Davi memanggil Satya.Satya masih belum terbiasa dengan panggilan Daddy untuknya itu. Sangat tidak terbiasa.Agak aneh mendengar bocil memang
Baca selengkapnya
4. Ciuman Pertama Binar
Binar langsung berontak begitu merasakan bibir Tuannya mampir ke bibirnya. Tangannya berusaha untuk mendorong tubuh Satya, tapi sudah pasti sia-sia.Badan Satya jauh lebih besar dari Binar, mau mendorong, memukul, mencakar seperti apa pun bakalan percuma, si Tuan Bos lagi kesambet setan mesum. Membuat Binar yang awalnya berontak, berujung terdiam pasrah karena capek sendiri.Ini ciuman pertama Binar, sialnya kenapa bibir si Tuan Bos yang awalnya terasa begitu kasar, kini jadi begitu ... nikmat. Jadi ini rasanya bibir ketemu bibir? Nempel seperti ikan sapu-sapu di aquarium kaca itu, kan?Dalam mode pasrah itu akhirnya binar membiarkan bibir tuannya mencium bibirnya lebih dalam. Rasanya ada manis-manisnya.Saat Binar sudah sangat menikmati ciuman tersebut, tiba-tiba Satya malah mengurai ciumannya.Binar seperti orang mabok setelah mendapatkan bonus napas buatan ala-ala dari Satya tadi."Sorry, Bi, aku ... kebablasan!" kata Satya dengan ekspresi datar, sepertinya yang tadi hanya hal yang
Baca selengkapnya
5. Siapa Mbak Binal?
“Heh, kenapa kamu bisa di sini?” Mata Satya secara otomatis mendelik begitu melihat sosok bocil itu berlarian ke arahnya. Hanya hitungan detik, Davi sudah berhasil memeluk Satya yang sedang duduk di sofa.“Daddy … ayo kita main agi—ayo kita main lagi!” Davi merengek kepada Satya, meminta laki-laki itu untuk bermain bersamanya.“Eh, buzeeettt! Daddy? Jadi ini anak lo, Sat?” Ethan cukup syok melihat kemunculan bocil berambut mangkok dan berpipi chubby itu di kantornya. Ia terus geleng-geleng kepala keheranan. “Gue pikir kalau gue doang yang br*ngsek, udah kasih DP dulu ke istri gue sebelum nikah, ternyata lo malah nge-DP lebih duluan, Sat! Kesimpulannya, lo lebih br*ngsek daripada gue.”Kebetulan istri Ethan sudah hamil duluan sebelum mereka resmi menikah. Buat Ethan sih masih mending dirinya yang langsung bertanggung jawab, karena saat itu ia memang berencana menikah, tapi duluan aja dapat rejeki nomplok berupa kehamilan. Nah ini, si Satya sih lebih parah lagi, sampai bocilnya sudah be
Baca selengkapnya
6. Kiamat Sudekat
“Emaknya Davi?” Binar kaget sambil membulatkan matanya. Jelas karena tadi pagi Binar tidak lihat tamu yang datang, tahu-tahu si Tuan Bos sudah membawa bocil laki-laki dan meminta Binar untuk mengurusnya.“Cantik banget Mamanya Den Davi,” kata Binar lagi dengan kagum. Ia pun lantas menyentuh poster tersebut. Baru saja sedikit disentuh tahu-tahu poster itu bergeser dan terlepas dari dinding. Binar refleks menyangganya dengan tangan, ternyata poster berbingkai kaca itu lumayan berat, sial, Binar nggak kuat!“Tu-Tuan ….”“Astogeh!” Satya spontan mendekati Binar untuk membantunya. Laki-laki itu berdiri tepat di belakang Binar lalu tangannya ikut menyangga poster berbingkai kaca tersebut. “Kamu nggak ada kerjaan?” omelnya.“Ta-tadi Binar cuma toel dikit, malah langsung jatuh, Tuan Bos! Untung bukan kepala Binar yang kena.”“Malah bagus kalau kena kepala kamu, biar kamu pinter dikit dan otak kamu nggak beku.”Binar diam saja diledek oleh Satya, fokusnya saat ini bukan masalah ledekan si Tuan
Baca selengkapnya
7. Mau Cobain?
Si bocil Davi ternyata ketiduran selama perjalanan pulang ke rumah Satya. Enak bener jadi bocil ya, nggak ada hal berat yang dipikirin, pikirannya cuma main, makan, tidur, nangis, dan ulang lagi main, makan, tidur, nangis.Satya sih nggak begitu suka sama anak kecil, tapi sepertinya Binar memang jiwanya suka sama anak-anak. Biarpun bentukan Davi nggak bisa diem begitu, ternyata Binar bisa sabar menghadapinya. Ya setidaknya bisa sabar di hari pertama Davi muncul di kehidupan Satya ini, nggak tahu besok."Kamu masih ngambek?" tanya Satya saat Binar baru keluar dari kamar khusus untuk Davi tidur.Binar tidak menjawab pertanyaan dari Tuan Bos itu, ia malah melengos pergi."Hei ... nggak sopan! Aku lagi ngomong sama kamu, kenapa malah dicuekin?" protes Satya. Ia pun jadi mengekor di belakang Binar, mengikuti ke mana perginya ART merangkap Baby Sitter-nya Davi tersebut."Yang tadi tuh aku nggak sengaja, Bi!" jelas Satya.Binar menghela napasnya dengan berat. "Nggak sengaja tapi sampai dua k
Baca selengkapnya
8. Susu Anget
“Mbak Binal, Mbak Binal … Daddy manah?” Davi tengah malam terbangun, kebetulan malam ini Binar yang menemaninya tidur. Sementara Binar yang awalnya sudah bobok cantik sambil sedikit ileran pun seketika terbangun, mirip pasukan militer yang dibangunkan secara paksa. Binar langsung mengambil posisi sikap siap sempurna begitu dibangunkan oleh Davi.“Siap, Den Davi!” Binar berdiri tegak di sebelah ranjang, kemudian menguap lebar.“Daddy mana?” tanya Davi lagi.“Udah bobok, dong! Kan ini udah malam.”Davi mengucek kedua matanya. “Dapi mau liat Daddy,” pintanya.“Eh, nggak boleh! Tuan Daddy lagi bobok, istirahat. Nanti kalau Den Davi gangguin bisa-bisa Daddy marah.”“Emangna Daddy cuka malah-malah, ya—emangnya Daddy suka marah-marah, ya?” tanya Davi.“Wah, jangan ditanya. Mbak Binar paling sering kena marah sama Tuan Daddy, jadi Den Davi jangan ganggu Daddy lagi istirahat, ya!”“Ndak mau!” tolak Davi. “Dapi mau liat Daddy, kalo ndak Dapi mau teliak aja—Davi mau lihat Daddy, kalau nggak Dav
Baca selengkapnya
9. Baby Sitter Sehari
“Binar mana punya uang buat beli pabrik susu, Tuan! Ah, Tuan nih sakit mintanya aneh-aneh, segala pabrik susu juga diminta.” Binar geleng-geleng kepala sendiri akibat permintaan si Tuan Bos yang aneh. “Aku minta pabrik susu yang fresh, Bi!” Kali ini Satya mengarahkan kedua tangannya menyentuh dadanya sendiri. “Biar aku cepet sembuh, harus minum susu dari sumbernya.” Mata Binar langsung membulat saat melihat kedua tangan Satya yang menempel di dadanya sendiri itu. Seketika Binar bergidik geli. Satya tersenyum jahil. “Kenapa? Kamu belum tahu rasanya, ya? Kalau kamu udah tahu sekali pasti jadi ketagihan deh, Bi!” “Tuan bener-bener sakit, nih!” Nggak cuma badannya yang panas otaknya juga panas nih Tuan Bos. Sepertinya kabur dari kamar ini bisa jadi solusi yang baik, daripada Binar ikutan eror seperti saat kejadian ciuman rasa yogurt stroberi tapi pedes Indomie goreng cabe itu. Binar pun langsung membalikkan tubuhnya, hendak langsung kabur dari kamar tersebut. “Kamu mau ke mana?” t
Baca selengkapnya
10. Mau Mampir Ke Rumah?
Satya bangun dalam kondisi kepala yang masih sangat pusing. Ia pun menoleh ke samping, ada sosok perempuan yang tidur di ranjangnya. Sejenak Satya mengingat-ngingat kembali tentang semalam, apa ia sempat membawa perempuan masuk ke kamarnya lalu diajak bercinta?Oh, tidak … semalam Satya tidak ada membawa perempuan dari luar. Badannya demam dan tidak punya waktu untuk tebar pesona.Lantas siapa yang tidur di sebelahnya ini?Satya penasaran karena posisi perempuan tersebut membelakangi dirinya. Namun kalau dilihat dari bentuk badannya, seperti tidak asing. Bokong sintal ini sangat sering Satya lihat.Perempuan itu pun berganti posisi, membalikkan badannya hingga Satya bisa melihat jelas siapa sosok perempuan itu. Ditambah ciri khasnya yang hobi ileran kalau tidur, gaya tidurnya pun sangat jauh dari kata elegan alias kampungan.“Anjiiirrr, kamu ileran di tempat tidurku!” umpat Satya dengan tatapan sedikit jijik akibat melihat gadis yang sedang tiduran sambil membuka sedikit mulutnya itu.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status