Compartir

02

Autor: N Lita S
last update Última actualización: 2025-09-21 01:05:42

Dua jam setelah Seline menitipkan Sheryl pada Elena, apartemen berubah senyap. Hingga tiba-tiba, tangis keras bayi itu memecah keheningan. Sheryl terbangun, suaranya mengguncang jiwa Elena yang baru saja memejamkan mata.

“Utututu… Ayang kenapa nangis?” Elena berbisik lembut sambil mengangkat tubuh mungil Sheryl. Ia tersenyum tipis meski matanya berat menahan kantuk. “Oh, Sheyil ngompol, ya?” kekehnya pelan, meraba po pok basah bayi itu.

Setelah meletakkan Sheryl kembali di tempat tidur, Elena meraih ponselnya. “Ini jam berapa, sih?” gumamnya lirih. Layar ponselnya kosong—tak ada pesan masuk, juga tak ada panggilan dari Seline.

“Mama kamu kayaknya masih di jalan, Dek,” bisiknya pada Sheryl.

Namun kegelisahan makin menekan dadanya. Ia akhirnya mengetik pesan:

Elena: Lo di mana, Sel? Udah jalan ke apart gue belum? Sheryl nangis, nih. Po poknya penuh. Gue bingung gantiinnya.

Pesan terkirim, tapi hanya centang satu. Elena mengernyit. “Kenapa cuma segini? Jaringan lo jelek, Sel?” gumamnya. Tapi firasat bu ruk mulai menyelinap.

Tangis Sheryl makin kencang. Elena buru-buru berdiri. “Iya, sebentar ya. Tante ambilin popok dulu.” Ia melangkah ke sofa tempat Seline meninggalkan ranselnya.

Tangannya merogoh isi ransel. Bukannya popok, ia justru menarik sebuah buku bersampul lusuh.

“Diary?” bisiknya, mencoba menahan panik. Tapi matanya membesar saat membaca tulisan di sampul:

Untuk Elena dan Sheryl.

Deg.

Jantung Elena seakan melompat. Tangannya gemetar membuka halaman pertama.

Untuk Elena, sahabat tersayangku.

Hai, El. Saat lo baca ini, mungkin gue udah nggak ada di dunia. Lo pasti kaget, marah, bahkan ben ci sama gue. Gue terima semuanya. Tapi satu hal… tolong jangan pernah ben ci Sheryl. Dia nggak punya siapa-siapa lagi selain lo. Lindungi putriku, El. Jangan biarkan orang dari keluarga Dirgantara menemukannya. Dia lebih aman bersamamu daripada ayah kandungnya.

With love,

Seline Greta.

Elena tercekat. “Apa-apaan ini, Sel? Lo serius ninggalin gue?!” suaranya pecah.

Ia mencoba menelepon berulang kali. Hasilnya sama: nomor tidak dapat dihubungi.

Tangis Sheryl kembali pecah. Dengan tangannya masih gemetaran, Elena mengganti popoknya sambil menimang pelan. “Sheyil, jangan nangis, Sayang… Tante ada di sini.”

Namun hatinya terus bergemuruh. Ia kembali membuka halaman diary itu.

📖 Catatan Harian Seline

01 September 2023

Anak kita lahir, Mas. Kembar, seperti yang kamu inginkan. Tapi kenapa kamu nggak pernah datang? Karena keluargamu? Karena tunanganmu? Aku tahu dia nggak suka aku, nggak suka hubungan kita. Tapi aku nggak peduli. Aku cuma ingin kamu.

Satrio Pratama dan Sheryl Adeline. Itu nama yang kuberikan untuk si kembar. Apa aku tak perlu menunggumu lagi?

07 September 2023

Nera datang, Mas. Dia menemuiku. Dia benci aku, benci anak-anak kita. Dia me mak saku pergi. Dia menakutkan. Tapi aku menolak. Aku masih percaya kamu akan datang.

08 September 2023

Hari ini… Satrio nggak ada lagi. Nera mereng gutnya dariku. Aku nggak bisa terima. Tapi aku akan pastikan Sheryl hidup aman. Sekalipun aku harus mengor bankan segalanya. Aku nggak ingin jadi bagian dari keluargamu, Mas. Aku hanya ingin cintamu. Tapi tunanganmu sudah mere ngggut segalanya. Untuk apa aku hi ‘dup tanpa anakku?

Air mata Elena menetes deras, membasahi halaman diary itu. “Sel… kenapa lo nggak cerita? Kenapa lo pilih jalan ini?” suaranya bergetar.

Ia menatap Sheryl yang tidur damai di pelukannya. “Gue janji, Sel… gue akan lindungi dia. Tapi jangan pergi. Jangan tinggalin gue gini. Kita harus besarin Sheryl sama-sama.”

Namun di lubuk hatinya, firasat buruk yang kian menjalar ini bukan sekadar kecemasan biasa.

Tbc..

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    07

    Elena memejamkan mata sejenak, merasakan kegelisahan mulai merayapi pikirannya. Ia tahu, setelah mengaku tentang Sheryl, hubungannya dengan Dito tak akan lagi sama. Namun, ia tak ingin ada kebohongan atau harapan kosong yang menggantung. Lebih baik jujur daripada harus memikul beban yang semakin berat.Diva meraih tangan Elena, menggenggamnya dengan lembut.“Lo yakin nggak mau nunggu lebih lama? Pikirkan lagi baik-baik, El. Mungkin lo bisa pelan-pelan kasih dia waktu buat menerima semua ini.”Elena menggeleng, menatap Diva dengan mata yang menyiratkan tekad.“Nggak, Va. Gue nggak mau menggantung hubungan ini lebih lama. Kalau dia bisa terima, itu keajaiban buat gue. Tapi kalau nggak… gue akan berusaha ikhlas.”“Gue cuma nggak mau lo nyesel nanti,” ucap Diva, nada khawatir terdengar jelas.Elena tersenyum tipis, meskipun ada rasa perih di baliknya.“Nyesel itu pasti ada, Va. Tapi, yang lebih gue takutkan adalah nyakitin dia lebih dalam karena gue nggak berani jujur dari awal.”Diva ter

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    06

    Elena bersimpuh di samping pusara Seline, baby Sheryl berada dalam pangkuannya. Ia menatap gundukan tanah itu dengan senyum tipis yang berbalut duka.“Sel, pergilah dengan tenang. Gue janji, gue bakal melindungi Sheryl sepenuh hati. Gue bakal menyayangi dia kayak anak gue sendiri,” ujarnya dengan suara serak, menahan tangis.Elena menunduk, pandangannya jatuh pada Sheryl yang memandangnya dengan mata polos, bibir mungilnya melengkung seperti tersenyum.“Mulai sekarang, kamu anak mami, ya, Sayang. Kita akan jalani semuanya bareng,” bisiknya lembut, seolah berkomunikasi langsung dengan bayi mungil itu.Elena menarik napas panjang, mencoba menenangkan hatinya. Bayi mungil dalam pangkuannya, Sheryl, menggerakkan tangannya yang kecil seakan merespons kata-kata Elena.“Kamu anak mami, sayang,” ulang Elena dengan suara lebih lembut, seolah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah jalan yang benar.Diva yang berdiri di samping Elena ikut terenyuh, namun ia berusaha menyembunyikan emosinya

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    05

    Selamat membaca, teman-teman…Follow IG: n.lita.s*Suasana pemakaman yang semula dipenuhi keheningan dan duka perlahan berubah riuh oleh bisik-bisik para tamu. Sebagian tidak mampu menahan kekaguman terhadap sosok Liam Dirgantara yang hadir dengan aura karismatiknya.“Itu Liam Dirgantara, kan? CEO muda Dirgantara Corp?” tanya seorang wanita penuh penasaran.“Seline kenal Pak Liam? Kok bisa?” sahut suara lain, sama terkejutnya.“Ya ampun, ganteng banget,” komentar berikut disertai tawa cekikikan.“Mahluk Tuhan paling memesona, beneran ini.”“Astaga, hatiku bergetar, Gusti.”“Aduh, andai bisa deket sama Pak Liam.”“Ganteng banget, sumpah.”Keharuan yang tadi menyelimuti pemakaman seketika berganti dengan riuh pujian. Bukan hanya para wanita, beberapa pria pun tak kuasa menyembunyikan kekaguman mereka pada sosok tampan berwibawa itu.Namun, di tengah segala sanjungan, hanya ada satu orang yang merasa muak setiap kali nama Dirgantara disebut—Elena. Ia berdiri agak jauh, berusaha mengabai

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    04

    "Jadi, sekarang lo butuh gue bantu apa, El?" Suara Diva memecah keheningan. Elena menoleh, matanya membesar, sedikit terkejut mendengar nada Diva yang mulai melunak."Kenapa lo natap gue gitu? Terharu, ya?" cibiran khas Diva menyusul. Meski suaranya terdengar sarkastik, ada kehangatan samar di baliknya.Elena tersenyum kecil—senyum yang tidak muncul sejak kepergian Seline. "Gue tahu lo pasti dukung keputusan gue, Va," ucapnya lega.Diva mendengus, melipat tangan di dada sambil menyandarkan tubuh ke dinding. "Tapi gue nggak mau ikut-ikutan kalo lo diamuk Bapak sama Ibu gue, ya. Ngeri," katanya sambil menggeleng. Ekspresinya setengah bercanda, setengah serius.Elena tertawa kecil untuk pertama kalinya sejak kejadian itu, meski matanya masih sembap. "Budhe sama Pakdhe pasti nggak akan mudah terima keputusan gue, Va. Tapi gue percaya, kasih sayang mereka bakal meluluhkan rasa kecewa mereka."Diva mengangkat alis, skeptis, tapi tak tega meruntuhkan semangat sepupunya. "Ya... tetep aja lo b

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    03

    Keesokan harinya.Tragis. Kecelakaan tunggal di Tol Jakarta–Bandung m.e.n.e.w.a.s.k.a.n seorang ibu muda dan bayinya.”Pyar!Gelas di tangan Elena terjatuh, pecah berantakan di lantai. Matanya terpaku pada layar televisi yang menayangkan berita kecelakaan itu. Napasnya tercekat, tubuhnya membeku, sementara kalimat reporter terasa menghantam dadanya.“Seline… Satrio…” gumam Elena, nyaris tanpa suara. Air matanya jatuh, perlahan tapi pasti. Tangannya gemetar saat melihat gambar mobil yang rusak parah. Plat nomornya… itu plat mobil Seline.Tangisnya pecah. “Lo beneran ninggalin dunia ini, Sel. Ninggalin gue, ninggalin Sheryl…” suaranya bergetar, penuh dengan kesedihan yang tak tertahankan. Bayangan wajah sahabatnya dan bayi mungil itu mengaburkan pandangannya.Drttt…Ponsel Elena berdering. Di layar, tertera nama yang akrab tapi terasa berat untuk dihadapi: Tante Erika.Dengan tangan gemetar, Elena mengangkat panggilan itu. “Ha…halo, Tante,” jawabnya, mencoba menahan tangis meski suarany

  • Balas Dendam dalam dekapan Tuan Muda Kedua    02

    Dua jam setelah Seline menitipkan Sheryl pada Elena, apartemen berubah senyap. Hingga tiba-tiba, tangis keras bayi itu memecah keheningan. Sheryl terbangun, suaranya mengguncang jiwa Elena yang baru saja memejamkan mata.“Utututu… Ayang kenapa nangis?” Elena berbisik lembut sambil mengangkat tubuh mungil Sheryl. Ia tersenyum tipis meski matanya berat menahan kantuk. “Oh, Sheyil ngompol, ya?” kekehnya pelan, meraba po pok basah bayi itu.Setelah meletakkan Sheryl kembali di tempat tidur, Elena meraih ponselnya. “Ini jam berapa, sih?” gumamnya lirih. Layar ponselnya kosong—tak ada pesan masuk, juga tak ada panggilan dari Seline.“Mama kamu kayaknya masih di jalan, Dek,” bisiknya pada Sheryl.Namun kegelisahan makin menekan dadanya. Ia akhirnya mengetik pesan:Elena: Lo di mana, Sel? Udah jalan ke apart gue belum? Sheryl nangis, nih. Po poknya penuh. Gue bingung gantiinnya.Pesan terkirim, tapi hanya centang satu. Elena mengernyit. “Kenapa cuma segini? Jaringan lo jelek, Sel?” gumamnya.

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status