Boneka CEO Mesum

Boneka CEO Mesum

Oleh:  Erlin Park  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
18Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Berawal dari malam yang tak pernah Tata inginkan dalam hidupnya, wanita itu harus rela menjual diri pada CEO tampan dan mesum untuk biaya pengobatan sang anak. Ia pikir setelah malam itu berlalu semuanya sudah selesai. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, karena Aufan si CEO mesum itu menjadikannya boneka.

Lihat lebih banyak
Boneka CEO Mesum Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Blade Armore
Keren, Kak. Lanjut
2022-05-26 21:43:37
2
18 Bab
Pertemuan Pertama
 "Ekhem."   Suara bas terdengar menyapa telinga, membuat wanita yang ada di sana dengan pakaian seksi dan terlihat tak nyaman, bergidik ngeri meski ekspresi itu sebisa mungkin ia sembunyikan.   Tangannya meremas tali tas yang tersampir di pundak. Menatap ujung heels yang saat itu ia gunakan, benar-benar tak berani mengadukan pandang dengan pria yang ada di hadapannya.   
Baca selengkapnya
Maafkan Bunda
 "Mas," panggil Tata sedikit ragu.   Aufan berhenti dari kegiatan menciumi bahu dan lengan putih beraroma bunga itu. Ia memfokuskan diri menatap wanita di atas pangkuannya, menunggu Tata yang mungkin ingin kembali berucap.   Dengan gerakan ragu, Tata memberanikan diri menatap lensa mata yang seperti langit malam tanpa bulan dan bintang, begitu gelap hingga siapa pun akan terhanyut dalam pendar ketakutan yang menghipnotis.   "Kenapa, Sayang?"   Suara Aufan begitu seksi untuk didengar seolah ada mantra sihir di dalamnya, mungkin akan membuat wanita
Baca selengkapnya
Pelacur
 Belum sempat rampung kalimat Aufan, dress mini itu jatuh ke lantai. Menyisakan bra dan celana dalam yang berwarna senada. Gigi Aufan bergemeletuk saat tubuh molek itu begitu menghipnotisnya dengan nyata.   "Kemarilah." Suara Aufan bagai tertelan dengan diiringi geraman tertahan.   Berjalan dengan ragu dan rasa malu luar biasa. Tata menutup dada dengan kedua tangannya saat sebagian daging gempalnya terekspose dan menjadi pusat perhatian Aufan. Saat sampai ia kembali duduk di pangkuan pria itu dan kembali memejamkan mata saat wajah Aufan tanpa basa-basi langsung menelusupkan wajah ke dada serta leher jenjangnya.   Kecupan yang Tata yakini mening
Baca selengkapnya
Boneka Aufan.
 Lumayan lama Tata berdiam di dalam kamar mandi, hingga dirasa cukup tenang dengan beberapa kali membasuh wajah untuk menyamarkan air mata, akhirnya ia keluar dan mengernyit saat pria yang menggagahinya beberapa menit lalu sudah memakai kaus dan celana sebatas lutut.   Aufan dengan segelas wine di tangannya, menoleh pada wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan selimut yang masih melilit tubuh. Ah, ingin sekali ia kembali memasukkan diri ke dalam wanita itu, tetapi hatinya menolak setelah mendengar percakapan yang tidak sengaja ia curi.   "Lama banget, sih, siapa yang telepon?" Aufan bertanya dengan sedikit kesal. Tiga puluh menit menunggu dan itu membuatnya jengkel.   
Baca selengkapnya
Tamu Tak Diundang
089654×××××08:30[Papah denger kamu habis operasi anak kamu. Punya uang dari mana?][Akhirnya jual diri juga, kan?][Dapat harga berapa kamu?]Notifikasi pesan bermunculan setelah dering panggilan berakhir tanpa jawaban. Tata hanya memandang ponsel yang tergeletak di atas meja pantri dengan tatapan kosong, tetapi sarat akan kekecewaan.[Papah punya kolega kaya, Ta. Bisa bayar kamu mahal.][Ta, jawab telepon papah!][Kurang ajar kamu, ya! Cepet bales pesan papah, Tata!][Tata, papah butuh uang lima juta! Kirimi papah uang, nanti papah ganti.]Lantas, pesan terakhir membuat Tata merasa begitu sakit hingga manik karamelnya mulai memproduksi cairan bening. Ia tersenyum remeh dengan kepala yang sedikit merunduk. Menyembunyikan tangis yang mungkin saja sedang di tertawakan keadaannya saat ini.Rentetan pesan yang sama sekali tak berniat Tata balas, membuat kepalanya pening. Ia duduk di kursi dapur dengan tangan yang masih memegangi spatula. Lima menit lalu pria yang Tata harapkan tak perna
Baca selengkapnya
Mulai Memikirkannya
Aufan berjalan santai setelah memarkirkan mobilnya di halaman rumah mewah di bilangan Jakarta. Saat masuk ke dalam rumah besar itu, suara bocah laki-laki menyambutnya dengan antusias. "Halo jagoan!" sambut Aufan dan menggendong bocah yang memakai baju spiderman. "Daddy, Ray beli mainan baru," bisik bocah bernama Rayyan. Tangan Rayyan melingkar sempurna pada leher Aufan. Mulutnya yang sedikit berlumuran coklat mendekat ke arah telinga untuk membisikkan sesuatu kembali. "Keren banget, Dad." "Wah, Daddy boleh liat?" Rayyan mengangguk cepat saat Aufan menanggapinya sembari tertawa kecil dengan kaki yang terus berjalan ke arah ruang tamu. "Mas, kapan sampai?" Wanita dengan tubuh bak model keluar dari arah pantri, menyambut Aufan dengan apron yang baru saja dilepaskan. Aufan duduk di salah satu sofa dalam ruang tamu bersama Rayyan yang ikut duduk di atas pangkuannnya. "Baru aja, Zidan belum pulang?" Aura, adik perempuannya hanya menggeleng. Ikut mendaratkan bokong di atas sofa set
Baca selengkapnya
Dia datang lagi
Tata bekerja di salah satu kafe yang terletak tak jauh dari kediamannya. Hari ini ia menitipkan Azira pada Mela, sepupunya yang tinggal bersama orang tua angkat. Ia sebenarnya malu hanya saja tidak ada pilihan karena selepas operasi Azira benar-benar harus diperhatikan."Ta, biasa, nih." Danto-pria berusia berucap pada karyawannya.Mendengar itu membuat Tata menoleh, ia tahu apa yang maksud atasannya. Bukasn hanya menjadi pelayan saja, tetapi Tata juga kerap kali mengisi acara musik yang di adakan kafe setiap malam minggu meski sebenarnya ada uang tambahan dari menyumbangkan suara hanya saja mengingat anaknya yang baru selesai operasi membuat ia ingin cepat pulang."Iya, Bos. Tapi nggak sampe malem kan, gue nggak bisa kalau--""Tidak, paling jam sepuluh selesai. Sebelum lu tampil ada Band baru yang mau nyumbang, lumayan promo sambil hiburan."Tata mengangguk dan kembali fokus pada mesin kasir. Ya, mau bagaimana lagi nasib orang kecil sepertinya yang sangat butuh uang dan meminta izin
Baca selengkapnya
Dia brengsek!
"Ta, lo dipanggil Mr. Zaccth. Hari ini lo gue kasih jam istirahat tambahan. Cepet temuin dia, gih!"Tata bahkan belum sempat menjawab namun pria dengan kemeja abu itu sudah pergi meninggalkannya. Ia membuang tatapannya pada pria yang terus menatap dengan senyum yang menyeramkan, menurutnya. Tata tentu saja tak bodoh, mungkin pria itu tahu kalau ia bukan pelacur yang harusnya datang malam itu, lalu bagaimana jika ia suruh ganti rugi atau bahkan dilaporkan ke polisi karena tindakan penipuan. Oh, astaga bahkan Tata rasanya ingin bersembunyi di laci kasir agar tak terlihat pria tinggi besar itu lagi.Berjalan ragu akhirnya Tata sampai pada meja pojok yang terdapat pria dengan wajah angkuhnya, ia tak buru-buru duduk dan sesekali memilin tangannya yang terlihat basah karena keringat gugup."A-ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Tata terbata-bata.Aufan tertawa kecil. Sekarang ia merasa seperti Serigala yang dipersembahkan kelinci kecil setelah dua minggu tak makan apa pun. Sungguh, bahka
Baca selengkapnya
Memulainya
Memakai kemeja putih dengan celana bahan hitam yang warnanya sedikit pudar. Tata menatap kagum pada gedung tinggi di hadapannya. Jantungnya berdegub kencang saat langkahnya perlahan memasuki area gedung itu dan kini bak bocah sekolah yang sedang tersesat, Tata melengok ke kiri dan kanan saat para karyawan perusahaan itu berlalu lalang memasuki gedung. Rasanya ia ingin kembali keluar jika saja tak terbebani oleh ancaman pria yang memiliki seringai mesum itu. 'Kantor polisi atas tindakan penipuan atau kerja sama saya.' Aufan begitu yakin kalau ancamannya sangat ampuh pada wanita yang saat itu terlihat ketakutan dan ya, duga
Baca selengkapnya
Kerjaan Baru
Meski enggan, Tata tetap melangkah bersama pria tinggi itu. Memasuki gedung raksasa yang pasti menyimpan ratusan pekerja di dalamnya.  Senyum sapa bahkan tundukan kepala orang-orang yang dilewati Aufan, membuat Tata begitu risih meski ia tahu kalau hal itu mungkin biasa bagi Aufan. Hanya saja, berjalan di belakang Aufan dengan ditatap para karyawana membuat Tata benar-benar tak nyaman. Apalagi tatapan para karyawan wanita yang seperti menelanjanginya. Sampai pada pintu lift, Aufan menoleh pada wanita yang terlihat begitu kecil di belakangnya. Ia tersenyum, kali ini bukan seringai mesum tapi senyum tipis yang jarang sekali ia tunjukan. Pintu besi itu terbuka, mereka bedua masuk karena lift yang digunakan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status